Anda di halaman 1dari 4

Kau dan Cahaya

Dia adalah cahaya

Cahaya yang tak pernah padam dikala gelap melawannya

Cahaya yang terus bersinar tiada henti-hentinya

Cahaya yang sangat terang hingga aku buta melihatnya

Cahaya itu milikku

Membuatku sangat bahagia memilikinya

Karena engkau bersinar hanya dalam diriku

Dan sinarmu menghangatkan tubuhku dikala dingin menerpa

Namun cahaya itu kian meredup

Membuat jiwa dan raga ini gugup

Membuat harapan dan impian yang dulu hidup

Seketika hilang dan sirna

Aku bertanya pada alam di pagi hari

Apa yang membuat cahayanya meredup

Kukira cahaya ini akan abadi

Dia menjawab, cahaya itu tak lagi hidup

Aku berlari mengejar cahaya itu

Namun ternyata dirinya telah membeku

Kusadari dia bukan lagi cahayaku


Dan inilah aku tanpa cahayamu

Diam membisu menjadi batu

Apa adanya
Wajahku bukanlah wajah nyata

Ekspresi abstrak yang ditunjukkannya

Menggambarkan sejuta rasa

Yang tertutup dengan sempurna

Dunia tidak suka orang bersedih

Ia yang kejam meminta untuk terus baik-baik saja

Bersedih hanya akan menghabiskan waktunya

Kau harus menutupi segalanya, bagaimanapun caranya

Namun raga ini tak mampu untuk menahannya

Aku tahu manusia mempunyai banyak kekurangan

Dengan beban yang menghampiri tiada henti

Berusaha untuk baik-baik saja bukanlah hal yang mudah

Kini kulihat semua

Ku genggam kehidupan yang fana

Di pagi hari, diiringi kicauan burung yang bersua

Menghiraukan semua tuntutan dunia

Inilah diriku, apa adanya


Pergi
Seberapa keras langkah ini berjalan

Seberapa kuat batin ini bertahan

Seberapa tangguh hati ini berusaha

Pada akhirnya menyerah adalah jawabannya

Semuanya larut menjadi satu

Rasa, amarah dan logika yang bertengkar

Berteriak dengan keras dalam keheningan hati

Seakan tak mampu menahan sakit

Rasa sakit yang berbaur dengan rasa kehilangan

Menjadikan rasa yang tak tertahan

Kutanya pada hatiku sendiri, apa kabar

Ia menjawab, sudah cukup

Aku memilih untuk pergi

Kau tahu, hatiku hangus oleh cinta dan siksa

Aku tak mampu menahannya lagi

Maafkan aku yang memilih demikian

Karena pada akhirnya, hati ini menyerah

Anda mungkin juga menyukai