eBook Sosiologi Masyarakat Dan Bencana, Penulis: Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.Si., M.D.S., M.Si (Han),Dr. Ernalem Bangun, M.A., CIQaR,Prof. Syamsul Maarif, M.Si,Dr. Achmed Sukendro
eBook Sosiologi Masyarakat Dan Bencana, Penulis: Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.Si., M.D.S., M.Si (Han),Dr. Ernalem Bangun, M.A., CIQaR,Prof. Syamsul Maarif, M.Si,Dr. Achmed Sukendro
DAN BENCANA
Penulis:
Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.Si., M.D.S., M.Si (Han)
Dr. Ernalem Bangun, M.A., CIQaR
Prof. Syamsul Maarif, M.Si
Dr. Achmed Sukendro
Editor:
Dr. Herlina Juni Risma Saragih, M.Si., CIQnR., CIQaR
Dr. I Dewa Ketut Kerta Widana, SKM., MKKK., CIQnR., CIQaR., CIMMR
Dr. Rudy Pramono, M.Si
Office: Intan Regency Blok W No 13, Jln. Otto Iskandardinata, Tarogong Kidul –
Garut, Jawa Barat. Kode Pos: 44151. Telp / Wa Bisnis: +6281-2222-3230
Email: aksaraglobalpublications@gmail.com - aksaraglobal.info@aksaraglobal.info
Link Bio: https://campsite.bio/aksaraglobalakademia
Website: https://www.aksaraglobal.co.id
ii
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta
Ketentuan Pidana
Pasal 72:
1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima
milyar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran.
iii
Kata Pengantar
P
uji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNya penyusunan Bahan Ajar Sosiologi Masyarakat dan
Bencana telah dapat diselesaikan. Bahan ajar ini disusun guna
memenuhi kebutuhan internal mahasiswa Program Studi Manajemen
Bencana. Bahan ajar ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa memiliki
panduan yang integral dan komprehensif dalam memahami proses
serta tahapan dalam perkuliahan ini. Bahan ajar ini masih memiliki
banyak kekurangan, oleh karenanya kritik serta saran terhadap bahan
ajar ini sangat diharapkan demi penyempurnaan di kemudian hari.
Bencana adalah sub disiplin dalam ilmu sosiologi yang secara
khusus memperdalam proses-proses sosial yang terjadi di masyarakat
yang memiliki kaitan dengan ruang dan waktu kebencanaan itu sendiri.
Atau inti dari sosiologi bencana adalah penelaahan yang mendalam
akan relasi antara masyarakat dengan potensi, resiko, maupun kejadian
bencana yang melingkupi struktur sosial mereka. Fokus pada struktur
sosial, adalah kekhususan dalam sosiologi bencana. Hal inilah yang
mungkin membedakannya dengan ranah-ranah kajian lainnya dalam
disiplin sosial humaniora, seperti antropologi bencana, politik bencana
ataupun manajemen bencana.
Sebagaimana kita ketahui Indonesia yang secara alamiah berada
dalam satu ruang fisik yang memungkinkan tingginya resiko terjadinya
bencana, memposisikan bencana bukan lagi kejadian, tetapi satu fakta
sosial bahwa praktik dan tindakan sosial manusia terbatasi oleh
kecenderungan-kecenderungan absolut dari situasi dan kondisi alam
itu sendiri. Pada titik ini, bencana memilik kontets dan waktunya,
sehingga sebagai sebuah fenomena, ia sah menjadi satu permasalahan
atau yang dalam bahasa sosiologisnya menjadi fundamental image of
subject matter. Diskursus tentang bencana membentang dari ranah
teologis, geografis, lingkungan, sosial, psikologi, politik, hukum, dan
berbagai hal lainnya, termasuk aspek pertahanan dan keamanan,
sehingga penting sekali menata keilmuan ini berdasarkan landasan
iv
normatif maupun empiris yang ada di Indonesia. Diharapkan buku ini
bisa memenuhi kompetensi utama yang telah dirumuskan dalam visi
dan misi Prodi Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional.
Atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan bahan ajar ini,
kami ucapkan banyak terima kasih.
v
Sinopsis
B
uku ini membahas tentang landasan teori sosiologi masyarakat
dan bencana, serta memberikan pandangan bagaimana
masyarakat bisa tetap bertahan dalam menghadapi bencana, yang
merupakan pertanyaan turunan dari pertanyaan besar dalam ilmu
sosiologi. Jika sosiologi mempertanyakan “bagaimana masyarakat bisa
bertahan?”, maka dalam sosiologi bencana, pertanyaannya menjadi
“bagaimana masyarakat bisa bertahan dalam menghadapi bencana?.
Buku ini membahas beberapa pokok bahasan yang dinilai cukup
penting dan relevan untuk diberikan mencakup beberapa hal, di
antaranya: 1. pokok bahasan tentang sosiologi sebagai satu disiplin
ilmu tersendiri di dalam ilmu sosial berikut ragam perspektif yang ada
di dalamnya; 2. pokok bahasan tentang sosiologi bencana yang
berkembang mengikuti perkembangan perpspektif dalam ilmu
sosiologi tetapi mengkhususkan diri pada ruang dan waktu dimana
bencana itu potensial atau telah terjadi; 3. pokok bahasan tentang isu-
isu utama dalam ranah kebencanaan yang dapat dilihat dalam
perspektif sosiologis; 4. Pokok bahasan kebencanaan dan relasinya
dengan kebijakan publik dan manajemen bencana; 5. Pokok bahasan
kebencanaan dan relasinya dengan kebijakan keamanan nasional, 6.
Pokok bahasan manajemen bencana, serta 7. Pokok bahasan tentang
isu-isu metodologis dalam studi sosiologi bencana.
vi
Daftar Isi
URAIAN HAL
HALAMAN COVER i
HALAMAN COPYRIGHT ii
KATA PENGANTAR iv
SINOPSIS vi
DAFTAR ISI vii
BAB 1 1
Pendahuluan
Bab Il 17
Pengantar Sosiologi
BAB III 41
Sejarah Bencana Besar di Dunia dalam Perspektif
Sosiologis
BAB IV 55
Perubahan Sosial dalam Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
BAB V 65
Kearifan Lokal dalam Konteks Bencana
BAB VI 77
Eksklusi Sosial dalam Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
BAB VII 93
Kapital Sosial dalam Konteks Bencana
vii
BAB VIII 109
Ketahanan dan Kerentanan Sosial dalam Konteks
Bencana
BAB IX 117
Konflik dan Integrasi Sosial dalam Konteks Bencana
dan Keamanan Nasional
BAB X 129
Globalisasi dalam Konteks Bencana dan Keamanan
Nasional
BAB XI 137
Pemberdayaan Masyarakat dalan Konteks Bencana
dan Keamanan Nasional
BAB XII 149
Kebijakan Penanggulangan Bencana dalam
Perspektif Sosiologis
BAB XIII 159
Bencana dan Keamanan Nasional dalam Perspektif
Astagatra
BAB XIV 175
Manajemen Bencana
BAB XV 185
Aspek Metodologis dalam Penelitian Sosial
Kebencanaan
BAB VI 191
Penutup
TENTANG PENULIS 194
viii
Bab 1 Pendahuluan | 1
BAB I
Pendahuluan
2 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab I
Pendahuluan
Tabel 1.1. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Sosiologi Bencana
1.5. Luaran
Proses perkuliahan ini diharapkan bisa memenuhi kompetensi
utama yang telah dirumuskan dalam visi dan misi Prodi Manajemen
Bencana untuk Keamanan Nasional.
1. Untuk para manajer diharapkan mampu menggunakan
perspektif sosiologik dalam membangun rencana strategis yang
tangguh dalam manajemen risiko bencana di dalam
organisasinya; mampu menganalisis akar persoalan sosial yang
memiliki keterkaitan dengan persoalan kebencanaan sehingga
tersusun sebuah kebijakan yang sustain untuk menanggulangi
persoalan tersebut; serta mampu membangun sebuah desain
pembangunan masyarakat yg tangguh
(resilience),sustainability, serta mampu meredam (absorb)
bencana di suatu wilayah.
2. Untuk para peneliti diharapkan; mampu membangun kerangka
teoritik yang kuat untuk bisa melihat secara kritis dan jernih
mengurai persoalan-persoalan kebencanaan yang memiliki
dimensi sosiologik; membangun sebuah konstruksi sosial yang
bisa mendorong lahirnya masyarakat yang resilience yakni
masyarakat yang memiliki kapasitas
kuat,tangguh,berketahanan, dan berkelanjutan dalam
menanggulangi bencana; mampu membangun kerangka
kebijakan yang mengintegrasikan partisipasi masyarakat
dengan alokasi peran yang bersifat Multiple Helix, dalam
konteks penanggulangan bencana.
3. Untuk para akademisi diharapkan; dapat memahami akar
teoritik dari perspektif sosiologi bencana sehingga mereka
dapat mengembangkan keilmuan sosiologi bencana sekaligus
12 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Referensi
BAB II
Pengantar Sosiologi dan
Sosiolagi Bencana
18 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab II
Pengantar Sosiologi dan Sosiologi Bencana
dalam sesi perkuliahan ini, akan dibatasi beberapa teori saja yang akan
dijelaskan kepada mahasiswa. Pemilihan teori-teori yang dianggap
relevan untuk diberikan kepada mahasiswa didasari oleh pembagian
teori dalam sosiologi, seperti klasik, modern dan postmodern, serta
postcolonial. Pilihan teori juga dilandasi oleh literatur-literatur yang
banyak ditulis oleh para sarjana dalam ranah studi kebencanaan yang
menggunakan perspektif sosiologis di dalamnya. Konsep dan teori yang
umum digunakan akan dipilih untuk dijelaskan dan didiskusikan
dengan mahasiswa. Pilihan ini bisa berubah seiring perkembangan
teori sosiologi dan juga perkembangan studi sosiologi bencana itu
sendiri.
Beberapa teori sosiologi yang akan dibahas dalam perkuliahan
ini, seperti teori sosiologi klasik yang dimotori oleh tiga pemikir besar
dalam ilmu sosiologi, yaitu Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber.
Tiga tokoh besar dalam dunia sosiologi ini mewariskan pemikiran-
pemikiran penting yang menjadi bahan pondasi awal dari ilmu
sosiologi itu sendiri. Penggunaan teori dari ketiganya, dalam berbagai
ranah kajian, tak terkecuali kajian kebencanaan juga sering dilakukan
oleh para peneliti. Oleh karenanya, ketiganya akan dibahas secara
khusus di dalam sesi perkuliahan ini.
Selanjutnya, mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan teori
sosiologi modern tingkat lanjut seperti Jurgen Habermas, Ulrich Beck,
Anthony Giddens, dan Pierre Bourdieu. Keempatnya mewakili para
pemikir sosiologi yang masih menganggap bahwa nilai-nilai
modernism masih bisa diselamatkan. Dalam bentuknya yang semakin
kompleks dan dinamis, modernism dengan segala konsekuensinya
masih relevan untuk diperjuangkan oleh masyarakat di dunia. Dalam
konteks kebencanaan pun, pemikiran-pemikiran mereka dianggap
masih relevan untuk digunakan sebagai alat analisa. Kemudian
mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan tokoh-tokoh pemikir
sosiologi postmodernisme. Postmodernisme sebagai sebuah nilai baru
yang dianggap melampaui gagasan modernism itu sendiri, dalam ilmu
sosiologi menempati posisi yang semakin hari semakin kuat. Hal ini
20 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Pertanyaan Kunci
Dalam perkuliahan ini, ada beberapa pertanyaan kunci yang akan
dibahas untuk bisa mengantarkan diskusi di ruang kelas menjadi lebih
hidup dan dinamis. Beberapa pertanyaan kunci yang dibahas antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi?
2. Apa saja yang dibahas dalam disipIin ilmu sosiologi?
3. Bagaimana perkembangan disiplin sosiologi secara umum?
4. Siapa saja tokoh-tokoh pemikir dalam ilmu sosiologi?
5. Konsep-konsep dasar apa yang umum digunakan dalam
diskursus sosiologi?
Bab 2 Pengantar Sosiologi dan Sosiologi Bencana | 21
Karl Mark
Memperkenalkan Max Weber Emile Durkheim
pendekatan materialisme Memperkenalkan pendekatan Memperkenalkan pendekatan
dialektis, yang menganggap Verstehen (pemahaman), yang Fungsionalisme yang berupaya
konflik antar kelas sosial berupaya menelusuri nilai, menelusuri fungsi berbagai
kepercayaan, tujuan dan sikap elemen sosial sebagai pengikat
menjadi intisari perubahan yang menjadi penuntun sekaligus pemelihara
dan perkembangan perilaku manusia, seperti: keteraturan sosial, seperti:
masyarakat, seperti:konsep konsep social stratification, tentang konsep fakta sosial,
social class, class conflict, leadership, birocracy, dan division of labour, suicide, dan
alienation, dan social rationalization. agama.
revolution.
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang dimaksud dengan melihat bencana dari perspektif
sosiologis?
2. Bagaimana sosiolog melihat persoalan bencana?
3. Bagaimana peta teoritik pendekatan sosiologi bencana dalam
perkembangannya?
4. Apa karakteristik sosiologi bencana yang dikembangkan di
dalam Prodi Manajemen Bencana?
Referensi
BAB III
Sejarah Bencana Besar di
Dunia dalam Perfektif
Sosiologis
42 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab III
Sejarah Bencana Besar di Dunia dalam
Perspektif Sosiologis
Gambar 3.1. Lempeng Tektonik Dunia dan Lempeng Tektonik yang Meliputi
Indonesia
Sumber: https://www.kompas.com
yang mungkin muncul di masa depan. Dalam satu penjelasan yang lebih
radikal, bencana bisa ditempatkan sebagai salah satu faktor penting
dalam mendorong lajunya peradaban di dalam masyarakat, seperti
bentuk-bentuk bangunan, teknologi pengairan, teknologi pangan,
teknologi komunikasi dan lain sebagainya, termasuk lahirnya lembaga-
lembaga negara yang kemudian memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk secara khusus mengurusi soal kebencanaan. Secara sosiologis,
hal ini bisa diringkas dalam satu terma, bahwa bencana telah
membentuk ulang masyarakat atau “disaster reshaped community”.
Secara ekstrim, peradaban manusia bisa juga dikatakan terbentuk oleh
kejadian-kejadian bencana itu sendiri.
Pertanyaan Kunci
1. Apa urgensi mempelajari sejarah dalam konteks ilmu sosial?
2. Sejauh mana dinamika perjalanan sejarah suatu masyarakat
dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan masyarakat
tersebut di kemudian hari?
3. Dalam konteks kebencanaan, apa saja kejadian bencana besar
yang pernah terjadi di dunia yang sempat terekam oleh para
peneliti kebencanaan?
4. Sejauh mana kejadian bencana tersebut memberikan dampak
bagi masyarakat?
5. Bagaimana keterkaitan kejadian bencana tersebut dengan
dinamika sosial, ekonomi dan politik yang ada di masyarakat?
48 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Gambar 3.2 Infografik Sebaran Kejadian Bencana Alam 1 Januari – 18 Mei Tahun
2020 di Indonesia
Sumber: https://www.bumiayu.id
Referensi
BAB IV
Perubahan Sosial dalam
Kontek Bencana dan
Keamanan Nasional
56 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab IV
Perubahan Sosial dalam Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana sosiologi memandang perubahan yang terjadi di
masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial?
3. Bagaimana posisi bencana dalam diskursus perubahan sosial?
4. Bagaimana menggunakan konsep-konsep perubahan sosial
dalam menganalisa kejadian bencana?
5. Bagaimana menempatkan analisa perubahan sosial dalam
konteks pengurangan bencana itu sendiri?
Referensi
BAB V
Kearifan Lokal dalam
Konteks Bencana
66 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab V
Kearifan Lokal dalam Konteks Bencana
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana kearifan lokal dapat lahir dalam suatu tatanan sosial
di masyarakat?
2. Bagaimana relasi antara kearifan lokal dengan ketahanan
sosial?
3. Bagaimana relasi antara kearifan lokal dengan kesiapsiagaan
masyarakat dalam menurunkan resiko bencana di lingkungan
sekitarnya?
4. Bagaimana pemerintah seharusnya menempatkan kearifan
lokal di dalam konteks penanggulangan bencana?
Referensi
BAB IV
Eksklusi Sosial dalam
Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
78 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab 6
Eksklusi Sosial dalam Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
Pertanyaan Kunci
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep eksklusi sosial?
2. Bagaimana satu kelompok masyarakat dapat tereksklusi di dalam
kehidupan sehari-harinya?
80 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bencana Alam
- Penyelamatan dan Evakuasi Korban
- Pemenuhan Kebutuhan Dasar
- Perlindungan Terhadap Kelompok Rentan
- Penanganan Pengungsi
- Pemulihan sarana dan prasarana umum
Pengungsi
Bantuan Kemanusiaan
C. Industri Pertahanan
Memiliki pertahanan yang tangguh perlu didukung dengan
industri pertahanan nasional yang kokoh dan mumpuni. Tanpa
dukungan industri pertahanan, maka tidak ada kemandirian
pertahanan, ketergantungan terhadap supplier asing, dan rawan
terhadap embargo dari negara lain. Hal ini tentu membahayakan
bagi keamanan negara.
Efektifitas pertahanan negara turut ditentukan oleh kemampuan
industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan pengadaan
maupun pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista)
secara mandiri. Oleh sebab itu, industri pertahanan perlu
dibangun melalui revitalisasi industri pertahanan guna
meningkatkan efektifitas pertahanan negara (Sjafrie Sjamsoeddin,
2017).
Penguatan industri pertahanan dapat diarahkan untuk
mewujudkan kemandirian industri pertahanan domestik.
Harapannya adalah memberikan multiplier effect antara lain
untuk mengatasi selisih opportunity cost; memperkuat basis
ekonomi industri; menciptakan lapangan pekerjaan dan
stabilisasi ekonomi nasional; sekaligus memperkuat pertahanan
negara dan menciptakan keamanan nasional.
Dalam Kebijakan Pertahanan 2019, Menhan mengamanatkan
antara lain: melanjutkan pembangunan Postur Pertahanan
Militer sesuai MEF, dan mewujudkan industry pertahanan yang
kuat, mandiri dan berdaya saing. Menhan juga menekankan
pengadaan alutsista harus disesuaikan dengan ancaman nyata,
seperti untuk menghadapi teroris, mendeteksi jalur komunikasi,
jalur logistik dan mengetahui bencana alam.
D. Tren Global dan Produk Dual-Use
Keterbatasan permintaan dari pemerintah selaku konsumen
utama industri pertahanan dapat diatasi dengan strategy
Bab 6 Eksklusi Sosial dalam Konteks Bencana dan Keamanan Nasional | 91
Referensi
Jha, Manish K., 2015, Liquid disaster and frigid response: disaster and
social exclusion, International Social Work, 2015, Vol 58(5)
704-716
Parr, Darryl O’Brien, 2007, The Impact of Social Exclusion on
emergency Relief Services, https://www.e-
publicacoes.ueri.br/index.php/revistaempauta/article/viewfi
le/166/192.
Pittaway, E., Bartolomei, L., Rees, S.,2007, Gendered Dimension of the
2004 Tsunami and a potential social work response in post
disaster situation, international Social Work 50(3) 307-319,
Sage Publication
Syahra, Rusdi, 2010, Eksklusi Sosial: Perspektif Baru Untuk Memahami
Deprivasi dan Kemiskinan, Jurnal Masyarakat dan Budaya, LIPI,
Vol.12, No.3 (2010)
UNISDR, 2014, Living with Disability and Disasters: UNISDR 2013
Survey on Living with Disabilities and Disasters-Key Findings,
UNISDR
Yuantari, dkk, 2019, Manajemen Bencana, Asosiasi Institusi
Pendididikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI)
Jakarta.
https://www.kemhan.go.id/wp-
content/uploads/2019/12/wiraindomeijuni2019komplit.pdf
Bab 7 Kapital Sosial dalam Konteks Bencana | 93
BAB VII
Kapital Sosial dalam
Konteks Bencana
94 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab VII
Kapital Sosial dalam Konteks Bencana
Pertanyaan Kunci
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep kapital sosial?
2. Bagaimana kapital sosial dapat muncul di dalam satu tatanan
sosial?
3. Bagaimana kapital sosial bersama kapital lainnya dapat
fungsional dalam mengatasi persoalan kebencanaan?
4. Bagaimana mengelola kapital sosial dalam konteks kebijakan
penanggulangan bencana di Indonesia?
Referensi
BAB VIII
Ketahanan dan Kerentanan
Sosial dalam Konteks
Bencana
110 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab VIII
Ketahanan dan Kerentanan Sosial dalam Konteks
Bencana
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang dimaksud dengan ketahanan dan kerentanan sosial?
2. Bagaimana relasi antara ketahanan dan kerentanan sosial dengan
struktur sosial?
3. Bagaimana relasi antara ketahanan dan kerentanan sosial dengan
keagenan sosial?
4. Sejauh mana persoalan ketahanan dan kerentanan sosial
memiliki keterkaitan dengan masalah kebencanaan?
5. Bagaimana relasi antara ketahanan dan kerentanan sosial dalam
konteks kebencanaan?
6. Sejauh mana kemungkinan merekayasa ketahanan dan
kerentanan sosial dalam konteks kebencanaan?
7. Mungkinkah mengkuantifikasi ketahanan dan kerentanan sosial
dalam kontek, kebencanaan?
Referensi
Alshehri S., Rezgui Y., LiH., 2013, Community resilence factor to disaster
in Saudi Arabia: The Case of Makkah Province, Disaster
Management and Human Health Risk Ill, Conference Paper,
359-368.
Fatemi et al., 2017, Social Vulnerablity Indicators in Disasters: findings
from A Systematic Review, International Journal of Disaster
Risk Reduction Vol.22, 2017 pg 219-227.
Tierney, Kathleen J., 2007, Business and Disaster: Vulnerability, Impact
and Recovery, /n: Handbook of Disaster Research (Ed:
Rodriguez H., Quarantelli E.L., Dynes R.R.). Springer.
Bolin, Bob, 2007, Race, Class, Ethnicity and Disaster Vulnerability, in
Handbook of Disaster Research (Ed: Rodriguez H., Quarantelh
E.L., Dynes R.R.). Springer.
Tapsell, S; McCarthy, S; Faulkner, H & Alexander, M, 2010, Social
Vulnerability and Natura, Hazards. CapHaz-Net WP4 Report,
Flood Hazard Research Centre — FHRC, Middlese, University,
London.
Sing S.R., Eghdami M.R., Singh S., 2014, The Concept of Social
Vulnerability: A Review from, Disaster Perspective, IMS, 2014,
Vol.1, No.6, p 71-82.
https://www.kemhan.go.id/
Bab 9 Konflik dan Integrasi Sosial dalam Konteks Bencana dan Keamanan Nasional | 117
BAB IX
Konflik dan Integrasi
Sosial dalam Konteks
118 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab IX
Konflik dan Integrasi Sosial dalam Konteks
Bencana dan Keamanan Nasional
jangka waktu yang panjang dan intensitas bencana yang besar, hal ini
akan mengarah pada situasi kelangkaan sumberdaya. Situasi ini
menjadi dasar untuk tumbuhnya konflik baru, atau pun
berkembangnya konflik lama yang sifatnya laten. Sebaliknya, dalam
kasus tsunami Aceh, resolusi konflik justru dapat difasilitasi dengan
baik ketika pasca bencana terjadi. Pihak-pihak yang bertikai dapat
menginstitusionalisasikan kesepakatan damai ketika bencana telah
usai, dan semua kelompok terlibat dalam proses pemulihan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca bencana.
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana konflik bisa muncul di dalam satu tatanan sosial?
2. Bagaimana hubungan antara konflik dan integrasi sosial?
3. Sejauh mana keterkaitan antara konflik, integrasi sosial, dan
bencana?
4. Bagaimana menggunakan perspektif konflik dalam melihat
fenomena bencana?
5. Bagaimana mencapai resolusi konflik dalam mencapai satu
integrasi sosial?
6. Prasyarat sosiologis apa yang dapat diterapkan dalam
mewujudkan integrasi sosial pasca bencana?
6) Anger (Composure)
Ketika keadaan “memanas”, anggota kelompok yang
bertentangan harus mampu mengontrol emosi mereka.
Metode yang efektif untuk mengontrol emosi adalah
dengan berhitung 1 sampai 10 atau menyampaikan
humor atau lelucon di kelompok. Humor dapat
memberikan emosi yang positif dan dapat meredam
emosi yang negatif seperti amarah. Kelompok juga dapat
melestarikan budaya seperti pelarangan penunjukan
emosi negatif, salah satu contohnya adalah amarah.
Resolusi yang dikemukan diatas adalah proses
menangani konfilik yang sedang dan sudah terjadi,
sebaiknya pada tim mediator yang di bentuk harus
memahami akar masalah konflik sebelum sebelum
melakukan tindakannya dalam upaya menemukan
perdamaian yang abadi.
128 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Referensi
Bolin, Bob, 2007, Race, Class, Ethnicity and Disaster Vulnerability, In:
Handbook of Disaster Research (Ed: Rodriguez H., Quarantelli E.L.,
Dynes R.R.). Springer.
Ferris, Elizabeth, 2010, Natural Disaster, Conflict, and Human Rights:
Tracing the Connections, Presentation 3 March 2010, Brookings-
The Brooking Institution-Universiy of Bern, Project on Internal
Displacement.
Goerge Ritzer & Douglas J. Goodman, Modern Sociological Theory. New
York: Mc Gray, Nill, 2004.
Harris K, Keen D, Mitchell T., 2013, When Disasters and Conflict Collide:
Improving Ung Between Disaster Resilience and Conflict
Prevention, Overseas Development Institute
Waugh Jr, William L., 2007, Terrorism as Disaster In: Handbook of
Disaster Research (Ed: Rodriguez H., Quarantelli E.L., Dynes R.R.).
Springer.
Bab 10 Globalisasi dalam Konteks Bencana dan Keamanan Nasional | 129
BAB X
Globalisasi dalam
Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
130 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab X
Globalisasi dalam Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami globalisasi beserta konsekuensi
ekonomi politik yang menyertainya.
2. Mahasiswa dapat menggunakan konsep globalisasi dalam
menganalisa potensi, resiko dan dampak dari suatu kejadian
bencana.
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang dimaksud dengan fenomena globalisasi?
2. Bagaimana globalisasi sebagai satu fenomena sosial muncul dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia saat ini?
3. Bagaimana mengidentifikasi paradoks globalisasi?
4. Bagaimana menempatkan globalisasi dalam diskursus
kebencanaan?
5. Sejauh mana strategi yang dapat dilakukan dalam kerangka
menempatkan paradoks globalisiasi bagi upaya mengurangi
resiko bencana di kalangan masyarakat?
Referensi
BAB XI
Pemberdayaan Masyarakat
dalam Konteks Bencana dan
Keamanan Nasional
138 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab XI
Pemberdayaan Masyarakat dalam Konteks
Bencana dan Keamanan Nasional
Sementara itu, dari perspektif yang sifatnya teoritis, ada lima isu
penting terkait pemberdayaan menurut Kriken et al., (2017:863-865).
Kelimanya adalah collective resilence, survivor assets, survivor's
resourcefulness, vulnerable survivors, and social and cultural coping.
Kelimanya harus diperhatikan dalam konteks pemberdayaan
masyarakat terkait bencana. Kendati penting bagi penguatan kapasitas
sosial, tetapi ada beberapa batasan dalam konteks pelaksanaan
pemberdayaan, yaitu proses pemulihan yang memakan waktu lama,
dan keterbatasan kapasitas stakeholder dalam melakukan program
pemberdayaan terutama keterbatasan jumlah dan kemampuan dalam
melakukan advokasi pemberdayaan (Ophiyandri, Amaratunga, dan
Pathirage, 2015-7).
Mahasiswa akan diajak untuk mendiskusikan kasus-kasus
bencana beserta program pemberdayaan yang telah dilakukan,
termasuk mengevaluasi praktik pemberdayaan tersebut. Teori-teori
tentang kebijakan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan kerja sosial
akan diberikan untuk memberikan pemahaman makro tentang isu
tersebut.
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana akar pemikiran konsep pemberdayaan masyarakat?
2. Bagaimana hubungan antara pemberdayaan masyarakat dengan
ketahanan dan kerentanan sosial masyarakat?
3. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat mengurangi resiko
bencana dalam satu komunitas?
4. Bagaimana menyusun strategi pemberdayaan masyarakat yang
efektif dan berkelanjutan dalam penanggulangan bencana?
Bab 11 Pemberdayaan Masyarakat dalam Kontek Bencana dan Keamanan Nasional | 141
3. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat bisa diartikan sebagai satu intervensi
sosial yang menitikberatkan pada penguatan institusi sosial di
masyarakat sehingga persoalan-persoalan sosial yang ada bisa
dicarikan jalan keluarnya. Pemberdayaan masyarakat bisa
Bab 11 Pemberdayaan Masyarakat dalam Kontek Bencana dan Keamanan Nasional | 143
Referensi
BAB XII
Kebijakan Penanggulangan
Bencana dalam Perspektif
Sosiologis
150 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab XII
Kebijakan Penanggulangan Bencana dalam
Perspektif Sosiologis
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana menggunakan perspektif sosiologi bencana untuk
membedah peraturan perundangan?
2. Bagaimana membuat daftar inventarisasi masalah di dalam
peraturan perundangan?
3. Kebijakan sosial
Kebijakan sosial (social policy) lahir dari satu kejumudan yang
melihat bahwa setiap proses pembangunan ekonomi yang
dijalankan, tak jarang mengorbankan masyarakat dan lingkungan.
Kebijakan sosial merujuk pada upaya negara untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dengan menjalankan kebijakan-
kebijakan yang menyangkut peningkatan pendapatan, layanan
sosial, dan program-program bantuan sosial. Kebijakan sosial
Bab 12 Kebijakan Penanggulangan Bencana dalam Perpektif Sosiologis | 155
Referensi
Boin A. & T Heart, P., 2007, The Crisis Approach, in: Handbook of
Disaster Research (Eq Rodriguez H., Quarantelli E.L., Dynes
R.R.). Springer.
Britton, Neil R. National Planning and Response: National Systems, in:
Handbook of Disaste, Research (Ed: Rodriguez H., Quarantelli
E.L., Dynes R.R.). Springer.
Undang Undang No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Suhirwan, 2021, Kebijakan Publik: Teori Implementasi Model
Kebijakan, CV. Aksara Global Akademia, Indonesia.
https://sippn.menpan.go.id/
Bab 13 Bencana dan Keamanan Nasional dalam Perpektif Astagatra | 159
BAB XIII
Bencana dan Keamanan
Nasional dalam Perspektif
Astagatra
160 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab XIII
Bencana dan Keamanan Nasional dalam
Perspektif Astagatra
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang dimaksud dengan aspek astagatra di dalam konteks
ketahanan nasional?
2. Sejauh mana urgensi menggunakan perspektif astagatra dalam
melihat masalah kebencanaan?
3. Bagaimana menggunakan perspektif astagatra dalam membedah
persoalan kebencanaan?
4. Bagaimana sebuah kondisi bencana dapat mengarah pada bentuk
ancaman terhadap keamanan nasional?
Gambar 13.1 Konsepsi Asta Gatra, Tri Gatra, dan Panca Gatra
Sumber: Data yang diolah penulis (2022)
162 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Antara gatra yang satu dengan yang lain terdapat hubungan yang
bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat yang saling
interdependensi, demikian juga antara trigatra dan pancagatra.
4. Hubungan Antargatra
Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri
terdapat hubungan timbal balik yang erat dengan dinamakan
korelasi dan interdependensi yang artinya adalah seperti berikut.
Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada
kemampuan bangsa dan negara di dalam mendayagunakan
secara optimum gatra alamiah (trigatra) sebagai modal dasar
Bab 13 Bencana dan Keamanan Nasional dalam Perpektif Astagatra | 169
5. Ketahanan nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa,
meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi,
berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun
dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketahanan nasional sebagai konsepsi merupakan pisau analisis
untuk memecahkan problem atau masalah kehidupan bangsa
melalui pendekatan delapan aspek kehidupan nasional yang
diistilahkan sebagai Astagatra. Ketahanan nasional dalam
konteks konsepsi merupakan suatu ajaran yang diyakini
kebenarannya dan perlu diimplementasikan kepada seluruh
bangsa Indonesia sehingga akan terjalin pola pikir, pola sikap,
pola tindak, dan pola kerja yang sama secara nasional, holistik,
dan berorientasi global (tidak lingkup kedaerahan). Oleh karena
itu konsepsi ketahanan nasional berfungsi sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan nasional untuk mewujudkan
sinergi dari seluruh bidang dan sektor pembangunan (Modul
Materi BS Konsepsi Ketahanan Nasional, 2011).
6. Keamanan nasional
Keamanan nasional adalah salah satu sub bagian di dalam
ketahanan nasional yang menekankan pada kebijakan negara
untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah nasional, baik
melalui pendekatan keamanan, militer, ataupun diplomasi,
dengan memanfaatkan sumberdaya nasional di dalam masa
perang, atau pun masa damai.
Bab 13 Bencana dan Keamanan Nasional dalam Perpektif Astagatra | 173
Referensi
BAB XIV
Manajemen Bencana
176 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab XIV
Manajemen Bencana
Pertanyaan Kunci
1. Apa pengertian bencana menurut para ahli?
2. Apa saja tujuan manajemen bencana?
3. Jelaskan mekanisme manajemen bencana?
4. Gambarkan siklus manajemen bencana?
Referensi
BAB XV
Aspek Metodologis dalam
Penelitian Sosial
Kebencanaan
186 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab XV
Aspek Metodologis dalam Penelitian Sosial
Kebencanaan
Pertanyaan Kunci
1. Bagaimana posisi metodologis penelitian sosial kebencanaan di
dalam diskursus metodologi penelitian sosial?
2. Jenis-jenis penelitian apa saja yang terdapat di dalam ranah studi
penelitian sosiologi bencana?
Referensi
BAB XVI
Penutup
192 | Sosiologi Masyarakat dan Bencana
Bab XVI
Penutup
16.1 Penutup
Bahan ajar yang terdiri dari pokok-pokok bahasan utama di
dalam perkuliahan sosiologi bencana ini merupakan acuan sekaligus
pedoman dalam proses perkuliahan di Prodi Manajemen Bencana.
Dengan dibuatnya bahan ajar ini, di masa depan proses perkuliahan
memiliki garis besar yang bisa diikuti oleh staf pengajar, termasuk
bagaimana mekanisme monitoring dan evaluasi bisa dilakukan dengan
mengacu pada apa yang telah dituangkan di dalam bahan ajar ini.
Mahasiswa Prodi Manajemen Bencana yang menjadi subyek
utama dari proses pembelajaran dari mata kuliah ini, tidak saja terlibat
dalam proses belajarnya, tetapi juga diharapkan dapat memberikan
input yang berharga bagi pengembangan mata kuliah ini selanjutnya.
Hasil-hasil riset yang telah dilakukan oleh staf pengajar mata kuliah ini
juga menjadi bahan yang diharapkan dapat memperkaya materi ajar
yang akan dijalankan. Dengan cara yang sedemikian, mata kuliah ini
diharapkan menjadi mata kuliah yang memiliki basis riset yang cukup
kuat. Apa itu mata kuliah berbasis riset? Tidak lain adalah mata kuliah
yang oleh pengampu dan tim pengajarnya dikembangkan dengan
melakukan riset-riset yang sesuai dan sejalan dengan garis besar bahan
ajar yang telah ditentukan. Sehingga diharapkan bahan-bahan referensi
yang digunakan di dalam perkuliahan tersebut bukan saja bahan
referensi yang diperoleh dari berbagai sumber, tetapi yang tidak kalah
penting adalah referensi yang merupakan hasil penelitian para
pengajar yang telah dipublikasikan oleh lembaga publikasi hasil
penelitian yang kredibel. Mata kuliah berbasis riset adalah pondasi
awal dari program studi yang berbasis riset, fakultas yang berbasis riset,
dan universitas yang berbasis riset.
Bab 16 Penutup | 193
TENTANG PENULIS
TENTANG PENULIS
TENTANG PENULIS