Anda di halaman 1dari 25

Pelaksanaan

Skrining Hipotiroid
Kongenital

DIREKTORAT GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

1
MENGAPA PERLU
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL?

Bayi baru lahir dengan Hipotiroid Kongenital tidak


menunjukkan gejala, sehingga sering tidak terdiagnosis

Deteksi dini diperlukan sehingga apabila positif dapat


segera diobati agar anak tumbuh dan berkembang sesuai
potensi genetik

22
Hipotiroid kongenital yang dideteksi lebih cepat dan diobati,
mencegah anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan
kognitif yang irreversible
1.500 dari 4,4 juta bayi baru lahir Indonesia
diperkirakan lahir dengan hipotiroid
kongenital Dampak hipotiroid
Mengacu prevalensi global 1 : 3.000 kelahiran
kongenital

Gejala dan tanda yang dapat diobservasi setelah • Beban biaya untuk menanggung anak
1 bulan setelah lahir hipotiroid kongenital seumur hidup
• Tubuh pendek • Beban psikologi dan sosial keluarga
• Mudah tersedak
• Lunglai • Negara harus menyiapkan guru dan
• Suara serak
• Kurang aktif sekolah SLB
• Pusar bodong
• Bayi kuning • Bonus demografi tidak tercapai
• Ubun-ubun melebar
• Lidah besar

3
DASAR KEBIJAKAN
(HK) adalah keadaan menurun atau tidak kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah
berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi dengan Neonatal Screening/deteksi dini terhadap seluruh
baru lahir, sangat jarang memperlihatkan gejala klinis bayi usia 48–72 jam melalui pemeriksaan laboratorium dan
pada awal kehidupan, akan tetapi pada kasus yang pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan
terlambat dideteksi dan pengobatannya, anak KIA
akan mengalami gangguan pertumbungan dan
perkembangan serta keterbelakangan mental

04
03
PERCEPATAN PELAKSANAAN

02 PERMENKES NO. 78 TAHUN


SHK

▪ SE Direktur Jenderal
2014 TENTANG SKRINNING Kesehatan Masyarakat No.

01 PERMENKES NO. 25 TAHUN


HIPOTIROID KONGENITAL

▪ Tugas dan tanggungjawab


HK.02.02/B/628/2022
▪ SE Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan NO.
2014 TENTANG UPAYA pemerintah, pemda provinsi, HK.02.02/II/3398/2022, tanggal
KESEHATAN ANAK dan kab/kota 13 Oktober 2022
▪ ditujukan untuk mencegah ▪ SE Direktur Jenderal
UU NO. 36 TAHUN 2009 Skrinning Hipotiroid Kongenital terjadinya hambatan Pelayanan Kesehatan NOMOR
Upaya Kesehatan anak merupakan merupakan bagian dari pelayanan pertumbuhan dan retardasi : HK.02.02/III/3887/2022,
bagian dari upaya secara Kesehatan bayi baru lahir. mental pada bayi baru lahir tanggal 7 Desember 2022
keseluruhan. Pemerintah
menetapkan standar/kriteria
Kesehatan bayi dan anak .
2
SKRINING BAYI BARU LAHIR
DASAR HUKUM

Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir dilaksanakan melalui:


a. Pelayanan kesehatan neonatal esensial;
b. Skrining Bayi Baru Lahir; dan
c. Pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan
PERMENKES 25 keluarganya.
TAHUN 2014
TENTANG UPAYA Skrining Bayi Baru lahir:
KESEHATAN ANAK ▪ Dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.
▪ Paling sedikit meliputi skrining hipotiroid kongenital.
▪ Skrining hipotiroid kongenital dilakukan melalui pengambilan sampel
darah pada bayi usia 48 (empat puluh delapan) sampai 72 (tujuh
puluh dua) jam.
▪ Apabila positif, pengobatan diberikan sebelum usia 1 bulan

5
SKRINING BAYI BARU LAHIR
DASAR HUKUM

▪ SHK ditujukan untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan


dan retardasi mental
▪ SHK dilakukan pada bayi usia 48 s.d.72 jam.
PERMENKES 78 ▪ SHK harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
TAHUN 2014
▪ Pelaksanaan:
TENTANG
▪ Praskrining: sosialisasi, advokasi, dan evaluasi termasuk pelatihan.
SKRINING ▪ Proses skrining.
HIPOTIROID ▪ Pasca skrining: tes konfirmasi terhadap bayi yang telah dilakukan
KONGENITAL skrining untuk menegakkan diagnosis HK pada bayi dengan hasil
skrining tidak normal.
▪ Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan SHK
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan secara berjenjang

6
KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN SHK
SE DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR:
HK.02.02/II/3398/2022, TANGGAL 13 OKTOBER 2022
Dinas Kesehatan melakukan fasilitasi
▪ Integrasi Puskesmas, RS dan Fasyankes penolong
persalinan di wilayahnya, termasuk sosialisasi pencatatan
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah,
dan pelaporan
pemerintah daerah, dan swasta yang menyelenggarakan
▪ Koordinasi dengan OP melakukan pelatihan
pertolongan persalinan wajib melakukan SHK pada bayi baru
▪ Melakukan monev secara berkala 1 bulan sekali
lahir sebagai salah satu kegiatan pelayanan kesehatan
neonatal esensial sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pertolongan persalinan wajib melakukan kegiatan SHK,
Kegiatan yang dilakukan, yaitu: Menyusun SOP SHK, dan melakukan pencatatan dan
1. Pengambilan sampel darah tumit bayi baru lahir idealnya pelaporan
pada usia 48 (empat puluh delapan) sampai dengan 72
(tujuh puluh dua) jam terhitung sejak waktu bayi
dilahirkan ➔ oleh Tenaga Kesehatan
2. Mengirim sampel darah ke laboratorium rujukan SHK ➔
Laboratorium rujukan SHK

PENGECUALIAN: terdapat kondisi dimana pengambilan


sampel darah tumit tidak dapat dilaksanakan pada waktu
ideal, maka sampel dapat diambil pada usia bayi > 24 (dua
puluh empat) jam sampai dengan 14 (empat belas) hari.

3
KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN DAN KEWAJIBAN PELAPORAN SHK
SE DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/III/3887/2022, TANGGAL 7 DESEMBER 2022 DAN
NOMOR : HK.02.02/I/0055/2023 TANGGAL 6 JANUARI 2023

Perkembangan pelaksanaan SHK belum menunjukkan peningkatan yang


berarti, cakupan pelayanan bersumber data laporan pemeriksaan dari
fasilitas pelayanan Kesehatan yang melakukan pengambilan sampel darah Hasil pelaporan
dan laboratorium rujukan SHK belum mencapai target seluruh bayi baru
lahir SHK menjadi
salah satu bahan
Dilakukan pengembangan pelaporan, data dari setiap fasyankes penilaian dalam
diinput melalui tautan https://link.kemkes.go.id/PelaporanSHK dan
melalui RS Online secara berkala setiap minggu .
akreditasi

Selain melakukan pengambilan dan pengiriman sampel darah bayi


baru lahir, Fasilitas pelayanan Kesehatan penolong persalinan
dalam angka wajib melaksanakan:
a. pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium pada bayi dengan
TSH tinggi,
b. tes konfirmasi pada bayi tersebut, dan
c. rujukan tatalaksana HK kepada dokter spesialis anak. 4
Periode pemeriksaan SHK
Golden Period
Terapi

Usia Usia Usia Usia Usia Usia Usia


Usia
3-4 Hari 5 Hari 7 Hari 10 Hari 11 Hari 13 Hari 14 Hari
0 Hari

Maksimal Maksimal Maksimal Maksimal 2


48-72 Jam 3-4 Jam 24 Jam 24 Jami
2 Hari 2 Hari 3 Hari Hari

Bayi hasil Tes


Pengeringan Penyimpanan Pengiriman Hasil
Pengambilan Pemeriksaan skrining TSH konfirmasi
Bayi lahir Sampel Sampel Sampel SHK Positif
Sampel Sampel tinggi, & Diagnosis
Darah Untuk Dari Diinformasikan
Darah Di Lab Konsul Sp.A Hipotiroid
Di atas Pengiriman Fasyankes Ke
Tumit Bayi Rujukan dan Kongenital
Kertas Kolektif Ke Lab Pengirim
2x Seminggu Tes Mendapat
Saring Rujukan Sampel
Konfirmasi Terapi

Fasyankes Puskesmas
Tanggung Laboratorium Rujukan SHK RSUD
Domisili Bayi
jawab

• Bayi pulang sebelum 48 jam Mekasnisme Feedback hasil


Identifikasi Kesiapan tatalaksana dan
• Orang tua belum teredukasi Fasyankes belum memiliki SOP SHK dari Lab Rujukan
masalah monitoring bayi dengan HK
SHK

FKTP
FKRTL
Lab Rujukan
SHK
Tatalaksana Hipotiroid Kongenital

Re-anamnesis
• Serum FT4 di Pemberian
Hasil bawah normal Levotiroksin
Tes Pemantauan
TSH Konfir- • FT4 normal, Pemeriksaan Fisik Sesuai klinis dan
berkala
TSH > biokimia serum
Tinggi masi 20µU/ml (2 kali tiroksin dan TSH
pemeriksaan) menurut umur
Pemeriksaan
Penunjang
Pengobatan dan pemantauan berkala
dilakukan di bawah pengawasan dokter
Spesialis Anak
Pengobatan Hipotiroid Kongenital periode
terbaik diberikan sebelum usia 14 hari untuk
dapat mencegah kecacatan
LAB RUJUKAN SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL
No Nama Lab Rujukan Regional
1 RSUP dr. Cipto Mangunkusumo DKI Jakarta, Banten, Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi

2 RSUP dr. Hasan Sadikin Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon,
Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bandung Barat,
Pangandaran, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya,
Kota Banjar)
3 RSUP dr. Sardjito DIY, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Utara, Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo,
Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Kota
Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Pekalongan, Kota Tegal)
4 RSUD dr. Soetomo Jawa Timur
5 RSUP dr. Wahidin Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara
Soedirohusodo
6 RSUP dr. M. Djamil Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kep. Riau
7 RSUP H. Adam Malik Sumatera Utara, Aceh
8 RSUP M. Hoesin Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung
9 RSUP dr. Kariadi Jawa Tengah (Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang,
Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang)
10 RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Bali, NTB, NTT

11 RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat

11
RSUP Dr. Kariadi
Dr. Ria Triwardhani, SpPK (0811-2745-356)

12
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
FASILITAS a. Merencanakan dan mengadakan kebutuhan program SHK agar dapat dilaksanakan pada setiap bayi yang
PELAYANAN
KESEHATAN lahir di Fasyankes.
b. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota terkait kebutuhan pembiayaan pelaksanaan SHK.
c. Membuat SOP pengambilan sampel dan penanganan spesimen SHK.
d. Melakukan informed consent pemeriksaan SHK. Bila tindakan pengambilan sampel SHK ditolak, maka
orangtua harus menandatangani formulir penolakan.
e. Memastikan ketersediaan bahan medis habis pakai pengambilan sampel darah tumit sesuai estimasi
jumlah persalinan di Fasyankes
f. Mengirimkan sampel pemeriksaan ke laboratorium rujukan yang telah ditunjuk oleh kementerian
kesehatan paling lambat 4 hari setelah sampel diambil dan melengkapi dokumen pencatatan yang
dibutuhkan
g. Mencatatkan pelayanan SHK melalui e-kohort atau sistem pelaporan yang berlaku, termasuk dokumen
informed consent/refusal consent
h. Sesegera mungkin menindaklanjuti hasil pemeriksaan pemeriksaan SHK, khususnya hasil TSH tinggi.
i. Memberikan feedback hasil test konfirmasi ke dinas kesehatan kab/kota/provinsi dan laboratorium
rujukan. 13
ALUR PEMERIKSAAN SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL KE LAB RUJUKAN
TAHUN ANGGARAN 2023

•Stok Kertas Saring di


Fasyankes/Dinkes segera PENGIRIMAN
digunakan/dihabiskan
•Kebutuhan kertas saring akan
SAMPEL • Pemeriksaan di
didistribusikan ke Dinkes Kab/Kota laboratorium rujukan
•Selanjutnya Dinkes Kab/Kota dibayarkan oleh Dinkes
•DAK Non Fisik Kab/Kota dan Kemenkes
mendistribusikan ke RS,
•APBD Kab/Kota • Tes konfirmasi, sampel
Puskesmas,klinik. TPMB
•APBD Provinsi reject termasuk yang
•Fasyankes menggunakan kertas
saring tersebut. Sebelum kertas saring •APBN dibayarkan oleh Kemenkes.
habis untuk segera menyediakan •Sumber dana lain
kembali

PENYEDIAAN PEMERIKSAAN
KERTAS SARING SAMPEL

14
KEBUTUHAN BMHP SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL

BMHP yang dikirim oleh


laboratorium rujukan untuk
fasyankes yaitu :
Wajib:
1. Kertas saring (6)
2. Lancet (2)
Optional:
1. Rak Pengering (7)
2. Plastik Klip

15
Alur pelayanan dan pencatatan skrining hipotiroid kongenital

Pelayanan persalinan
dan bayi baru lahir di
FKTP/FKRTL

Positif Tatalaksana
Pencatatan pelayanan Pengobatan
Pengambilan sampel SHK di FKRTL
SHK melalui Ekohort SHK dengan kertas
menggunakan user saring di FKTP/FKRTL

password yang dimiliki Tes Konfirmasi di


TSH tinggi Tatalaksana Laboratorium
Pengiriman sampel SHK di FKRTL terstandar di
Pengiriman sampel SHK ke laboratorium oleh Dokter Sp Kab/Kota/Lab
rujukan SHK Rujukan
berjalan tepat waktu, tidak Anak)

terkendala pencatatan E-
Kohort
Pemeriksaan sampel Pemantauan
SHK di Laboratorium Hasil Skrining
tumbuh
Rujukan SHK kembang di
Negatif FKTP
TSH
FKTP
normal

FKRTL
Pemantauan
tumbuh
Lab Rujukan SHK kembang di
FKTP

16
Pelaporan SHK melalui Laboratorium Pemeriksaan positif Tatalaksana
Pengobatan
SHK di FKRTL

Tes Konfirmasi di
TSH tinggi Tatalaksana Laboratorium
SHK di FKRTL terstandar di
Identitas pasien dan oleh Dokter Sp Kab/Kota/Lab
Fasyankes pengirim Anak) Rujukan
LAB DI RS
PEMERINTAH DAN SWASTA

Laporan RS ONLINE
Hasil
Pemeriksaan sampel Skrining
SHK di Laboratorium NORMAL
Rujukan SHK negatif
LABORATORIUM KES TSH
normal
PEMERINTAH DAN SWASTA

Laporan di NAR SHK NORMAL

17
PELAKSANAAN SHK DI FASYANKES

1 2

Lab Rujukan Pengambilan


mengirimkan BMHP ke sampel darah tumit
• Fasyankes Dinkes / Fasyankes
menyampaikan di Fasyankes
permintaan BMHP ke
Lab Rujukan/ 4 3
Kemenkes
• MoU Kab/Kota
dengan Lab Rujukan Pengeringan
kertas saring

Pengiriman ke Lab. Rujukan 18


PELAKSANAAN SHK DI LAB RUJUKAN

5 6

Pemeriksaan Feedback hasil ke


di Lab Faskes Pengirim
Rujukan
Spesimen
diterima oleh
Lab. Rujukan
7 6
Pelaporan melalui RS Online

Klaim Pembayaran ke
Kab/Kota atau
sumber pembiayaan
lainnya
19
Hasil Pemeriksaan SHK Tahun 2022

111.658 Dampak
97.601 COVID-19 101.797
92.091 92.876
77.207

51.579
41.374
29.828
15.169

2000-13 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Cakupan diperiksa
0.8% 1.1% 1.9% 2.3% 2.0% 2.0% 1.7% 2.3%2
dari total bayi baru
lahir, % 3
Total kasus HK+
4 15 14 15 8
dari lab rujukan3, #

20
Tren Cakupan SHK Tahun 2022 Per Provinsi
Provinsi diurutkan berdasarkan jumlah sasaran bayi baru lahir dan sampel yang diperiksa

Jumlah sampel dari total bayi baru lahir per provinsi (Jan-Des 2022), dalam ribuan sampel
Total sasaran: 4.452.717 bayi 50% sasaran tercakup di 5 prov ini Provinsi mempunyai Lab Diperiksa1 Belum diperiksa Bayi baru lahir yang
X
diperiksa dalam jumlah
absolut
821

537
498
278
224
172 158
144 144 131 118
105 104 98 91 73 66 66 63 61 59 58 54 48 44 37 35 35 27 26 24 21 20 13

Papua Barat
DKI Jakarta

Gorontalo
Lampung

Bengkulu
Kalteng
Sumbar

Sulteng

Maluku

Kaltara
Banten

Sumsel
Jateng

Papua
Kalbar

Jambi

Sulbar
Sumut

Kaltim

Babel
Jabar

Malut
Kalsel
Sulsel

Aceh

Sultra
Jatim

Kepri

Sulut
Riau

NTB

Bali
NTT

DIY
Okt 110 73 151 6 27 389 7 25 0 2 0 7 67 1 1 35 43 0 1 6 0 161 0 0 6 3 0 5 0 56 0 0 0 5
/W
Nov
293 510 903 24 12 398 31 99 0 21 0 17 53 63 2 12 106 0 9 0 1 216 0 0 27 4 0 33 0 80 2 0 5 5
/W
Des /
326 633 1.274 7 86 391 11 109 68 27 0 9 68 169 0 8 118 0 15 53 0 234 0 0 45 2 14 37 2 35 14 0 3 4
W
21
TARGET PEMERIKSAAN TAHUN 2023 PER PROVINSI
N SASARAN BAYI KEBUTUHAN KERTAS SASARAN BAYI BARU KEBUTUHAN KERTAS
PROVINSI NO PROVINSI
O BARU LAHIR SARING PER BULAN LAHIR SARING PER BULAN

NASIONAL 4.461.112 371.759 18 Nusa Tenggara Barat 98.214 8.185


1 Aceh 105.109 8.759 19 Nusa Tenggara Timur 118.216 9.851
2 Sumatera Utara 278.756 23.230 20 Kalimantan Barat 91.232 7.603
3 Sumatera Barat 104.336 8.695
21 Kalimantan Tengah 44.376 3.698
4 Riau 131.468 10.956
22 Kalimantan Selatan 73.290 6.108
5 Jambi 62.568 5.214
23 Kalimantan Timur 61.336 5.111
6 Sumatera Selatan 158.460 13.205
24 Kalimantan Utara 13.396 1.116
7 Bengkulu 34.824 2.902
25 Sulawesi Utara 36.987 3.082
8 Lampung 143.659 11.972
Kepulauan Bangka 26 Sulawesi Tengah 59.136 4.928
9 25.840 2.153
Belitung 27 Sulawesi Selatan 143.662 11.972
10 Kepulauan Riau 49.644 4.137
28 Sulawesi Tenggara 54.475 4.540
11 DKI Jakarta 170.997 14.250
29 Gorontalo 20.138 1.678
12 Jawa Barat 824.876 68.740
30 Sulawesi Barat 27.159 2.263
13 Jawa Tengah 497.127 41.427
31 Maluku 35.264 2.939
14 D I Yogyakarta 58.582 4.882
32 Maluku Utara 24.475 2.040
15 Jawa Timur 534.589 44.549
16 Banten 225.033 18.753 33 Papua Barat 21.025 1.752

34 Papua 66.270 22 5.523


17 Bali 66.593 5.549
Rekapitulasi SHK Januari s.d. Februari 2023

No Provinsi Cakupan Rata-Rata / Target/ No Provinsi Cakupan Rata-Rata/ Target/


Jan - Feb Minggu Minggu Jan - Feb Minggu Minggu

1 Jateng 20.798 2.600 4.494 18 Kalbar 199 25 790


2 DKI Jakarta 5.019 627 1.480 19 Bengkulu 179 22 301
3 Jawa Timur 2.876 360 4.462 20 Gorontalo 115 14 174
4 Jawa Barat 2.462 308 7.138 21 Sulut 54 7 320
5 DIY 2.439 305 507 22 Kalsel 49 6 634
6 Bali 2.327 291 576 23 Malut 43 5 212
7 NTB 1.658 207 850 24 Papua Barat 42 5 182
8 Sulsel 1.249 156 1.243 25 Aceh 40 5 910
9 Banten 989 124 1.947 26 NTT 37 5 1.023
10 Sumsel 886 111 1.371 27 Jambi 30 4 541
11 Kaltim 677 85 531 28 Maluku 20 3 305
12 Sumbar 508 64 903 29 Kaltara 13 2 116
13 Kalteng 356 45 384 30 Kepri - - 430
14 Babel 290 36 224 31 Sultra - - 471
15 Sumut 278 35 2.412 32 Sulbar - - 235
16 Lampung 211 26 1.243 33 Papua - - 573
17 Riau 208 26 1.138 34 Sulteng - - 182

Sumber :Laporan Laboratorium Rujukan SHK 23


Rekapitulasi SHK Maret 2023

No Provinsi Cakupan Rata-Rata / Target/ No Provinsi Cakupan Rata-Rata/ Target/


Maret Minggu Minggu Maret Minggu Minggu

1 Jateng 11.895 2.974 4.494 18 Riau 164 41 301


2 Jawa Barat 4.518 1.130 7.138 19 Sulbar 147 37 235
3 DKI Jakarta 1.402 351 1.480 20 Sulut 129 32 320
4 DIY 1.370 343 507 21 Sumbar 126 32 903
5 Sulsel 803 201 1.243 22 Sultra 108 27 471
6 Lampung 615 154 1.243 23 Gorontalo 87 22 174
7 Banten 507 127 1.947 24 Jambi 72 18 541
8 Kalteng 489 122 384 25 Papua Barat 61 15 182
9 Kaltim 460 115 531 26 Kaltara 36 9 116
10 Kalbar 387 97 790 27 Aceh 35 9 910
11 Babel 366 92 224 28 Malut 16 4 212
12 NTB 364 91 850 29 Sulteng 6 2 182
13 Kalsel 294 74 634 30 Kepri - - 430
14 Sumut 281 70 2.412 31 NTT - - 1.023
15 Bali 253 63 576 32 Maluku - - 305
16 Sumsel 248 62 1.371 33 Papua - - 573
17 Bengkulu 186 47 531 34 Jawa Timur - - 4.462

Sumber :Laporan Laboratorium Rujukan SHK 24

Anda mungkin juga menyukai