Al Jambari
Al Jambari
2020/2021M - 1442/1443 H
MAKALAH
(PERSPEKTIF SYAFI’IYYAH)
DIBIMBING OLEH:
2020/2021M - 1442/144
i
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم
daya dan upaya. Sehingganya tidaklah ada yang pastas di puji kecuali
dzat agungnya.
seorang makhluk yang menjadi dambaan siapa saja, yang mana ia juga
motivasinya.
Disusun oleh
ii
MOTTO
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
MOTTO........................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH.....................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
D. BATASAN MASALAH..............................................................................................2
E. FUNGSI MAKALAH..................................................................................................3
F. TUJUAN MAKALAH................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
A. PENGERTIAN MASALAH......................................................................................3
B. PENGERTIAN KAIDAH..........................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN MASALAH..................................................................................................6
A. PENDAHULUAN........................................................................................................6
B. PEMBAHASAN KAIDAH........................................................................................7
C. PEMBAHASAN MASALAH....................................................................................8
BAB IV........................................................................................................................................12
DASAR HUKUM......................................................................................................................12
A. AL-QUR’AN................................................................................................................12
B. AL-HADIST.................................................................................................................13
iv
C. FUQOHA......................................................................................................................13
BAB V..........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN...........................................................................................................15
B. PENUTUP...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
v
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Islam adalah salah satu agama yang paling banyak mayoritas
pengikutnya. Bahkan sangking banyaknya tidak bisa terhitung secara
detail, dan di dalam islam pastinya terdapat dari pada perbuatan yang
sifatnya bermacam-macam, diantaranya ada yang sebangsa ubudiyah,
amaliyah dan lain sebagainya. Kemudian dari pada perbuatan tersebut
terdapat beberapa unsur pokok yang harus terpenuhi, dan karna sebab
unsur tersebut seorang muslim bisa dianggap sempurna ke
islamannya. Yang mana diantara unsur pokok yang telah disebutkan
yakni berupa Sholat, dan setatus dari pada solat sendiri tergolong
ubudiyah yang sifatnya ibadah mahdoh.
Muslim/islam.
Baligh yang berakal.
Mencapai tingkatan mukallaf.
Namun kali ini penulis akan membahas point inti yang ada pada urutan
yang kedua yakni baligh berakal. Sering sekali penulis dapati ada
1
orang yang sudah mencapai tingkatan baligh/dewasa namun ia tidak
berakal atau akalnya hilang sementara, entah disebabkan karna ia
gila, sakit ayan, atau bahkan dengan sebab faktor mabuk, dari
kejadian itu menyebabkan ia tidak sadar, sehinggnya ia termasuk dari
pada orang dewasa yang kehilangan akal.
B.IDENTIFIKASI MASALAH
Dari semua yang sudah di sebutkan dalam cerita kronologi, dari
sini penulis mendapatkan identifikasi masalah yang berkenaan dengan
kaidah ال رخص التن اط ب ا لمع ا صي yaitu masihkah mendapat ruksoh bagi
orang yang mabuk untuk meninggalkan solat.
C.RUMUSAN MASALAH
1. Mabuk yang seperti apakah yang di perbolehkan untuk tidak
mengerjakan solat?
2. Apakah tetap mendapat rukhsoh dispensasi bagi orang yang
mabuk untuk tidak mengerjakan sholat tanpa mengqhodo’?
D.BATASAN MASALAH
Dari sini penulis perlu untuk membatasi soal kajian masalah yang
berupa, apakah orang mabuk tetap mendapat rukhsoh tidak menjalani
sholat dengan memakai prespektif syafi’iyah.
E. FUNGSI MAKALAH
1. Mengetahui hukum dengan berlandaskan kitab klasik.
2
2. Mengasah kemampuan dalam bidang ke ilmiyahan yang
bertendesi.
F. TUJUAN MAKALAH
Yang mana tidak lain makalah ini terwujudkan guna memenuhi
dari pada tugas yang sudah semestinya harus di penuhi dari seorang
murid. Dan tentunya menggali lebih dalam soal mengenai hukum yang
sedang di problemkan, agar supaya dapat di pecahkan secara detail
dengan bimbingan seorang guru al’alim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.PENGERTIAN MASALAH
a. HUKUM
Ialah kata yang memiliki pengertian peraturan atau undang-
undang1. Yang mana kata hukum itu diambil dari kata arab berupa
حكم2.
Dan menurut penulis hukum ialah suatu kata yang berasal dari
kata arab حكمyang berati peraturan yang hendak dijalankan.
b. QODO’
Kata qodo’ adalah kata yang memiliki arti
3
membayar/mendatangi . Sedangkan menurut kbbi membayar
4
memiliki arti memenuhi .
Dan menurut penulis qodo’ memiliki artian memenuhi karna ada
yang tertinggal.
1
Kbbi offline
2
Kamus al ma’ani
3
Fathul qorib
4
Kbbi onnline
3
c. SHOLATNYA
Sholat adalah rukun islam yang kedua 5. Dan menurut syeikh
zainuddin sholat adalah bentuk pekerjaan khusus 6.
Dan menurut penulis sholat ialah salah satu rukun islam yang
berupa pekerjaan khusus.
d. ORANG
Kalimat di atas memiliki arti manusia 7. Dan menurut kamus
al-ma’ani orang diambil kata yang berbeda-beda yakni bisa
من,dan juga 8 شخص.
Sedangkan menurut penulis orang ialah makhluk berupa
manusia.
e. MABUK
Mabuk kata yang memiliki arti berbuat di luar kesadaran/lupa
diri9. Yang mana jika dilihat kosa kata arab berupa10 سكران.
Dan menurut penulis mabuk hilangnya kesadaran.
B.PENGERTIAN KAIDAH
a. الرخص
Adalah kalimat isim yang di masuki al ma’rifat yang memiliki
makna jama’11. Yang mana ia memiliki arti kemurahan12.
5
Kbbi onnline
6
Fathul muin
7
Kbbi ofline
8
Kamus Al munawwir
9
Kamus kbbi
10
Al ma’ani
11
Alfiyah ibnu malik, Syeikh Jamaluddin Bin Malik_Taqrirot Sumber Sari, hlm:140 amshilatul jumu’
12
Kamus Al- Ma’ani Onnline
4
Dan menurut penulis ar-rukhosu ialah bentuk dari pada beberapa
kemurahan/keringan yang berupa kalimat isim menyimpan ma’na
jama’.
b. ال
La berupa kalimat huruf yang memiliki ma’na nafi 13. Dan
menurut al-ma’ani la mengandung makna tidak14.
Sedangkan menurut penulis la iyalah kalimat huruf yang guna
untuk menafikan/meniadakan.
c. تناط
Kalimat fi iil berupa mudore’ yang dimabnikan majhul 15. Yang
memiliki arti di gantungkan16.
Dan menurut penulis tunathu ialah bentuk kalimat fiil yang
mengandng makna di gantungkan.
d. ب
Ialah kalimat huruf yang berfungsi mengejerkan 17. Dan
menurut syeikh abdul qodir al barnawi memimiliki makna ilsoq
hakiki18.
Dan menurut penulis ba’ adalah huruf jer yang memiliki arti ilsoq
hakiki ataupun majazi.
e. المعاصي
13
Qowa’idul ‘irob, Syeikh Abdul Qodir Al-Barnawiy_ Taqrirot Sumber Sari, hlm:32
14
Kamus Al Ma’ani Onnline
15
Al-maqsud, Syeikh Ahmad Bin Abdurrohim_ Taqrirot Sumber Sari, hlm:19
16
Kamus Al Ma’ani Onnline
17
Jurumiyah, Mabdiun Nahwiyah, Darussalamah Braja Dewa, hlm:56
18
Qowa’idul ‘irob, Syeikh Abdul Qodir Al-Barnawiy_ Taqrirot Sumber Sari, hlm: 36
5
Adalah kalimat isim dengan sighot muntahal jumu’ 19. Menurut
shohibul ma’ani ia memiliki arti maksiat atau durhaka 20.
Dan menurut penulis kalimat al-ma’asi adalah sighot muntahal
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A.PENDAHULUAN
Rukhsoh adalah bentuk keringanan yang menjadi salah satu
exsistesi dalam islam, yang mana dalam hal ini memberikan
pengertian bahwa di dalam islam tidak ada unsur pengekangan atau
paksaan untuk mengerjakan suatu perkara dengan sepenuh
mungkin. Dan hal ini adalah bentuk konsep Allah mewujudkan
kemudahan dalam islam melalui ayat alqur’an.
الديْ ِن ِم ْن َح َر ٍج
ِ وما جعل َعلَي ُكم فِي
ْ ْ ْ َ ََ ََ
Artinya: dan allah tidak menjadikan untuk kalian semua dalam
agama suatu kesempitan. QS: al-haj 78
َو َما ََأم ْرتُ ُك ْم بِ ِه فَْأُت ْوا ِم ْنهُ َما اِ ْستَطَ ْعتُ ْم21
Artinya: Dari pada sesuatu apa yang aku perintahkan, maka
kerjakanlah selama engkau mampu.(mutafaqun alaih).
19
Al-‘imriti, Syeikh Syarofuddin Yahya Al-‘Imrity_ Taqrirot Sumber Sari, hlm:20
20
Kamus Al-Ma’ani Onnline
21
Fathul Jawwad, Syeikh Syihabuddin Ar-Romli Al-Ansori_Al Hidayah Surabaya, hlm:9
6
Untuk mengenal rukhsoh/dispensasi yang lebih mendalam
bahkan lebih konkret yang disertai perincian pembagian diantara
pembagianya terdapat empat macam. Yang mana sudah di jelaskan
oleh imam as-suyutiy dalam salah satu kitabnya22.
B.PEMBAHASAN KAIDAH
Dari pada beberapa tahap peroses yang sudah terjalani di dalam
kehidupan nyata, yang mana dari situ memunculkan hal-hal yang
mungkin dianggap asing dikalangan sebagian manusia. Sehingganya
pemahaman satu ke satu yang lain memunculkan hal yang berbeda.
22
Asybah Wan Nadhoir, Syeikh Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti_Toha Pura Semarang, hlm:59
7
C.PEMBAHASAN MASALAH
Melanjutkan kepoint inti yakni menyikapi promblem yang sudah di
rumuskan diatas. Yakni mengenai masalah sholat. Ta’rif sholat
menurut syeikh zainuddin bin abdul aziz al-malibari yakni.
وشرعا أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم,الصالة لغة الدعاء23
Artinya: sholat menurut lughot yakni do’a, dan menurut syara’ sholat
adalah bentuk beberapa ucapan dan gerakan yang dikhususkan
dengan di awali takbir dan di akhiri dengan salam.
23
Fathul mu’in, Syeikh Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari_Nurul huda, Surabaya, hlm:3
8
ومن زال عقله بجنون أو مرض و نحوهما فال تجب عليه24
Artinya: barang siapa yang akal(kesadaranya)hilang, dengan sebab
gila, sakit, dan sesamanya(mabuk dll). maka tidak wajib baginya untuk
sholat.
. 25
فأنزل اهلل هذه األية. َونَ ْح ُن َن ْعبُ ُد َما َت ْعبُ ُد ْو َن. اَل َأ ْعبُ ُد َما َت ْعبُ ُد ْو َن.قُ ْل يَ َُأي َها الْ َكافِ ُر ْو َن
Artinya: katakanlah wahai muhammad! hai orang kafir. Aku tidak
menyembah apa yang engkau sembah. Dan kami menyembah apa yang
kamu sembah. Dari kejadian ini allah menurunkan ayat ini .
24
Kifayatul Akhyar, Syeikh Taqiyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Al-Husaini_ Al-Hidayah Surabaya, hlm:85
25
Hamisy Tafsir Jalalain, Syeikh Abdur Rahman Assuyuti_ Nurul Huda surabaya, hlm 95
9
Dari uraian ta’bir yang sudah di sampaikan oleh penulis bahwa,
ketika seseorang yang mengalami hilang akal kesadaranya, yang mana
salah satu penyebabnya karna ia mabuk maka, ia tidak wajib sholat.
يجوز شربه للحاجة وال يلزمه قضاء الصلوات بعد اإلفاقة ألن العقل زال بسبب غير
26
محرم
Artinya: Diperbolehkan bagi seseorang meminum sesuatu yang
menghilangkan akal dengan sebab adanya hajat. Dan tidak wajib
baginya untuk meng qodo’ beberapa solat setelah ia sadar. Karna
hilangnya akal tersebut, disebabkan bukan karna bentuk melakukan
keharaman.
(فرع) قال أصحابنا يجوز شرب الدواء المزيل للعقل للحاجة كماأشار إليه المصنف
27
بقوله لم يلزمه قضاء الصلوات بعد اإلفاقة ألن العقل زال بسبب غير محرم
Artinya: Ashabusyafi’I berpendapat, diperbolehkanya meminum obat
yang dapat menghilangkan akal/kesadaran karna adanya hajat. Seperti
yang sudah di isyaratkan oleh musonif dengan pendapatnya, tidak
wajib untuk meng qodo’ beberapa sholat setelah ia sadar, Karna
26
Masailus Sholati, Kiyai Ahmad Yasin Bin Asymuni_Hidayatut Tulab Kediri, hlm:33
27
Al muhadzab juz 3, Abi Ishaq Ibrahim bin ‘Ali Ibni Yusuf Al-Fairozie, Al Hidayah Surabaya, hlm:7
10
hilangnya akal tersebut, disebabkan bukan karna bentuk melakukan
keharaman.
و أم ا المجن ون و المغمى علي ه والس كران فال وج وب عليهم لكن يجب القض اء على
29
من تعدى منهم
Artinya: adapun orang gila, sakit ayan, orang mabuk. Maka, baginya
tidak wajib sholat. Akan tetapi wajib untuk meng qodo’ bagi salah satu
dari orang tersebut jika, ia melakukan perihal itu dalam bentuk
kecerobohan.
28
Asybah wan nadzoir, Syeikh Jalaluddin Assuyutiy_Toha Putra Semarang, hlm:59
29
Tanwirul Qulub, Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdiy_Darul ihya’ Indonesia, hlm:128
11
من س كر ح تى خ رج وقت الص الة فف رض علي ه أن يص ليها أدأ إن ك ان في وقته ا أو
30
قضاء إن كان بعد الوقت
Artinya: barang siapa yang mabuk, sampai waktu sholat itu habis.
Maka, wajib baginya untuk sholat qodo’. Jika waktu sholat belum habis
maka, ia solat secara Adaan(waktu itu juga). Dan jika sudah habis
maka solat dengan cara qodo’.
فال تجب على كافر أصلي وصبي و مجنون ومغمى عليه وسكران بال تعد فإن حصل
31
منهم تعد وجب عليهم قضاؤها
Artinya: Tidak wajib sholat bagi orang kafir asli, anak kecil, orang gila,
sakit ayan, orang mabuk. Maka jika dari kesemuanya di hasilkan dari
bentuk kecerobohan(tidak ada hajat) maka wajik dari kesemuanya
untuk meng qodo’ sholat.
Dari semua yang sudah di jelaskan di atas baik hukum dan dilalah
hukum, point penting yakni mabuk tanpa hajat termasuk ma’siat dan
wajib untuk mengqodo’ sholat yang tertinggal.
30
Mausu’ah al fiqhiyah, Syeikh kholil Abdul Karim_Maktabah Syamilah
31
I’anatut Tholibin, Syeikh Sayid Abi Bakar Syato_Darul Ihya’ Indonesia, hlm:22
12
BAB IV
DASAR HUKUM
A.AL-QUR’AN
B.AL-HADIST
C.FUQOHA
وشرعا أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم,الصالة لغة الدعاء
Artinya: sholat menurut lughot yakni do’a, dan menurut syara’ sholat
adalah bentuk beberapa ucapan dan gerakan yang dikhususkan
dengan di awali takbir dan di akhiri dengan salam.
13
Artinya: barang siapa yang akal(kesadaranya)hilang, dengan sebab
gila, sakit, dan sesamanya(mabuk dll) maka tidak wajib baginya untuk
sholat.
يجوز شربه للحاجة وال يلزمه قضاء الصلوات بعد اإلفاقة ألن العقل زال بسبب غير
محرم
Artinya: Diperbolehkan bagi seseorang meminum sesuatu yang
menghilangkan akal dengan sebab adanya hajat. Dan tidak wajib
baginya untuk meng qodo’ beberapa solat setelah ia sadar. Karna
hilangnya akal tersebut, disebabkan bukan karna bentuk melakukan
keharaman.
(فرع) قال أصحابنا يجوز شرب الدواء المزيل للعقل للحاجة كماأشار إليه المصنف
بقوله لم يلزمه قضاء الصلوات بعد اإلفاقة ألن العقل زال بسبب غير محرم
Artinya: Ashabusyafi’I berpendapat, diperbolehkanya meminum obat
yang dapat menghilangkan akal/kesadaran karna adanya hajat. Seperti
yang sudah di isyaratkan oleh musonif dengan pendapatnya, tidak
wajib untuk meng qodo’ beberapa sholat setelah ia sadar, Karna
hilangnya akal tersebut, disebabkan bukan karna bentuk melakukan
keharaman.
و أما المجنون و المغمى عليه والسكران فال وجوب عليهم لكن يجب القضاء على
من تعدى منهم
14
Artinya: adapun orang gila, sakit ayan, orang mabuk. Maka, baginya
tidak wajib sholat. Akan tetapi wajib untuk meng qodo’ bagi salah satu
dari orang tersebut jika, ia melakukan perihal itu dalam bentuk
kecerobohan.
فال تجب على كافر أصلي وصبي و مجنون ومغمى عليه وسكران بال تعد فإن حصل
.منهم تعد وجب عليهم قضاؤها
Artinya: Tidak wajib sholat bagi orang kafir asli, anak kecil, orang gila,
sakit ayan, orang mabuk. Maka jika dari kesemuanya di hasilkan dari
bentuk kecerobohan(tidak ada hajat) maka wajik dari kesemuanya
untuk meng qodo’ sholat.
15
BAB V
A.KESIMPULAN
Dari pada sekian pemaparan materi yang sudah di jelaskan dengan
menggunakan dasar beberapa tendensi yang berlandaskan dari
pemahaman prespektif syafi’iyah. Dari sini, penulis menyimpulkan
bahwa,
B.PENUTUP
Alhamdulillah wa syukronillah ‘ala ni’amihi yang mana dengan
sebab karunia pertolongan ‘inayah maupun hidayahnya. Akhirnya,
makalah ini terselesaikan tanpa halangan apapun. Dan saya ucapkan
terima kasih untuk rekan santri baik putra maupun putri yang sudah
memberikan support terkhususkan berupa bantuan. Dan semoga dari
hal yang kecil bentuknya ini semoga menjadi sodaqotun jariyah di hari
ini sampai hari kelak tanpa batas.
16
Tidak terlupakan jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan
hendak kiranya dibenarkan, lebih-lebih di ma’lumi. Karna penulis juga
termasuk seorang insan. Akhiru kalam
17
DAFTAR PUSTAKA
Syeikh jamaluddin bin malik, Alfiyah ibnu malik, _taqrirot sumber sari
kencong Kediri.
Syeikh abdul qodir al-barnawiy, qowa ‘idul ‘irob _ taqrirot sumber sar
encong Kediri.
Al imam Abi Ishaq Ibrahim bin ‘Ali ibni Yusuf Al-Fairozie , Al muhadzab_
al hidayah Surabaya.
18
Syeikh kholil abdul karim_maktabah syamilah.
19