Anda di halaman 1dari 4

William Artahsasta Kurniadi

XI MIPA 4 / 34

KEMOTERAPI DAN STEM CELL PADA PENGOBATAN


LEUKEMIA

Leukemia adalah kanker dari sel-sel pembentuk darah yang sebagian besar
merupakan kanker dari leukosit tetapi dapat juga berawal dari sel darah jenis lain.
Leukemia dimulai di sumsum tulang yang merupakan tempat pembentukan sel-sel
darah. Sel-sel darah dengan cepat dilepaskan ke dalam darah kemudian ke
kelenjar getah bening, limpa, hati, sistem saraf pusat, dan organ lainnya (Yenni,
2014)

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak masa kecil.


Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel
darah putih yang berkembang secara abnormal. Normalnya, sel darah putih
mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu
sendiri. Tubuh manusia akan memberikan signal secara teratur kapan sel darah
bisa bereproduksi kembali. Pada kasus Leukimia, sel darah putih tidak merespon
signal yang diberikan sehingga produksi yang tidak terkontrol (Abnormal) akan
keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah
tepi (Ramatillah, dkk., 2019)

Jenis-jenis leukimia diantaranya adalah Leukemia akut (acute leukemia),


Leukemia kronis (chronic leukemia), Leukemia limfositik (lymphocytic
leukemia), dan Leukemia mieloid (myelogenous/myeloid leukemia).

Pada leukemia akut, sel-sel abnormal (sel kanker) adalah sel-sel darah
yang belum matang atau disebut dengan blast. Sel-sel tersebut tidak dapat
menjalankan fungsinya dan membelah dengan cepat sehingga penyakit ini
berkembang dengan cepat. Pada leukemia kronis, sel kanker adalah sel-sel darah
yang lebih matang dan berkembang lebih lambat dibanding leukemia akut. Pada
leukemia limfositik, berpengaruh pada sel-sel limfosit. Dan pada leukemia
mieloid, berkembang dari sel mieloid (Fadila, 2021)

Para ahli menemukan bahwa terdapat hubungan antara leukemia dengan


beberapa faktor risiko seperti faktor-faktor genetik, lingkungan, dan orang tua
yang peminum alkohol atau perokok. Gejala dari penderita leukemia dapat berupa
kelelahan dan kelemahan, pucat, infeksi dan deman yang tidak sembuh dengan
antibiotik, mudah berdarah atau memar, nyeri sendi atau tulang, hilangnya nafsu
makan dan turunnya berat badan, pembesaran kelenjar limfa, batu atau kesulitan
bernafas, pembesaran hati atau limpa, pembengkakan muka dan tangan, sakit
kepala, serta muntah (Yenni, 2014).

Pengobatan Leukemia dapat melalui metode kemoterapi dan stem cell.


Kemoterapi adalah pemberian obat antikanker untuk membunuh sel-sel kanker
dalam tubuh. Tindakan kemoterapi leukimia dan pemberian dosis pada pasien
berbeda-beda sesuai dengan jenis leukimia, berat badan, dan tinggi badan pasien
yang apabila terjadi kesalahan dapat menimbulkan ketidaktepatan terapi yang
diberikan kepada pasien leukemia. Selain itu, efek samping yang perlu
diperhatikan akibat dari kemoterapi, hal ini disebabkan karena obat-obat
kemoterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel-
sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat (Fatikasari, dkk.,2018)

Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual-muntah yang


disebabkan kaena sebagian besar dari obat kemoterapi leukemia memiliki potensi
emetogenik (mual-muntah). Mual dan muntah pada penderita leukimia umumnya
terjadi karena efek samping pengobatan kemoterapi yang bersifat membunuh sel
kanker, sel normal, ataupun sel yang baru tumbuh (berkembang). Penanganan
untuk efek samping mual dan muntah dapat diatasi dengan pemberian antiemetik
sebelum atau sesudah kemoterapi (Fatikasari, dkk.,2018)

Selain mual muntah terdapat alopecia atau rambut rontok yang terjadi
akibat dari obat-obat kemoterapi menekan proses mitosis matrik rambut yang
dimana efek samping ini tidak diberikan terapi suportif karena rambut dapat
tumbuh kembali setelah terapi selesai (Fatikasari, dkk.,2018).

Stem Cell adalah sel biologis yang ditemukan pada organisme multiseluler
yang dapat membelah dan berdiferensiasi menjadi berbagai macam bentuk sel
spesifik, juga dapat memperbaharui diri membentuk stem cell baru. Pada
organisme dewasa, stem cells bertindak sebagai sistem respirasi untuk tubuh dan
mengganti sel-sel yang sudah mati. (Dewin, dkk.,2013)

Suatu cell disebut stem cell ketika memiliki kriteria dasar self renewal dan
potency. Self renewal adalah kemampuan stem cell untuk membentuk stem cell
lain. Potensi adalah kemampuan stem cell untuk berdiferensiasi menjadi tipe sel
lain. Hal ini dibutuhkan untuk sel memiliki kemampuan totipotensi atau
pluripotensi agar mampu menghasilkan berbagai bentuk sel matur

Stem Cell (Dewi, 2015)


Pengobatan Stem Cell pada leukemia dapat dilakukan pada penderita
acute myeloid leukaemia (AML) yang dimana sel AML memiliki kemampuan
untuk self renewal maupun kemampuan berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel
hematopoietik. Terdapat kesamaan sistem hirarki yang jelas layaknya sistem
hirarki stem cell normal pada sel AML.

Leukimia dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti pengendalian


terhadap pemaparan sinar radioaktif, pengendalian terhadap pemaparan
lingkungan kimia, mengurangi frekuensi merokok, dan pemeriksaan kesehatan
pranikah. Jika terdapat indikasi gejala leukemia, sebaiknya segera melakukan
pendeteksian penyakit dan mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga penyakit
tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif
(Anwar,dkk.,2017)
Daftar Pustaka
Nikrial D. & Soehartati G. (2013) Stem Cell Pada Kanker, Jurnal of the
Indonesian radiaton oncology society

Andi C.F, Welinda D.A, Muhammad A.M (2018) Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi
pada Pasien Leuukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

Diana L.R., Sri L., Ajeng A.P., Ade K., Rahmi N., Diah A.A., Fanny P., Reza W., Fitri
Y., Ewaldo B., Shifa F., (2019) Edukasi dan Deteksi Dini Penyakit Leukimia
Kepada Masyarakat di RPTRA Tunas Harapan Sunter Jakarta. JURNAL
BERDIKARI 2 (2)

Yenni (2014) Rehabilitasi Medik pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut

Ihda Fadilla (30 Juni 2021) Ketahui Jenis Leukemia dan Perawatan yang tepat
hellosehat.com https://hellosehat.com/kanker/kanker-darah/leukemia-akut/

Cindy A., Made A.W. (2017) Acute Myeloid Leukaemia

Anda mungkin juga menyukai