1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai keberadaan usaha ternak ayam di Dusun Tegal?
(mendukung atau tidak)
Menurut saya, dengan adanya usaha ternak ayam disini, bisa bantu
penduduk sini yang belum ada pekerjaan, apalagi untuk warga yang lulusan
sekolah kayak saya, yang bingung cari kerja, bisa bantu-bantu usaha ternak
ayam disini, atau kalau punya modal, bisa juga buka usaha ternak ayam
sendiri.
2. Apakah keberadaan peternak ayam menyerap tenaga kerja dari warga di Dusun Tegal?
Iya, bisa dibilang menyerap tenaga kerja, khususnya untuk warga yang baru
lulus sekolah bisa ini dijadiin lahan pekerjaan mereka.
3. Dimana sebelumnya Bapak bekerja?
Sebelumnya saya ndak kerja, setelah lulus smp tahun 2003, saya diajak
bantu-bantu disini sampe sekarang.
4. Bagaimanakah cara menjadi karyawan di peternakan ayam ini?
Awal kerja disini itu, saya diajak sama Pak Muliya untuk bantu-bantu, diajarin
cara kasih makan sama minum, bersihin kandang, cara vaksin sama panen itu
saya diajarin dulu.
5. Apakah bekerja di peternakan ayam dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari Bapak?
(apakah pendapatan cukup?)
Iya, cukup untuk kebutuhan sehari-hari saya. Saya dikasih untuk satu kandang
sekali panen itu 600 rb, tergantung berapa kandang yang saya panen tiap
periodenya.
6. Bagaimana kegiatan Bapak selama bekerja di peternakan? (apa saja kegiatan yang
dilakukan)
Kalau disini saya kerjanya pagi sama sore, kegiatan saya kalau pagi itu,
bersihin kandang, bersihin tempat makan, minum, terus saya kasih pakan
minumnya. kalau sorenya itu, saya tambah pakan sama minumnya. kalau
udah jadwal vaksin, saya kasih vaksin ayam-ayam ini. Kalau udah masuk
masa panen, juga saya yang panen sama pak Muliya.
7. Bagaimana pengelolaan limbah di peternakan ini?
Kalau limbah sekamnya ini ada yang ngambil biasanya petani dari Kapitan,
kalau untuk cuci-cuci alat makan minumnya itu, ada tempat pembuangannya
disini, kesana kita buangnya.
8. Berapa perbandingan pendapatan Bapak dari pekerjaan sebelumnya dengan pekerjaan
sekarang (di peternakan)?
Sebelum kerja disini saya ndak ada pekerjaan, jadi bisa dibilang ndak ada
pendapatan, tapi setelah kerja disini saya dikasih 600 rb per kandangnya.
Biasanya panen 2 atau 3 kandang bisa saya dapat 1.2 juta atau 1.8 juta
tergantung juga. Kalau penjualannya lagi banyak, biasanya saya dapat bonus
juga.
Saya kerja disini aja, dari awal berdirinya peternakan ini tahun 2003
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEKERJA
Nama : Suhaemi
Pekerjaan : Karyawan di Peternakan Ayam Pejantan Bapak Syafii
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Februari 2022
Waktu : 17.15
Tempat : Peternakan Ayam Pejantan Bapak Syafii di Dusun Tegal
Pertanyaan untuk:
Bapak yang punya usaha potong ayam
Petani 2 ORANG
Penduduk yang tinggal di sekitar peternakan sebanyak 3 ORANG
IBU MARYAM
Jadi kan awalnya pas ppkm kemarin, ayamnya Pak Sahabudin udh umur 4 bulanan belum
ada org yg beli. Jadi saya ambil ayamnya, kebetulan karena sudah besar-besar dan lewat
masa panen jadi cocok untuk dibuat ayam krispi atau ayam taliwang, makanya saya olah
ayam itu terus saya jual online di facebook. Kalau ada orang pesen baru kita bikinin. Dari
temen ke temen aja di facebook. insyaAllah rencananya mau bikin lapak nanti. Kadang ada
yang pesan 100 porsi ayam geprek baru kita bikinin. Harga ayam geprek sama nasi 15rb,
kalau ayam gepreknya aja 10rb. Kalau ayam bakar taliwang sama nasi 25rb, kalau ayam
bakanya aja 20rb.
Untuk ayamnya ini saya ambil di pak Sahabudin, kadang di Pak Syafii atau Pak Muliya juga.
Kalau keuntungan belum keliatan karena baru merintis. Kemarin pernah ada yang pesen 100
porsi ayam geprek sm nasi, alhamdulillah lumayan keuntungannya sekitar 300 ribu. Jadi
keberadaan usaha peternakan ayam ini berdampak untuk saya, pas ppkm kemarin banyak
ayam di peternakan ini ndk laku, jadi saya cari cara gmna supaya bisa mmenghasilkan uang,
selain itu, modalnya juga lebih murah, dari 10.500 kita jual jadi 20.000 yg utuh biasanya
kalau sudah di goreng.
Selain saya disini, ada juga osi yang ikut bikin usaha kuliner ini, awalnya saya dulu yang bikin
terus dia ikut bikin juga kyk saya ini karena banyak ayam peternak belum laku pas awal
ppkm itu. Tapi udh jarang dia bikin lagi karena ayam-ayam di peternakan sudah cepat habis
terjual sekarang. biasanya kita ambil ayam-ayam yang lama belum laku yang sudah agak
besar-besar, jadi kalau untuk dibakar nanti bisa lebih banyak dagingnya.
Biasanya saya posting jualan saya di facebook, biar temen-temen liat, alhamdulillah ada aja
yang mesen 2 atau 3 orang kan lumayan untuk beli jajan anak, (uang jajan anak sehari2 atau
bantu2 suami).
G
“Jadi kan awalnya pas ppkm kemarin, ayamnya Pak Sahabudin udh umur 4
bulanan belum ada org yg beli. Jadi saya ambil ayamnya, kebetulan karena
sudah besar-besar dan lewat masa panen jadi cocok untuk dibuat ayam krispi
atau ayam bakar taliwang, makanya saya olah ayam itu terus saya jual online di
facebook. Kemarin pernah ada yang pesen 100 porsi ayam geprek sama nasi,
alhamdulillah lumayan keuntungannya sekitar 300 ribu. Jadi keberadaan usaha
peternakan ayam ini berdampak positif untuk saya, , selain itu modalnya juga
lebih murah, dari 10.500 kita jual jadi 20.000 yg utuh kalau sudah di goreng.”
IBU TINING
Guru SD
Pertama kita ndak bisa menyalahkan orang karena itu adalah usahanya, kalau
terkait dampaknya, bau sih ada, cumin kalau di saya ndak terlalu, karena mungkin
arah nginnya, jadi Cuma sekedar lewat aja kadang-kandang.
Nah kalau yang lain saya nggak tau, kemarin sempet sih ada keluhan, Cuma nggk
tau gimana kelanjutannya.
Kalau dari possitif nya mungkin bisa menarik pekerja ya, Cuma kalau dari yang
lain saya beum melihat juga. Karena saya juga barubaru disini sekitar 3 tahun,
sedangkan adanya peternakan ini sudah lama.
Sekarang sudah ndak, karena ndak terlalu terasa dampaknya di saya, selain itu
peternakan in ikan sudah dibuat seperti permanen, Cuma hanya sekedar bau lewat
saja, itu pun kadang-kadang.
Kalau dari sisi Kesehatan, ya mungkin tadi bau nya itu ya, kalau misalkan ada
tamu datang, mungkin dia punya sakit sesak, bisa batukbatuk sesak gitu.
Kalau lingkungan, ndak ada sih saya liat,
Kita sih di keluarga ngatasinnya langsung tutup pintu aja dan masuk ke rumah,
jadinya kan nggak ada masuk ke dalam rumah baunya, Cuma di luar aja gitu.
Sama juga kayak pas musim hujan, kalau baunya tercium, kita langsung masuk
rumah aja ndak ada yang di luar, kalau memang terlalu bau.
Waktu saya barubaru disini sempet ada dikasih pas panen, samasama 2 ekor yang
sudah digorok sekali setahun pas mau lebaran.
“Biasanya kita dikasih pas panen samasama 2 ekor yang sudah digorok
Kalau saya sih ndak pernah berpikir sejjauh yang gimana gimana mbak ya, Cuma
mungkin kalau untuk saya ndk terlalu merasakan dampak negatifnya.
Ndak pernah saya beli ayam, karena peternak disini punya pasarnya sendiri, jadi
kalau untuk di kitakita ndak ada yang misalnya langsung dijual itu ndak ada.
Posisifnya itu, perekonomian pihak yang ngelakuin bisnis itu jadi naik, yang
sebelumnya kurang, sama ada lah beberapa penyerapan tenaga kerjanya dari
penduuduk sekitar. Kalau untuk lalat nggak ada, karena sering disemprot sama
peternaknya, cukup bersih yang sebelah sini, atapi yang di dalam itu nggak
tau.
Kalau baunya muncul itu kita ccukup terganggu, apalagi kalau masih
beroperasi yang sebelh sini, sampai masuk rumah baunya.
Kalau baunya muncul itu kita Cuma tutup jendela sama ventilasi aja.
Kalau untuk dikasih ayam itu sering, kalau mau lebaran itu kita dikasih 5 ekor
ayam. Karena yang ini langsung pemiliknya
Ndk sih, tapi kita jadi saling menghargai aja, karena ini mata pencaharian satu-
satunya mereka disini.
Ndk terpenuhi, karena ini bukan ayam potong yang besaar, ini untuk siap
panggang yang kecil-kecil.
PAK DATUK
Sangat tidak nyaman, tidak sama sekali, walaupun kita tahu mereka usaha,
Namanya cari nafkah, Cuma ini masalahnya kalau kita bilang kampungnya kit
aini di kotanya kita di pertengahan kampung ini.
Jadi aroma yang nggk bagus sudah bikin kita beberapa dari kita keluarga sakit
berturut-turut. Karena kurang cepat ganti pakan atau ayamnya lambat dipanen
Dan kan kita sudah pernah ajukan ke kadus, bukan Cuma saya saja tapi
sekeliling ini juga kita ke kadus. Tapi tidak ada tanggapan setelah itu malah
kandangnya yang diperbaiki.
Sakit banyak, apalagi saat kita makan siang aromanya keluar sampai ke dapur
saya, sampai kadang kalau makan pindah tempat.
Sakit pernapasan, pusing-pusing. Kadang oksigen kita juga bermasalah
karena mereka pakai pembersih kimia itu jadi aromanya menyengat otomatis
kita jdd pusing.
Terganggu dari segi aroma terutama, dan juga pemandangan sudah tidak etis,
kita kan disini punya tamu, kalau mau bikin acara kita harus liat kapan mereka
sudah panen atau baru masuk ayamnya, jadi baunya belum keluar. Kalau pada
saat hari-hari mau panen itu kan paling kecium bau nya.
Kita minum obat, beli obat. Pengharum ruangan tidak membantu, tapi
virusnya, baunya itu sudah banyak penyakit dari ayam.
Aroma ini bisa 200 sampai 300 meter.
Kalau panen ada bbeberpa kali dikasi, kadang 2 atau 3 ekor yang kecil-
kecilnya, setiap mau lebaran atau puasa.
Tidak mengobati, kita ndak membutuhkan itu sebenernya, tapi karena sudah
diantar sebagai tetangga masa kita tolak.
Kalo untuk beli ayam disini nggak pernah.
Seluruh warga disini sudah beberapa kali lapor ke kadus, tapi nanti-nanti
Dan in ikan di atas rumah say aini mau buka penginapan dan mungkin kalo
sudah dibuka akan dampaknya sama tamu saya besok. Itu kita ada sedikit
kekhawatiran juga, apabila penginapannya dibuka kitab isa kena bad ranking.
Tamu yang sudah mulai naik, kemudian tercium baunya dan ndak terima
dengan harga kamar, sehingga dia buat suatu penilaian.
Batuk pilek
Sampai langsung ke kadus juga tidak ada tanggapamn
Sudah sejak lama udah 20 tahun
Kita warga sekeliling sudah pernah komplaiin ke kadus, trus ditanya, kalian
mau diurus ini atau ditiadakan, semuanya sepakat ditiadakan.
Eh bukan ditiadakan tp malah dibikin permanen kandangnya.
Kalau hujan, apalagi baunya sangat tercium.
Kita ndak nyaman, kalau ada ttamu, dia cium bau ini, mau tanya bau apa juga
ndak enak mungkin sama kita.
Karena bagaimana kita mau sembunyi, bukan karena dikasi 2 atau 3 ekor kita
jadi tutup mulut, ndak.
Kalau untuk baunya saat musim hujan tetap ada, cumin sekedar lewat saja,
ndak terlalu, soalnya kana yam pejantan ini 2 kali ganti litter, jadi ndak begitu
mengganggu baunya. Tapi kalau mau door to door ada saja mungkin
masyarakat yang terganggu. Tetap ada masyarakat masyarakat yang complain-
komplain itu Cuma mungkin kalau kita lihat dari presentasinya lebih sedikit,
jadi alhamdulillah sampai detik ini tetap jalan usaha ini.
Kalau kita sebagai aparatur dusun, ya mungkin kalau memang warga kita
banyak yang complain kan mungkin tetep kita dukung, tapi sejauh ini tidak
ada dan juga kan teknis peternakan disini juga sudah bagus.
Pada dasarnya dari segi kesehatan mungkin kurang bagus, karena terlalu dekat
dengan perumahan, cumin sekarang kita liat kan perekonomiannya, kalau kita
mau complain semua, kan ndak mungkin. Nanti mereka bikin narasi untuk
perekonomian menafkahi keluarga, kalau disuruh berhenti tolong kasih saya
pekerjaan lain, kan begitu nanti katanya.
Sempat di mediasi sama Pak Kadus waktu itu, tapi belum ada tinndak lanjut.
Soalnya kan ini antara kedua belah pihak. Peternak disini mengedepankan
masalah ekonomi, tapia da beberapa masyarakat yang complain terkait
masalah kesehatan.
Kalau dari segi lingkungannya, saya pikir ndak berdampak, soalnya kan
limbahnya terarah, sejauh ini peternak disini tidak ada yang buang limbah
peternakan sembarangan disini. Malah katanya limbahnya sudah ada yang
mau beli sudah banyak yang pesen. Sebenernya kalau dioptimalkan usaha
ternak ayam ini, sangat bagus prospek kedepannya.
Kalau orang asli sini jarang ada yang ambil limbahnya, karena kita jarang ada
yang punya lahan yang luas.
Sejak tahun 2004 sampai sekarang, belum ada yang begitu fatal dampaknya.
Sejauh ini tidak ada laporan ke saya sada yang sakit atau apa. Asumsi saya
seperti itu, tp kan pandangan orang lain.
Menurut saya memang untuk kesehatan ada dampaknya Cuma tidak begitu,
tapi kalau untuk dampak ekonominya jelas iya, dapat mendongkrak
perekonomian masyarakat. Malah-malah kalau seandainya ada lahan yang
bagus, ssaya peternak ayam disini bisa disuport sama pemerintah, supaya nanti
bisa berkelanjutan, berkesinambunga.
Sempat kami di support kemarin, Cuma karena kemarin sempat banjir jdi
gagal, dan juga waktu itu tidak sesuai dengan yang kita inginkan, karena
ayamnya waktu itu jenisnya tidak sesuai dengan pakan yang dikasi.
Seharusnya kalau dia mau kasi kita, sebaiknya tanyakan kita dulu jenis ayam
dan pakannya. Tapi karena sudah dikasi jadi kita terima, tapi akhirnya gagal
karena tidak cocok dengan jenis pakannya.
Saya tetep berharap ada bantuan dari pemerintah.
Reses sebenernya pemberian itu Cuma sebagai ucapan terima kasih.
Anggota dewan yang kasi ada 5000 ekor, Cuma pakan yang dikasi kke kita
tidak cocok, jadi gagal, kalau bantuan dari dinas belum ada, karena belum ada
kelompok untuk semua peternak ayam disini, mereka sendiri-sendiri aja.
Kalau untuk dikasi ayam sana peternak itu tetep dikasi, kadang dikasi 10
ekor atau kadang 5 ekor tergantung peternaknya, biasanya rutin pas mau
lebaran. Sebagai wujud kita bersosial masayarakat, saling menghargai. Bapak
Syafii juga begitu, ketika ada keuntungan lebih, tetep kita dikasih
Dampak positifnya itu kan, kalau Bapak Syafii ini rekrut pekerjanya pasti dari
warga sini, nah nanti lambat laun kalau pekerjanya udh paham cara beternak
punya modal yang cukup, dia bisa juga buka usaha ternaknya sendiri. Jadinya
disitu bisa mendongkrak perekonomian masyarakat disini dan itu dampak
positifnya usaha ternak ayam disini.