Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BUDAYA DALAM BISNIS

INTERNATIONAL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Bisnis
Internasional
Dosen Pengampu : Bapak Soulthan Saladin Batubara, S.E., M.Si.

Disusun oleh:

PUTRI MELINDA CAHYA ( 2015310006 )

VI REG II Cluster II B

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
PANCABUDI FAKULTAS SOSIAL
SAINS
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh budaya dalam Bisnis
Internasional”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah abadikan kepada junjungan
kita Nabi
Muhammad saw. pembawa rahmat bagi seluruh alam
Tujuan penulis menulis materi tersebut adalah memenuhi tugas dan agar menjadikan
mahasiswa mengerti tentang Pengaruh budaya dalam Bisnis Internasional.
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Khususnya penulis ucapkan kepada Bapak Soulthan
Saladin Batubara, S.E., M.Si., selaku dosen mata kuliah Bisnis Internasional, yang telah
memberi tugas makalah ini sehingga sangat memberi penulis pelajaran akan hal-hal yang baru
buat kami dalam penyusunan sebuah makalah. Juga penulis ucapkan kepada orang tua dan
teman-teman kami yang senantiasa mendukung dan memotivasi kami, serta memberi masukan-
masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu tidak lain
adalah diakibatkan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang berguna bagi penyempurnaan makalah ini untuk masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan kita semua

Medan, 3Agustus 2023

Putri melinda cahya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan utama dalam melakukan bisnis internasional adalah untuk menyesuaikan secara efektif
pada perbedaan budaya, seperti penyesuaian membutuhkan pemahaman dari keragaman budaya,
persepsi, klise dan nilai. Dalam beberapa tahun belakangan ini, penelitian menghubungkan antara
dimensi kebudayaan dan perilaku-perilaku dan penelitian telah terbukti berguna dalam penyediaan
profil integrative dari budaya internasional.

Kebudayaan sendiri memiliki artian menurut E.B. Taylor(1974) bahwa arti kebudayaan adalah
suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat
istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan bisnis internasional memiliki artian Menurut Ball, McCulloch, Frantz,
Geringer, Minor (2006), Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatannya melampaui batas negara.

Dalam kenyataanya budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam dunia bisnis baik
dalam perkembangna dalam bisnis skala nasional maupun skala internasional. Sesuatu hal baru yang
tidak sesuai dengan kebudayaan suatu bangsa akan sulit diterima atau berkembang didalam Negara
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis Internasional?


B. Beberapa Karakteristik Kebudayaan?
C. Apa saja Unsur- unsur kebudayaan?
D. Bagaimana Manajemen Internasional dan Perbedaan Budaya?

1.3 Tujuan Perumusan Masalah


A. Mengetahui dan memahami Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis Internasional
B. Mengetahui dan memahami Karakteristik dari Kebudayaan
C. Mengetahui dan memahami Unsur- unsur dari kebudayaan
D. Mengetahui dan memahami mengenai Manajemen Internasional dan Perbedaan Budaya

1
BAB II

ISI

2.1 Karakteristik Budaya

Bisnis, seperti halnya aktivitas manusia lainnya, dilakukan dalam konteks masyarakat. Budaya
(culture) adalah kumpulan nilai, keyakinan, perilaku, adat kebiasaan dan sikap yang membedakan
satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Budaya suatu masyarakat menentukan aturan yang
mengatur bagaimana perusahaan beroperasi dalam masyarakat. Beberapa karakteristik budaya berikut
ini layak untuk diperhatikan karena relevansinya terhadap bisnis internasional.

 Budaya mencerminkan perilaku yang dipelajari yang disebarkan dari satu anggota masyarakat
kepada anggota masyarakat lainnya. Beberapa unsur budaya ditularkan secara antar generasi,
seperti ketika orang tua mengajarkan anak – anak mereka tata krama makan di meja makan.
Unsur – unsur lainnya ditularkan secara intragenerasi, seperti ketika senior mendidik mahasiswa
baru mengenai tradisi sekolah.
 Unsur – unsur budaya yang saling berkaitan. Sebagai contoh, masyarakat Jepang yang hierarkis
dan berorientasi pada kelompok menekan keselarasan dan kesetiaan, yang secara historis
diterjemahkan ke dalam pekerjaan seumur hidup dan perpindahan kerja yang minimal.
 Oleh karena budaya merupakan perilaku yang dipelajari, maka budaya merupakan suatu yang
bersifat adaptif, yaitu, budaya dapat berubah sebagai respons terhadap kekuatan eksternal yang
mempengaruhi masyarakat. Sebagai contoh, Perang Dunia II, Jerman dibagi menjadi Jerman
Baratyang berorientasi pasar bebas dan Jerman Timur yang dikendalikan oleh komunis.
Meskipun mereka memiliki warisan yang sama, selama berabad – abad, pembagian ini
menciptakan perbedaan budaya besar antara Ossis (Jerman Timur) dan Wessis (Jerman Barat).
Perbedaan ini diakibatkan oleh adaptasi budaya Jerman Timur yang didikte oleh ideologi
komunis mengenai sikap terhadap pekerjaan, pengambilan risiko, dan keadilan sistem imbalan.
 Budaya adalah sesuatu yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat dan mendefinisikan
kenaggotaan dalam masyarakat. Individu yang mempunyai budaya yang sama merupakan
anggota sebuah masyarakat, mereka yang tidak berada diluar perbatasan masyarakat tersebut.

2
2.2 Unsur Budaya

Unsur dasar dari budaya adalah struktur sosial, bahasa, komunikasi, agama serta nilai dan sikap.
Interaksi dari unsur – unsur ini mempengaruhi lingkungan lokal tempat bisnis internasional
beroperasi. Unsur – unsur ini juga mempengaruhi kemampuan negara untuk merespons situasi yang
berubah.

Struktur Sosial

Dasar dari setiap masyarakat adalah struktur sosialnya, kerangka keseluruhan yang menentukan peran
individu dalam masyarakat, stratifikasi masyarakat, dan mobilitas individu dalam masyarakat.

GAMBAR 2.1

Unsur – Unsur Budaya

Bahasa
Struktur Sosial Komunikasi

Budaya
Nilai dan Sikap
Agama

INDIVIDUAL, KELUARGA DAN KELOMPOK Semua masyarakat manusia melibatkan individu


yang tinggal dalam unit keluarga dan bekerja dengan satu sama lainnya dalam kelompok. Namun,
masyarakat berbeda dalam cara mereka mendefinisikan keluarga dan dalam kepentingan relatif yang
mereka berikan pada peran individu dalam kelompok. Pandangan Amerika terhadap ikatan dan
tanggung jawabkeluarga berfokus pada keluarga inti (ayah, ibu dan anak – anak). Dalam budaya
lainnya keluarga besar lebih penting.

Sikap sosial yang berbeda ini tercermin dalam pentingnya keluarga bagi bisnis. Di Amerika
Serikat, perusahaan tidak menyukai nepotisme, dan kompetisi seseorang yang menikah dengan anak
perempuan atasan secara rutin dipertanyakan rekan kerjanya. Namun, perusahaan milik Arab, ikatan
keluarga sangat penting, dan memperkerjakan keluarga merupakan praktik yang dapat diterima dan
lazim.

Budaya juga berbeda dalam pentingnya individu secara relatif terhadap kelompok. Budaya AS
sebagai contoh, mempromosikan individualisme. Sekolah – sekolah berusaha untuk meningkatkan
3
kepercayaan diri setiap anak dan mendorong masing – masingnya untuk mengembangkan bakat
individual. Oleh karena rasa hormat terhadap otoritas dan tanggung jawab individual sangat kuat di
AS, anak – anak dilatih untuk percaya bahwa nasib mereka berada ditangan mereka sendiri.
Sebaliknya, dalam masyarakat yang terfokus pada kelompok seperti Jepang, anak – anak diajarkan
bahwa peran mereka adalah untuk melayani kelompok. Sifat – sifat baik seperti kesatuan, kesetiaan
dan keselarasan sangat dihargai dalam masyarakat seperti ini. Karakteristik seperti ini sering kali
lebih penting dalam keputusan perekrutan dibandingkan pencapaian atas kemampuan pribadi.

STRATIFIKASI SOSIAL Masyarakat berbeda dalam tingkat stratifikasi sosial (social


stratification). Semua masyarakat mengategorikan orang hingga tingkat tertentu atas dasar kelahiran,
pekerjaan, pencapaian, pendidikan atau atribut – atribut lainnya. Namun, pentingnya kategori ini
dalam mendefinisikan bagaimana seorang individu berinteraksi dengan satu sama lain di dalam dan
antar – kelompok ini bervariasi antarmasyarakat. Di Eropa abad pertengahan, sebagai contoh, peran
dan tanggung jawab petani, perajin, pedagang dan bangsawan secara teliti digariskan oleh adat
istiadat dan hukum. Struktur kelas di Inggris dan sistem kasta di India memberikan contoh yang lebih
baru tehadap fenomena yang sama, dimana posisi sosial seseorang dapat mempengaruhi banyak segi
dari hubungan seseorang dengan orang lain.

Korporasi multinasional (MNC) yang beroperasi dalam masyarakat yang sangat bertingkat
seringkali harus menyesuaikan prosedur perekrutan dan promosi mereka untuk mempertimbangkan
perbedaan kelas atau klan antara pengawas dan pekerja. Mempekerjakan anggota suatu kelompok
untuk melakukan pekerjaan yang secara tradisional dilakukan oleh anggota kelompok lain dapat
menurunkan moral dan produktivitas di tempat kerja.

Mobilitas sosial (social mobility) adalah kemampuan individu untuk bergerak dari satu strata
masyarakat ke strata masyarakat lain. Mobilitas sosial cenderung lebih tinggi dalam masyarakat yang
kurang bertingkat. Mobilitas sosial (atau tiadanya mobilitas sosial) sering mempengaruhi sikap dan
perilaku individu terhadap faktor – faktor seperti relasi tenaga kerja, formasi modal manusia,
pengambilan risiko dan kewiraswastaan. Di Inggris sampai saat ini, pemuda kelas pekerja putus
sekolah, karena percaya bahwa peran mereka dalam masyarakat telah ditentukan dan dengan
demikian investasi dalam pendidikan adalah buang – buang waktu. Namun, dalam masyarakat dengan
mobilitas sosial yang tinggi, seperti AS, Singapura, dan Kanada, individu lebih bersedia untuk
mengejar pendidikan yang lebih tinggi atau untuk melakukan aktivitas kewiraswastaan, karena
mengetahui bahwa jika mereka berhasil, mereka dan keluarganya bebas untuk meningkat dalam
masyarakat.

4
Bahasa

Bahasa adalah hal utama yang menggambarkan kelompok budaya karena merupakan sarana penting
dimana anggota masyarakat berkomunikasi satu sama lain. Para ahli telah mengidentifikasi sekitar 3000
bahasa berbeda dan sebanyak 10.000 dialek berbeda di seluruh dunia.

Bahasa mengatur cara anggota masyarakat berpikir mengenai dunia. Bahasa menyaring
pengamatan dan persepsi sehingga mempengaruhi pesan tak terduga yang dikirim ktika dua individu
mencoba untuk berkomunikasi. Selain membentuk presepsi seseorang terhadap dunia, bahasa
memberikan petunjuk penting mengenai nilai budaya masyarakat dan membantu akulturasi.
Keberadaan lebih dari satu kelompok bahasa merupakan sinyal penting mengenai keragaman populasi
sebuah negara dan menyatakan bahwa di sana mungkin juga terdapat perbedaan dalam penghasilan,
nilai budaya, pencapaian pendidikan. Secara umum, negara yang didominasi oleh satu kelompok
bahasa cenderung mempunyai masyarakat yang homogen, di mana negara mengidentifikasikan
masyarakat. Negara dengan kelompok bahasa multipel cenderung heterogen, dengan bahasa yang
menyediakan sarana penting untuk mengidentifikasi perbedaan budaya dalam negara.

Pelaku bisnis yang cerdas beroperasi dalam masyarakat yang heterogen dengan mengadaptasikan
praktik pemasaran dan bisnis mereka sepanjang garis linguistik untuk memasukkan perbedaan budaya
di antara pelangan prospektif mereka. Sebagai contoh, periset pasar menemukan bahwa orang Kanada
berbahasa Inggris lebih menyukai sabun yang menjanjikan kebersihan, sementara orang Kanada
berbahasa Prancis lebih menyukai sabun yang berbau menyenangkan atau manis. Jadi iklan Irish
Spring Soap dan Gamble untuk Kanada yang berbahasa Inggris menekankan nilai deodoran sabun
tersebut, sementara iklan berbahasa Prancisnya berfokus pada aroma sabun yang menyenangkan.
Biasanya, pengiklanan harus mencari media – surat kabar, radio, televisi kabel dan majalah yang
memungkinkan mereka menyesuaikan pesan pemasaran mereka kepada kelompok linguistik
individual.

BAHASA SEBAGAI KOMPETITIF Ikatan linguistik sering kali menciptakan keunggulan


kompetitif karena kemampuan untu berkomunikasi adalah sangat penting dalam melakukan transaksi
bisnis. Perniagaan antara Australia, Kanada, selandia Baru, inggris dan Amerika serikat difasilitasi
oleh persamaan mereka dalam penggunaan bahasa Inggris. Sebagai contoh, ketika Giro Sport Design,
sebuah produsen helm sepeda yang berbasis di California, memutuskan untuk membuat produknya di
Eropa daripada mengekspor dari Amerika serikat, perusahaan tersebut memberi tahu konsutan lokasi
mereka untuk mencari lokasi pabrik di negara berbahasa Inggris. Perusahaan tersebut menempatkan
fasilitas produksi Eropanya di Irlandia, di mana mereka menikmati banyak pasokan tenaga kerja
berbahasa Inggris terlatih, insentif pengembangan ekonomi dan manfaat pajak.
5
6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian dari kebudayaan itu sendiri merupakan sesuatu unsur-unsur dari masyarakat yang
melekat sejak dahulu kala dan erat kaitanya dengan berdirinya sebuah bangsa atau negara. Setiap
negara memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda baik dalam hal agama, kepercayaan, ras, suku,
bahasa dan norma sosial.

Kebudayaan juga memiliki beberapa elemen-elemen penting yang memilik erat kaitanya dengan
pola perilaku masyarakat di sebuah negara yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis pelaku bisnis
yang berselaka internasional.

Beberapa pendekatan sosial budaya yang menjadi pedoman bagi pelaku bisnis untuk masuk
dalam kegiatan ekonomi negara tertentu untuk dapat menyelaraskan kepentingan perusahaan dengan
sumberdaya yang ada pada negara tersebut mengacu pada perfektif pandangan sosial untuk membuka
pasar yang ada tampa adanya kesenjangan terhadap pemrintah dan masyarakat di negara itu sendiri.

Banyak sekali aspek-aspek dalam kebudayaan yang akan mempengaruhi perusahaan untuk
mencapai keefektifan dan keefisiensian perusahaan maka perusahaan khususnya lingkup manajemen
perusahaan sangat perlu memahami pengaruh aspek-aspek budaya tersebut.

Kegiatan bisnis internasional sangat terpengaruh pada budaya-budaya lokal khususnya


perusahaan multinasional maka sangat diperlukan strategi yang efektif dalam fungsi bisnisnya semisal
dalam proses promosi, manajemen sumberdaya manusia, produksi, dan dalam bidang keuangan.

Anda mungkin juga menyukai