ـ وأشهد أن ال إله إال اهلل وحده ال شريك له، والشكر له على توفيقه وامتنانه،احلمد هلل على إحسانه
اللهم صلى عليه وعلى آله، وأشهد أن حممدا عبده ورسوله الداعي إىل رضوانه،تعظيما لشأنه
وأصحابه وإخوانه
34. Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan
sesaat pun.
Dahulu Amr bin Ash radhiyallahu Ta'ala 'anhu Dia datang menemui Musailamah
Al Kadzab yang mengaku sebagai nabi baru.
Tatkala beliau bertemu dengan Musailamah Al Kadzab, maka Musailamah Al
Kadzab bertanya kepada Amr bin Ash "Apakah dimasa sekarang ini ada surat yang
diturunkan kepada muhammad?"
⑴ Demi masa,
⑵ Sesungguhnya seluruh manusia dalam kerugian,
⑶ Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling nasehat
menasehati (wasiat mewasiatkan) di dalam melaksanakaan kebenaran dan
saling wasiat mewasiatkan (nasehat, menasehati) dalam kesabaran.
(Apa yang dilakukan oleh Musailamah Al Kadzab tatkala mendengar surat ini? )
Maka diapun terdiam sebentar (dia berpikir sebentar).
Dia (Musailamah Al Kadzab) kemudian berkata:
(Bukan hanya Nabi Muhammad saja yang diberi surat tersebut, saya juga di beri
surat yang lain.)
Maka Amr bin Ash berkata:
"Mana surat yang diturunkan kepadamu?"
Maka Musailamah Al Kadzab pun mengatakan yang artinya:
"Wahai marmut, sesungguhnya engkau itu dua telingga yang besar dan dada."
(Sama dengan: ْر ٍ َو ْال َعصْ ِر ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَفِي ُخسdia (Musailamah Al Kadzab) mempunyai
surat yang lain)
"Wahai Musailamah, Wallahi, sesungguhnya engkau sungguh tahu, bahwa saya ini
tahu engkau itu adalah pendusta."
⇒ Ini disebutkan oleh ahli tafsir diantaranya Ibnu Katsir rahimahullah tentang
surat Al Ashr.
Adapun surat Al Ashr adalah surat Makiyyah, yang diturunkan Allah Subhanahu
wa Ta'ala kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam tatkala Nabi di Mekkah,
meskipun sebagian kecil ulama berpendapat bahwasanya dia adalah surat
Madaniyyah.
Surat ini, sebagaimana disebutkan oleh Amr bin Ash radhiyallahu Ta'ala 'anhu,
merupakan surat yang pendek namun maknanya sangat dalam.
” : اآلخَر
ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا ْالتَقَيَا لَ ْم يَ ْفت َِرقَا َحتَّى يَ ْق َرَأ َأ َح ُدهُ َما َعلَى
َ ب النَّبِ ِّيِ ُالن ِم ْن َأصْ َحا
ِ َكانَ ال َّرج
َ َأ ِّ
ِ ث َّم يُ َسل َم َح ُدهُ َما َعلى اآلخ، ” ْر
َر ُ ٍ َو ْال َعصْ ِر ِإ َّن اِإل ن َسانَ لفِي خس
ُ َ ْ
(Hadits shahih riwayat Abu Dawud dalam Az Zuhd, no. 417; Ath Thabrani dalam
Al Mu'jam Al Awsath, 5: 215; Al Baihaqi dalam Syu'ab Al Iman, 6: 501. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih, lihat Silsilah Al Ahadits Ash
Shahihah, no. 2648)
Jadi sebelum berpisah dibacakan surat Al 'Ashr. Salah satu membacakan kepada
yang lainnya.
Kenapa?
Karena surat Al 'Ashr adalah surat yang pendek akan tetapi maknanya sangat
dalam. Sampai-sampai Al Baihaqi dalam Manaqibus Syafi'i meriwayatkan
perkataan Imam As Syafi'i:
"Seandainya seluruh manusia merenungkan tentang makna dari surat ini, maka
sudah cukup bagi mereka."
Artinya tidak perlu surat-surat yang lain, karena surat ini adalah surat yang pendek
namun maknanya sangat dalam.
Dalam riwayat yang lain dari Imam Syafi'i, beliau mengatakan, "Maka sudah
cukup bagi mereka surat ini (Al 'Ashr)."
Kaitannya:
Kita berlomba-lomba boleh dalam hal akhirat akan tetapi untuk masalah dunia kita
ambil secukupnya, tidak perlu berlomba-lomba.
Saya katakan tadi bahwasanya surat ini adalah surat yang pendek namun maknanya
dalam. Dan surat yang pendek lainnya di dalam Al Qur'an adalah surat Al Ashr,
An Nashr dan Al Kautsar.
Pada surat ini intinya Allah ingin menjelaskan bahwasanya manusia semua dalam
kerugiaan. Untuk bisa lolos dari kerugian tersebut dia harus melakukan 4 (empat)
perkara, yaiiu:
① Beriman
② Beramal Shalih
③ Saling menasehati dalam kebenaran
④ Saling menasehati dalam kesabaran.
Barang siapa yang tidak melakukan empat-empatnya maka akan ada kerugian yang
mengenai dia. Pasti dia terkena dari sebagian kerugiaan. Dia hanya bisa lolos dari
segala bentuk kerugian kalau dia sudah melaksanakan 4 perkara di atas.
Allah membuka suratnya dengan: ( َو ْال َعصْ ِرdemi masa). Para ulama khilaf tentang al
'ashr disini. Apakah al 'ashr disini maksudnya waktu 'ashar yang kita pahami? dan
ini pendapat sebagian ulama.
Dan kita tahu waktu 'ashar adalah waktu setelah dari adzan 'ashar sampai panjang
bayangan seseorang dua kali dari panjang tubuhnya.
Sedangkan waktu zhuhur dimulai matahari tergelincir dari tengah langit dan
berakhir tatkala panjang bayangan suatu benda sama dengan pajang benda tersebut,
dan ini adalah awal dari waktu ashar.
Kata para ulama waktu ashar berakhir sebagaimana disebutkan dalam hadits Jibril,
bahwasanya waktu ashar adalah jika panjang bayangan suatu benda dua kali lipat
dari benda tersebut.
Misalnya:
Jika ada kayu kita tegakan kayu tersebut panjangnya 2 (dua) meter kalau panjang
bayangannya sudah 4 (empat) meter berarti waktu ashar sudah selesai, ini yang
disebut dengan waktu ikhtiyariy. Seseorang tidak boleh sengaja shalat ashar keluar
dari waktu ini kecuali ada halangan.
Jadi pada waktu idhthirariy (waktu darurat, waktu antara waktu ikhtiyariy sampai
dengan matahari terbenam) boleh mengerjakan shalat 'ashar (jika ada halangan).
Mereka mengatakan waktu ashar sampai bayangan suatu benda 2 (dua) kali lipat
setelah itu namanya ashy atau ashyla.
⇒ Intinya sebagian ulama mengatakan bahwa al 'ashr adalah waktu 'ashar.
Karena di waktu 'ashar ada shalat 'ashar, dan shalat 'ashar termasuk shalat yang
sangat penting, oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Karena, banyak orang yang lalai dari shalat 'ashar, terutama tatkala sudah letih
pulang dari bekerja, sehingga shalat 'asharnya ditinggalkan atau dikerjakan dengan
terlambat (tidak tepat waktu).
Oleh karenanya Allah mengatakan, "Jagalah shalat dan jagalah shalat 'ashar."
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari nomor 594, kata Nabi
shallallahu 'alayhi wa sallam:
ُصالَةَ ْال َعصْ ِر فَقَ ْد َحبِطَ َع َملُه َ َم ْن تَ َر
َ ك
"Barangsiapa shalat pada waktu 2 (dua) dingin maka dia masuk surga."
(Hadits riwayat Al Bukhari no. 540 dan Muslim no. 1005)
Maksudnya 2 (dua) waktu dingin tersebut adalah shalat subuh dan shalat 'ashar,
karena shalat subuh adalah awal dingin dipagi hari dan shalat 'ashar adalah mulai
awal dingin menuju malam hari.
Karena matahari mulai meredup tatkala shalat 'ashar menunjukan bahwa matahari
ada waktunya. Matahari tidak akan menyala terus dan tidak akan bersinar terus,
mulai meredup pada waktu tersebut (waktu 'ashar).
Akan tetapi jumhur ulama berpendapat yang disebut dengan al 'ashr adalah masa
(zaman), sebagaimana yang kita baca dalam terjemahan Al Qur'an kita.
Wal-'ashr artinya "demi masa" (demi zaman), karena masa adalah tempat kita
beramal, tempat seorang mendapatkan keberuntungan dan tempat seorang
mendapatkan kerugian.
Namun jika dia kemudian lalai tidak beriman, tidak beramal shalih maka di akan
mendapatkan kerugian.
Dia mendapatkan keberuntungan atau kerugian di dalam masa. Masa ini tempat
beramal. Masa yang sekarang sedang kita hadapi adalah tempat kita beramal. Oleh
karenanya Allah bersumpah dengan: "Demi masa".
Demikianlah yang dapat kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allah
besok kita lanjutkan.
َ َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْيك، َ َأ ْستَ ْغفِرُك، َ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ َأ ْنتD، َك اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدك
َ َُس ْب َحان
الســـالمـ عليكــــمـ ورحمة هللا وبركــــاته