Anda di halaman 1dari 63

CORRETIVE MAINTENANCE HOIST CYLINDER DUMPING PADA

UNIT DUMP TRUCK TEREX 60

Oleh:

MAULANA NUR FIQRI


NIM. 209 610 017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI NUNUKAN
JURUSAN TEKNIK ALAT BERAT
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ALAT BERAT
NUNUKAN
2023
CORRETIVE MAINTENANCE HOIST CYLINDER DUMPIN PADA
UNIT DUMP TRUCK TEREX 60

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi Teknik Alat Bearat (D3)
Jurusan Teknik Alat Berat
Politeknik Negeri Nunukan

Oleh:

MAULANA NUR FIQIR


NIM: 209610017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI NUNUKAN
JURUSAN TEKNIK ALAT BERAT
PROGRAM STUDI D III TEKNIK ALAT BERAT

ii
NUNUKAN
2023

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

CORRETIVE MAINTENANCE HOIST CYLINDER DUMPING PADA


UNIT DUMP TRUCK TEREX 60

NAMA : MAULANA NUR FIQRI

NIM : 209 610 017

JURUSAN : TEKNIK ALAT BERAT

PROGRAM STUDI : TEKNIK ALAT BERAT

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Tugas akhir ini telah di sahkan

Tanggal, 26 Agustus 2022

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Hamka Munir, S.Pd., M.T Hamka Munir, Pd., M.T


NIDN. 0030098210 NIDN. 0030098210

iii
Mengesahkan:
Direktur Politeknik Negeri Nunukan

Arkas Viddy, S.E., M.M., Ph.D


NIP. 19650508 199203 1 001

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI


TROUBLESHOOTING UNDERCARRIAGE UNIT BULLDOZER
D85E-SS KOMATSU

NAMA : ZULHAIKAL
NIM : 199610013
JURUSAN : TEKNIK ALAT BERAT
PROGRAM STUDI : TEKNIK ALAT BERAT
JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui


Pada Tanggal 26 Agustus 2022

Dewan Penguji:

Penguji I,
Nama : Halman, S.T., M.T
NIDN : 000666709 ___

Penguji II,

iv
Nama : Al Amin, S.T., M.T
NIDN : 0015077908 ___

Penguji III,
Nama : Siti Khadijah, S.Pd., M.Pd
NIDN: ___

Mengetahui:

Ketua Jurusan Koordinator Program Studi


Teknik Alat Berat Teknik Alat Berat

Ismail Ramli, S.TP., M.Si Denny Hendra Cipta, S.T., M.Eng


NIDN. 0027067708 NIDN. 0027128206

v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zulhaikal

Nim : 199 610 013

Jurusan : Teknik Alat Berat

Program Studi : Teknik Alat Berat

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Troubleshooting undercarriage bullodozer D85E-SS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya

saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Tugas

Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Nunukan, 26 Agustus 2022

vi
Zulhaikal

NIM. 199 610 013

ABSTRAK

Zulhaikal, (2022). Troubleshooting undercarriage pada Unit Bulldozer D85E-

SS. Politeknik Negeri Nunukan.

Bulldozer adalah salah satu alat berat yang dapat digunakan untuk keperluan

pemerataan material yang memiliki kemampuan dorong atau tenaga dan torsi

yang tinggi. Pada bulldozer terdapat sistem undecarriage sebagai gerak maju,

mundur dan berbelok, serta sebagai media pijakan, penahan saat unit di

operasikan. Dengan metode observasi melalui studi kasus, pengambilan data

untuk penelitian ini dilakukan di PT Adimitra Lestari, Base Camp Sei Manggaris

Km 15, Kecamatan Seimanggaris. Pemeriksaan dan pembongkaran merupakan

suatu cara yang digunakan untuk mengamati kondisi pada komponen

vii
undercarriage yang mengalami trouble. Dari hasil pemeriksaan didapati

penyebab undercarriage mengalami gangguan-gangguan adalah seal adjuster

yang mengalami kebocoran sehingga track link tidak dapat disetel/dipompa untuk

memasukkan grease ke dalam track adjuster. Hal ini mengakibatkan track link

mengalami kekendoran, sehingga berdampak buruk pada komponen-komponen

undercarriage lainnya. Untuk mencegah terjadinya problem yang sama seperti

sebelumnya pada undercarriage maka, dilakukan penggantian seal adjuster

sebagai sumber penyebab terjadinya gangguan-gangguan, termasuk pula

komponen-komponen yang terdampak lainnya, seperti sproket, track frame, track

roller, carri roller dan shaft pivot.

Kata kunci: Bulldozer Komatsu D85E-SS, Troubleshooting, Undercariage

viii
ABSTRACT

Zulhaikal, (2022). Troubleshooting undercarriage Pada Unit Bulldozer

D85E-SS. Politeknik Negeri Nunukan.

Bulldozer is one of the heavy equipment that can be used for the purpose of

distributing materials that have the ability to push or have high power and

torque. there is an undecarriage system On the bulldozer as a forward, backward

and turning motion, as well as a stepping medium, a barrier when the unit is

operated. With the observation method through case studies, data collection for

this research was carried out at PT Adimitra Lestari, Sei Manggaris Base Camp

Km 15, Seimanggaris District. Inspection and disassembly is a method used to

observe the condition of undercarriage components that are experiencing trouble.

From the results of the inspection, it was found that the cause of the

undercarriage experiencing disturbances was the seal adjuster that had a leak so

that the track link could not be adjusted/pumped to insert grease into the track

adjuster. This causes the track link to loosen, thus adversely affecting other

undercarriage components. To prevent the same problem as before on the

undercarriage, the seal adjuster was replaced as a source of disturbances,

including other affected components, such as sprockets, track frames, track

rollers, carrier rollers and shaft pivots.

Keywords : Bulldozer Komatsu D85E-SS, Troubleshooting, Undercariage

ix
x
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia

dan anugerah-Nya, sehingga Penulis diberikan kemudahan untuk menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan baik, sehingga laporan yang berjudul “Troubleshooting

Undercarriage pada unit bulldozer D85E-SS” ini dapat terselesaikan.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

jenjang pendidikan program Diploma III pada jurusan Teknik Alat Berat di

Politeknik Negeri Nunukan. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan data yang

Penulis peroleh selama melakukan penelitian.

Dalam Penulisan Tugas Akhir ini Penulis mengalami beberapa kendala,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak Penulis dapat menyelesaikannya.

Dalam kesempatan ini Penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Arkas Viddy, S.E., M.M., Ph.D. sebagai Direktur Politeknik Negeri

Nunukan.

2. Bapak Ismail Ramli, S.T.P., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Teknik Alat

Berat.

3. Bapak Hamka Munir, S.Pd., M.T. selaku dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam menyelesaikan tugas

akhir.

viii
4. Bapak Ismail Ramli, S.T.P.,M.Si. selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, saran, dan meluangkan waktu selama

proses bimbingan.

5. Seluruh Staf dan Dosen Politeknik Negeri Nunukan, terutama program

studi teknik alat berat, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama di

bangku perkuliahan.

6. Serta tidak lupa kepada rekan seperjuangan di bangku kuliah yang

memberikan kerjasama yang baik dan kepada pihak yang langsung

maupun tidak langsung membantu dapat penulisan tugas akhir.

7. Kedua orang tua saya yang sanantiasa membangkitkan semangat saya dan

memberi dana untuk kebutuhan saat mengerjakan tugas akhir ini.

Akhirnya dengan berbagai kekurangan yang terdapat dalam

pembuatan tugas akhir ini Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak dan Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun kepada seluruh pembaca demi kesempurnaan proposal tugas

akhir ini.

Nunukan, 26 Agustus 2022

Zulhaikal

ix
NIM.199610013

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING......................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI..............................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................v

ABSTRAK..............................................................................................................vi

ABSTRACT…………………………..…………………………………….....…..vii

KATA PENGANTAR..........................................................................................viii

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

xi
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Batasan Masalah...........................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5

2.1 Pengertian Bulldozer......................................................................................5

2.2 Arti kode Bulldozer D85E-SS........................................................................6

2.3 Komponen komponen pada Bulldozer...........................................................6

2.4. Undercarriage Bulldozer D85E-SS...............................................................7

2.5 Komponen Utama Undercarriage.................................................................8

2.5.1 Track Frame..........................................................................................11

2.5.2. Track roller..........................................................................................11

2.5.3 Carrier roller........................................................................................14

2.5.4. Front idler............................................................................................15

2.5.5 Track Adjuster & Recoil Spring............................................................17

xii
2.5.6 Sprocket.................................................................................................18

2.5.7 Track link..............................................................................................19

2.5.8 Track shoe.............................................................................................21

2.5.9 Seal.......................................................................................................22

2.6 Penyetelan ketengangan track bulldozer......................................................22

2.7 Cara mengurangi ketengangan track............................................................23

2.8 Final drive..................................................................................................24

2.9 Pengertian Troubleshooting (mengatasi gangguan....................................25

2.10 Prosedur Yang Mendasar Dalam TroubleShooting...................................25

2.11 Langkah-Langkah Menghindari TroubleShooting.....................................26

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................32

3.1 Waktu Dan Tempat Pengambilan Data........................................................32

3.2 Metode pengumpulan data.........................................................................33

3.3 Peralatan.......................................................................................................34

3.4 Diagram Alir................................................................................................38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................39

xiii
4.1 Observasi....................................................................................................39

4.1.1 Pengumpulan data...................................................................................39

4.1.2 Disassembly.............................................................................................40

4.1.3 Perbaikan/ penggantian dan pemasangan...............................................43

4.1.4 Assembly..................................................................................................47

4.1.5 Penyetelan track link...............................................................................48

4.1.6 Pengujian unit.........................................................................................52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................53

5.1 Simpulan....................................................................................................53

5.2 Saran...........................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram cost maintenance................................................................2

Gambar 2.1 Komponen komponen Bulldozer.......................................................6

Gambar 2.2 Komponen undercarriage.................................................................8

Gambar 2.3 Undercarriage track frame pada unit bulldozer...............................9

Gambar 2.4 komponen undercarriage..................................................................9

Gambar 2.5 Tipe track roller................................................................................12

Gambar 2.6 Single Flange....................................................................................13

Gambar 2.7 Double flang......................................................................................13

Gambar 2.8 Carrier roller....................................................................................14

Gambar 2.9 Tipe- tipe carrier roller.....................................................................14

Gambar 2.10 Front Idler.......................................................................................15

Gambar 2.11 Komponen Front idler....................................................................16

Gambar 2.12 Track adjuster dan recoil spring.....................................................17

Gambar 2.13 Sporcket...........................................................................................19

Gambar 2.14 Track link........................................................................................20

Gambar 2.15 Track shoe.......................................................................................22

Gambar 2.16 Seal..................................................................................................22

Gambar 2.17 Pengukuran track............................................................................23

Gambar 2.18 Penyetelan ketengangan track.........................................................24

Gambar 2.19 Skematik Delapan Step Troubleshooting........................................27

Gambar 3.1 Lokasi PT Adimitra Lestari...............................................................32

xv
Gambar 3.2 Safety helmet (topi pengaman)..........................................................34

Gambar 3.3 Safetyshoes (sepatu pelindung).........................................................35

Gambar 3.4 Safety glasses....................................................................................35

Gambar 3. 5 Gloves...............................................................................................36

Gambar 3. 6 Common tools / toolbox...................................................................37

Gambar 3. 7 Chaim block.....................................................................................37

Gambar 3.8 Diagram Alir Penelitian....................................................................38

Gambar 4.1 Buka bolt track shoe..........................................................................40

Gambar 4.2 Front idler.........................................................................................41

Gambar 4.3 track frame........................................................................................41

Gambar 4.4 track roller dan carrier roller...........................................................42

Gambar 4.5 sporcket segment...............................................................................43

Gambar 4.6 plate dan guard track frame..............................................................44

Gambar 4.7 shaft pivot..........................................................................................44

Gambar 4.8 perbaikan sporket segment................................................................45

Gambar 4.9 track roller dan carrier roller...........................................................46

Gambar 4.10 pemasangan track frame..................................................................47

Gambar 4.11 pemasangan komponen track frame................................................48

Gambar 4.12 penggantian seal adjuster................................................................48

Gambar 4.13 pemasangan front idler....................................................................49

Gambar 4.14 pemasangan track shoe....................................................................50

Gambar 4.15 proses penyetelan menggunakan pompa grease.............................51

Gambar 4. 16 Grease dan pin grease....................................................................51

xvi
Gambar 4. 17 Undercarriage bulldozer................................................................52

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil Pemeriksaan Komponen undercarriage......................................46

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di daerah pertambangan, banyak terdapat jenis-jenis alat berat yang

digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaannya. Ada

salah satu jenis alat berat yang memiliki peranan cukup penting untuk daerah

pertambagan, khususnya area pertambangan batubara di PT ANJAS ANITA

JAYA, SITE SEBAKIS. Jenis alat berat tersebut adalah jenis alat berat dump

truck Terex 60.

Dump truck Terex 60 adalah sebuah truck yang mempunyai bak material

yang dapat dimiringkan yang berguna untuk menurunkan material yang dimuat

dalam sebuah bak yang besar. Untuk memiringkan bak tersebut digunakan dua

buah hoist cylinder hydraulic. Sebagai alat pengangkut, dump truck memiliki

banyak kegunaan, antara lain untuk mengangkut pasir, tanah, batubara,dan lain-

lain dalam jumlah yang sangat besar.

Cylinder hydraulic secara umum adalah sebuah alat atau komponen

penggerak atau aktuaktor pada sistem hidrolik alat berat yang memiliki peranan

sebagai pengubah tenaga fluida untuk diubah menjadi tenaga mekanik atau gerak .

Energi yang diperoleh dari cylinder hydraulic yakni berasal dari fluida. Fluida

merupakan suebuah zat cair yang menjadi cikal bakal sebuah energi untuk diubah

menjadi torsi pembangkit. Zat cair bisa berupa oli dan minyak, namun mayoritas

1
2

hampir menggunakan oli. Fluida terlebih dahulu diubah menjadi energi dalam

pompa hidrolik.

Cylinder hydraulic merupakan komponen penting untuk menggerakan vessel

pada saat dumping dan menopang dump body (vessel), bila terjadi gangguan pada

saat cylinder hydraulic melakukan dumping ,maka dump truck tidak bisa bekerja

dengan maksimal dikarenakan cylinder hydraulic berperan penting dalam

menggerakkan vessel pada saat dumping. Disini penulis melihat adanya gangguan

pada cylinder hydraulic yang lamban dan adanya bunyi gesekan pada saat

dumping. Gangguan-gangguan pada Cylinder hydraulic biasanya disebabkan

karena oli yang sudah tidak layak pakai, kondisi mesin yang panas, beban yang

diberikan terlalu besar melebihi kapasitas dari Cylinder hydraulic, dan kurangnya

maintenance (perawatan) pada Cylinder hydraulic tersebut.

Corrective maintenance (perawatan korektif) adalah perawatan yang

dilakukan untuk mengembalikan kondisi machine/komponen ke kondisi standard

melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjutment (penyetelan). Berbeda dengan

preventive maintenance yang pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya

kerusakan, coreective maintenance justru dilakukan setelah komponen/machine

telah menunjukkan adanya gejala kerusakan atau rusak sama sekali.

Corrective maintenance bukanlah aktivitas perawatan terjadwal, karena

dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk

mengembalikan keadaan komponen atau sistem ke kondisi semula. Corrective

maintenance, dikenal sebagai breakdown atau un to failure maintenance.


3

Corrective maintenace (perawatan korektif), merupakan kegiatan perawatan

yang tidak terjadwal, artinya tindakan perawatan yang tidak terjadwal dikarenakan

penyebab dari suatu kegagalan sistem produk. Sistem Cylinder hydraulic yang

berada pada suatu unit dump truck merupakan sistem yang sangat penting

perannya bagi unit dump truck, disebut penting karena sistem Cylinder hydraulic

merupakan sistem yang sangat berpengaruh ketika suatu unit dump truck

melakukan pekerjaan pengangkutan dan pemindahan material di tempat

penampungan material dimana unit sangat membutuhkan sistem Cylinder

hydraulic sebagai alat yang dapat memiringkan vessel/bak material. Oleh karena

itu Penulis tertarik untuk membuat suatu Tugas Akhir yang membahas tentang

corretive maintenance cylinder dumping dengan judul “Corretive Maintenance

Hoist Cylinder Dumping System pada unit Dump Truck Terex 60”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang disusun oleh penulis yaitu bagaimana cara

mengetahui penyebab Hoist cylinder hydraulic lamban dan adanya bunyi

gesekan pada saat dumping pada unit dump truck terex 60?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah ini membahas tentang corretive maintenance pada

Hoist cylinder hydraulic system dumping pada unit dump truck terex 60
4

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui apa penyebab Hoist cylinder

hydraulic dumping system pada unit dump truck terex 60 lamban dan adanya

bunyi gesekan pada saat dumping melalui metode corretive maintenance

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaatnya untuk mengetahui bagaimana melakukan corretive

maintenance Hoist cylinder hydraulic dumping system pada unit dump truck

terex 60
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran umum Dump Truck Terex 60

Dump Truck Terex 60 merupakan salah satu alat berat yang berfungsi

sebagai alat untuk memindahkan atau mengangkut material mulai dari jarak

menengah hingga jarak jauh. Dump truck merupakan salah satu alat berat yang

sangat sering ditemui khususnya di area operasional pertambangan. Adapun

spesifikasi dump truck Terex 60 adalah:

a) Bobot: 41,25 t

b) Ban standar: 2400-35

c) Beban bersih: 54,43 t

d) Panjang unit: 9,13 m

e) Lebar unit: 4,45 m

f) Tinggi unit: 4,44 m

g) Kecepatan perjalanan: 57,5 km/jam

h) Pabrik engine: Cummins

i) Jenis engine: QSK19C

j) Tenaga engine: 522 Kw/700 hp

k) Revolusi torsi maksimal: 1.500 rpm.

5
6

Sumber: https://machineryline.id

Gambar 2.1 ditunjukkan ilustrasi Dump truck Terex 60.

2.2 Corretive Maintenance (perawatan korektif)

Corrective maintenance (perawatan korektif) merupakan kegiatan

perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang

ditemukan selama masa waktu preventive maintenace. pada umunya, perawatan

korektif bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah

sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan

kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semua.


7

2.2.1 Klasifikasi maintenance

Pada gambar 2.2 ditunjukkan klasifikasi maintenance yang

menunjukkan perbedaan antara prevetive maintenace dan corrective maintenance.

Maintenace

Preventive maintenance

Corrective maintenance

Repair and adjusment

Breakedown maintenance

Sumber: http://mekanikkomatsu.blogspot.com

Gambar 2.2 Klasifikasi Maintenance

Corrective maintenance (perawatan korektif) dikenal sebagai

breakdown atau run to failure maintenance. Pemeliharaan hanya dilakukan setelah

peralatan atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai
8

strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan pemeliharaan yang

tidak direncanakan dan inventori part pengganti.

Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Mengubah proses.

b. Merancang kembali komponen yang gagal.

c. Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik.

d. Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan. .

pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada

pekerjaan inspeksi.

e. Meninjau kembali dan mengubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya

dengan mengubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang

lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.

Corrective Maintenance tidak dapat menghilangkan semua kerusakan,

karena bagaimanapun juga suatu alat atau mesin-mesin yang dipakai lambat laun

akan rusak. Namun demikian, dengan adanya tindakan perbaikan yang memadai

akan dapat membatasi terjadinya kerusakan.

Dalam pelaksanaan kerjanya, untuk mengatasi kerusakan dan mengambil

tindakan korektif yang diperlukan adalah tanggung jawab bersama dari bagian

teknik, produksi dan perawatan. Secara umum, pengelolaan dan pengkoordinasian

untuk penerapan program perawatan preventif adalah tanggung jawab manajer


9

teknik dan perawatan Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective

maintenance) akan berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi

kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak. Corrective

Maintenance dibagi atas dua kelompok, yaitu:

a. Repair And Adjustment

Repair and adjustment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki

kerusakan yang belum para atau mechine belum breakdown (tidak bisa

digunakan).

b. Breakdown Maintenance

Breakdown maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah

mechine breakdown (tidak bisa digunakan) hal ini biasanya terjadi karena adanya

kerusakan yang diabaikan terus menerus tanpa ada usaha untuk memperbaikinya.

Kerusakan tersebut semakin lama semakin parah. Umumnya kerusakan kecil tadi

menjadi besar dan menyebabkan komponen lain ikut menjadi rusak Perawatan

yang demikian ini akan menyebabkan biaya

2.3 Komponen komponen pada Bulldozer

2.4. Undercarriage Bulldozer D85E-SS


10

2.5 Komponen Utama Undercarriage

2.6 Penyetelan Ketengangan track bulldozer

2.7 Cara mengurangi ketegangan track

2.8 Final drive

2.9 Pengertian Troubleshooting (mengatasi gangguan) :

2.10 Prosedur Yang Mendasar Dalam TroubleShooting

2.11 Langkah-Langkah Menghindari TroubleShooting


11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Pengambilan Data

Pengambilan data ini , dilakukan di PT Anjas Anita Jaya. Jl Kantor PMJ

site sebakis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Data ini diambil karena

Hoist cylinder hydraulic pada unit lamban dan adanya bunyi gesekan pada saat

melakukan dumping. Pada gambar 3.1 ditunjukkan lokasi PT Adimitra Lestari.

Sumber: google maps


Gambar 3. 8 Lokasi PT Anjas Anita Jaya

12
13

Dump truck terex 60 merupakan unit yang mengalami masalah pada Hoist

cylinder hydraulic di PT Anjas Anita Jaya. Sehingga Penulis mengambil data

pada unit ini. Adapun waktu penelitian yang dilakukan selama 2 bulan. Dimulai

dari tanggal 3 Agustus 2022 sampai 9 Oktober 2022.

3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini, Penulis mengumpulkan data tambahan melalui

literatrur-literatur yang dibutuhkan untuk membantu Penulisan ini. Data

tersebut dapat dari berbagai sumber, yaitu: buku-buku, internet, shop

manual, part book yang berkaitan dengan penelitian.

2. Studi lapangan

a) Observasi

Pengumpulan data secara langsung pada unit trouble yang akan

menjadi bahan penelitian yang dilakukan dengan meninjau ke lapangan

b) Wawancara
14

Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tanya jawab

kepada operator dan mekanik secara langsung.

c) Dokumentasi

Pengumpulan data ini dilakukan untuk menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.

3.3 Peralatan

Peralatan berupa alat pelindung diri, alat dan bahan merupakan

kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja agar menjaga dan mempermudah

pekerja.

1. Persiapan Alat Pelindung Diri

a) Safety helmet (topi pengaman)

Topi pengaman (safety helmet), untuk melindungi kepala dari

benturan, kejatuhan, pukulan benda-benda keras atau tajam. Pada gambar

3.2 ditunjukkan safety helmet.


15

Sumber: antvklik.com
Gambar 3. 9 Safety helmet (topi pengaman)

b) Safetyshoes (sepatu pelindung)

Sepatu safety (Safety Shoes) adalah salah satu Alat Pelindung

Diri (APD) telah dilengkapi dengan pengeras baja yang akan melindungi

kaki dari kejatuhan benda-benda berat, benturan atau kecelakaan kerja

lainnya. Sehingga dengan memakai sepatu ini pekerja bisa melindungi

kaki mereka resiko kecelakaan yang fatal. Pada gambar 3.3 ditunjukkan

safety shoes.
16

Sumber: bhineka. Com

Gambar 3. 10 Safetyshoes (sepatu pelindung).

c) Safety glasses (kacamata safety)

Kacamata ini   berfungsi melindungi area mata dari pengaruh yang

berbahaya bagi kesehatan indera penglihatan kita saat berada atau bekerja di

dalam area tertentu. Kacamata ini disesuaikan memiliki ketahanan yang

tinggi untuk melindungi mata. Lensa tahan benturan serta frame dari plastik

atau logam. Pada gambar 3.4 ditunjukkan safety glasses.

Sumber: siddix. Bloqspot. com


Gambar 3. 11Safety glasses

d) Gloves (kaos tangan)

Sarung tangan kerja merupakan alat pelindung diri (APD) ini

berfungsi untuk melindungi tangan dari api, suhu panas dan dingin, radiasi,

arus listrik, benturan dan pukulan, tergores benda tajam/kasar. Selain itu
17

juga melindungi tangan dari kontak biologis atau bahan kimia dan infeksi

virus atau bakteri. Pada gambar 3.5 ditunjukkan gloves.

Sumber: indotranding.com
Gambar 3. 12 Gloves

2. Alat dan bahan dalam melakukan proses analisis kerusakan.

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan sebuah proses analisis

kerusakan adalah sebagai berikut:

a) Common tools / toolbox

Common tools merupakan tools umum yang merupakan alat

penyimpanan yang digunakan para mekanik untuk melakukan

perbaikan dan perawatan. Pada gambar 3.6 ditunjukkan common tools/

toolbox.
18

Sumber: biltime .es


Gambar 3. 13 Common tools / toolbox

b) Chain block

Chain block merupakan suata alat yang dapat digunakan

dengan mengangkat beban berat seperti pipa besi, plat besi yang

beratnya melebihi berat yang dapat diangkat manusia bawah Pada

gambar 3.7 ditunjukkan chain block.

Sumber: ebay.com

Gambar 3. 14 Chain block


19

3.4 Diagram Alir

Diagram alir pada penelitian ini ditujukan pada gambar 3.8

Mulai

Observasi

Wawancara

Persiapan APD

Persiapan Tools

Disassemmbly

Assembly

Tidak
Uji
20

Ya

Pembahasan

Simpulan

Selesai

Gambar 3.8 Diagram Alir Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Observasi

Bab ini membahas pelaksanaan hasil penelitian troubleshooting

undercarriage bulldozer D85E-SS yang meliputi pengumpulan yang di peroleh

dari observasi wawancara persiapan APD dan tools.

4.1.1 Pengumpulan data

Berikut adalah data diperoleh di lapangan antara lain:

1. Observasi langsung terhadap unit

Lokasi unit berada di Sei.Menggaris, mekanik melakukan pengecekkan

langsung kepada unit agar mengetahui apa saja masalah yang dialami oleh

unit yang mengelami trouble.

2. Wawancara

Setelah melakukan pengecekan langsung ke unit, mekanik langsung

mewawancara operator di mana operator mengatakan track tersebut tidak

normal sehingga dapat diduga terjadi kerusakan komponen-komponen

pada undercarriage dan kebocoran seal adjuster.

3. Persiapan APD dan tools

21
22

Sebelum melakukan pekerjaan siapkan APD untuk menjaga keselamatan

kerja seperti helm sefety, sepatu sefety agar terhindar dari cedera yang

fatal. Selanjutnya alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan

pembongkaran contohya combination ring, rachet wrench, L handle shock

dan tools lainnya sesuai yang di butuhkan.

4.1.2 Disassembly

Pada proses unit sedang beroperasi, unit tersebut mengalami gangguan-

gangguan pada undercarriage maka unit tersebut dilakukan pembongkaran untuk

mengetahui komponen yang mengalami trouble.

a. Pelaksanaan pembongkaran

1. Pembongkaran track link, lepaskan bolt track shoe dengan menggunakan

pass ring, ratchet dan L handle 24 mm yang masih terhubung dengan

track link. Pada gambar ditunjukan 4.1 buka bolt track shoe.
23

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 18 buka bolt track shoe

Dalam proses pembongkaran track link, langkah pertama yang harus

dilakukan dengan melepas bolt-bolt track shoe salah satu tindakan utama

agar dapat mengetahui trouble komponen komponen lain. Track shoe serta

bolt-bolt yang dilepas dalam kondisi normal.

2. Melepas front idler, dengan cara menggunakan sling dan diangkat

menggunakan unit wheel loeder agar tidak membuang tenaga pekerja.

Pada gambar 4.2 ditunjukkan front idler:

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 19 front idler


24

front idler terletak di dudukan track frame bagian depan sebegai peredam

kejut. front idler dilepas dan diangkat, dipindahkan di tempat lain

tujuannya untuk melakukan proses pemindahan track frame.

3. Setelah front idler dilepas, maka track frame pun dilepas dan di ikat

menggunakan sling, selanjutnya diangkat menggunakan wheel loeder

untuk memindahkan track frame di tempat lain. Pada gambar 4.3

ditujukkan track frame:

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 4. 20 track frame
Proses pemindahan track frame karena ingin dilakukan perbaikan di

tempat dudukkan front idler.

4. Melepas track roller dan carrier roller, Setelah track frame dipindahkan

tempat lain selanjutnya dilepas track roller dan carrir roller yang berada

di track frame. Gambar 4.4 di tunjukkan track roller dan carrier roller:
25

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 4. 21 track roller dan carrier roller

Track roller dan carrier roller dilepas karena mengalami keausan dan

bolt-bolt patah. dioperasikan tidak sesuai merupakan faktor penyebab

kerusakan roller, salah satunya pengoperasian yang cukup ekstrim, dan

tidak dilakukan pemeriksaan dan perawatan.

5. Selanjutnya melepas bolt sporcket segment, dengan menggunakan L

handle socket dan gerinda. Pada gambar 4.5 ditunjukkan sprocket

segment:
26

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 22 Sporcket segment

Mur bolt tidak bisa dilepas karena mur tersebut dol jadi membutuhkan

gerinda untuk memotong mur-mur yang dol agar mempermudah

pekerjaan.

4.1.3 Perbaikan/ penggantian dan pemasangan

Setelah melepas komponen-komponen undercarriage selanjutnya dilakukan

perbaikan/penggantian pada komponen yang mengalami trouble tersebut.

1. Setelah dilihat, track frame pada unit bulldozer bagian depan plate

tempat dudukan front idler patah. Langkah selanjutnya untuk

memperbaiki dengan cara menambahkan plate yang baru dengan dilas


27

serta guard yang patah. Gambar 4.6 ditunjukkan plate dan guard track

frame:

Plate patah

Guard patah

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 23 Plate dan guard track


frame
28

2. Selanjutnya setelah track frame diangkat dan dipindahkan ditempat lain,

bolt shaft pivot tempat dudukan track frame mengalami patah dan diganti.

Sebelum memasang track frame di shaft pivot, dioleskan silicone pada

shaft pivot tersebut. Pada Gambar 4.7 ditunjukkan shaft pivot:

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 4. 24 Shaft pivot

Komponen-komponen undercarriage mengalami trouble dan berpengaruh

terhadap shaft pivot yang menahan beban track frame, sehimgga bolt-bolt

shaft pivot patah dan di ganti yang baru. Lem silicone yang dioleskan di
29

shaft pivot, berfungsi untuk menempel dengan erat agar oil di shaft pivot

tidak dapat bocor.

3. Bolt sporcket segment patah, maka tindakan yang harus lakukan

mengganti bolt-bolt pada sporcket dengan memotong mur menggunakan

gerinda yang tidak bisa dilepaskan dengan L handle socket wrench serta

di las pada sporket yang retak. Pada gambar 4.8 ditunjukkan perbaikan

sporcket segment:

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 4. 25 Perbaikan sporket segment

4. Track roller dan carrier roller, juga mengalami hal yang sama bolt patah

serta mengalami keausan dengan cepat. Solusinya melakukan pengantian

pada track roller dan carrier roller yang baru. Pada gambar 4.9

ditunjukkan track roller dan carrier roller:


30

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 26 Track roller dan carrier roller

Tabel 4. 1 Hasil Pemeriksaan Komponen undercarriage

NO NAMA HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

KOMPONEN

1 Track shoe Baik -

2 Track link Baik -

3 Front idler baik -

4 Seal adjuster bocor ganti

5 Track frame patah perbaikan

6 Track roller aus ganti


31

7 Carrier roller aus ganti

8 Sporket segment patah Perbaikan dan

ganti

9 Bolt Shaft pivot patah ganti

4.1.4 Assembly

Setelah dilakukan perbaikan dan penggantian pada komponen-komponen

yang mengalami trouble, tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah memasang

track frame dan komponen-komponen pada unit bulldozer. Berikut pada gambar

4.10 ditunjukkan pemasangan track frame:


32

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 27 Pemasangan track frame

Pemasangan ini menggunakan unit wheel loader untuk mengangkat

komponen undercariage yang memiliki beban berat, agar mempermudah

pekerjaan. Pada gambar 4.11 ditunjukkan pemasangan track frame:


33

sumber dokumen sendiri

Gambar 4. 28 Pemasangan komponen track frame

4.1.5 Penyetelan track link

Penyetelan track link untuk mengatasi kekencangan dan kekendoran track

sehingga unit dapat beroperasi dengan normal, dampaknya komponen-komponen

yang lain tidak mengalami trouble.

1. Penggantian seal adjuster

Setelah front idler dilepas, maka tindakan selanjutnya penggantian seal

adjuster, seal yang baru dipasang dan dioleskan menggunakan grease.

Salah satu penyebab track link tidak dapat disetel karena mengalami

kebocoran seal. Pada gambar 4.12 ditunjukkan penggantian seal adjuster:


34

Sumber : dokumen pribadi


Gambar 4. 29 Penggantian seal adjuster
Jika seal tidak di ganti baru, maka proses penyetelan track tidak dapat

dilakukan karena seal mengalami kebocoran.

2. Setelah seal diganti, selanjutnya pemasangan front idler di track frame,

front idler dipasang dan didorong unit wheel loader agar mempermudah

pekerjaan. Pada gambar 4.13 ditunjukkan pemasangan front idler:

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 30 Pemasangan front idler


35

Pemasangan fromt idler adalah salah satu langkah untuk melakukan

penyetelan track, karena berfungsi sebegai meredam kejut.

3. Langkah selanjutnya memasang track shoe menggunakan L handle socket

wrench, track mengalami kekendoran karena belum di stel atau

dikecangkan. Pada gambar 4.13 ditunjukkan pemasangan track shoe:


36

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 31 Pemasangan track shoe

Pada gambar di atas di lihat bahwa track masih mengalami kekendoran

karena belum dilakukan penyetelan. Jika dilakukan penyetelan maka track

tidak mengalami kekendoran dan digunakan dengan normal kembali.

4. Selanjutnya menyetel track link dangan menggunakan pompa grease yang

untuk mengencangkan track dengan cara grease dipompakan masuk ke

ruangan dalam cylinder melalui grease fitting. untuk mengatur

kekencangan dan kekendoran track link. Pada Gambar 4.14 ditunjukkan

proses penyetelan menggunakan pompa grease.


37

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 32 Proses penyetelan menggunakan pompa grease


38

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 33 Grease dan pin grease

Proses ini dilakukan front idler dapat mendorong ke depan sehingga track

tidak kendor jika tidak distel dan tetap dioperasikan maka hal tersebut

menjadi salah satu penyebab komponen-komponen undercarriage

mengalami gangguan-gangguan.

5. Setelah melakukan penyetelan sesuai standar yang dibutuhkan maka

proses penyetelan selesai, tetapi track link perlu diperhatikan agar tidak

mengalami kekendoran saat dioprasikan. Pada gambar 4.16

undercarriage bulldozer.
39

Sumber : dokumen pribadi

Gambar 4. 34 undercarriage bulldozer

Pada gambar di atas seal adjuster yang diganti dalam keadaan normal

dapat dikencangkan dan tidak bocor setelah dipompa. Track link tidak

kendor sehingga dapat dioprasikan kembali.

4.1.6 Pengujian unit

Dari hasil pelepasan, pembongkaran dan penggantian, selanjutnya pengetesan

pada unit. Pengetesan ini dilakukan untuk memastikan apakah unit dalam kondisi

sudah baik dan dapat dioprasikan dengan normal kembali. Pengecekkan tersebut

dilakukan dengan cara menyetel ulang terhadap seal adjuster tidak bocor.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penulisan tugas akhir ini dapat disimpulkan mengenai

troubleshooting undercarriage bulldozer D85E-SS.


40

1. Penyebab terjadinya gangguan-gangguan pada undercarriage karena saat

unit di oprasikan track link mengalami kekendoran sehingga berdampak

terhadap komponen-komponen undercarriage lainnya.

2. Faktor yang menyebabkan track link kendor, karena kebocoran seal

adjuster sehingga track tidak normal saat di oprasikan dan sporcket,front

idler,track roller, carrier roller, track frame mengalami trouble.

3. Solusi yang harus dilakukan, mengganti seal adjuster yang baru dan

melakukan penyetelan track link sehimgga track tidak kendor kembali

sesuai standar. Serta memperbaiki dan mengganti komponen-komponen

undercarriage yang trouble.

5.2 Saran

Saran ketika menggoprasikan suatu unit baik kendaraan ringan maupun

kendaraan berat perlu dilakukan perawatan untuk mengurangi kerusakan pada

unit serta perbaikan. Perusahaan perlu melakukan pengendalian untuk

menyeadikan alat pelindung diri (APD) terhadap para pekerja agar menghindari

dari kecelakaan kerja yang fatal.

DAFTAR PUSTAKA

Ellbana Krishna Angkila (2020). Analisa keausan grouser,lint pitch dan bushing

pada sistem undercarriage excavator dengan metode FMEA, skripsi,jurusan


41

teknik mesin, fakultas sains dan teknologi universitas sanata darma,

ogyakarta.

Agustnugraha. (2016, March 3). Undercarriage Full Colors. Retrieved June 19,

2022, from dokumen.tips https://dokumen.tips/documents/undercarriage-

full-colors.html

‌basic mechanical course pt pamapersada nusantara - Google Search.

(2013).

NurF. (2018, March 12). Sejarah Buldoser yang Dahulu Disebut Caterpillar.

Retrieved June 19, 2022, https://techno.okezone.com.

FatinNur. (2019, June 18). Pengertian Bulldozer serta Kegunaan Dan

Bagiannya.www.duniapengertian.

Rahma. (2015, October 27). Pengertian Bulldozer dan Fungsi Bagian-

bagiannya.
54

Penulis memiliki nama lengkap ZULHAIKAL dilahirkan di

Sebatik pada tanggal 08 April. Penulis merupakan anak ke

satu dari 2 bersaudara dari pasangan bapak Yusuf dan ibu

Mihra. penulis pertama kali mengawali pendidikan di sekolah

dasar MI Asadiyah S.nyamuk dan lulus pada tahun 2013 awal

tahun 2014 penulis melanjutkan sekolah menegah di SMPN

Negeri 1 Sebatik Utara dan di nyatakan lulus pada tahun 2016, penulis

melanjutkan pendidikan di sekolah menegah atas SMA Negeri 1 sebatik dan

selesai pada tahun 2019, dan pada tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan di

Politeknik Negeri Nunukan pada program studi teknik alat berat (pagi), sehingga

sampai tulisan ini dibuat pada tanggal 30 agustus 2022 pada tahun 2021 penulis

melakukan on the job trainning (OJT) di PT Adimtra lestari Base Camp Sei

Manggaris Km 15, Kecamatan Seimanggaris, Kabupaten Nunukan.

Akhir kata penulis ucapkan rasa syukur yang sebesar-sbesarnya atas

terselesainya tugas akhir ini yang berjudul “ troubleshooting undercarriage

bulldozer D85E-SS KOMATSU”

Anda mungkin juga menyukai