1. Hal-hal yang tidak lazim dan sering terjadi merupakan pengertian dari?
Abnormalitas
Normalitas
Kebiasaan
Perilaku menyimpang
2. Anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi penting dari fungsi
kemanusiannya disebut juga dengan?
Anak berkebutuhan khusus
Anak spesial
Anak khusus
Anak sehat
3. Pilihan berikut termasuk dalam tahap perkembangan lingkup anak khusus, KECUALI?
Prenatal
Adolescent
Infancy
Early childhood
4. Perilaku dianggap abnormal apabila menimbulkan?
Penyesalan
Kebahagiaan
Penderitaan
Rasa syukur
5. Kurangnya Phonological Awareness tidak berkaitan dengan ketidakberfungsian salah satu
bagian otak, melainkan berkaitan dengan masalah dalam koneksi antara bagian di dalam otak.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh?
George Reid Lyon
Sigmund Freud
Carl Gustav Jung
Abraham Maslow
6. Treatment yang tepat untuk anak yang mengalami Shuttering atau gagap dalam berbicara
adalah?
Memaksa anak untuk berbicara dengan lancar
Menggunakan kalimat panjang
Menggunakan kalimat pendek
Latihan bernafas
7. Berikut ini termasuk perilaku abnormal, KECUALI?
Pelanggaran Norma
Distress Pribadi
Disabilitas
Konformitas
8. Kondisi yang membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu di masa
mendatang, merupakan salah satu penyebab tingkah laku abnormal yaitu?
Primary Cause
Predosposing Cause
Precipitating Cause
Reinforcing Cause
9. Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperkuat tingkah laku abnormal yang
sudah terjadi, merupakan salah satu penyebab tingkah laku abnormal yaitu?
Primary Cause
Predosposing Cause
Precipitating Cause
Reinforcing Cause
10. Setiap kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan, merupakan
salah satu penyebab tingkah laku abnormal yaitu?
Primary Cause
Predosposing Cause
Precipitating Cause
Reinforcing Cause
11. Kondisi yang tanpa kehadirannya tidak akan muncul suatu gangguan, merupakan salah satu
penyebab tingkah laku abnormal yaitu?
Primary Cause
Predosposing Cause
Precipitating Cause
Reinforcing Cause
12. Berikut ini termasuk dalam faktor biologis penyebab tingkah laku abnormal, KECUALI?
Gen
Toksin
Neurotransmitter
Deprivasi Parental
13. Perilaku abnormal merupakan pola-pola emosi, pikiran dan perilaku yang dianggap patologis
karena satu atau lebih alasan seperti jarang terjadi, bertentangan dengan nilai/norma kelompok,
menimbulkan stres pribadi, menunjukan adanya ketidakmampuan dan tidak diharapkan.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh?
Gerald C. Davison & John M. Neale
Ivan P. Pavlov & B.F. Skinner
Sigmund Freud & Carl Gustav Jung
Abraham Maslow & Carl Rogers
14. Masalah perkembangan bahasa dimana anak sulit untuk mengendalikan kecepatan ucapan
dan/atau lambat dalam belajar mengartikulasikan suara tertentu disebut juga dengan?
Expressive Language Disorder
Receptive Language Disorder
Phonological Disorder
Mixed Expressive-Receptive Language Disorder
15. Penyebab tingkah laku abnormal berdasarkan salah satu faktor psikososial yaitu kurangnya
rangsangan emosi dari orang tua seperti pujian disebut juga dengan?
Hubungan orang tua dan anak yang tidak sehat
Struktur keluarga yang tidak sehat
Trauma pada masa kanak-kanak
Deprivasi Parenatal
16. Tidak dapat membedakan bentuk dan detail secara jelas seperti membaca, melihat simbol,
dan lain-lain. Definisi tersebut merupakan definisi dari?
Color Vison Deficiecy
Colour Blind
Blindness
Monochromacy
17. Adi memiliki seorang kakek yang sudah cukup berumur. Kakeknya sudah sama sekali tidak
dapat melihat pada indra pengelihatannya. Dari kasus tersebut kakek Adi termasuk kedalam
kategori blindness?
Buta total
Buta parsial
Buta sebagian
Buta warna
18. Seorang yang dinyatakan tuna netra atau buta jika ketajaman visualnya tidak melebihi?
20/20 feet
200/20 feet
20/200 feet
200/22 feet
19.
1) Saat persalinan terjadi benturan
2) Terinfeksi bakteri
3) Premature
4) Kecelakaan
Dari poin diatas, merupakan sumber yang terjadi pada saat?
Prenatal
Postnatal
Perinatal
Posprenatal
20. Berikut ini yang bukan termasuk kedalam karakteristik blindness adalah?
Adanya penglihatan yang samar-samar/kabur sewaktu digunakan untuk penglihatan jarak dekat,
jarak jauh atau keduanya
Adanya kelainan mata yang disebabkan karena kesalahan refraksi, kelainan fungsi otot, kelainan
lain seperti katarak
Adanya medan penglihatan yang terbatas
Mata yang dapat menglihat jelas pada jarak tertentu
21. Perhatikan gambar berikut!
3,4,5
2,3,5
1,2,3
1,3,5
35. Penelitian anatomi dan neuroimaging menunjukkan bahwa kekurangan dalam phonological
awareness berkaitan dengan masalah dalam koneksi antara bagian di dalam otak, bukan tidak
berfungsinya salah satu bagian otak. Pernyataan tersebut di kemukakan oleh?
George Reid Lyon
Ivan Pavlov
Mikhail Kalashnikov
Alexander Volkanovski
36. Cerebral Palsy biasa disebut sebagai?
Lumpuh kaki
Lumpuh otak
Kelainan janin
Lahir premature
37. Saat bayi lahir dalam keadaan tidak sadar, tidak menangis, mengalami kejang, atau
kekurangan oksigen dan mengakibatkan jaringan otak rusak disebut sebagai?
Kelahiran yang sulit
Asfiksia
Hipoksis Iskemik Ensefalopati
Rubella
38. Jenis cerebral palsy spastik mengalami kerusakan di cortex motoric otak besar sebanyak?
6-10 %
9-12 %
10-15 %
70-80 %
39. Jenis – jenis cerebral palsy dibawah ini yaitu, KECUALI?
Spastik
Assesment
Ataksik
Diskinetik
40.
1) Mengeluarkan ai liur terus menerus
2) Mudah mengalami dislokasi/cidera pada senid
3) Mengalami penyakit asam lambung
Dari poin diatas, merupakan masalah yang dihadapi dari penderita penyakit?
Cerebral palsy
ADHD
Autism
Poliomielitis
41. Perkembangan motorik yang terlambat menyebabkan hilangannya keseimbangan seperti saat
anak belajar duduk merupakan kelainan?
Diskinetik
Spastik
Ataksi
Campuran (kombinasi)
42. Membantu pasien menangani kesulitan dalam beraktivitas merupakan terapi?
Psikologis
Terapi bicara
Terapi berjalan
Terapi okupasi
43. Terapi yang dapat dijalankan oleh penderita cerebral palsy adalah, KECUALI?
Gizi
Fisioterapi
Membaca
Orthotic
44. Seorang ibu yang mengalami kelahiran dengan lama dikarenakan kepala bayi lebih besar dari
panggul sang ibu disebut sebagai?
Orhotic
Kelahiran yang sulit
Lahir premature
Hipoksis Iskemik Ensefalopati
45. Cara untuk menghindari resiko cerebral palsy adalah, kecuali?
Mengkonsumsi makanan tinggi gula
Mengikuti pola hidup sehat
Rutin memeriksakan diri
Melakukan tindakan pencegahan
46. Andi memiliki kebiasaan mengetukan jari-jarinya, ia juga kerap mendorong anak lain di
sekolahnya tanpa alasan, Andi juga diketahui sulit untuk berkonsentrasi di waktu tertentu. Ciri-
ciri yang dimiliki Andi tersebut termasuk?
ADHD
Tantrum
Anorexia
OCD
47.
1. Obat-obatan
2. Penanganan Psikologis
3. Terapi Bermain
4. Menambah Jam Bermain
Di atas ini yang termasuk dalam penanganan ADHD adalah?
1 dan 2
1 dan 3
2 dan 3
2 dan 4
48. Gagal dalam memberikan perhatian pada hal-hal mendetail, melakukan kesalahan dalam
mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan, atau aktivitas lainnya termasuk ciri-ciri dari?
Inatensi
Hiperaktivitas
Impulsivitas
Agresivitas
49.Sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum pertanyaan selesai termasuk ciri
dari?
HIperaktivitas
Agresivitas
Konformitas
Inatensi
50. Beberapa gejala Hiperaktivitas, Impulsivitas, atau kurang perhatian yang menyebabkan
gangguan pada anak dapat terjadi pada usia?
Sebelum usia 7 tahun
Setelah usia 7 tahun
Usia 10 tahun
Setelah usia 10 tahun
CONDUCT DISORDER
3 DSM-IV-TR mendefinisikan Conduct Disorder sebagai perilaku dengan pola berulang dan
terus-menerus yang melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma-norma sosial atau aturan
yang berlaku.
10 Etnis dan Kelas SosialKonsistensi sosial menemukan bahwa gangguan perilaku lebih umum
terjadi di kalangan remaja dari golongan ekonomi kurang mampu.Para peneliti banyak
membicarakan tentang risiko yang terkait dengan tumbuh dalam keadaan ekonomi yang kurang
mampu ketika ia menjelajahi konteks budaya. Begitu kelas sosial dikendalikan, tidak ada lagi
perbedaan etnis atau ras dalam prevalensi gangguan perilaku.
12 Onset RemajaGangguan pada usia remaja menggambarkan diri mereka yang mencari jati
diri, terasing, tak berperasaan dan tidak terikat terhadap orang lain dan keluarga. Mereka juga
lebih cenderung melakukan tindak kekerasan dan hukuman yang tidak proporsional karena
kejahatan seperti : penyerangan, perkosaan dan penggunaan senjata mematikan.
15 Anak dengan agresi reaktif lebih mungkin berasal dari keluarga yang melecehkannya secara
fisik, menjadi temperamental, kemampuan hubungan interpersonal yang rendah, keterampilan
pemecahan masalah yang rendah, rasa bermusuhan dan menolak secara sosial rekan-rekan
proaktif mereka. Anak dengan agresi proaktif menampilkan yang sebaliknya.
16 PenggangguDiawali dengan tindak bullying yang didapat saat sekolah, anak menjadi korban
dan menderita sakit hati, kecemasan yang signifikan, masalah somatik, rendah diri, kurangnya
perhatian, dan bahkan dapat bunuh diri. Sedangkan dalam beberapa kasus ada yang
menyebabkan kebodohan sosial seperti, ketidakmampuan sosialisasi, keterbatasan bicara dan
terasing dari rekan-rekannya.
26 Substance AbuseNational Center on Addiction and Substance Abuse (2004):4 dari 5 anak
yang terjerat kasus karena tindakan kriminal memiliki catatan sejarah pernah mengonsumsi
bahan-bahan atau zat-zat terlarang, atau sedang berada dalam pengaruh alkohol saat mereka
melakukan aksinya tersebut
28 Vaden-Kierman dkk (1995) menemukan fakta bahwa anak laki-laki yang tumbuh tanpa figur
seorang ayah dalam rumahnya lebih cenderung untuk memiliki perilaku agresif dibanding anak
laki-laki yang tumbuh dengan kedua orangtua yang lengkap.Stres dalam keluarga juga
meningkatkan kecenderungan anak mengalami CD
29 Parent Psychopatology
Konsumsi bahan-bahan/zat-zat terlarang oleh orang tua, terutama pada ayah, diprediksi memiliki
pengaruh pada CD yang dialami anak.Depresi yang dialami ibu juga dihubungkan dengan
masalah perilaku pada anak, sebagaimana juga yang terjadi pada penyimpangan-penyimpangan
yang lain (Cummings & Davies, 1994a)
33 Transactional Processes
Campbell (1997):ibu yang mengalami stres menjadi lebih sulit dan negatif ketika berusaha untuk
melakukan coping pada perilaku anaknya yang impulsive dan tidak patuh.Dumas, La Freinere
dan Serketich:anak-anak yang berperilaku agresif lebih cenderung untuk melakukan teknik
aversif dalam berperilaku, dan ibu mereka cenderung untuk merespon secara tidak
teratur/”sembarangan” dan gagal untuk membuat pembatasan terhadap perilaku coercion yang
lebih buruk yang dapat dilakukan sang anak.
34 A Developmental Perspective on Parenting and Conduct Disorder
memfokuskan pada masalah attachment pada masa-masa awal perkembangan anak, mulai dari
lahir hingga umur dua tahun (Shaw Bell (1993; et al., 2000)).perawatan yang tidak konsisten dan
meragukan, orangtua yang tidak responsif/cekatan dapat menyebabkan perkembangan dari
perilaku anak yang lekas marah, impulsif, dan juga menjadikan anak memiliki tipikal difficult
36 The Social Contextpada anak usia pra-sekolah, dipercaya berhubungan dengan peer
rejection/penolakan oleh kawan sebaya.saat anak yang berperilaku agresif mungkin
dikucilkan/ditolak oleh rekan-rekannya yang berperilaku prososial, mereka condong untuk
diterima di kelompok teman sebaya yang antisosial yang dapat mentolerir atau memaklumi
masalah perilaku yang dialami.Menyebabkan anak menjadi lebih nyaman menghabiskan waktu
dengan kelompoknya tersebut
38 Hasilnya menunjukkan bahwa pengasuhan yang baik oleh orangtua dapat menurunkan
tingkat efek dari disorganisasi komunitas.
40 School EnvironmentKetika anak merasa dikucilkan di sekolahnya, baik oleh guru maupun
oleh teman-temannya, anak akan cenderung untuk meningkatkan perilakunya yang negatif dan
juga memiliki harapan juga kepercayaan yang rendah terhadap diri mereka sendiri yang pada
akhirnya membatasi diri mereka untuk dapat melakukan tindakan yang prososial.
44 Multisystemic Therapy
Treatment yang dilakukan bersifat untuk individual dan flexible, menawarkan berbagai jenis
intervensi tergantung dari kebutuhan-kebutuhan khusus yang dimiliki anak.Terapis menerapkan
suatu model yang aktif, praktis, dan berfokus pada pendekatan memberi solusi.
Jenis-jenis
terhadap berbagai problem hidup lebih baik yaitu suatu proses
psikososial yang berlangsung dengan cara mengelola tuntutan dalam
Jenis-jenis
tinggi. Secara umum anak dalam kelompok ini juga memiliki
kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak pada
Anak Berbakat umumnya. Ciri-cirinya antara lain cakap dalam membaca dan
berhitung, perbendaharaan bahasanya luas, cepat memahami
dibandingkan dengan anak-anak yang termasuk kelompok pandai.
Kesehatan dan ketahanan fisiknya pun lebih baik daripada anak-anak
normal.
Ada beberapa hal positif yang ada pada anak berbakat, yaitu:
1. Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik
berdasarkan pemahaman pengetahuan yang sedikit
2. Dapat mendominasi diskusi
3. Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya
4. Sukaribut atau tidak mampu menahan kegelisahannya ketika
merasa bosan
Dampak dari Anak Berbakat 5. Memilih kegiatan membaca daripada berpartisipasi aktif
dalam kegiatan masyarakat, atau kegiatan fisik
6. Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur
tertentu
7. Jika memimpin diskusi akan membawa diskusi ke situasi yang
harus selalu tuntas lalu menjadi frustrasi jika aktivitas sehari-
hari tidak berjalan sebagaimana mestinya
anak keberbakatan, termasuk ke dalam Anak Berkebutuhan
Khusus, karena dengan kemampuan intelektual dan non
intelektualnya yang tinggi justru akan membuat anak mengalami
Permasalahan yang kesulitan dalam berinteraksi sosial atau tidak mampu
Dihadapi Anak Berbakat bersosialisasi dengan baik, sehingga anak akan merasa dirinya
berbeda/aneh atau lingkungan yang melabelkan aneh karena
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak lazim.
Secara umum, permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak berbakat di
antaranya, yaitu:
1. Labeling
Memberikan label pada anak berbakat bahwa ‘ia berbakat’ dapat menimbulkan
harapan terhadap kemampuan anak tersebut dan dapat mengakibatkan beban
mental jika anak tersebut tidak dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh si
pemberi label.
2. Memberi Nilai (Grading) dalam Bentuk Angka
Permasalahan Pemberian angka bagi anak berbakat dapat menimbulkan permasalahan jika
angka yang dimilikinya tidak menggambarkan kemampuannya. Angka
yang Dihadapi seringkali tidak cermat, artinya sering kurang mencerminkan kemampuan yang
sebenarnya. Terutama bagi anak berbakat, penilaian dalam bentuk angka turut
Anak Berbakat berbicara, karena mereka sangat sensitif, angka ini menjadi kepedulian yang
besar yang terkadang juga terlalu berlebihan. Disarankan agar pemberian
angka harus dilakukan secara hati-hati dan lebih mengacu kepada penilaian
berdasarkan kriteria.
Mengatasi penilaian yang kurang cermat bagi anak berbakat dapat
dilakukan dengan self-diagnose. Pemeriksaan kembali pekerjaan dapat
menjadikan siswa menyadari apa kesalahannya dan mengapa kesalahan-
kesalahan tersebut dibuatnya.
3. Underachievement
Underachievement pada anak berbakat adalah kinerja anak yang
secara signifikan berada di bawah potensinya (Kitano and Kirty,
1996). Anak tidak menunjukkan perilaku sesuai tingkat
intelektualnya dikarenakan kurangnya stimulus dan kepercayaan dari
lingkungan, misalnya anak berbakat yang seperti tidak mampu
menuntaskan soal-soal ujian karena merasa jenuh oleh situasi
monoton ketika pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena anak
Permasalahan berbakat mengalami berbagai tekanan baik dari rumah, sekolah
maupun teman sebayanya.
yang Dihadapi 4. Konsep diri
Anak Berbakat Konsep diri terbentuk bukan hanya dari cara orang lain memandang
tentang dirinya, tetapi juga ketika dirinya menghayati pengalaman
tersebut. Anak-anak yang berbakat memiliki sikap yang sangat
ambivalent terhadap keberbakatannya, dan cenderung
mempersepsikan dirinya secara positif, namun mengganggap bahwa
lingkungannya yaitu teman sebaya dan gurunya memiliki pandangan
negatif terhadap dirinya.
INTELLECTUAL
DISABILITY
DOSEN: KRISTINA MARTHA , M. PSI., PSIKOLOG
DEFINISI
• Belum terdapat data yang menyebutkan jumlah secara pasti penyandang disabilitas
intelektual
• Secara internasional: 1-3% dari keseluruhan populasi
THE AMERICAN PHSYCHOLOGICAL ASSOCIATION ( APA )
MEMBUAT KLASIFIKASI ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
• Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tingkat kecerdasan atau skor IQ, yaitu:
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
MILD (RINGAN)
• Mereka termasuk yang mampu didik, bila dilihat dari segi pendidikan.
• Mereka pun tidak memperlihatkan kelainan fisik yang mencolok, walaupun perkembangan fisiknya sedikit
agak lambat dari pada anak rata-rata.
• Tinggi dan berat badan mereka tidak berbeda dengan anak-anak lain.
• Biasanya rentang perhatian mereka juga pendek sehingga sulit berkonsentrasi dalam jangka waktu yang
lama.
• Mereka kadang-kadang memperlihatkan rasa malu atau pendiam.
• Namun hal ini dapat berubah bila mereka banyak diikutkan untuk berinteraksi dengan anak lainnya.
• Di luar pendidikan, beberapa keterampilan dapat mereka lakukan tanpa harus mendapat pengawasan,
seperti keterampilan mengurus diri sendiri, seperti makan, mandi, dan berpakaian.
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
MODERATE (MENENGAH)
• Mereka digolongkan sebagai anak yang mampu latih, di mana mereka dapat dilatih untuk beberapa
keterampilan tertentu.
• Meski sering berespon lama terhadap pendidikan dan pelatihan, jika diberikan kesempatan pendidikan
yang sesuai, mereka dapat dididik untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan-
kemampuan tertentu.
• Mereka dapat dilatih untuk mengurus dirinya serta dilatih beberapa kemampuan membaca dan menulis
sederhana.
• Mereka menampakkan kelainan fisik yang merupakan gejala bawaan, namun kelainan fisik tersebut tidak
seberat yang dialami anak-anak pada kategori severe dan profound.
• Mereka juga menampakkan adanya gangguan pada fungsi bicaranya
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
SEVERE
• Mereka tidak mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain meskipun pada tugas-tugas
sederhana.
• Mereka membutuhkan perlindungan hidup dan pengawasan yang teliti.
• Mereka juga mengalami gangguan bicara.
• Tanda-tanda kelainan fisiknya antara lain lidah seringkali menjulur keluar, bersamaan dengan keluarnya air
liur.
• Kepalanya sedikit lebih besar dari biasanya.
• Kondisi fisik mereka lemah.
• Mereka hanya bisa dilatih keterampilan khusus selama kondisi fisiknya memungkinkan.
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
PROFOUND
• Memiliki masalah yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, inteligensi, serta program pendidikan yang
tepat bagi mereka.
• Umumnya mereka memperlihatkan kerusakan pada otak serta kelainan fisik yang nyata, seperti
hydrocephalus, mongolism, dan sebagainya.
• Mereka dapat berjalan dan makan sendiri.
• Namun, kemampuan berbicara dan berbahasa mereka sangat rendah.
• Kelainan fisik lainnya dapat dilihat pada kepala yang lebih besar dan sering bergoyang-goyang.
• Penyesuaian dirinya sangat kurang dan bahkan sering kali tanpa bantuan orang lain mereka tidak dapat
berdiri sendiri.
• Mereka nampaknya membutuhkan pelayanan medis yang baik dan intensif
PENYEBAB
NON-ORGANIK ORGANIK
Cerebral Palsy pertama kali dijelaskan pada tahun 1862 oleh seorang ahli bedah ortopedi
bernama william James Little. Sebuah gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan
yang tidak progresif pada perkembangan otak. Pada dasarnya cerebral palsy akan
menunjukkan berbagai macam gangguan klinis dari kerusakan korteks serebral atau
kerusakan subkortikal yang terjadi selama awal tahun kehidupan. Cerebral palsy sangat
beresiko tinggi terjadi pada bayi premature.
Cerebral palsy selalu dikaitkan dengan banyak defisit seperti keterbelakangan mental,
gangguan bicara,bahasa dan oromotor. Penilaian menyeluruh terhadap perkembangan saraf
anak dengan Cerebral Palsy harus mencakup evaluasi terkait defisit sehingga Program
intervensi dini yang komprehensif dapat direncanakan dan dilaksanakan.
What is Cerebral Palsy
(CP)
Cerebral Palsy: "paralisis otak".
Cerebral Palsy merupakan suatu
kelainan fungsi otak dan syaraf
yang sedang tumbuh. Kerusakan
tersebut menyebabkan
gangguan keseimbangan dan
gerakan. Cerebral palsy
disebabkan oleh kerusakan otak
yang mengakibatkan gangguan
pada fungsi motorik, koordinasi,
alat indera dan fungsi ingatan,
Secara lahiriah anak-anak CP
mengalami cacat jasmani, namun
tetap memiliki potensi-potensi
bawaan sebagaimana anak-
a n a k n o r m a l .
Cerebral palsy pada dasarnya adalah Cerebral palsy adalah gangguan yang
gangguan terhadap pergerakan dan tidak progresif dari fungsi otak yang di
postur tubuh. Hal ini di istilahkan sebagai sebabkan faktor prenatal pada kasus
“payung” yang mencakup gangguan berat. Asal dari faktor prenatal tersebut
pengontrolan gerakan akibat adanya lesi belum di ketahui sebabnya, perinatal
atau kelainan terhadap perkembangan faktor seperti asphyxia dan trauma lahir
otak di awal tahap kehidupan dengan bertanggung jawab terhadap terjadinya
latar belakang penyakit yang tidak kurang lebih 10 persen dari kasus
progresif. Ini dapat di tetapkan sebagai tersebut. Saat di lakukan pemeriksaan
static encephalopathy yang dimana, ,akan di temukan hasil abnormal dari
meskipun kelainan atau kerusakan lesi pemeriksaan neurologis terhadap
primer tetap, namun tampakan pola klinis neonatus tersebut . resiko cerebral palsy
mungkin dapat berubah seiring rendah pada neonatus tanpa gejala meski
berjalannya waktu karna pertumbuhan pada saat terjadi komplikasi persalinan.
dan perkembangan plastisitas dan
pematangan sistem sararf pusat.
Sifat kelainan tidak progresif. Kelainan yang timbul
tergantung dari tingkat kerusakan otak yang terjadi dan
penanganan CP. Semakin awal terdiagnosis dan tertangani
maka kelainan yang timbul akan semakin minimal. Di
beberapa negara, CP merupakan penyebab
tersering physical disability. Insidensi: kurang lebih 1 dari
1000 bayi yang dilahirkan.
Early Signs
Pada saat lahir bayi CP dapat terlihat
lemah dan terkulai atau mungkin
normal. Perkembangan lambat
dibanding anak seusianya. Tidak dapat
menggunakan tangan atau hanya
menggunakan satu tangan. Mengalami
masalah dalam makan: menyedot,
mengunyah, menelan. Tubuh tmpak
kaku seperti papan sehingga sulit untuk
digendong. Bayi jarang menangis atau
tersenyum. Sulit untuk berkomunikasi:
tidak ada respon. Munculnya refleks
abnormal pada bayi.
Intelegensia
Intelegensia tidak terlalu terganggu,
walaupun terkadang tampak lambat
dalam memberikan respon. Terkadang
anak CP tampak "bodoh" dan lambat
karena gerakannya yang terhambat.
Setengah dari CP mengalami retardasi
mental. Anak CP membutuhkan latian
dan bantuan untuk dapat menunjukkan
kemampuannya.
Penyebab Anak Cerebral Palsy
Pada masa prenatal , anak terkena infeksi misalnya:
TORCH atau sifilis. Kelainan kandungan yang menyebabkan
peredaran darah bayi terganggu: tali pusat tertekan. Rh
bayi tidak sama dengan ibunya. Ibu mengalami trauma.
Bisa juga karena bayi/janin terkena radiasi.
Pada masa perinatal, bisa dikarenakan anoksia, persalinan
dengan alat (forcep), perdarahan otak, bayi prematur,
bayi postmatur, bayi kembar, hiperbilirubinemia.
Pada masa postnatal terjadi trauma kepala. Meningitis
yang terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan. Terkena
penyakit typoid atau diphteri. Keracunan carbon
monoxida, tercekik, tumor otak, dan bisa juga karena
keracunan logam berat.
Tipe Cerebral Palsy
Paralisis Spastik
Kerusakan terjadi pada cortex cerebri. Daerah tertentu pada cortex cerebri memiliki fungsi
untuk mengendalikan tonus otot agar tetap normal. Apabila terjadi kerusakan maka tonus otot
akan berlebihan atau disebut mengalami spastik (mengejang) dan tonus otot akan berkurang
atau spastisitas semakin melemah (paralysis).
Jenis posisi spastik:
Athetosis
Kerusakan terjadi pada basal
ganglia atau traktus
ekstrapiramidal yang berfungsi
utama mengendalikan pola gerak.
Geajalanya yaitu gerakan-gerakan
yang tidak terkoordinir dan tidak
terkontrol kadang dapat terjadi
pada bibir, mata, lidah, atau pada
bagian tubuh yang lain. Otot-otot
tidak pernah mengalami
kekejangan ataupun kelemahan
(kelumpuhan).
Ataxia
Ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang tidak terkoordinasi dan kehilangan
keseimbangan. Sering terjatuh karena jalannya tidak seimbang, terhuyung-huyung,
bagaikan seseorang yang sedang mabuk. Letak kerusakan terjadi pada cerebellum.
Tremor
Ditandai adanya gerakan-gerakan kecil yang tidak disadari, irama gerakan umumnya tetap
sehingga mirip dengan getaran. Karna gerakannya tidak disadari, maka sulit dikendalikan.
Lokasi kerusakan menurut beberapa ahli terletak pada ganglia basal atau extra pyramidal
tract.
Rigid
Ditandai oleh adanya otot dan gerakan yang sangat kaku (rigid). Rigiditas menyerupai
gerakan robot yang sedang berjalan, gerakannya lambat dan tidak halus. Penyebab gerakan
yang kaku ini menurut para ahli dikarenakan adanya kerusakan pada extrapyramidal tract.
Mixed
Tipe cerebral palsy yang ditandai oleh adanya gerakan campuran. Kadang-kadang
gerakannya kaku, kadang kejang-kejang, atau juga tremor. CP tipe ini menurut para ahli
jumlahnya sedikit.
Penanganan Medis??
Kerusakan yang terjadi di otak, sifatnya permanen. Obat-obatan yang diberikan hanya
bersifat suportif 9suplemen untuk stamina). Operasi dipertimbangkan jika terjadi
kontraktur.
Pemeriksaan khusus diperlukan pada anak yang dicurigai atau terbukti cerebral palsy.
pemeriksaan tersebut adalah:
Semua anak dengan cerebral palsy harus melakukan pemeriksaan penglihatan dan pendengaran
yang segera dilakukan setelah diagnosis cerebral palsy ditegakkan. Kerusakan dari indera
tersebut sangat mempengaruhi pendidikan dan pelatihan anak.
Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menilai cairan cerebrospinal ,dilakukan paling tidak satu
kali pada anak yang dicurigai cerebral palsy untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit
degeneratif ,tumor intracranial, subdural hygroma . Pada pasien cerebral palsy cairan
cerebrospinal normal.
Pemeriksaan EEG dilakukan terutama pada pasien dengan hemiparesis atau tetraparesis karena
beresiko tinggi kejang.
Indikasi ultrasound dan computerized tomography kepala sangat membantu dalam penegakan
diagnosis dan mengeliminasi kemungkinan diagnosis lainnya. CT dan MR akan menunjukkan
perkembangan kerusakan dan lokasi dari infark, kontusio, atau hemorrhage.
Penilaian psikologis perlu dilakukan untuk tingkat pendidikan yang di butuhkan anak
Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain dari retardasi mental. anak yang di
curigai harus di screening untuk melihat kelainan metabolic seperti hypoglycemia,
hypothyroidism, and aminoacidurias.
Terapi
Pengobatan kasual pada cerebral palsy tidak ada, hanya simtomatik. Pada keadaan ini diperlukan
teamwork dengan rencana pendekatan kepada masalah individu anak. Anak, orang tua, dokter anak, dokter
saraf, ahli terapi fisik, psikiater dan pihak sekolah harus turut serta . secara garis besar , penatalaksanaan
penderita cerebral palsy adalah sebagai berikut:
1. Aspek medis
a. Aspek medis umum :
Gizi : masalah gangguan pola makan yang berat pada anak dengan cerebral palsy tampak pada
beberapa kelompok anak yang tidak menjaga status gizi normal dan menandakan kegagalan
pertumbuhan. Masalah pola makan mereka biasanya di awali dari saat lahir dan mereka bisa di
identifikasi dini dari lama waktu mengunyah dan menelan jumlah standar makanan dan dibandingkan
dengan control berat badan mereka. (Gisel & Patrick 1988) . nutrisi yang adequate pada anak tersebut
tidak dapat dicapai dengan tambahan makanan dari nasogastric tube bahkan dengan gastrostomy
walaupun metode tersebut mungkin bermanfaat. Pencatatan rutin perkembangan berat badan anak
perlu dilaksanakan.
Aspek medis lain : Disfungsi traktus urinarius bawah pada anak dengan cerebral palsy
dengan inkontinensia urinarius sebagai gejala paling umum. Pengobatan berdasarkan
temuan urodynamic dan adanya infeksi saluran kemih adalah antibiotic propilaxis dan
kateterisasi intermittent. Masalah gangguan tidur biasa terjadi pada pasien cerebral
palsy ,pengobatan pada gangguan tidur berat pada anak cerebral palsy dengan
memberikan melatonin oral dosis 2-10 mg tiap waktu tidur. Osteopenia adalah masalah
yang lebih umum pada cerebral palsy biasa nya di terapi dengan biophosphonates
selama 12-18 bulan dan menunjukkan peningkatan densitas tulang sekitar 20-40%.
b. Terapi obat-obatan : obat pada gangguan motorik cerebral palsy dibatasi, namun tetap harus di
berikan utamanya pada bentuk spastic. Diazepam jarang digunakan karena kurang membantu dan
dapat menyebabkan kantuk dan kadang menimbulkan hipotonia namun pada syndrome dyskinetic
kadang dapat mengurangi gerakan involunter . Lioresal (baclofen) telah terbukti sangat efektif pada
beberapa kasus hemiplegia dan diplegia dalam mengurangi spatisitas dan memudahkan fisioterapi
namun kontraindikasi pada anak dengan riwayat seizures.
c. Terapi aspek orthopedic : kontribusi orthopedic penting, perencanaan yang
hati-hati dari prosedur orthopedic berpengaruh terhadap pengobatan, dan hal
tersebut membantu ahli bedah mengedintifikasi pasien lebih dini sehingga
mereka dapat merencanakan kemungkinan intervensi yang akan di lakukan
bersama, dengan pendekatan kolaborasi dengan spesialis anak, fisioterapis dan
orang tua. Splint dan calipers di batasi pada pasien cerebral palsy meski dalam
beberapa kasus hal terssebut berguna. Splint soft polyurethane foam telah
terbukti sangat efektif dalam mengurangi flexi berat pada lutut . Pemberian
boots dan sepatu membutuhkan pertimbangan pelan-pelan dan ahli bedah
orthopedic berkontribusi banyak dalam hal ini. Bentuk spastic dari cerebral
palsy paling sering di lakukan pembedahan. Elongasi tendon Achilles pada satu
atau kedua sisi dan prosedur untuk mengurangi adduksi hip dan flexi lutut
adalah prosedur yang relative simple dan sangat membantu fungsinya. Waktu
pembedahan sangat penting dan harus selalu di kombinasi dengan fisioterapy.
d. Fisioterapi : tindakan ini harus segera di lakukan secara intensif . orang tua turut membantu
program latihan di rumah. Untuh mencegah kontraktur perlu di perhatikan posisi penderita pada
waktu istirahat atau tidur. Bagi penderita yang berat di anjurkan untuk sementara tinggal di suatu
pusat latihan . fisioterapi dilakukan sepanjang penderita hidup.
2. Aspek non medis :
Pendidikan dan pekerjaan : penderita cerebral palsy dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya . di
sekolah luar biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersamasama dengan anak yang normal .
mereka sebaiknya diperlakukan sama seperti anak yang normal yaitu pulang kerumah dengan
kendaraan bersama-sama sehingga mereka merasa tidak di asingkan , hidup dalam suasana normal .
orang tua janganlah melindungi anak secara berlebihan . Untuk mendapatkan pekerjaan di populasi
biasa sangat sulit dengan kecacatan yang di alami sang anak, prospek untuk pekerjaan saat anak
sudah melewati bangku sekolah harus di fikirkan dan di rencanakan matang-matang.
Kelompok 1
Adika Pratama (10520012)
Maria Tri Cahyaningrum (10520582)
Muchalal Rifky Juwanto (10520624
Rana Adinda Nugroho (11520180)
Sarasalifa Aisyah Z. (10520954)
Yusta (11520123)
#1
Normalitas dan
Abnormalitas
#2
Penyebab Tingkah
Laku Abnormal
Biologis
Gangguan secara Genetik, turunan dari
neurobiologis yaitu pada salah satu pihak orang tua
otak dan sistem saraf atau keduanya. Maka,
yang tidak berfungsi akan lebih mudah untuk
semestinya. Efek lebih menjadi abnormal jika
besar terjadi disaat masa terpapar dengan
kehamilan, ibu dari lingkungan
kandungan tidak memiliki
Kromosom. Jika ada
pola hidup yang sehat
kegagalan dalam
secara fisik dengan
membelah atau bertautan
mengkonsumsi alcohol,
akan muncul hambatan
serta merokok. Keadaan
perkembangan misalnya:
mental ibu terganggu juga
Down Syndrome
akan mempengaruhi
kandungan
Perkembangan anak Psikososial
bergantung pada kondisi
sosial dan lingkungan
termasuk keluarga, teman,
dan sosial budaya yang Orang tua, teman,
lebih luas. Dalam kasus pekerjaan, ketersediaan
antar saudara, lingkungan dukungan dari keluarga,
sama dengan keluarga serta program
adalah awal bagaimana pemerintah seperti
anak akan terbentuk Kesehatan gratis,
kemudian lingkungan komunitas yang
yang berbeda (pengaruh memberikan aktivitas
teman, sekolah) membuat
positif dan negative akan
tiap saudara memiliki
membentuk kerangka
reaksi dan perilaku yang
sosial anak yang lebih
berbeda dalam menyikapi
besar (Sameroff, 2010)
sekitarnya.
TIPE-TIPE
ATTACHMENT
Secure
Anak mudah Anxious, Avoidant Type Anxious Resistant Type
berkomunikasi dengan Anak tidak mudah Anak tidak bisa mengatur
baik and memanfaatkan berkomunikasii, percaya rasa takut berlebihnya
hubungan yang bahwa dirinya mudah sehingga suka melebih-
supportive pada dirinya. disakiti dan tidak lebihkan perasan dan
Walaupun mereka akan mempercayai orang lain. mempercayai dirinya
menderita stress secara Menimbulkan conduct secara negative.
psikologi, tapi tidak akan disorder, aggressive Menimbulkan phobia,
mudah memiliki gangguan behavior, depresi anxiety disorder, depresi
Sosial Kultural
Menurut Walker, dkk
(dalam Mangunsong 2011) Tiap daerah, kota, hingga
anak, keluarga dan
negara memiliki sosial
sekolahnya melekat pada
budaya dan kultural yang
budaya yang
berbeda dalam
mempengaruhi mereka.
mempengaruhi anak.
Nilai dan standar tingkah
laku telah diberikan Contoh: Pandangan
kepada anak dalam bahwa anak jago
berbagai kondisi budaya, matematika maka pintar,
tuntutan, larangan, dan jika tidak bisa akan
model. dipandang bodoh dan
memiliki gangguan
#3
Tinjauan Normalitas
dan Abnormalitas
Behaviour
Perspektif psikologis memandang bahwa reaksi dan
regulasi emosi merupakan aspek utama dari
perkembangan yang mempengaruhi kualitas interaksi
sosial seseorang. Jika seseorang tidak memiliki
kemampuan dalam mengelola dan meregulasi emosi
maka ia akan kesulitan dalam berinteraksi sosial
secara berkualitas.
Total Blindness
(Tunanetra)
2 Kelompok Gangguan Penglihatan:
Penglihatan samar-samar
Adaptasi terhadap terang
untuk jarak dekat atau jauh.
dan gelap terhambat. Banyak
Hal ini dijumpai pada kasus terjadi pada proses penuaan.
myopia, hyperopia ataupun
astigmatismus. Semua ini Medan penglihatan yang
dapat diatasi dengan terbatas, misalnya hanya jelas
menggunakan kacamata melihat tepi/perifer atau
atau lensa kontak sentral. Dapat terjadi pada
salah satu atau kedua bola
mata.
#5
Faktor Penyebab
Deafness
Prematuritas
Faktor Keturunan (Heredity) Bayi premature (berat badan
antara 5 found – 8 ons atau
kurang/usia kehamilan kurang)
Faktor Ibu yang terkena banyak terdapat pada anak
Rubella (Maternal Rubella) tunarungu dibanding anak
Maternal rubella diidentifikasi mendengar, tetapi derajat
sebagai penyebab terbesar perbedaannya masih bisa
kehilangan pendengaran . dibantah.
Penyakit yang disebabkan
karena virus yang berbahaya Meningitis (Radang Selaput
dan sulit didiagnosa secara klinis Otak)
Meningitis menyangkut bakteri
yang menyerang labyrinth
Ketidaksesuaian antara
melalui system selsel udara
Darah Ibu dan Anak
pada telinga tengah
DAFTAR PUSTAKA
02 Syntax
Tata bahasa meliputi panjang ucapan yang terbatas dan
keanekaragaman jenis ujaran yang terbatas. Mereka lambat
menggunakan kalimat multiklausa seperti 'Di mana bola yang saya
mainkan kemarin?' Mereka akan dibatasi untuk menggunakan ucapan
yang tidak terlalu rumit seperti 'Di mana bolanya?' Kesulitan sintaksis
memprediksi masalah membaca dan mengeja nanti.
Karakteristik
Pragmatics
03 Terjadi ketika anak-anak tidak dapat menggunakan bahasa dan gerak tubuh dalam
hubungan atau konteks tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka atau
mencapai tujuan komunikasi tertentu.
Phonology
04 Dimanifestasikan sebagai artikulasi suara tertentu yang tidak akurat, biasanya
konsonan daripada vokal. Konsonan berikut cenderung menimbulkan kesulitan
paling banyak: R,l,F,dan S. Misalnya, kelalaian seperti eepuntuktidur; substitusi
seperti beriuntuksangat; dan pengurangan cluster seperti rimuntukkrim.
Fluency
05 Gagap dan kekacauan adalah masalah kefasihan yang khas dengan yang terakhir
melibatkan kecepatan bicara yang cepat dan akibat gangguan kelancaran dan yang
pertama melibatkan pengulangan, perpanjangan dan jeda yang mengganggu aliran ritme
bicara. Dalam DSM-5 gagap disebut sebagai gangguan kelancaran onset masa
kanak-kanak.
Faktor Penyebab!
Dalam buku “The Handbook of Child and Adolescent Clinical”
menyebutkan bahwa penyebab terjadinya masalah berbahasa disebabkan
oleh 2 faktor yaitu :
1. Genetik 2. Psikososial
mempengaruhi perkembangan menjadi penyebab utama dalam
bahasa melalui dampaknya terhadap kebanyakan kasus spesifik keterlambatan
perkembangan otak. Kelainan pada perkembangan bahasa. Namun, mereka
jenis sel otak tertentu (ectopias dan mungkin memainkan peran dalam
mempertahankan bahasa masalah
microgyri), gyri tambahan di frontal
(Whitehurst & Fischel, 1994). Status sosial
dan lobus temporal, lateralisasi
ekonomi rendah, ukuran keluarga besar dan
serebral anomali dan proporsi yang
pola interaksi orang tua-anak bermasalah
tidak biasa di tempat yang berbeda yang melibatkan masalah perilaku menjadi
daerah otak adalah jenis utama ciri banyak orang kasus gangguan bahasa,
kelainan otak yang terkait dengan dan semakin parah gangguan tersebut,
gangguan bahasa. semakin buruk masalah perilakunya.
Faktor Penyebab!
Menurut Efendi yang dikutip Nurhidayati, dkk (2013:4) ada beberapa
penyebab gangguan atau keterlambatan bicara yakni sebagai berikut :
3. Kondisi Fisiologis
Kemampuan dari organ- organ yang terkait dalam menjalankan
fungsinya untuk mendukung terhadap kelancaran anak dalam meniti tugas
perkembangan bicara dan bahasanya. Organ-organ tersebut meliputi
susunan syaraf (syaraf senso-motoris), kondisi organ pendengaran dan
organ bicara.
02
Cerebral Palsy
Definisi
Cerebral Palsy (CP) merupakan sebuah kondisi dimana terjadi
kecacatan motorik (palsy) yang disebabkan oleh lesi statis, non
progresif di otak (cerebral). Peristiwa penyebabnya terjadi pada
anak usia dini, biasanya di didefinisikan kurang dari 2 tahun dan
memiliki kondisi yang stabil dan tidak progresif.
Spasticity
01 anak yang mengalami kekakuan otot atau ketegangan otot, menyebabkan
sebagian otot menjadi kaku, gerakan-gerakan lambat dan canggung.
Athetosis
02 merupakan salah satu jenis cerebral palsi dengan ciri menonjol,
gerakan-gerakan tidak terkontrol, terdapat pada kaki, lengan, tangan, atau
otot-otot wajah yang lambat bergeliat-geliut tibatiba dan cepat.
Ataxia
03 ditandai gerakan-gerakan tidak terorganisasi dan kehilangan
keseimbangan. Jadi keseimbangan buruk, ia mengalami kesulitan untuk
memulai duduk dan berdiri.
Karakteristik
Tremor
04 ditandai dengan adanya otot yang sangat kaku, demikian juga gerakannya,
otot terlalu tegang diseluruh tubuh, cenderung menyerupai robot waktu berjalan
tahan-tahan dan kaku.
Rigiditi
05 ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kecil tanpa disadari, dengan
irama tetap. Lebih mirip dengan getaran.
Campuran
06 yang disebut dengan campuran adalah anak yang memiliki beberapa jenis
kelainan cerebral palsy.
Karakteristik Berdasarkan Derajat
Kemampuan Fungsionalnya
Golongan Ringan
01 Cerebral Palsy golongan ringan umumnya dapat hidup bersama anak-anak
sehat lainnya, kelainan yang dialami tidak mengganggu dalam kegiatan
sehari-hari, maupun dalam mengikuti pendidikan.
Golongan Sedang
02 Cerebral Palsy yang termasuk sedang sudah kelihatan adanya pendidikan
khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau bicara. Anak
memerlukan alat bantuan khusus untuk memperbaiki pola geraknya.
Golongan Berat
03 Cerebral Palsy yang termasuk berat sudah menunjukkan kelainan yang
sedemikian rupa, sama sekali sulit melakukan kegiatan dan tidak mungkin dapat hidup
tanpa bantuan orang lain.
Faktor Penyebab!
01 02
Disability Hyperactifity
● Definisi Disorder)
● Karakteristik ● Definisi
● Faktor - faktor penyebeb ● Karakteristik
● Faktor - faktor penyebeb
Autism Spectrum
03
Disorder (ASD)
● Definisi
● Karakteristik
● Faktor - faktor penyebeb
● Teknologi yang dapat
digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran anak
dengan ASD
Intellectual
Disability
DEFINISI
INTELLECTUAL DISABILITY
Kecacatan intelektual, atau gangguan perkembangan
intelektual, menggambarkan kondisi heterogen yang
mempengaruhi populasi yang beragam. Tidak ada ciri-ciri
kepribadian unik yang mendefinisikan orang dengan
disabilitas intelektual, dan sejauh dimungkinkan
generalisasi, perlu diingat bahwa IQ seseorang
mengungkap sebanyak mungkin tentang pemikiran,
perilaku, dan aspirasi orang tersebut.
KARAKTER INTELECTUAL DISABILITY
Diagnosis selanjutnya dibagi menjadi ringan, sedang, dan kategori berat berdasarkan IQ. Tes
standar, atau skala, digunakan untuk mengevaluasi item 1 dan 2 di atas.
Faktor penyebab
Intectual Disability
ASD
perkembangan pervasif, merupakan
sekolompok keadaan keterlambatan dan
penyimpangan dalam perkembangan
You can
keterampilan sosial, enter adan
bahasa, subtitle here if you need it
komunikasi,
serta perilaku. Autisme merupakan istilah
yang pertama kali diperkenalkan oleh Leo
Kanner pada tahun 1943, psikiater dari John
Hopkins University ini menemukan
sekelompok anak dengan kelainan sosial yang
berat, hambatan dalam berkomunikasi dan
masalah perilaku. Autisme adalah gangguan
seumur hidup dalam interaksi sosial,
komunikasi, minat, dan aktivitas.
KARAKTERISTIK ASD
Gerakan motorik stereotipik atau
1 Kurangnya timbal balik
sosial-emosional
4 berulang, penggunaan objek, atau
keterampilan berbicara
1 2 3
Augmentative and
Alternative Picture Exchange Aided Language
Communication Communication System Simulation (ALS)
(ACC) (PECS)
4 5
Pragmatic
Organization Treatment and Education of
Dynamic Display Autistic and Related
(PODD) Communication Handicapped
Children (TEACCH)
ANY
QUESTION?
THANK
YOU!
kelompok 4 kelas 3PA26
Faktor-
Faktor
yang
menyeba
bkan cd
Definisi karater
cd Materi yang akan istik cd
di bahas
Definisi
Karater ld
istik ld
Faktor-
Faktor
yang
menye
babkan
a. Agresi terhadap hewan dan manusia
• •
• •
•
•
•
•
•
a. Karakteristik Kepribadian b. Temperamen dan Karakter
c. Fungsi Kognitif d. Organik dan Neurologis
Menurut Kuss dan Griffiths (Beranuy, 2013) mendefinisikan adiksi sebagai bentuk
keterikatan mendalam terhadap suatu objek (dalam kasus ini adalah internet
gaming) dan mempengaruhi kognitif, emosi, dan perilaku yang menyebabkan
kerusakan signifikan dalam area berbeda di dalam kehidupan nyata mereka.
01.
03.
Preoccupation
Tolerance
Terobsesi dengan 02. 04.
permainan online dan Membutuhkan jumlah
selalu memikirkan Withdrawal Symptoms waktu yang semakin Unsuccessful
aktivitas bermain game, lama untuk merasa puas attempts to control
baik ketika sedang Mengalami gejala fisik dan dalam bermain game
bermain atau tidak. psikologis ketika tidak online. Tidak dapat
bermain game online, menghentikan atau
seperti kecemasan, mengurangi frekuensi
kegelisahan, dan bermain game online
ketidaknyamanan fisik. meskipun sudah
mencoba.
06
08
Continued excessive use
Escape
despite knowledge of
psychosocial problems Menggunakan permainan
online sebagai alat pelarian
Melanjutkan penggunaan yang dari masalah atau stres yang
berlebihan meskipun mengetahui sedang dihadapi.
dampak negatif pada aspek
psikologis dan sosial, seperti
pekerjaan, pendidikan, dan 09
hubungan sosial.
07
05 Jeopardizing or losing
Deceiving oneself or significant relationships,
Lost Of Interest others about the amount job, or educational or
of time spent gaming career opportunities
Kehilangan minat pada hobi because of gaming
atau aktivitas lainnya yang Membahayakan atau kehilangan
sebelumnya dilakukan sebelum Membohongi diri sendiri atau hubungan penting, pekerjaan,
terkena gangguan bermain game orang lain tentang jumlah waktu atau kesempatan pendidikan atau
online. yang dihabiskan untuk bermain karir karena bermain game
game online. online.
KARAKTERISTIK IGD
1. Gangguan Kontrol Impuls
2.Prioritas Gaming
Individu dengan IGD kesulitan untuk
Individu dengan IGD akan mengontrol dorongan mereka untuk
memprioritaskan bermain game di bermain game online, bahkan ketika
atas segala hal, bahkan ketika mereka mengalami konsekuensi negatif
kegiatan lainnya lebih penting, dalam kehidupan pribadi mereka.
seperti pekerjaan, pendidikan, atau
hubungan sosial
3. Kesulitan Menghentikan
4. Kecanduan Gaming Permainan
Individu dengan IGD mengalami Individu dengan IGD kesulitan
kecanduan terhadap game online, di menghentikan permainan, bahkan ketika
mana mereka terus-menerus bermain waktu yang dihabiskan untuk bermain
game untuk mendapatkan perasaan game telah melebihi waktu yang
euforia atau kegembiraan. direncanakan.
5. Mengabaikan Kebutuhan Dasar
Individu dengan IGD seringkali
mengabaikan kebutuhan dasar mereka,
seperti tidur yang cukup, makan dengan
teratur, atau menjaga kesehatan fisik
mereka.
CONTOH GAME ADDICTION
KEBERBAKATAN
PADA ANAK
(Akademis dan non Akademis)
Definisi Keberbakatan Pada Anak
● Menurut Renzulli (Davis and Rimm, 1989) mendefinisikan
keberbakatan merupakan suatu yang komplek dan ditegaskan
bahwa untuk mendefinisikan anak berbakat harus :
1) Didasarkan atas riset tentang karakteristik individu berbakat,
2) Memberikan bimbingan dalam proses identifikasi,
3) Memberikan arah dan berkaitan secara logik dengan pemrograman
praktek, dan
4) Mampu menggerakkan penelitian yang akan menguji validitas
definisi. Karena itu tidak ada definisi yang berdasarkan teori dapat
diterima secara universal.
Definisi Keberbakatan Pada Anak (lanj)
● Kemudian menurut Depdiknas (2003), anak berbakat adalah mereka yang oleh
psikolog dan atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai
prestasi memuaskan dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi
pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan pada tugas yang
tergolong baik.
1). Memiliki atau tertarik pada bidang Memiliki ketertarikan pada suatu topik atau
akademis tertentu. bidang studi yang khusus
2). Memiliki pemahaman yang baik dalam Berpikir melalui pengalaman problem
bidang konsep dan metode di bidang solving yang tinggi
akademik tertentu
3). Mempunyai jiwa kompetisi dan motivasi Memiliki kemampuan memimpin
pada bidang akademik tertentu.
4). Memiliki kemampuan tinggi dalam belajar Memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan
dan cepat dalam bidang akademik. sekitar dan orang lain.
5). Dapat menerapkan konsep akademik khusus Memiliki kemampuan untuk menghadapi
pada bidang-bidang lainnya. kesulitan seperti ketakutan fisik, psikologis,
dan moral
Faktor-faktor Keberbakatan pada Anak
Sekolah Luar Biasa (SLB) yaitu sekolah yang dirancang khusus anak-anak
berkebutuhan dari satu jenis kelainan. Dalam satu unit SLB biasanya terdapat
berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP hingga lanjutan. Di indonesia kita
telah mengenal bermacam- macam SLB, antara lain :
1) SLB bagian A untuk anak tuna netra
2) SLB bagian B untuk anak tuna rungu
3) SLB bagian C untuk anak tuna Grahita
4) SLB bagian D untuk anak tuna daksa
5) SLB bagian E untuk anak tuna laras
6) SLB bagian F untuk anak tuna ganda
Pendidikan khusus:
Pendidikan Inklusif
01 Definisi
Strategi dalam pengajaran dan pembelajaran untuk anak dengan slow learner, yaitu:
a. Concrete instruction
b. Generalization
c. Organizing instruction
d. Increasing instructional efficiency
e. Academic motivation
f. Social and economic needs
Penderita autime mungkin menunjukan hasil yang buruk pada hal yang berhubungan
dengan bahasa dan logika tetapi mereka akan menunjukan hasil yang baik pada
kemampuan visual-spatial, perkalian empat digit, atau memiliki long term memory
yang baik, sehingga dibutuhkan terapi yang berbeda beda.
Jenis terapi yang biasa digunakan untuk anak penderita autisme yaitu:
a. Applied behavioral analysis (ABA)
b. Terapi wicara
c. Terapi okupasi
i. Terapi fisik
ii. Terapi sosial
iii. Terapi bermain
Intervensi umum:
Terapi bagi Anak Berkebutuhan Khusus
03 Terapi bagi Asperger’s Syndrome
Tuna Grahita merupakan istilah untuk anak atau individu yang mempunyai kemampuan
intelektual dibawah rata-rata. Tuna Grahita memiliki tiga tingkatan yaitu:
1. Tuna grahita ringan (mampu didik)
2. Tuna grahita sedang (mampu latih)
3. Tuna grahita berat
Kuantitatif Kualitatif
• Didasarkan pada norma numerik • Standar budaya; masyarakat
berdasarkan olahan statistik sebagai ukuran kesehatan dg
• Normalitas dilihat pada ukuran cultural relativity
rerata • Kemampuan menyesuaikan diri;
• di bawah atau diatas rerata kesulitan/gagal dalam menyesuaikan
disebut abnormal diri (penyesuaian dalam atau luar)
pada lingkungan.
• Dibawah (sub)normal dan diatas
(above average/ superior)normal
ABNORMALITAS
• Abnormal; menggambarkan kepribadian (inner personality) & perilaku luar
(outer behavior) yang diamati.
• Maladaptif; perilaku yang memiliki dampak merugikan individu dan atau
masyarakat.
• Perilaku menyimpang; Perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran
terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat
KARAKTERISTIK PERILAKU
ABNORMAL
• Perilaku tidak biasa • Jarang terjadi
• Melanggar norma sosial • Bertentangan dengan
• Persepsi atau nilai/norma kelompok
interpretasi yang salah • Menimbulkan stres
• Berada dalam stres pribadi
personal yang signifikan • Menunjukkan disability
• Perilaku maladaptif atau disfungsi
• Perilaku berbahaya • Tidak diharapkan
(Nevid, Rathus & Greene, 2008) (Davison & Neale, 2004)
ISTILAH PERILAKU ABNORMAL
• Abnormal/Psikopatologi; • Gangguan emosional; perubahan
menggambarkan kepribadian (inner emosional yang dapat berkembang
personality) & perilaku luar (outer menjadi patologis
behavior) yang diamati. • Gangguan perilaku; karena proses
• Gangguan mental; Semua bentuk belajar yang tidak semestinya
perilaku abnormal, (ringan sampai • Gila (insanty); istilah hukum yg
berat) mengidentifikasi individu scr mental
• Maladaptif; perilaku yang memiliki tdk mampu mengelola masalahnya
dampak merugikan individu/ atau melihat konsekuensi dr
masyarakat. tindakan2nya.
PENYEBAB ABNORMALITAS
(COLEMAN, BUTCHE, DAN CARSON,
1980)
• Primary Cause: kondisi yang tanpa kehadirannya suatu ganguan tidak akan
muncul
• Predisposing Cause: Kondisi yang mendahului dan merintis terjadinya
gangguan di masa mendatang
• Precipitating Cause: seolah penyebab utama, tapi sebenarnya hanya pintu
masuk
• Reinforcing Cause: peristiwa/info yang menguatkan penyebab lain
Klasifikasi Gangguan Jiwa
UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN KETAJAMAN PENGLIHATAN. TETAPI TERDAPAT JUGA SEJUMLAH ALAT LAIN YANG
NEGARA DIPERGUNAKAN JENIS INSTRUMEN YANG LEBIH RUMIT KARENA INFORMASI YANG DIHASILKANNYA
LEBIH TEPAT.
-IRIS TIDAK BEKERJA SESUAI FUNGSINYA; -MELIRIKKAN MATA TERHADAP SESUATU YANG KENA SINAR;
-RETINA MACULA TIDAK SENSITIVE TERHADAP CAHAYA; -MEMIRINGKAN KEPALA SECARA TIDAK WAJAR APABILA MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN;
-BOLA MATA TERTUTUP SELAPUT PUTIH; -MENCARI SESUATU YANG JATUH MENGGUNAKAN PENGLIHATANNYA;
-SYARAF MATA TIDAK BERFUNGSI NORMAL; -MENJADI PENUNTUN BAGI TEMAN-TEMANNYA YANG BUTA (TOTALLY BLIND);
ORANG YANG TULI (DEAF) ADALAH ORANG YANG MENGALAMI KETIDAKMAMPUAN MENDENGAR
(PADA TINGKAT 70 DB ISO ATAU LEBIH BESAR LAGI), SEHINGGA MENGALAMI HAMBATAN DALAM
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU DENGAR. SEDANGKAN ORANG YANG KURANG PENDENGARAN (HARD OF HEARING)
TARAF 35 SAMPAI 69 DB) SEHINGGA MENGALAMI KESULITAN, TETAPI TIDAK MENGHALANGI ORANG
DIPERKIRAKAN PERUBAHAN DOMINANT DARI KETULIAN YANG DITURUNKAN, BIASANYA DAPAT TERJADI ANTARA 10 – 15 % DARI KASUS KETULIAN BAWAAN
(BROWN, 1976; KONINGSMARK, 1982). PADA KEADAAN GEN YANG TUNGGAL DAPAT MENIMBULKAN KETULIAN.
KEKHASAN DARI KETULIAN INI ADALAH DITURUNKAN SECARA KLINIS OLEH ORANG TUA KEPADA ANAKNYA. ORANG TUA TERSEBUT MEMPUNYAI PENDENGARAN
YANG NORMAL, TETAPI SECARA CARIER MEMPUNYAI GEN KETULIAN. SEBAGAI CONTOH KASUS, DAPAT DIJELASKAN SECARA SEDERHANA.
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SECARA GENETIC BERBEDA. PEREMPUAN MEMPUNYAI DUA KROMOSOSM X DAN LAKI-LAKI MEMPUNYAI SATU KROMOSOM X DAN
SATU KROMOSOM Y. JENIS KELAMIN ANAK DITENTUKAN OLEH KONTRIBUSI DARI AYAH, APAKAH KROMOSOM X ATAU KROMOSOM Y.
2. FAKTOR IBU YANG TERKENA RUBELLA
(MATERNAL RUBELLA)
MATERNAL RUBELLA DIIDENTIFIKASI SEBAGAI PENYEBAB TERBESAR KEHILANGAN PENDENGARAN PADA
PERTENGAHAN TAHUN 1960 DAN DIIKUTI SEBAGAI PENYEBAB UTAMA NON GENETIC UNTUK ANAK TUNARUNGU USIA
SEKOLAH SAMPAI PADA TAHUN 1975.
RUBELL ADALAH PENYAKIT YANG DISEBABKAN KARENA VIRUS YANG BERBAHAYA DAN SULIT DIDIAGNOSA SECARA
KLINIS. KIRA-KIRA 20 % DARI PEREMPUAN PADA MASA MELAHIRKAN DAPAT TERJANGKIT RUBELL, OLEH KARENA ITU
HARUS DUIPERKUAT DAYA TAHAN TUBUHNYA MELALUI IMUNISASI (MASLAND, 1978). JIKA MEREKA TERSERANG
RUBELLA SELAMA TRI SEMESTER PERTAMA (3 BULAN) KEHAMILAN ATAU LEBIH, DAPAT MEMBUNUH ATAU
MELUMPUHKAN JANIN MEREKA OLEH PENYILANGAN RINTANGAN PLASENTA YANG DAPAT MENYERANG JANIN.
KUMAN VIRUS DAPAT MEMBUNUH PERTUMBUHAN SEL-SEL DAN MENYERANG JARINGAN PADA MATA, TELINGA, DAN
ATAU ORGAN LAINNYA.
VERNON DAN HICK (1990) MENGATAKAN BAHWA SELAIN VIRUS RUBELLA, ADA SEKITAR 16 VIRUS YANG DIKETAHUI
SEBAGAI PENYEBAB KEHILANGAN PENDENGARAN. YANG SANGAT PENTING UNTUK DIKETAHUI ADALAH VIRUS
HERPES SIMPLEKS, VIRUS INI DAPAT MENYEBABKAN KETULIAN DAN KECACATAN LAINNYA PADA JANIN ATAU DAPAT
DITULARKAN KEPADA BAYI MELALUI SALURAN KELAHIRAN JIKA VIRUSNYA DALAM KEADAAN AKTIF .
3. KETIDAKSESUAIAN ANATARA DARAH IBU
DAN ANAK
WALAUPUN TIPE-TIPE LAIN DARI KETIDAKCOCOKKAN DARAH BERHUBUNGAN DENGAN KETUNARUNGUAN,
MISALNYA ABO, KOMPLIKASI FACTOR RH - MENUNJUKKAN SEBAGAI PENYEBAB UTAMA PADA TIPE INI. KESULITAN
TIMBUL SAAT SEORANG PEREMPUAN MEMPUNYAI RH – (IA TIDAK MEMPUNYAI FACTOR), MEMPUNYAI JANIN
DENGAN RH +. SISTEM PEMBUANGAN ANTIBODY PADA IBU AKAN SAMPAI PADA SIRKULASI JANIN DAN MERUSAK
SEL-SEL RH + PADA JANIN. HASILNYA DIKETAHUI SEBAGAI ERYTHROBLASTOSIS FETALIS YANG DAPAT
MENGALAHKAN SEL-SEL DARAH PADA JANIN. ANGKA KEMATIAN PADA KONDISI SEPERTI INI SANGAT TINGGI. PADA
ORANG YANG SELAMAT, DAPAT MENIMBULKAN KETULIAN, CELEBRAL PALSY, APHASIA, DAN MENTAL RETARDASI
YANG BERAT. VERNON (1976) MELAPORKAN BAHWA LEBIH DARI 70 % DARI ANAK DENGAN FACTOR RH –
MEMPUNYAI KECACATAN GANDA.
4. MENINGITIS (RADANG SELAPUT OTAK)
MENINGITIS MENYANGKUT BAKTERI YANG MENYERANG LABYRINTH MELALUI SYSTEM SEL-
SEL UDARA PADA TELINGA TENGAH. BEST (1963) MENERANGKAN BAHWA HAMPER 28 %
MENINGITIS MENJADI PENYEBAB TETAP UNTUK KETULIAN POST NATAL PADA POPULASI USIA
SEKOLAH. PERISTIWA YANG SERING TERJADI MENURUT HUDGINS, RIES, VERNON, (1973) ADALAH
KIRA-KIRA 5 – 7 % MERUPAKAN REFLEKSI KETURUNAN SEBAGAI HASIL DARI PENGEMBANGAN ANTI
BIOTIC DAN CHEMO THERAPY.
5. PREMATURITAS
UNTUK MEMBUKTIKAN PENGARUH PREMATURE TERHADAP KETULIAN SANGAT SULIT,
WALAUPUN DEMIKIAN PREMATURE (BERAT BADAN ANTARA 5 FOUND – 8 ONS ATAU KURANG/USIA
KEHAMILAN KURANG) BANYAK TERDAPAT PADA ANAK TUNARUNGU DISBANDING ANAK MENDENGAR,
TETAPI DERAJAT PERBEDAANNYA MASIH BISA DIBANTAH. KOMPLIKASI DAPAT TERJADI DENGAN
LAINNYA DAN DIIDENTIFIKASI SEBAGAI PENYEBAB UTAMA. SEBAGAI CONTOH PADA DATAVERNON
(1973), 45 % DARI KASUS DAN 14 % DARI KASUS FACTOR RH – ADALAH JUGA PREMATURE.
SELESAI
By: Kristina Martha
Pendahuluan
Cerebral Palsy pertama kali dijelaskan pada tahun 1862 oleh seorang ahli bedah ortopedi
bernama william James Little. Sebuah gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan
yang tidak progresif pada perkembangan otak. Pada dasarnya cerebral palsy akan
menunjukkan berbagai macam gangguan klinis dari kerusakan korteks serebral atau
kerusakan subkortikal yang terjadi selama awal tahun kehidupan. Cerebral palsy sangat
beresiko tinggi terjadi pada bayi premature.
Cerebral palsy selalu dikaitkan dengan banyak defisit seperti keterbelakangan mental,
gangguan bicara,bahasa dan oromotor. Penilaian menyeluruh terhadap perkembangan saraf
anak dengan Cerebral Palsy harus mencakup evaluasi terkait defisit sehingga Program
intervensi dini yang komprehensif dapat direncanakan dan dilaksanakan.
What is Cerebral Palsy
(CP) Cerebral Palsy: "paralisis otak".
Cerebral Palsy merupakan suatu
kelainan fungsi otak dan syaraf yang
sedang tumbuh. Kerusakan tersebut
menyebabkan gangguan
keseimbangan dan gerakan. Cerebral
palsy disebabkan oleh kerusakan
otak yang mengakibatkan gangguan
pada fungsi motorik, koordinasi, alat
indera dan fungsi ingatan, Secara
lahiriah anak-anak CP mengalami
cacat jasmani, namun tetap memiliki
potensi-potensi bawaan sebagaimana
a n a k - a n a k n o r m a l .
Cerebral palsy pada dasarnya adalah Cerebral palsy adalah gangguan yang
gangguan terhadap pergerakan dan tidak progresif dari fungsi otak yang di
postur tubuh. Hal ini di istilahkan sebagai sebabkan faktor prenatal pada kasus
“payung” yang mencakup gangguan berat. Asal dari faktor prenatal tersebut
pengontrolan gerakan akibat adanya lesi belum di ketahui sebabnya, perinatal
atau kelainan terhadap perkembangan faktor seperti asphyxia dan trauma lahir
otak di awal tahap kehidupan dengan bertanggung jawab terhadap terjadinya
latar belakang penyakit yang tidak kurang lebih 10 persen dari kasus
progresif. Ini dapat di tetapkan sebagai tersebut. Saat di lakukan pemeriksaan
static encephalopathy yang dimana, ,akan di temukan hasil abnormal dari
meskipun kelainan atau kerusakan lesi pemeriksaan neurologis terhadap
primer tetap, namun tampakan pola klinis neonatus tersebut . resiko cerebral palsy
mungkin dapat berubah seiring rendah pada neonatus tanpa gejala meski
berjalannya waktu karna pertumbuhan pada saat terjadi komplikasi persalinan.
dan perkembangan plastisitas dan
pematangan sistem sararf pusat.
Sifat kelainan tidak progresif. Kelainan yang timbul
tergantung dari tingkat kerusakan otak yang terjadi dan
penanganan CP. Semakin awal terdiagnosis dan tertangani
maka kelainan yang timbul akan semakin minimal. Di
beberapa negara, CP merupakan penyebab
tersering physical disability. Insidensi: kurang lebih 1 dari
1000 bayi yang dilahirkan.
Early Signs
Pada saat lahir bayi CP dapat terlihat
lemah dan terkulai atau mungkin
normal. Perkembangan lambat
dibanding anak seusianya. Tidak dapat
menggunakan tangan atau hanya
menggunakan satu tangan. Mengalami
masalah dalam makan: menyedot,
mengunyah, menelan. Tubuh tmpak
kaku seperti papan sehingga sulit untuk
digendong. Bayi jarang menangis atau
tersenyum. Sulit untuk berkomunikasi:
tidak ada respon. Munculnya refleks
abnormal pada bayi.
Intelegensia
Intelegensia tidak terlalu terganggu,
walaupun terkadang tampak lambat
dalam memberikan respon. Terkadang
anak CP tampak "bodoh" dan lambat
karena gerakannya yang terhambat.
Setengah dari CP mengalami retardasi
mental. Anak CP membutuhkan latian
dan bantuan untuk dapat menunjukkan
kemampuannya.
Penyebab Anak Cerebral Palsy
Pada masa prenatal , anak terkena infeksi misalnya:
TORCH atau sifilis. Kelainan kandungan yang menyebabkan
peredaran darah bayi terganggu: tali pusat tertekan. Rh
bayi tidak sama dengan ibunya. Ibu mengalami trauma.
Bisa juga karena bayi/janin terkena radiasi.
Pada masa perinatal, bisa dikarenakan anoksia, persalinan
dengan alat (forcep), perdarahan otak, bayi prematur,
bayi postmatur, bayi kembar, hiperbilirubinemia.
Pada masa postnatal terjadi trauma kepala. Meningitis
yang terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan. Terkena
penyakit typoid atau diphteri. Keracunan carbon
monoxida, tercekik, tumor otak, dan bisa juga karena
keracunan logam berat.
Tipe Cerebral Palsy
Paralisis Spastik
Kerusakan terjadi pada cortex cerebri. Daerah tertentu pada cortex cerebri memiliki fungsi
untuk mengendalikan tonus otot agar tetap normal. Apabila terjadi kerusakan maka tonus otot
akan berlebihan atau disebut mengalami spastik (mengejang) dan tonus otot akan berkurang
atau spastisitas semakin melemah (paralysis).
Jenis posisi spastik:
Athetosis
Kerusakan terjadi pada basal
ganglia atau traktus
ekstrapiramidal yang berfungsi
utama mengendalikan pola gerak.
Geajalanya yaitu gerakan-gerakan
yang tidak terkoordinir dan tidak
terkontrol kadang dapat terjadi
pada bibir, mata, lidah, atau pada
bagian tubuh yang lain. Otot-otot
tidak pernah mengalami
kekejangan ataupun kelemahan
(kelumpuhan).
Ataxia
Ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang tidak terkoordinasi dan kehilangan
keseimbangan. Sering terjatuh karena jalannya tidak seimbang, terhuyung-huyung,
bagaikan seseorang yang sedang mabuk. Letak kerusakan terjadi pada cerebellum.
Tremor
Ditandai adanya gerakan-gerakan kecil yang tidak disadari, irama gerakan umumnya tetap
sehingga mirip dengan getaran. Karna gerakannya tidak disadari, maka sulit dikendalikan.
Lokasi kerusakan menurut beberapa ahli terletak pada ganglia basal atau extra pyramidal
tract.
Rigid
Ditandai oleh adanya otot dan gerakan yang sangat kaku (rigid). Rigiditas menyerupai
gerakan robot yang sedang berjalan, gerakannya lambat dan tidak halus. Penyebab gerakan
yang kaku ini menurut para ahli dikarenakan adanya kerusakan pada extrapyramidal tract.
Mixed
Tipe cerebral palsy yang ditandai oleh adanya gerakan campuran. Kadang-kadang
gerakannya kaku, kadang kejang-kejang, atau juga tremor. CP tipe ini menurut para ahli
jumlahnya sedikit.
Penanganan Medis??
Kerusakan yang terjadi di otak, sifatnya permanen. Obat-obatan yang diberikan hanya
bersifat suportif 9suplemen untuk stamina). Operasi dipertimbangkan jika terjadi
kontraktur.
Pemeriksaan khusus diperlukan pada anak yang dicurigai atau terbukti cerebral palsy.
pemeriksaan tersebut adalah:
Semua anak dengan cerebral palsy harus melakukan pemeriksaan penglihatan dan pendengaran
yang segera dilakukan setelah diagnosis cerebral palsy ditegakkan. Kerusakan dari indera
tersebut sangat mempengaruhi pendidikan dan pelatihan anak.
Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menilai cairan cerebrospinal ,dilakukan paling tidak satu
kali pada anak yang dicurigai cerebral palsy untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit
degeneratif ,tumor intracranial, subdural hygroma . Pada pasien cerebral palsy cairan
cerebrospinal normal.
Pemeriksaan EEG dilakukan terutama pada pasien dengan hemiparesis atau tetraparesis karena
beresiko tinggi kejang.
Indikasi ultrasound dan computerized tomography kepala sangat membantu dalam penegakan
diagnosis dan mengeliminasi kemungkinan diagnosis lainnya. CT dan MR akan menunjukkan
perkembangan kerusakan dan lokasi dari infark, kontusio, atau hemorrhage.
Penilaian psikologis perlu dilakukan untuk tingkat pendidikan yang di butuhkan anak
Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain dari retardasi mental. anak yang di
curigai harus di screening untuk melihat kelainan metabolic seperti hypoglycemia,
hypothyroidism, and aminoacidurias.
Terapi
Pengobatan kasual pada cerebral palsy tidak ada, hanya simtomatik. Pada keadaan ini diperlukan
teamwork dengan rencana pendekatan kepada masalah individu anak. Anak, orang tua, dokter anak, dokter
saraf, ahli terapi fisik, psikiater dan pihak sekolah harus turut serta . secara garis besar , penatalaksanaan
penderita cerebral palsy adalah sebagai berikut:
1. Aspek medis
a. Aspek medis umum :
Gizi : masalah gangguan pola makan yang berat pada anak dengan cerebral palsy tampak pada
beberapa kelompok anak yang tidak menjaga status gizi normal dan menandakan kegagalan
pertumbuhan. Masalah pola makan mereka biasanya di awali dari saat lahir dan mereka bisa di
identifikasi dini dari lama waktu mengunyah dan menelan jumlah standar makanan dan dibandingkan
dengan control berat badan mereka. (Gisel & Patrick 1988) . nutrisi yang adequate pada anak tersebut
tidak dapat dicapai dengan tambahan makanan dari nasogastric tube bahkan dengan gastrostomy
walaupun metode tersebut mungkin bermanfaat. Pencatatan rutin perkembangan berat badan anak
perlu dilaksanakan.
Aspek medis lain : Disfungsi traktus urinarius bawah pada anak dengan cerebral palsy
dengan inkontinensia urinarius sebagai gejala paling umum. Pengobatan berdasarkan
temuan urodynamic dan adanya infeksi saluran kemih adalah antibiotic propilaxis dan
kateterisasi intermittent. Masalah gangguan tidur biasa terjadi pada pasien cerebral
palsy ,pengobatan pada gangguan tidur berat pada anak cerebral palsy dengan
memberikan melatonin oral dosis 2-10 mg tiap waktu tidur. Osteopenia adalah masalah
yang lebih umum pada cerebral palsy biasa nya di terapi dengan biophosphonates
selama 12-18 bulan dan menunjukkan peningkatan densitas tulang sekitar 20-40%.
b. Terapi obat-obatan : obat pada gangguan motorik cerebral palsy dibatasi, namun tetap harus di
berikan utamanya pada bentuk spastic. Diazepam jarang digunakan karena kurang membantu dan
dapat menyebabkan kantuk dan kadang menimbulkan hipotonia namun pada syndrome dyskinetic
kadang dapat mengurangi gerakan involunter . Lioresal (baclofen) telah terbukti sangat efektif pada
beberapa kasus hemiplegia dan diplegia dalam mengurangi spatisitas dan memudahkan fisioterapi
namun kontraindikasi pada anak dengan riwayat seizures.
c. Terapi aspek orthopedic : kontribusi orthopedic penting, perencanaan yang
hati-hati dari prosedur orthopedic berpengaruh terhadap pengobatan, dan hal
tersebut membantu ahli bedah mengedintifikasi pasien lebih dini sehingga
mereka dapat merencanakan kemungkinan intervensi yang akan di lakukan
bersama, dengan pendekatan kolaborasi dengan spesialis anak, fisioterapis dan
orang tua. Splint dan calipers di batasi pada pasien cerebral palsy meski dalam
beberapa kasus hal terssebut berguna. Splint soft polyurethane foam telah
terbukti sangat efektif dalam mengurangi flexi berat pada lutut . Pemberian
boots dan sepatu membutuhkan pertimbangan pelan-pelan dan ahli bedah
orthopedic berkontribusi banyak dalam hal ini. Bentuk spastic dari cerebral
palsy paling sering di lakukan pembedahan. Elongasi tendon Achilles pada satu
atau kedua sisi dan prosedur untuk mengurangi adduksi hip dan flexi lutut
adalah prosedur yang relative simple dan sangat membantu fungsinya. Waktu
pembedahan sangat penting dan harus selalu di kombinasi dengan fisioterapy.
d. Fisioterapi : tindakan ini harus segera di lakukan secara intensif . orang tua turut membantu
program latihan di rumah. Untuh mencegah kontraktur perlu di perhatikan posisi penderita pada
waktu istirahat atau tidur. Bagi penderita yang berat di anjurkan untuk sementara tinggal di suatu
pusat latihan . fisioterapi dilakukan sepanjang penderita hidup.
2. Aspek non medis :
Pendidikan dan pekerjaan : penderita cerebral palsy dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya . di
sekolah luar biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersamasama dengan anak yang normal .
mereka sebaiknya diperlakukan sama seperti anak yang normal yaitu pulang kerumah dengan
kendaraan bersama-sama sehingga mereka merasa tidak di asingkan , hidup dalam suasana normal .
orang tua janganlah melindungi anak secara berlebihan . Untuk mendapatkan pekerjaan di populasi
biasa sangat sulit dengan kecacatan yang di alami sang anak, prospek untuk pekerjaan saat anak
sudah melewati bangku sekolah harus di fikirkan dan di rencanakan matang-matang.
INTELLECTUAL
DISABILITY
DOSEN: KRISTINA MARTHA , M. PSI., PSIKOLOG
DEFINISI
• Belum terdapat data yang menyebutkan jumlah secara pasti penyandang disabilitas
intelektual
• Secara internasional: 1-3% dari keseluruhan populasi
THE AMERICAN PHSYCHOLOGICAL ASSOCIATION ( APA )
MEMBUAT KLASIFIKASI ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
• Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tingkat kecerdasan atau skor IQ, yaitu:
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
MILD (RINGAN)
• Mereka termasuk yang mampu didik, bila dilihat dari segi pendidikan.
• Mereka pun tidak memperlihatkan kelainan fisik yang mencolok, walaupun perkembangan fisiknya sedikit
agak lambat dari pada anak rata-rata.
• Tinggi dan berat badan mereka tidak berbeda dengan anak-anak lain.
• Biasanya rentang perhatian mereka juga pendek sehingga sulit berkonsentrasi dalam jangka waktu yang
lama.
• Mereka kadang-kadang memperlihatkan rasa malu atau pendiam.
• Namun hal ini dapat berubah bila mereka banyak diikutkan untuk berinteraksi dengan anak lainnya.
• Di luar pendidikan, beberapa keterampilan dapat mereka lakukan tanpa harus mendapat pengawasan,
seperti keterampilan mengurus diri sendiri, seperti makan, mandi, dan berpakaian.
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
MODERATE (MENENGAH)
• Mereka digolongkan sebagai anak yang mampu latih, di mana mereka dapat dilatih untuk beberapa
keterampilan tertentu.
• Meski sering berespon lama terhadap pendidikan dan pelatihan, jika diberikan kesempatan pendidikan
yang sesuai, mereka dapat dididik untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan-
kemampuan tertentu.
• Mereka dapat dilatih untuk mengurus dirinya serta dilatih beberapa kemampuan membaca dan menulis
sederhana.
• Mereka menampakkan kelainan fisik yang merupakan gejala bawaan, namun kelainan fisik tersebut tidak
seberat yang dialami anak-anak pada kategori severe dan profound.
• Mereka juga menampakkan adanya gangguan pada fungsi bicaranya
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
SEVERE
• Mereka tidak mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain meskipun pada tugas-tugas
sederhana.
• Mereka membutuhkan perlindungan hidup dan pengawasan yang teliti.
• Mereka juga mengalami gangguan bicara.
• Tanda-tanda kelainan fisiknya antara lain lidah seringkali menjulur keluar, bersamaan dengan keluarnya air
liur.
• Kepalanya sedikit lebih besar dari biasanya.
• Kondisi fisik mereka lemah.
• Mereka hanya bisa dilatih keterampilan khusus selama kondisi fisiknya memungkinkan.
KARAKTERISTIK ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL
PROFOUND
• Memiliki masalah yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, inteligensi, serta program pendidikan yang
tepat bagi mereka.
• Umumnya mereka memperlihatkan kerusakan pada otak serta kelainan fisik yang nyata, seperti
hydrocephalus, mongolism, dan sebagainya.
• Mereka dapat berjalan dan makan sendiri.
• Namun, kemampuan berbicara dan berbahasa mereka sangat rendah.
• Kelainan fisik lainnya dapat dilihat pada kepala yang lebih besar dan sering bergoyang-goyang.
• Penyesuaian dirinya sangat kurang dan bahkan sering kali tanpa bantuan orang lain mereka tidak dapat
berdiri sendiri.
• Mereka nampaknya membutuhkan pelayanan medis yang baik dan intensif
PENYEBAB
NON-ORGANIK ORGANIK
• Kemiskinan, sosiokultural 1. Prakonsepsi: kelainan kromosom
2. Pranatal: gangguan pertumbuhan otak karena
kelainan kromosom,infeksi TORCH, teratogen, dll
3. Perinatal: sangat prematur, asfiksia, trauma lahir,
dll
4. Postnatal: trauma kepala berat, gizi buruk, infeksi
PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL
3 DSM-IV-TR mendefinisikan Conduct Disorder sebagai perilaku dengan pola berulang dan
terus-menerus yang melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma-norma sosial atau aturan
yang berlaku.
10 Etnis dan Kelas SosialKonsistensi sosial menemukan bahwa gangguan perilaku lebih umum
terjadi di kalangan remaja dari golongan ekonomi kurang mampu.Para peneliti banyak
membicarakan tentang risiko yang terkait dengan tumbuh dalam keadaan ekonomi yang kurang
mampu ketika ia menjelajahi konteks budaya. Begitu kelas sosial dikendalikan, tidak ada lagi
perbedaan etnis atau ras dalam prevalensi gangguan perilaku.
12 Onset RemajaGangguan pada usia remaja menggambarkan diri mereka yang mencari jati
diri, terasing, tak berperasaan dan tidak terikat terhadap orang lain dan keluarga. Mereka juga
lebih cenderung melakukan tindak kekerasan dan hukuman yang tidak proporsional karena
kejahatan seperti : penyerangan, perkosaan dan penggunaan senjata mematikan.
15 Anak dengan agresi reaktif lebih mungkin berasal dari keluarga yang melecehkannya secara
fisik, menjadi temperamental, kemampuan hubungan interpersonal yang rendah, keterampilan
pemecahan masalah yang rendah, rasa bermusuhan dan menolak secara sosial rekan-rekan
proaktif mereka. Anak dengan agresi proaktif menampilkan yang sebaliknya.
16 PenggangguDiawali dengan tindak bullying yang didapat saat sekolah, anak menjadi korban
dan menderita sakit hati, kecemasan yang signifikan, masalah somatik, rendah diri, kurangnya
perhatian, dan bahkan dapat bunuh diri. Sedangkan dalam beberapa kasus ada yang
menyebabkan kebodohan sosial seperti, ketidakmampuan sosialisasi, keterbatasan bicara dan
terasing dari rekan-rekannya.
26 Substance AbuseNational Center on Addiction and Substance Abuse (2004):4 dari 5 anak
yang terjerat kasus karena tindakan kriminal memiliki catatan sejarah pernah mengonsumsi
bahan-bahan atau zat-zat terlarang, atau sedang berada dalam pengaruh alkohol saat mereka
melakukan aksinya tersebut
28 Vaden-Kierman dkk (1995) menemukan fakta bahwa anak laki-laki yang tumbuh tanpa figur
seorang ayah dalam rumahnya lebih cenderung untuk memiliki perilaku agresif dibanding anak
laki-laki yang tumbuh dengan kedua orangtua yang lengkap.Stres dalam keluarga juga
meningkatkan kecenderungan anak mengalami CD
29 Parent Psychopatology
Konsumsi bahan-bahan/zat-zat terlarang oleh orang tua, terutama pada ayah, diprediksi memiliki
pengaruh pada CD yang dialami anak.Depresi yang dialami ibu juga dihubungkan dengan
masalah perilaku pada anak, sebagaimana juga yang terjadi pada penyimpangan-penyimpangan
yang lain (Cummings & Davies, 1994a)
33 Transactional Processes
Campbell (1997):ibu yang mengalami stres menjadi lebih sulit dan negatif ketika berusaha untuk
melakukan coping pada perilaku anaknya yang impulsive dan tidak patuh.Dumas, La Freinere
dan Serketich:anak-anak yang berperilaku agresif lebih cenderung untuk melakukan teknik
aversif dalam berperilaku, dan ibu mereka cenderung untuk merespon secara tidak
teratur/”sembarangan” dan gagal untuk membuat pembatasan terhadap perilaku coercion yang
lebih buruk yang dapat dilakukan sang anak.
34 A Developmental Perspective on Parenting and Conduct Disorder
memfokuskan pada masalah attachment pada masa-masa awal perkembangan anak, mulai dari
lahir hingga umur dua tahun (Shaw Bell (1993; et al., 2000)).perawatan yang tidak konsisten dan
meragukan, orangtua yang tidak responsif/cekatan dapat menyebabkan perkembangan dari
perilaku anak yang lekas marah, impulsif, dan juga menjadikan anak memiliki tipikal difficult
36 The Social Contextpada anak usia pra-sekolah, dipercaya berhubungan dengan peer
rejection/penolakan oleh kawan sebaya.saat anak yang berperilaku agresif mungkin
dikucilkan/ditolak oleh rekan-rekannya yang berperilaku prososial, mereka condong untuk
diterima di kelompok teman sebaya yang antisosial yang dapat mentolerir atau memaklumi
masalah perilaku yang dialami.Menyebabkan anak menjadi lebih nyaman menghabiskan waktu
dengan kelompoknya tersebut
38 Hasilnya menunjukkan bahwa pengasuhan yang baik oleh orangtua dapat menurunkan
tingkat efek dari disorganisasi komunitas.
40 School EnvironmentKetika anak merasa dikucilkan di sekolahnya, baik oleh guru maupun
oleh teman-temannya, anak akan cenderung untuk meningkatkan perilakunya yang negatif dan
juga memiliki harapan juga kepercayaan yang rendah terhadap diri mereka sendiri yang pada
akhirnya membatasi diri mereka untuk dapat melakukan tindakan yang prososial.
44 Multisystemic Therapy
Treatment yang dilakukan bersifat untuk individual dan flexible, menawarkan berbagai jenis
intervensi tergantung dari kebutuhan-kebutuhan khusus yang dimiliki anak.Terapis menerapkan
suatu model yang aktif, praktis, dan berfokus pada pendekatan memberi solusi.
Secara garis besar, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima
(DSM-5) yang menjadi panduan untuk Asosiasi Psikiater Amerika (American
Psychiatrist Association) membagi ADHD menjadi tiga jenis tipe, yaitu:
Gejala yang dominan pada perilaku hiperaktif dan impulsif.
Gejala yang dominan pada ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian.
Campuran dari keduanya.
Gejala-gejala ADHD pada anak diambil dari diagnosis dalam DSM-5. Berdasarkan DSM-5, gejala
terbagi menjadi dua, yaitu gejala tidak dapat memusatkan perhatian serta gejala perilaku
hiperaktif dan impulsif.
Pada gejala tidak dapat memusatkan perhatian, gejala yang mungkin terlihat adalah:
Sulit untuk fokus pada tugas-tugas ataupun permainan yang dilakukan
Terlihat seperti tidak mendengarkan orang lain meskipun orang tersebut telah berbicara
langsung kepada anak.
Tidak dapat memusatkan perhatian pada hal-hal detail dan sering melakukan kesalahan-
kesalahan yang ceroboh pada pekerjaan sekolah.
Sulit mengatur tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.
Mudah terdisktraksi.
Lupa untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti pekerjaan rumah dan sebagainya.
Menghindari dan tidak menyukai pekerjaan yang membutuhkan perhatian, seperti tugas sekolah
dan sebagainya.
Kehilangan benda-benda yang harus digunakan untuk aktivitas-aktivitas atau sekolah, seperti
pensi, dan sebagainya.
Sulit mengikuti instruksi dan tidak dapat menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan yang diberikan.
Gejala perilaku hiperaktif dan impulsif yang dapat terlihat adalah:
Bermain-main atau mengetuk-ngetukkan jemari, atau bergerak-gerak saat duduk.
Tidak mampu atau merasa tidak nyaman saat harus diam dalam suatu periode
waktu tertentu
Sulit untuk duduk diam saat di kelas atau situasi lainnya yang mengharuskan anak
untuk duduk.
Berbicara terlalu banyak secara berlebihan.
Sulit untuk melakukan aktivitas atau bermain dengan tenang.
Sulit untuk menunggu giliran saat mengantri, bermain, ataupun dalam situasi
berkelompok.
Memberikan jawaban bahkan sebelum pertanyaan selesai diajukan.
Menginterupsi percakapan ataupun aktivitas yang dilakukan orang lain.
Berlari-lari atau memanjat-manjat secara berlebihan di situasi yang tidak
semestinya.
ada orang dewasa, DSM-5 tidak mencantumkan secara spesifik diagnosis untuk
orang dewasa yang mengalami ADHD. Namun, beberapa gejala yang dapat terlihat
jika orang dewasa mengalami ADHD adalah:
Mengalami kesulitan mengatasi stres
Sulit dalam mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu (multitasking)
Perubahan suasana hati yang berulang
Impulsif
Memiliki aktivitas yang berlebihan
Manajemen waktu yang buruk
Temperamental dan tidak sabar
Sulit untuk duduk diam
Tidak ada penyebab pasti mengapa seseorang dapat mengalami ADHD. Namun
terdapat beberapa hal yang berpotensi menyebabkan ADHD, antara lain adalah:
Faktor keturunan.
Lahir prematur sebelum 37 minggu.
Berat badan pada saat lahir rendah.
Riwayat epilepsi
Cedera otak
Merokok dan/atau penyalahgunaan alkohol dan/atau narkotika saat mengandung.
Masalah pada otak saat masa-masa perkembangan yang krusial.
Terekspos racun-racun atau zat-zat kimia, seperti timah dan sebagainya.
Berdasarkan DSM-5, anak baru akan didiagnosis mengalami ADHD jika:
Gejala-gejala mulai muncul paling lama saat usia 12 tahun.
Gejala-gejala dialami setidaknya selama enam bulan
Gejala-gejala menganggu kehidupan sosial, akademik, dan pekerjaan anak pada
setidaknya di dua situasi (misalnya, di sekolah dan rumah)
Gejala-gejala yang dialami tidak muncul karena gangguan mental tertentu.
Terdapat enam gejala atau lebih dari gejala-gejala tidak dapat memusatkan
perhatian.
Terdapat enam gejala atau lebih dari gejala-gejala perilaku hiperaktif dan
impulsif.
Pengaruh ADHD terhadap pendidikan:
tidak dapat segera memulai suatu kegiatan,
prestasi kurang,
bekerja terlalu lmbat atau cepat,
melupakan instruksi atau penjelasan,
tidak melakukan tugas,
selalu meninggalkan benda-benda samapai menit terakhir,
selalu bingung,
menangguhkan pekerjaan
motivasi yang kurang,
kesulitan mengerjakan tugas, dan
menghindari tman, berperilaku kacau.
Pengaruh ADHD terhdap perilaku
menuntut,
turut campur dengan orang lain,
mudah frustasi,
kurang mengendalikan diri,
tidak tenang/gelisah,
lebih banyak bicara,
suka menjadi pemimpin, mudah berubah pendiran,
mengganggu, cenderung untuk mendapat kecelakaan, dan
mudah bingung, mengalami hari-hari baik dan buruk.
Pengaruh ADHD terhadap aspek sosial
mementingkan diri sendiri, egosentris,
cemas, kasar , tidak peka,
tidak dewasa, tertekan,
harga diri rendah,
keras/tenang, membuat keributan,
tidak berfikir panjang,
menarik diri dari kelompok,
sering brperilaku tanpa perasaan, dan
tidak mau menunggu giliran.
ADIKSI GAME,GAWAI, DAN INTERNET
Definisi
Montag dkk (2017) menjelaskan 10gbahwa adiksi internet merupakan payung besar, dan diturunkan
menjadi bentuk yang lebih spesifik berdasarkan pada media yang digunakan (mis : komputer atau
gawai) dan konten penggunaannya (bermain game, bermain media sosial, berbelanja, dsb)
Adiksi game, gawai dan internet (Game, gadget and internet addiction) pada DSM V diklasifikation
dalam gangguan bermain game di internet. Gangguan ini masih dalam usulan karena merupakan
kondisi baru yang membutuhkan penelitian dan studi lanjutan untuk mendapatkan kriteria
diagnostik.
DSM V mendefinisikan gangguan bermain game di internet adalah pola yang berlebihan dan
berkepanjangan dalam bermain game di internet yang berakibat pada munculnya gejala pikiran dan
perilaku, termasuk kehilangan kendali secara cepat selama bermain game, toleransi dan penarikan
diri seperti pada gejala gangguan penyalahgunaan zat. Hal ini didukung oleh Maressa Heck Orzact
(dalam Young, 2017) yang menggambarkan adiksi internet sebagai hilangnya dorongan untuk
mengontrol, sehingga mempengaruhi kehidupannya yang menjadi tidak teratur.
Penyebab
Biologis
O Terdapat beberapa bagian otak (mis: seperti otak kecil, batang otak, gyrus cingulated kanan,
parahippocampus bilateral, dan lobus frontal kanan) yang terlibat dalam perkembangan adiksi
bermain game di internet.
O Individu dengan gangguan adiksi bermain game di internet menunjukkan aktivasi otak yang lebih
rendah, pemrosesan informasi yang kurang efisien dan kontrol dorongan yang lebih rendah
O Individu dengan gangguan adiksi bermain game di internet memiliki kepadatan materi area abu-
abu di otak lebih rendah di area korteks cingulated anterior kiri, korteks cingulated posterior kiri dan
insula kiri.
O Individu dengan gangguan adiksi bermain game di internet memiliki genetik dan kepribadian sifat
yang mirip dengan penderita depresi
Psikologis
O Psikoanalisa :
Penggunaan mekanisme pertahanan ego yang tidak tepat ketika dihadapkan pada permasalahan
kehidupan, yaitu denganmenggunakan internet sebagai obyek pengganti. Misalnya internet untuk
menggantikan ikatan personal yang bermakna, internet untuk penyelesaian masalah perasaan
(emosi) dan mengembangkan toleransi dalam bermain internet untuk mencapai kepuasan.
Individu mengalami regresi karena terhambat dalam memenuhi tugas perkembangan psikososial
dan psikoseksualnya untuk menjadi individu dewasa yang otonom. Hal ini dapat dikarenakan
kesulitan membangun relasi primer dan attachment yang insecure, atau dapat dikarenakan waktu
yang dihabiskan untuk bermain game di internet.
O Kognitif
Davis (2001) memperkenalkan teori perilaku kognitif dari Penggunaan Internet Patologis (PIP),
sebagai pola yang berbeda dari kognisi dan perilakuterkait internet yang berdampak pada kehidupan
yang negatif.
Penggunaan internet berlebihan atau penyalahgunaan fungsi spesifik konten internet (misalnya:
bermain game, perjudian, perdagangan saham, menonton pornografi) akan mengakibatkan
konsekuensi pribadi dan profesional yang negatif.
Kognisi maladaptif dan perilaku dapat muncul pada penggunaan internet yang tidak terkait dengan
konten tertentu. Ketertarikan pada pengalaman daring itu sendiri yang akan mendorong untuk
mengembangkan komunikasi virtual.
O Behavior :
Perilaku adiksi yang muncul, mengacu pada keterlibatan perilaku kompulsif dalam pencarian hadiah
(reward) alami, meskipun menimbulkan konsekuensi yang merugikan (Olsen dalam Young, 2011).
Behavior:
Perilaku adiksi yang muncul, mengacu pada keterlibatan perilaku kompulsif dalam pencarian hadiah
(reward) alami, meskipun menimbulkan konsekuensi yang merugikan (Olsen dalam Young,2011).
Perilaku adiktif terbentuk dengan adanya perilaku kompulsif yang menghindari kebutuhan untuk
menghadapi perasaan atau situasi yang tidak menyenangkan
O Humanistik :
- Ketika individu tidak dapat memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih tinggi, seperti harga diri dan
aktualisasi diri, maka akan memilih menggunakan teknologi secara eksklusif (mis : menggunakan
bermain game di internet).
Sosial
o Kegagalan mengembangkan relasi interpersonal dalam situasi tatap muka (face to face)
O Ketrampilan komunikasi yang rendah dan self esteem yang rendah dan perasaan terisolasi
memunculkan permasalahan tambahan, seperti bekerja dalam kelompok, presentasi dan menghadiri
acara social
O Sistem dukungan sosial (social support system) yang terbatas, menimbulkan perasaan kesepian
(loneliness) sehingga mencari dukungan sosial melalui internet o Kecemasan atau perasaan malu
untuk melakukan kontakfisik,mendorong individu mengembangkan relasi virtual untuk menghindari
penolakan
Manifestasi Klinis
o Gangguan kesehatan, seperti kelelahan, iritasi pada mata, pola makan dan olahraga yang buruk
O Gangguan psikis, seperti self esteem yang rendah, stres, frustasi, cemas, depresi, insomnia, mudah
tersinggung dan marah, pikiran dan emosi negatif, kompulsif
O Gangguan interpersonal, seperti kesepian, malu, relasi sosial terbatas, gagal membangun relasi
sosial yang baru, ketrampilan komunikasi renda
O Gangguan fungsi, seperti tidak produktif, nilai akademis menurun, tidak naik kelas, performa kerja
rendah, terjadi perceraian
O Manajemen waktu, seperti prokastinasi, tidak ada kegiatan yang dapat sesuai jadwal
O Tingkat keparahan gangguan bermain game di internet bisa ringan, sedang atau berat, didasarkan
pada tingkat aktivitas normal yang terganggu.
O Individu dengan gangguan bermain game di internet pada tingkat keparahan yang rendah
menunjukkan lebih sedikit gejala dan memiliki lebih sedikit gangguan dalam kehidupannya.
O Individu dengan gangguan bermain game di internet yang memiliki tingkat keparahan tinggi akan
menghabiskan waktu lebih banyak di depan computer dan mengalami kerugian yang lebih besar
pada relasi, peluang karir atau sekolahnya.
Diagnosis banding
Komorbid
1. Psikoterapi :
a. Terapi perilaku kognitif perilaku (CBT) individu telah disarankan sebagai mode pengobatan terapi
pilihan untuk penggunaan internet kompulsif (Young, 2007). CBT digunakan untuk mengajar pasien
memantau pikiran mereka dan mengidentifikasi hal-hal yang memicu perasaan dan tindakan adiktif
saat mereka mempelajari keterampilan koping baru dan cara-cara untuk mencegah kekambuhan.
CBTmembutuhkan tigabulan pengobatan atau sekitar 12 sesi mingguan selama satu jam. Tahap awal
terapi adalah perilaku, dengan fokus pada perilaku dan situasi tertentu di mana gangguan kontrol
impuls menyebabkan kesulitan terbesar. Seiring kemajuan terapi, ada lebih banyak fokus pada
asumsi dan distorsi kognitif yang telah berkembang dan efek dari perilaku kompulsif.
Terapi kognitif perilaku (CBT) kelompok terdiri dari 15 sesi, berdurasi 100 menit setiap sesinya.
Sesi 1-3 : melakukan psikoedukasi dan membangun komitment untuk mencapai tujuan terapi
Sesi 4-12 : perkembangan terapi dengan memberikan intervensi psikoterapi, seperti analisis
fungsional dari perilaku adiksi (mis: membuat jurnal harian), ketrampilan pelatihan (mis: strategi
coping, ketrampilan sosial), membangun dan membina komunikasi dan interaksi sosial.
Setelah 6 minggu, akan dilakukan konfrontasi dengan memberikan media dan aplikasi dari internet.
Hal ini bertujuan untuk belajar menghadapi dorongan yang muncul dan tidak tertahankan dari
perilaku adiksi.
- Tujuan motivasi wawancara adalah untuk meneguhkan komitmen klien dalam melaksanakan
terapi, memunculkan perubahan perilaku dengan membantu eksplorasi dan penyelesaian
ambivalensi, serta untuk mengenali konsekuensi yang berasal dari penggunaan yang berlebihan atau
kompulsi
- Terdiri dari pertanyaan terbuka, memberikan penegasan dan mendengarkan dengan aktif dan
reflektif
• KATA AUTISME BERASAL DARI BAHASA YUNANI AUTOS, YANG BERARTI "SELF".
• ISTILAH INI PERTAMA KALI DIGUNAKAN PADA TAHUN 1906 OLEH PSIKIATER SWISS, EUGEN BLEULER, UNTUK
MENGACU PADA GAYA BERPIKIR YANG ANEH DARI PENDERITA SKIZOFRENIA.
• CARA BERPIKIR AUTISTIK ADALAH KECENDERUNGAN UNTUK MEMANDANG DIRI SENDIRI SEBAGAI PUSAT
ALAM SEMESTA DAN PERCAYA BAHWA KEJADIAN EKSTERNAL MENGACU KE DIRI SENDIRI.
• PADA TAHUN 1943, PSIKIATER LAINNYA, LEO KANNER, MENERAPKAN DIAGNOSIS "AUTISME INFANTIL AWAL
(EARLY INFANTILE AUTISM)" KEPADA SEKELOMPOK ANAK YANG TERGANGGU, YANG TAMPAKNYA TIDAK DAPAT
BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN, SEOLAH-OLAH MEREKA HIDUP DALAM DUNIANYA SENDIRI.
• GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (AUTISM SPECTRUM DISORDER) DIDEFINISIKAN SEBAGAI KEKURANGAN
YANG PERSISTEN DALAM MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI DAN INTERAL SOSIAL YANG RESIPROKAL DAN
ADANYA POLA PERILAKU, KOMUNIKASI ATAU AKTIVITAS VAN TERBATAS DAN REPETITIF. SIMTOM TERSEBUT
MUNCUL PADA USIA ANAK-ANAK AWAL DAN MENGGANGGU KEBERFUNGSIAN SEHARI-HARI (AMERICAN
PSYCHIATRIC ASSOCIATION, 2013
• DSM-5 MENEMPATKAN AUTISME (SEBELUMNYA DISEBUT GANGGUAN AUTISTIK) KE DALAM KATEGORI
DIAGNOSIS YANG LEBIH LUAS, YANG DISEBUT GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (AUTISM SPECTRUM
DISORDER/ASD). YANG MELIPUTI BERBAGAI MACAM GANGGUAN TERKAIT AUTISME YANG TINGKAT
KEPARAHANNYA BERVARIASI.
• DSM-5 MENGIDENTIFIKASI ASD BERDASARKAN SERANGKAIAN PERILAKU UMUM YANG MERUPAKAN
KEKURANGAN PERSISTEN DALAM HAL KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL SERTA MINAT YANG
TERBATAS ATAU TERPAKU DAN PERILAKU REPETITIF .
• PARA KLINISI HARUS MENILAI TINGKAT KEPARAHAN ASD SEBAGAI BERAT, SEDANG, ATAU RINGAN.
SEMAKIN PARAH GANGGUANNYA, SEMAKIN BESAR TINGKAT DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN.
• AUTISME HAMPIR LIMA KALI LEBIH BANYAK MENYERANG ANAK LAKI-LAKI KETIMBANG ANAK PEREMPUAN
(CDC, 2012). TANDA-TANDA GANGGUAN (KURANGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL) MULAI TAMPAK PADA
ANAK USIA SEKITAR 12 SAMPAI 18 BULAN (INGERSOLL, 2011; NORTON, 2012)
• ANAK-ANAK YANG MENDERITA AUTISME SERING KALI DIGAMBARKAN OLEH ORANG TUANYA SEBAGAI
"BAYI YANG BAIK" DI AWAL MASA BALITA. INI BIASANYA BERARTI BAHWA MEREKA TIDAK BANYAK
MENUNTUT.
• NAMUN, SETELAH MEREKA SEMAKIN BESAR, MEREKA MULAI MENOLAK BENTUK AFEKSI FISIK, SEPERTI
PELUKAN, DEKAPAN, DAN CIUMAN.
• PERKEMBANGAN BAHASANYA MULAI TERTINGGAL DI BAWAH STANDAR. TANDA-TANDA PENARIKAN DIRI
SECARA SOSIAL ( SOCIAL DETACHMENT) SERING DIMULAI SELAMA TAHUN PERTAMA KEHIDUPANNYA,
SEPERTI TIDAK MAU MELIHAT WAJAH ORANG LAIN.
• GANGGUAN INI DAPAT DIDIAGNOSIS DENGAN AKURAT PADA USIA SEKITAR 2 ATAU 3 TAHUN.
• TETAPI RATA-RATA ANAK AUTISTIK BELUM MENERIMA DIAGNOSIS SAMPAI USIA SEKITAR 6 TAHUN.
• KETERLAMBATAN DIAGNOSIS INI DAPAT MERUGIKAN, KARENA SEMAKIN CEPAT ANAK YANG MENDERITA
AUTISME DIDIAGNOSIS DAN MALAPETAKA, AKAN SEMAKIN BAIK KONDISINYA SECARA UMUM.
KRITERIA UNTUK GANGGUAN SPECTRUM AUTISME
DSM 5
A. KEKURANGAN YANG PERSISTEN MENYANGKUT KOMUNIKASI SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PADA BERBAGAI KONTEKS, SEPERTI YANG DITUNJUKKAN
OLEH HAL-HAL BERIKUT, YANG TERJADI SAAT INI ATAU TELAH LALU (CONTOH DI BAWAH INI HANYA BERSIFAT ILUSTRATIF):
1. KEKURANGAN DALAM HUBUNGAN TIMBAL BALIK SOSIAL-EMOSIONAL, YANG BERKISAR, CONTOHNYA MULAI DARI PENDEKATAN SOSIAT YANG
ABNARMAL DAN KEGAGALAN MELAKUKAN PERCAKAPAN BOLAK-BALIK YANG NORMAL, BERKURANGNYA BERBAGI MINAT, EMOSI, ATAU DAMPAK
HINGGA GAGAL MEMULAI ATAU MERESPONS INTERAKSI SOSIAL.
2. KEKURANGAN DALAM PERILAKU KONMUNIKANI NONVERBAL YANG DIGUNAKAN UNTUK INTERAKSI SOSIAL, YANG BERKISAR, CONTOHNYA, MULAI
DARI KOMUNIKASI VORBAL DAN NONVERBAL YANG TIDAK TERINTEGRASI DENGAN BAIK; KELAINAN PADA KONTAK MATA DAN BAHASA TUBUH ATAU
KEKURANGAN DALAM MEMAHAMI DAN MENGGUNAKAN GERAK TUBUH (GESTUR: HINGGA HILANGNYA EKSPRESI WAJAH DAN KOMUNIKASI
NONVERBAL.
3. KEKURANGAN DALAM MENGEMBANGKAN, MENJEGA, DAN MEMAHAMI HUBUNGAN, YANG BERKISAR, CONTOHNYA MULAI DARI KESULITAN
MENYESUAIKAN PERILAKU AGAR SESUAI DENGAN BERBAGAI KONTEKS SOSIAL; KESULITAN DALAM BERBAGI PERMAINAN IMAJINATIF ATAU DALAM
BERTEMAN; HINGGA TIDAK ADANYA MINAT TERHADAP TEMAN SEBAYA
B. POLA PERILAKU, MINAT, ATAU AKTIVITAS YANG TERBATAS ATAU REPETITIF SEPERTI YANG DITURJUKKAN OLEH SETIDAKNYA DUA DARI HAL BERIKUT,
YANG TERJADI SAAT INI ATAU TELAH LALU (CONTOH DI BAWAH INI HANYA BERSIFAT ILUSTRATIF)
1. PERGERAKAN MOTORIK, PENGGUNAAN OBJEK, ATAU BICARA YANG REPETITIF ATAU KLISE (MISAINYA, STEREOTIP MOTORIK SEDERHANA,
MENYUSUN MAINAN ATAU MEMBALIKKAN BENDA, EKOLALIA, IDIOSINKRASI DALAM BERBAHASA)
2. DESAKAN AKAN HAL YANG SAMA, SETIA PADA RUTINITAS YANG KAKU, ATAU POLA PERILAKU VERBAL DAN NONVERBAI YANG SUDAH DIRITUALKAN
(MISALNYA, DISTRES YANG EKSTREM ATAS PERUBAHAN KECIL, KESULITAN MELAKUKAN TRANSISI, POLA PIKIR YANG KAKU, RITUAL SALAM, PERLU
MENGAMBIL RUTE YANG SAMA ATAU MAKAN MAKANAN YANG SAMA SETIAP HARI)
3. MINAT YANG SANGAT TERBATAS ATAU TERPAKU DENGAN INTENSITAS ATAU FOKUS YANG TIDAK NORMAL (MISALNYA, IKATAN YANG KUAT ATAU
TERTARIK DENGAN OBJEK YANG TIDAK BIASA, MINAT YANG DIBATASI SECARA BERLEBIHAN).
4. HIPERAKTIVITAS ATAU HIPOREAKTIVITAS TERHADAP INPUT SENSORIS ATAU MINAT YANG TIDAK BIASA DALAM ASPEK SENSORIS LINGKUNGAN
(MISALNYA, PENGABAIAN YANG TAMPAK NYATA PADA RASA SAKIT/SUHU, RESPONS NEGATIF TERHADAP SUARA ATAU TEKSTUR TERTENTU,
MENCIUM ATAU MENYENTUH OBJEK SECARA BERLEBIHAN, DAYA TARIK VISUAL TERHADAP CAHAYA ATAU GERAKAN.
C. SIMTOM ATAU GEJALA HARUS MUNCUL PADA PERIODE PERKEMBANGAN AWAL (TETAPI MUNGKIN TIDAK
AKAN SEPENUHNYA SAMPAI TUNTUTAN SOSIAL MELEBIHI KAPASITAS YANG TERBATAS, ATAU MUNGKIN
DISEMBUNYIKAN DENGAN STRATEGI YANG AKAN DIPELAJAR NANTI).
D. SIMTOM YANG MENYEBABKAN PELEMAHAN YANG SIGNIFIKAN SECARA KLINIS DI BIDANG SOSIAL,
PEKERJAAN, ATAU AREA PENTING LAIN DARI FUNGSI YANG ADA
E. GANGGUAN TERSEBUT TIDAK LEBIH BAIK DIJELASKAN OLEH DISABILITAS INTELEKTUAL (GANGGUAN
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ATAU KETERLAMBATAN PERTUMBUHAN GLOBAL. DISABILITAS INTELEKTUAL
DAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME SERING TERJADI SECARA BERSAMAAN; UNTUK MEMBUAT DIAGNOSIS
GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME DAN DISABILITAS INTELEKTUAL, KOMUNIKASI SOSIAL HARUS BERADA DI
BAWAH TINGKAT PERTUMBUHAN UMUM YANG DIHARAPKAN.
CIRI-CIRI AUTISME
• MUNGKIN CIRI AUTISME YANG PALING MENONJOL ADALAH KESENDIRIAN ANAK.
• CIRI-CIRI LAIN TERMASUK KEKURANGAN YANG SIGNIFIKAN DALAM KETERAMPILAN SOSIAL, BAHASA, SERTA KOMUNIKAI
DAN PERILAKU RITUALISTIK ATAU STEREOTIP.
• ANAK JUGA MUNGKIN ENGGAN BICARA, ATAU JIKA MEMILIKI KETERAMPILAN BERBAHASA, BIASANYA DIGUNAKAN SECARA
TIDAK LAZIM, SEPERTI PADA EKOLALIA (MENGULANG KEMBALI APA YANG DIDENGAR DENGAN SUARA NADA TINGGI YANG
MONOTON):
• PENGGUNAAN KATA GANTI SECARA TERBALIK (MENGGUNAKAN "KAMU" ATAU "DIA" BUKAN “SAYA): PENGGUNAAN KATA-
KATA YANG HANYA DIIMPLEMENTASIKAN OLEH MEREKA YANG MEMILIKI KEDEKATAN DENGAN ANAK TERSEBUT;
• DAN KECENDERUNGAN UNTUK MENAIKKAN NADA SUARA DI AKHIR KALIMAT, SEOLAH-OLAH MENGAJUKAN PERTANYAAN.
• KOMUNIKASI NONVERBAL JUGA BISA TIDAK TERGANGGU ATAU HILANG. ANAK AUTISTIK MUNGKIN AKAN
MENGHINDARI KONTAK MATA DAN TIDAK MAU MENUNJUKKAN EKSPRESI WAJAH MEREKA JUGA LAMBAT
DALAM MERESPON TERHADAP ORANG DEWASA YANG MENCOBA MENDAPATKAN PERHATIANNYA, ITU
JUGA JIKA MEREKA MAU MERESPONSNYA. MESKIPUN MEREKA TIDAK RESPONSIF TERHADAP ORANG
LAIN, MEREKA MENUNJUKKAN EMOSI YANG KUAT; TERUTAMA EMOSI NEGATIF SEPERTI MARAH, SEDIH,
DAN TAKUT
• SALAH SATU CIRI UTAMA AUTISME ADALAH PERGERAKAN STEREOTIP YANG BERULANG DAN TANPA
RUJUAN-BERULANG-ULANG MEMUTAR BENDA. BERTEPUK TANGAN, ATAU BERAYUN MAJU MUNDUR
DENGAN LENGAN MEMAINKAN KAKI (LECKAM, PRIOR, & ULJAREVIC, 2011)
• BEBERAPA ANAK AUTISTIK MENYAKITI DIRINYA SENDIRI BAHKAN SAMPAI TERIAK KESAKITAN. MEREKA
MUNGKIN MEMBENTURAN KEPALA, MENAMPAR WAJAH, MENGGIGIT TANGAN DAN BAHU, ATAU
MENJAMBAK RAMBUT MEREKA, MEREKA JUGA DAPAT MENJADI MARAH / TANTRUM ATAU PANIK TIBA-
TIBA.
• CIRI LAIN DARI AUTISME ADALAH KEENGGANAN MENERIMA PERUBAHAN LINGKUNGAN-SEBUAH CIRI
YANG DISEBUT "PENJAGAAN BERSAMA" (PRESERVATION OF SAMENESS). JIKA ADA OBJEK YANG DIKENAL
DIGESER SEDIKIT DARI TEMPAT BIASANYA, ANAK AUTISTIK DAPAT MENGAMUK ATAU TERUS MENANGIS
SAMPAI OBJEK TERSEBUT DIKEMBALIKAN KE TEMPAT SEMULA.
• ANAK-ANAK AUTISTIK AKAN MENJAGA UNTUK MAKAN MAKANAN YANG SAMA SETIAP HARINYA. ANAK-
ANAK AUTISTIK TERIKAT DENGAN RITUAL. GURU DARI SEORANG ANAK PEREMPUAN AUTISTIK BERUSIA 5
TAHUN BELAJAR UNTUK MENYAPANYA SETIAP PAGI DENGAN BERKATA, "SELAMAT PAGI LILY, SAYA SANGAT,
SANGAT SENANG BERTEMU ANDA" (DIAMOND. BALDWIN, & DIAMOND, 1963).
• MESKIPUN LILY TIDAK AKAN MERESPONS SALAMNYA, IA AKAN BERTERIAK JIKA GURUNYA
MENGHILANGKAN SATU SAJA KATA SANGAR DARI KALIMAT ITU.
• SEPERTI DONNA WILLIAMS, WANITA YANG PENGALAMAN MASA KECILNYA MENGAWALI BAB INI, ANAK-
ANAK AUTISTIK KALI MEMANDANG ORANG LAIN SEBAGAI ANCAMAN.
• BERCERMIN KEMBALI PADA MASA KECILNYA, SEORANG PEMUDA AUTISTIK YANG SIBUK BICARA
TENTANG KEBUTUHANNYA AKAN HAL YANG SAMA DAN MELAKUKAN PERILAKU YANG BERULANG DAN
STEREOTIP.
• BAGI PEMUDA INI, ORANG LAIN ADALAH ANCAMAN KARENA MEREKA TIDAK SELALU SAMA DAN TERLIHAT
ANEH:
• ANAK-ANAK AUTISTIK TAMPAKNYA TIDAK MEMILIKI KONSEP DIRI YANG BERBEDA, YAITU PERASAAN
BAHWA MEREKA ADALAH INDIVIDU YANG BERBEDA. MESKIPUN MENUNJUKKAN PERILAKU YANG TIDAK
BIASA, MEREKA SERING KALI TERLIHAT CUKUP MENARIK DAN "PINTAR". NAMUN, BILA DIUKUR OLEH
NILAI TES YANG TERSTANDARDISASI, PERKEMBANGAN INTELEKTUAL MEREKA CENDERUNG TERTINGGAL
JAUH DI BAWAH NORMAL (MATSON & SHOEMAKER, 2009). MESKIPUN BEBERAPA ANAK AUTISTIK
MEMILIKI IQ YANG NORMAL, BANYAK YANG TERBUKTI MENGALAMI DISABILITAS INTELEKTUAL (MEFFORD,
BATSHAW, & HOFFMAN, 2012).
• BAHKAN MEREKA YANG TIDAK MENGALAMI GANGGUAN INTELEKTUAL PUN KESULITAN UNTUK
MELAKUKAN AKTIVITAS YANG MEMBUTUHKAN KEMAMPUAN SIMBOLISASI, SEPERTI MENGENALI EMOSI,
IKUT DALAM PERMAINAN SIMBOLIS, DAN MEMECAHKAN MASALAH SECARA KONSEPTUAL. MEREKA JUGA
MENUNJUKKAN KESULITAN DALAM MELAKUKAN TUGAS YANG MELIBATKAN INTERAKSI DENGAN ORANG
LAIN, AKAN TETAPI, HUBUNGAN ANTARA AUTISME DAN KECERDASAN MASIH BELUM JELAS KARENA
SULITNYA MELAKUKAN TES IQ YANG TERSTANDARDISASI PADA ANAK-ANAK INI. PENGUJIAN
MEMBUTUHKAN KERJA SAMA, YAITU KETERAMPILAN YANG SANGAT KURANG DIMILIKI OLEH ANAK-ANAK
AUTISTIK. ITU YANG PALING MUNGKIN DILAKUKAN HANYALAH MENGESTIMASI KEMAMPUAN
INTELEKTUAL MEREKA.
PENYEBAB
SAMPAI SAAT INI BELUM DIKETAHUI PENYEBAB PASTI DARI GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME. NAMUN, KEBANYAKAN
KEMUNGKINAN MENGARAH PADA KOMBINASI FAKTOR GENETIK, NEUROBIOLOGIS, DAN KONDISI LINGKUNGAN AWAL TEMPAT
ANAK TUMBUH.
• GENETIK:
️SEKITAR 40% GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME DISEBABKAN OLEH FAKTOR GENETIK.
️AUTISM GENOME PROJECT MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA PENYEBAB GANGGUAN SPEKTRUM AUTIS, YAITU:
✔ADANYA PENGHAPUSAN ATAU DUPLIKASI DARI MATERI GENETIK (15%);
✔ MUTASI SPESIFIK GENETIK (7%) DAN GANGGUAN METABOLISME (2-3%);
✔ 75% SISANYA BELUM TERIDENTIFIKASI.
️LELAKI YANG LEBIH TUA MEMILIKI RISIKO YANG LEBIH BESAR UNTUK MEMILIKI KETURUNAN YANG MENGALAMI GANGGUAN
SPEKTRUM AUTISME DIBANDINGKAN LELAKI YANG LEBIH MUDA.
• NEUROBIOLOGIS:
⚜PERKEMBANGAN ABNORMAL PADA AREA KORTEKS OTAK DAN KONEKSI SARAF YANG BURUK
KHUSUSNYA DI BAGIAN OTAK YANG BERTANGGUNG JAWAB PADA FUNGSI KOMUNIKASI SOSIAL DAN
BAHASA.
⚜UKURAN AMIGDALA YANG LEBIH KECIL.
⚜KURANG AKTIFNYA KEBERFUNGSIAAN AMIGDALA.
⚜AKTIVITAS YANG RENDAH PADA FUSIFORM GYRUS KANAN, YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSES
MENGINTERPRETASIKAN WAJAH MANUSIA DAN PERILAKU SOSIAL.
⚜AKTIVITAS YANG RENDAH PADA KORTEKS PREFRONTAL YANG BERTANGGUNG JAWAB PADA FUNGSI
EKSEKUTIF, SEHINGGA SULIT UNTUK MEMAHAMI INFORMASI SOSIAL YANG PENTING DAN MENYESUAIKAN
PERUBAHAN YANG TERJADI DI LINGKUNGAN.
MANIFESTASI KLINIS
• KELUHAN AWAL MASYARAKAT SAJIAN KEMAMPUAN YANG SEBELUMNYA TELAH IA KUASAI (SEPERTI
MERAWAT DIRI, TOILETING, KEMAMPUAN MOTORIK), KETERLAMBATAN BICARA, KURANGNYA MINAT
SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL YANG TIDAK BIASA (MISALNYA MENARIK TANGAN SESEORANG TANPA
MELIHAT KE MEREKA), POLA BERMAIN YANG GANJIL (MISALNYA MEMBAWA MAINAN KEMANA-MANA
TANPA PERNAH MEMAINKANNYA), POLA KOMUNIKASI YANG TIDAK BIASA (MISALNYA, MENGUCAPKAN
DAN DAPAT MENYEBUTKAN HURUF, NAMUN TIDAK MERESPON KETIKA DIPANGGIL), DAN SEOLAH-OLAH
TULI. ADANYA PERILAKU GANJIL DAN REPETITIF (MISALNYA HANYA MAU MAKAN MAKANAN YANG SAMA
SETIAP HARI, MENONTON VIDEO SECARA BERULANG KALI). KELUHAN-KELUHAN TERSEBUT MUNCUL PADA
USIA 12-24 BULAN. NAMUN, DAPAT MUNCUL LEBIH AWAL YAITU KURANG DARI 12 BULAN DAPAT DILIHAT
PERKEMBANGAN BERADA PADA TINGKAT YANG PARAH. SELAIN ITU, DAPAT MUNCUL KETIKA ANAK
BERUSIA LEBIH DARI 24 BULAN, DENGAN SIMTOM YANG DITUNJUKKAN ANAK LEBIH RINGAN.
DIAGNOSA BANDING
a. SINDROM RETT (RETT SYNDROME);
b. MUTISM SELEKTIF (SELECTIVE MUTISM);
c. GANGGUAN BAAHASA DAN GANGGUAN KOMUNIKASI SOSIAL (LANGUAGE DISORDERS AND SOCIAL
COMMUNICATION DISORDER);
d. DISABILITAS INTELEKTUAL (INTELLECTUAL DISABILITY);
e. GANGGUAN GERAK STEREOTYPE (STEREOTYPIC MOVEMENT DISORDER);
f. GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN/HIPERAKTIVITAS (ATTENTION-DEFICIT/HYPERAC- TIVITY
DISORDER);
g. SKIZOFRENIA (SCHIZOPHRENIA).
KOMORBID
(Kearney, 2003) conduct disorder adalah pola perilaku yang menetap dan ber
ulang, ditunjukkan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai kebenaran
yang dianut oleh masyarakat atau tidak sesuai dengan norma sosial untuk rat
a-rata seusianya. Perilakunya bisa berupa agresi dan kekejaman terhadap or
ang atau hewan, seperti merusak properti, berbohong dan mencuri. Seringkal
i perilaku tersebut ditandai dengan sifat tidak berperasaan, sifat kejam, dan k
urangnya penyelasan.
Kriteria Conduct Disorder Menurut DSM-5
dalam DSM-5, CD ( Conduct Disorder) akan ditentukan berdasarkan adanya tiga dari 15 kriteria yang seharusnya ad
a dalam 12 bulan terakhir, dan salah satunya harus ada dalam 6 bulan terakhir. 15 kriteria perilaku ini dapat dikatego
rikan ke dalam empat subtipe perilaku umum:
2. 4.
pelanggaran serius terhadap aturan, mis
perusakan properti, misalnya, pembakar
alnya keluar jam malam yang mana men
an, vandalisme
yimpang dari aturan orang tua dirumah
Faktor yang memicu timbulnya Conduct
Disorder
Faktor Neuropsikologis d
01 Faktor genetik 02 an Sistem Saraf Otonom
03 Faktor Psikologis
Bukti faktor genetik memp Neuropsikologis yang renda
engaruhi conduct disorder h telah terlibat dalam profil Bagian penting dari perkemb
itu beragam, meskipun he masa kanak-kanak anak-an angan anak adalah pertumb
ritabilitas kemungkinan ber ak dengan conduct disorder uhan kesadaran moraldan p
peran. (Lynam & Henry, 2001; Moff erasaan tentang apa yang be
Misalnya, dalam studi ter itt, Lynam, & Silvia, 1994). nar dan salah, dan kemampu
hadap lebih dari 3.000 pas Kekurangan ini termasuk ke an, bahkan keinginan, untuk
angan kembar, pengaruh g terampilan verbal yang buru mematuhi aturan dan norma.
enetik hanya menunjukkan k, kesulitan dengan fungsi e Anak-anak dengan conduct
pada perilaku antisosial m ksekutif (kemampuan untuk disorder tampaknya kurang d
asa kanak-kanak dan men mengantisipasi, merencana alam kesadaran moral ini, da
unjukkan pengaruh keluarg kan, menggunakan pengen n merasa kurang penyesalan
a-lingkungan lebih signifik dalian diri, dan memecahka atas kesalahan mereka (Cim
an. n masalah), dan masalah d bora & McIntosh, 2003)
engan memori.
Faktor yang memicu timbulnya Conduct
Disorder
04 Pengaruh Teman Sebaya 05 Faktor Sosiokultural
Kearney, C.A. (2003). Casebook In Child Behavior Disorder. Second edition. University of Nevad
a, Las Vegas
Alan Kazdin, Child Psychoteraphy: Development and Identifying Effective Treatments. New York:
Guliford. 1988).
Indah Ria Sulisya Rini,” Mengenali Gejala dan Penyebab dari Conduct Disorder”, Psycho Idea, T
ahun 8 No.1, Feb 2010 ISSN 1693-1076, hlm. 1-17, http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PS
YCHOIDEA/article/view/194/191diakses pada 26 April 2018, Pukul: 10. 20 WIB
Cimbora, D. M., & McIntosh, D. N. (2003). Emotional responses to antisocial acts in adolescent
males with conduct disorder: A link to affective morality. Journal of Clinical Child and Adolescent
Psychology, 32, 296–301.
Thank you
LANGUAGE DISORDER
DOSEN: KRISTINA MARTHA M.PSI.,PSI
Bicara dan bahasa merupakan alat komunikasi
Komunikasi sendiri merupakan proses encoding (mengirim pesan dalam bentuk yg dapat dipahami) dan proses
decoding (menerima dan memabami pesan)
Secara umum kelainan bicara dan bahasa adalah hambatan dalam komunikasi verbal yg efektif,sedemikian rupa
sehingga pemahaman akan bahasa yg diucapkan berkurang
Berbahasa merupakan proses mengeluarkan pikiran dan perasaan (dari otak) secara lisan dalam bentuk kata atau
kalimat.
Proses tersebut bersifat kompleks karena mensyaratkan berfungsinya berbagai organ yang mempengaruhi
mekanisme berbicara, berpikir atau mengolah buah pikiran ke dalam bentuk kata-kata, serta modalitas mental yang
terungkap saat berbicara yang juga ditentukan oleh faktor lingkungan.
UNTUK MENCAPAI KEMAMPUAN BERBAHASA DIPERLUKAN
TERPENUHINYA BEBERAPA ELEMEN BERIKUT:
Berdasarkan kategori yg dikemukakan oleh American Speech Language Hearing Associating (dlm Hallahan & kauffman,2006), kelainan bicara digolingkan
sbb:
1. Kelainan komunikasi, meliputi:
a. Kelainan Bicara, yaitu:
Kelainan suara
Kelainan artikulasi
Gangguan kelancaran bicara
b. Kelainan bahasa,yaitu:
Bentuk bahasa
Isi bahasa
Fungsi bahasa
Keterbatasan pendengaran.
Keterlambatan perkembangan jaringan otot organ wicara sehingga anak kesulitan menggerakan otot wicara dengan cepat
untuk menghasilkan suara.
Keterlambatan pemahaman bahasa orang dewasa yang perkataannya panjang dan rumit.
Kurang berinteraksi dengan orang lain.
Terlalu pasif dalam pergaulan sosial.
Terlalu mengandalkan komunikasi nonverbal yang efektif diterapkan di rumah tetapi tidak berterima di masyarakat, anak
akan malas mencoba menggunakan kata-kata.
Kurang dipedulikan orang lain karena dianggap sama sekali tidak mampu bicara atau memahami orang lain.
Ketika ditanya jawabannya sering diwakili orang lain.
Tidak cukup waktu karena orang lain tidak memberinya kesempatan merespon sementara anak membutuhkan waktu
untuk mulai bicara.
Rangsangan terlalu banyak dalam arti bahasa yang diajarkan terlalu banyak, sama halnya dengan melempar banyak
bola pada anak yang sedang belajar menangkap bola.
Terlalu banyak bahasa formal bukan bahasa komunikatif yang diberikan, misalnya tentang angka dan macam-macam
warna yang kurang bermanfaat untuk komunikasi harian.
Terlalu sering bermain sendiri karena yang dihadapi hanya mainan bukan orang lain.
LEBIH JAUH, GANGGUAN BERBAHASA PADA ANAK YANG
DISEBABKAN GANGGUAN PERKEMBANGAN NEUROLINGUISTIK
DAPAT DILIHAT DALAM TABEL BERIKUT YANG DIADAPTASIKAN
DARI LENNEBERG OLEH OBLER & GJERLOW (2000: 68-69):
MENURUT NYIOKIKTJIEN DALAM TIEL (2010) KLASIFIKASI GANGGUAN
KOMUNIKASI DAN BERBAHASA PADA ANAK ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
04
Karakteristik
05
Kriteria Diagnostik
06
Gangguan
Learning Learning Disorder
Belajar Spesifik
Disorder Berdasarkan DSM-5
07
Kesimpulan
01 Definisi Learning Disorder
, A B
Faktor Faktor
Internal Eksternal
Neurologis dan genetika Lingkungan
04 Karakteristik Learning Disorder
Kemampuan Defisit proses
Gangguan motorik yang psikologis dan
perhatian buruk masalah pemrosesan
informasi
Kesulitan Kesulitan
Kesulitan bahasa
membaca
bahasa oral tertulis
Defisit
Gangguan keterampilan
kuantitatif sosial
05 Kriteria Diagnostik Learning
Disorder Berdasarkan DSM-5
Kesulitan Kesulitan belajar
menggunakan dimulai saat usia
kemampuan sekolah
akademik
01 02 03 04
Disleksi
Gangguan dalam
membaca
Disgrafi
Gangguan dalam
ekspresi tertulis
Diskalkul
Gangguan dalam
matematika
a a ia
01 02 03
suatu kondisi dimana suatu individu mengalami
1. kesulitan dalam pengolahan bahasa, seperti;
membaca, menulis, mengeja, dan bicara.
Disleksia
HATI – HATI HATI - HATI
1. Sulit mengenal huruf 1. Sulit mengeja
2. Sulit mengenal kata 2. Sulit mengingat angka
3. Kekacauan mengucapkan 3. Belum dapat memegang alat
kata-kata tulis dengan benar
4. Miskin kosakata 4. Tulisannya buruk
5. Sulit mengenal urutan huruf
dan angka
2. Diskalkulia
suatu kondisi dimana suatu individu
mengalami kesulitan berhitung.
● HATI - HATI
1. Sulit belajar mengenai arti jumlah
2. Sulit memisahkan objek
3. Sulit mengenal ukuran
4. Sulit mengingat dan urutan angka
3. Disgrafia suatu kondisi dimana suatu individu
mengalami kesulitan menulis.
Umumnya, dapat muncul seperti; kesulitan
mengeja, tulisan tangan yang buruk, kesulitan
menulis dalam menjabarkan pemikirannya.
CIRI – CIRI
HATI - HATI
1. Kesulitan memegang alat
1. Posisi jari dan badan saat menulis
makan di umur 5-6 tahun
tidak biasa
HATI - HATI 2. Kesulitan mengancing baju
2. Tulisan tangan tidak terbaca
1. Mengeluh saat menulis 3. Kesulitan mengancing retsliting
3. Menghindari tugas menulis
2. Menulis sambil mengeja 4. Kesulitan belajar mengikat
4. Belum bisa menggambar bentuk
3. Menulis kalimat sepatu
sederhana
menggantung 5. Tidak bisa memasukkan
5. Tidak dapat menghubungkan garis
permainan balok
CARA MEMBANTU
1. Gunakan catatan kecil
2. Bangun aktivitas belajar yang menyenangkan
1. DISLEKSIA 3. Gunakan berbagai warna dalam belajar
4. Mengajak teman sebaya untuk berkomunikasi
Nancy Ann Tappe yang diwawancarai oleh Jan Tober (dalam Carroll & Tober, 1999, dalam
Mangunsong, 2011), mengemukakan empat tipe anak indigo, yaitu:
1. Humanis
Indigo humanis akan bekerja dengan masyarakat dan melayani masyarakat. Anak tipe ini adalah
caloncalon dokter, pengacara, guru, salesman, pebisnis, dan politikus. Mereka sangat aktif bahkan
terkadang tampak terlalu ambisius. Mereka juga memiliki pendapat yang kuat. Indigo humanis juga
tidak tahu bagaimana bermain dengan satu mainan, melainkan harus membawa semuanya
walaupun belum tentu disentuh. Jika diminta untuk membersihkan kamar, harus diingatkan
berkali-kali karena mereka mudah teralih, misalnyaketika masuk ke kamar dan membersihkannya
lalu menemukan sebuah buku, maka anak indigo biasanya akan duduk dan membaca karena
mereka sangat suka membaca.
2. Konseptual
Indigo konseptual adalah anak-anak yang lebih fokus pada proyek daripada orang. Mereka akan
menjadi insinyur, arsitek, desainer, astronot, pilot, dan pegawai militer. Anak-anak ini tidak
ceroboh dan seringkali sangat atletis sebagai seorang anak, tetapi mereka memiliki masalah dalam
mengontrol orang lain, terutama ibu atau ayahnya. Indigo tipe ini memiliki kecenderungan adiksi
terutama terhadap obat-obatan terlarang pada masa remaja sehingga orang tua perlu mengawasi,
apalagi jika mulai terlihat menyembunyikan sesuatu.
3. Artis
Indigo tipe artis lebih sensitif dan seringkali berukuran tubuh lebih kecil, walaupun tidak selalu.
Mereka menyukai seni, kreatif, dan akan menjadi guru atau seniman. Antara usia 4 dan 10, mereka
dapat mempelajari 15 macam seni atau kreativitas yang berbeda-beda, melakukannya selama lima
menit lalu meletakkannya. Oleh karena itu, orang tua dari anak tipe indigo ini lebih baik menyewa
saja alat musiknya, daripada membelinya. Ketika usianya telah dewasa, barulah mereka akan
menekuni satu bidang seni tertentu dan menjadi ahli dalam bidangnya.
4. Interdimensional
Indigo interdimensional biasanya lebih besar daripada tipe indigo lainnya. Pada usia satu atau dua
tahun, mereka tidak dapat diberitahu apapun. Mereka akan berkata atau seolah berkata, “Saya
tahu itu. Saya dapat melakukannya. Tinggalkan saya sendirian.” Anak-anak indigo ini yang
menemukan filosofi dan agama baru serta membawanya ke dunia. Mereka kurang dapat masuk ke
dalam lingkungannya.
Individu mengalami
ketidakmampuan (kesulitan) untuk
mencapai tujuan karena
abnormalitas yang dideritanya.
Misalnya para penyandang
disabilitas
5. Yang Tidak Diharapkan
Struktur Kepribadian :
1. Id (kebutuhan dasar)
Pleasure principle, primary process
thinking
2. Ego
Reality, Secondary process thinking
(perencanaan & pengambilan
keputusan
3. Superego
Nilai-nilai
Gangguan terjadi jika ?
Memunculkan.....
Defense Mechanism
1. Represi
2. Pengingkaran (denial)
3. Proyeksi
4. Displacement
5. Rasionalisasi
6. Reaksi formasi
7. Sublimasi (impuls agresif
dan seksual)
Penanganan
1. Asosiasi bebas
2. Analisis mimpi
Abnormalitas dari Sudut Pandang Behavioristik
JB. Watson
Classical Conditioning
Pavlov
Operant Conditioning
Terapi perilaku
1. Terapi perilaku kognitif
2. Terapi perilaku kognitif bermain
3. Desensitisasi sistematis
Dsb..
Abnormalitas dari Sudut Pandang Humanistik
Aaron Beck
Albert Ellis
Sekarang ini...
• Gangguan pada anak-anak masuk dalam DSM
IV
• Beberapa jurnal mengkhususkan diri pada
anak-anak, misal Journal of Abnormal Child
Psychology, Journal of Clinical Child
Psychology
• Terdapat lapangan studi baru : Developmental
Psychopathology (mempelajari gangguan pada
anak dari perspektif perkembangan)
Mengapa ?
Planning Communi -
Collecting Processing
data Cating
assessment assessment
collection Assessment
data data
data
PLANNING FOR ASSESSMENT
&
1. Fisik
• Mata juling
• Sering berkedip
• Menyipitkan mata
• Kelopak mata merah
• Mata infeksi
Karakteristik yang biasa
muncul (lanjutan)
2. Perilaku
• Menggosok mata secara berlebihan
• Menutup mata sebelah, memiringkan kepala atau
mencondongkan kepala ke depan
• Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan
lain yang sangat memerlukan penggunaan mata
• Berkedip lebih banyak daripada biasanya
Karakteristik yang biasa muncul (lanjutan)
3. Psikis
• Curiga terhadap orang lain
• Perasaan mudah tersinggung
• Ketergantungan yang berlebihan
Strategi Pembelajaran Bagi Blind Children
1. Individual
Perlu diperhatikan perbedaan setiap
anak
2. Kekonkritan / pengalaman nyata
mendapatkan pengalaman secara
nyata dari apa yang dipelajarinya,
pengalaman penginderaan langsung
Prinsip Dalam Pembelajaran
Blind Children (lanjutan)
3. Totalitas
Multi sensory approach, yaitu penggunaan semua
alat indera yang masih berfungsi secara
menyeluruh mengenai suatu objek.
4. Aktivitas mandiri
Membuat anak menjadi mandiri, mengeksplor,
menemukan
KETULIAN (DEAFNESS)
Jenis ketulian
Tuli sebagian (hearing impaired)
Fungsi pendengaran berkurang, namun masih dapat
dimanfaatkan dengan atau tanpa bantuan alat dengar
Tuli total (deaf)
Pendengaran tidak dapat digunakan meskipun
mendapatkan perkerasan bunyi.
• Terdapat dua jenis kondisi yang dimiliki
oleh orang-orang tuli, yaitu sensorineural
hearing loss dan conductive hearing loss
1. Sensorineural hearing loss adalah
keadaan di mana seseorang kehilangan
pendengaran yang bersifat permanen
2. conductive hearing loss adalah keadaan
yang muncul ketika ada halangan atau
gangguan pada bagian telinga luar dan
tengah yang mencegah suara masuk ke
telinga bagian dalam.
Perkembangan pendengaran :
• Usia 0 – 4 bulan kemampuan auditorik terbatas, bersifat
refleks
• Usia 4 – 7 bulan memutar kepala ke arah bunyi, secara
horizontal, belum konsisten
• Usia 7 bulan kepala dapat diputar dengan cepat ke arah
sumber bunyi
• Usia 7 – 9 bulan mengidentifikasi sumber bunyi ke arah
samping dan bawah
• Usia 9 – 15 bulan mencari sumber bunyi dari sebelah bawah
• Usia 16 – 21 bulan mengetahui sumber bunyi dari samping,
atas, dan bawah
• Usia 21 – 24 bulan mampu melokalisir bunyi dari segala arah
dengan cepat
Curiga gangguan pendengaran jika (berkaitan
dengan perkembangan wicara)
• Usia 12 bulan belum dapat mengoceh atau
meniru bunyi
• Usia 18 bulan tidak dapat menyebut 1 kata
yang mempunyai arti
• Usia 24 bulan perbendaharaan kata kurang
dari 10 kata
• Usia 30 bulan belum dapat merangkai 2 kata
Penyebab
• Kelahiran prematur
• Berat lahir rendah
• Ketika lahir, kekurangan oksigen
• Kelainan anatomi pada kepala dan leher
• Pemberian obat dengan dosis yang terlalu
tinggi (Obat penghilang rasa sakit
seperti aspirin, ibuprofen, naproxen,
dan diklofenak
• Kecelakaan
Penyebab
• Keturunan
• Infeksi virus atau bakteri tertentu (Toxoplasma Rubella atau
campak, Herpes, dan Sifilis) pada ibu
• Melahirkan dengan di vacum
Penanganan
• Implantasi koklea
• Penggunaan alat bantu dengar
• Melatih Bahasa Isyarat
COMMUNICATION
DISORDER
Dr.Aski Marissa, Psikolog
Communication Disorder
a.produksi bahasa
(gangguan
phonological)
Communication b.kelancaran berbicara
disorder (gangguan (stuttering)
komunikasi) adalah c. penggunaan bahasa
sebuah istilah untuk komunikasi
diagnose yang (expressive language
menunjukkan disorder)
adanya penghambat d.menangkap apa yang
atau kesulitan pada: orang lain katakan
(mixed expressive-
receptive language
disorder).
Phonological
disorder Terjadi pada saat
anak kesulitan
mengendalikan
kecepatan
ucapannya, atau
lambat dalam belajar
mengartikulasikan
suara tertentu
Menurut DSM IV Phonological disorder
memiliki kriteria
Neorological
Condition Cerebral Palsy
Treatment
Specialized
preschool
Home-based
parent training
Expressive Language Disorder
Menurut PPDGJ III Pedoman Diagnostik
Gangguan Berbahasa Ekspresif (F80.1):
Namun, tahukah Anda, bahwa bagi anak penyandang Cerebral Palsy / CP, memulai langkah pertama atau
mengucapkan kata pertama adalah ‘perjuangan’ yang cukup berat?
Apa itu Cerebral Palsy ?
Cerebral Palsy / Lumpuh Otak
• Gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh.
• Disebabkan oleh gangguan perkembangan otak, yang
biasanya terjadi saat anak masih di dalam
kandungan.
• Gangguan perkembangan otak ini juga dapat terjadi
ketika proses persalinan atau dua tahun pertama
setelah kelahiran.
• Permanen
• rubella (campak Jerman),
• cytomegalovirus (virus
Pendarahan waktu hamil herpes),
trauma / infeksi • toksoplasmosis (infeksi
keguguran yg sering disebabkn o/ parasit yg
usia ibu yg sudah lanjut dapat dibawa dlm kotoran
pd waktu melahirkan kucing atau daging yg tidak
anak cukup matang),
• kehamilan yg terkena
paparan radiasi yg berlebih
• Lahir prematur
1/3 dari bayi cp biasanya lahir sebelum usia kehamilan
ibu menginjak 37 minggu, 10% terjadi pd bayi yg lahir
usia kehamilan < 28W,
• HIPOKSIS ISKEMIK ENSEFALOPATI
Saat lahir , bayi dalam keadaan tidak sadar, bahkan
tidak menangis dan justru mengalami kejang hingga
kekurang oksigen ke otak sehingga jaringan otak rusak
• KELAHIRAN YG SULIT .
bayi lahir lama, karena kepala bayi lebih besar dr
panggul ibu
• Penyakit tubercolosis
• ASFIKSIA
• Radang selaput otak
• Head trauma
• kejang berulang
• Keracunan arsen / karbon
-
monoksida
Jenis-Jenis Cerebral Palsy
2. Spastik Hemiplegia
Hemiplegia berasal dari dua kata, yakni
“hemi” yang memiliki makna setengah dan
“plegia” yang memiliki arti lumpuh; jika
dikombinasi maka hemiplegia juga dapat
diartikan sebagai kondisi setengah lumpuh
3. Spastik Diplegia
Kondisi ini menimbulkan spastik pada kedua pergelangan
kaki. Pada kaki ditemukan penampakan scissoring posture
dimana kedua kaki bengkok kedalam.
4. Spastik Quadriplegia
Kondisi ini merupakan jenis cerebral palsy yang kronis
dengan ketidakseimbangan motorik ekstrimitas atas dan
bawah, kejang, dan gangguan mental.
CP Ataksik
• Cerebral palsy ataksik adalah kondisi yang memengaruhi seluruh
tubuh sehingga anak memiliki masalah keseimbangan dan
koordinasi.
• Anak tampak memiliki pergerakan yang lambat dan tidak terkendali
serta bentuk otot yang buruk yang membuat mereka sulit duduk
tegap dan berjalan
CP Diskinestik
Jenis ini adalah serebral palsi yang paling umum kedua. Gejalanya meliputi
berikut ini.
Dystonia, yakni anak melakukan gerakan berulang dan memutar.
Athetosis, yaitu gerakan menggeliat.
Chorea, yakni gerakan anak yang tidak terduga dan sulit dikendalikan.
Sulit menelan dan bicara.
Postur tubuh yang buruk.
Masalah-masalah yang dihadapi CP
•Beberapa anak yg memiliki CP sedikit pincang atau sulit berjalan.
•Anak yg memiliki bentuk parah dari CP lebih cenderung punya
masalah lain:
- Kejang
- Cacat intelektual
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan → mata juling
- Mengalami kesulitan untuk mengendalikan kandung kemih
sehingga sulit untuk menahan air kencing
- Memiliki respon yang abnormal thdp sentuhan/rasa nyeri
- Gangguan makan pada bayi seperti kesulitan menelan
(disfagia)
Masalah-masalah yang dihadapi CP (Lanjutan)
- Mengeluarkan air liur terus menerus atau “mengences”
- Kelainan pada bentuk tulang, khususnya pada tulang pinggul
dan tulang belakang (skoliosis)
- Mudah mengalami dislokasi / cedera pada sendi
- Mengalami penyakit asam lambung
CIRI BAYI DENGAN KONDISI CP
1. Bayi usia di bawah 6 bulan
• Secara umum, berikut tanda atau gejala cerebral palsy yang muncul pada bayi di bawah 6 bulan.
Tidak mengangkat kepala ketika Anda menarik tangannya.
Tubuhnya terkulai lemas.
Saat dipeluk, tubuhnya menjauhi Anda.
Saat tubuhnya diangkat, kaki menjadi kaku dan bentuk kakinya bersilang.
Selain faktor kesehatan dan kondisi ibu, penyakit yang diderita bayi ketika baru lahir juga bisa
meningkatkan risiko cerebral palsy adalah berikut ini.
Bakteri meningitis.
Pendarahan pada otak.
• Kondisi perdarahan otak disebabkan karena bayi mengalami stroke di dalam rahim.
• Sementara itu, infeksi bakteri meningitis menyebabkan peradangan pada selaput yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang belakang
3. Faktor kelahiran
Risiko serebral palsi meningkat karena faktor kelahiran, beberapa di antaranya sebagai berikut.
Kondisi bayi sungsang.
Berat badan lahir rendah (BBLR).
Bayi kembar.
Bayi lahir prematur.
• Jika bayi lahir prematur di usia kandungan kurang dari 28 minggu, risikonya untuk mengalai cerebral
palsy lebih besar. Semakin awal lahir, semakin besar risikonya terkena serebral palsi.
• Sementara itu, bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kiogram (kg) berisiko tinggi terkena CP.
Bahkan, kemungkinan semakin besar ketika berat badan lahir ikut turun.
anak penderita cerebral palsy yang
akhirnya anak ini bisa lepas dari kursi
roda, bisa jalan dengan digandeng
ibunya. Itu sebuah pencapaian yang
banyak sekali,"
INTELECTUAL DISABILITY
(MR)
WHAT’S INTELLECTUAL
DISSABILITY?
“Keterbatasan yang significant dalam berfungsi, baik secara inteletual maupun
perilaku adaptif yang terwujud melalui kemampuan adaptif konseptual, sosial,
dan praktikal.
Pengukuran IQ
•WISC (Wechsler Intelligence Scale
Children)
IQ antara 53– 69
Educable / moron / pikiran lemah
•Mampu mengembangkan kecakapan sosial, komunikasi
•Mampu berdikari dlm mengurus diri
• Bisa dalam membaca dan menulis
•Lebih mampu mengerjakan pekerjaan praktis
dibandingkan kerja akademik
Moderate Intellectual Dissability
IQ antara 38 – 52
Trainable / imbesil / oligofrenia
(kemunduruan mental) sedang
•Mengurus diri & kecakapan motorik
terlambat, sebagian mereka bahkan
memerlukan supervisi seumur hidup
•Kemajuan sekolah juga terbatas
•Dpt melakukan pekerjaan praktis yg
sederhana, jika pekerjaan terstruktur
secara hati2 & diberikan supervisi yang
baik
Severe Intellectual Profound Intellectual
Dissability Dissability
IQ Range 53 - 69 38 - 52 22 - 37 < 22
Kemampuan
untuk merawat Dapat mandiri Butuh bantuan Terbatas Terbatas
diri
Bahasa Bisa Terbatas Dasar / none Dasar / none
Keluarga Sekolah
• Pertemuan antar orang tua
(mother child group)
• Home based individualized teaching • Fasilitas lebih baik
programmes • Memperluas kesempatan
• Strategi belajar yang tepat
• School based parents workshop
belajar
• Hubungan saudara kandung •Terintegrasi
• Pendekatan secara
individual
• Peningkatan tenaga
guru
INTERVENSI
ADHD di Indonesia belum diketahui secara pasti disebabkan penelitian yang terbatas (lebih
banyak dilakukan di Jakarta)
dilaporkan yang mengalami ADHD di Jakarta sebesar 4,2%, paling banyak ditemukan pada
anak usia sekolah dan pada anak laki-laki.
Di Bali laporan mengenai besaran kejadian ADHD hanya bersumber dari laporan kasus di
poliklinik atau pusat terapi tumbuh kembang anak.
Selama tahun 2012, jumlah pasien ADHD yang berkunjung ke poliklinik Tumbuh Kembang RSUP
Sanglah sebanyak 63 orang.
Jumlah kunjungan anak ADHD di Pusat Terapi Anak dan Sekolah Kebutuhan Khusus
Pradnyagama Denpasar selama tahun 2012 mencapai 150 anak. Dari 150 anak tersebut
sebanyak 50 anak masih melakukan terapi di Pradnyagama.
Faktor Resiko Penyebab ADHD
4. Faktor genetika
Ditemukan 20 gen yang terkait dengan autisme. Namun,
gejala autisme baru bisa muncul jika terjadi kombinasi
banyak gen. Bisa saja autisme tidak muncul, meski anak
membawa gen autisme.
LANJUTAN
FAKTOR PENYEBAB AUTISME
5. Keracunan logam berat
Berdasarkan tes laboratorium yang dilakukan pada
rambut dan darah ditemukan kandungan logam berat
beracun pada banyak anak autis.
6.Vaksinasi MMR (measles, mumps dan rubella).
- Zat pengawet pada vaksin ini (thimerosal) dianggap
bertanggungjawab menyebabkan autisme
- Namun di bantah oleh pemerintah hingga saat ini
FAMILY STRES
Mempunyai anak autis dapat menimbulkan stres
karena orang tua dihadapkan permasalahan anak
seperti :
Masalah perilaku anak
2.The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT): berupa daftar pemeriksaan autisme
pada masa balita yang digunakan untuk mendeteksi anak berumur 18 bulan,
dikembangkan oleh Simon Baron Cohen di awal tahun 1990-an.
3.The Autism Screening Questionare: adalah daftar pertanyaan yang terdiri dari
40 skala item yang digunakan pada anak dia atas usia 4 tahun untuk mengevaluasi
kemampuan komunikasi dan sosial mereka
•The Screening Test for Autism in Two-Years Old: tes screening autisme bagi anak
usia 2 tahun yang dikembangkan oleh Wendy Stone di Vanderbilt didasarkan pada 3
bidang kemampuan anak, yaitu; bermain, imitasi motor dan konsentrasi.
BANTUAN DETEKSI MEDIS
PENDENGARAN:
Bila terdapat gangguan pendengaran harus dilakukan beberapa
pemeriksaan Audiogram (frekuensi bunyi) dan Timpanometri
(memeriksa telinga bagian tengah).
ELEKTROENSEFALOGRAM (EEG):
Utk memeriksa gelombang otak
SCREENING METABOLIC:
Memeriksa darah, rambut & feses utk melihat metabolisme
makanan di dlm tubuh & pengaruhnya pd tumbuh kembang anak.
Rancangan intervensi/terapi
TERAPI
Biomedis
Mengatur pola makan dengan cara:
- Tidak minum susu
- Tidak makan makanan mengandung tepung2an
- Tidak memakan makanan yg membuat anak alergi
( Tes rambut, feses & darah)
Metode lovaas (ABA)
- Dikenal dgn metode ABA (Applied Behavior
Analysis)
- Mengajarkan kedisiplinan kpd anak (behavior
modification).
- Kepatuhan dan kontak mata kunci utama metode
ini
TERAPI ( Lanjutan)
Okupasi
Memberikan aktivitas kepada anak
CONDUCT
DISORDER
DEFINISI CONDUCT DISORDER
• Mencuri secara sembunyi-sembunyi misalnya mengambil uang didompet orangtua, mengambil barang ditoko
secara sembunyi-sembunyi, pemalsuan dll
• Secara sengaja merusak barang milik orang lain (mencoret-coret dinding, mengores kendaraan dengan
benda tajam dll)
• Sering memanfaatkan orang lain dengan tujuan mendapat keuntungan atau menghindari kewajiban.
• Sering keluar pada malam hari tanpa tujuan yang jelas / nongkrong, walaupun dilarang orang tua.
• Attachment
Insecure attachment yang dimiliki anak dengan orangtuanya diyakini memiliki
hubungan terhadap masalah perilaku yang dialami anak, seperti membantah dan
melakukan kekerasan
• Family Discord
Perselisihan dalam keluarga merupakan sumber yang sangat potensial untuk
memicu perilaku antisosial pada anak, terutama pada anak laki-laki (Shaw et al.,
1994).
• (Kruttschnitt & Dornfeld, 1993) menyatakan Anak-anak yang mengalami
kekerasan dalam rumahnya juga memulai berperilaku “nakal” pada usia lebih awal
dan melakukan perilaku melanggar yang lebih serius
• Vaden-Kierman dkk (1995) menemukan fakta bahwa anak laki-laki yang tumbuh
tanpa figur seorang ayah dalam rumahnya lebih cenderung untuk memiliki
perilaku agresif dibanding anak laki-laki yang tumbuh dengan kedua orangtua yang
lengkap.
• Stres dalam keluarga juga meningkatkan kecenderungan anak mengalami CD
• Parent Psychopatology
Depresi yang dialami ibu juga dihubungkan dengan masalah perilaku pada anak,
sebagaimana juga yang terjadi pada penyimpangan-penyimpangan yang lain
(Cummings & Davies, 1994a)
• Harsh Parenting and the Intergenerational Transmission of Agression
Eron dan Huesmann (1990) melakukan penelitian selama 22 tahun, dengan
mengumpulkan data dari 82 partisipan ketika mereka berumur 8 dan 30 tahun,
sehingga dapat dikoleksi data dari orangtua mereka dan anak yang berumur 8
tahun tersebut.
Keterkaitan terhadap perilaku agresif yang erat sangat jelas terlihat antara
kakek/nenek, orangtua, dan anak-anak. Dipercaya karena adanya modeling.
• Parenting Inconsitency and
Lack of Monitoring
sebuah inkonsistensi campuran antara kekerasan dan juga
kelalaian
anak-anak yang mengalami CD dan Depresi menerima perawatan yang lebih tidak
memadai dari orangtuanya dibandingkan dengan anak-anak yang hanya mengalami
depresi.
THE SOCIAL CONTEXT
• pada anak usia pra-sekolah, dipercaya berhubungan dengan peer
rejection/penolakan oleh kawan sebaya.
• saat anak yang berperilaku agresif mungkin dikucilkan/ditolak oleh rekan-
rekannya yang berperilaku prososial, mereka condong untuk diterima di
kelompok teman sebaya yang antisosial yang dapat mentolerir atau memaklumi
masalah perilaku yang dialami.
• Menyebabkan anak menjadi lebih nyaman menghabiskan waktu dengan
kelompoknya tersebut
THE CULTURAL CONTEXT
• The Neighborhood
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang erat dengan kemiskinan dan
kekerasan lebih cenderung untuk mengembangkan perilaku antisosial dan CD
(Osofsky, 1995).
• Secara jelas, budaya geng pada daerah pelosok kota menyediakan alternative bagi
para pemuda yang mungkin berpikir harus bergabung untuk dapat “selamat”.
• Peneliti mengumpulkan data dari 294 anak laki-laki amerika ketrurunan afrika
dan juga yang berasal dari Amerika Latin, yang dipantau perkembangannya setiap
tahun selama 6 tahun.
• Hasilnya menunjukkan bahwa pengasuhan yang baik oleh orangtua dapat
menurunkan tingkat efek dari disorganisasi komunitas.
• Ethnicity
Pada anak-anak Amerika keturunan Afrika versus anak-anak Amerika keturunan
Eropa, ditemukan anak-anak Amerika keturunan Afrika lebih banyak yang tinggal
di kawasan yang terpisah (secara sosial), yang dicirikan dengan tingginya angka
kejahatan, kurangnya sumber-sumber penghidupan yang layak, dan juga
kemiskinan.
• School Environment
Ketika anak merasa dikucilkan di sekolahnya, baik oleh guru maupun oleh teman-
temannya, anak akan cenderung untuk meningkatkan perilakunya yang negatif dan
juga memiliki harapan juga kepercayaan yang rendah terhadap diri mereka sendiri
yang pada akhirnya membatasi diri mereka untuk dapat melakukan tindakan yang
prososial.
• Media Influences
studi laboratorium menunjukkan bahwa meningkatnya tontonan terhadap hal-hal
yang bersifat agresif dapat meningkatkan terjadinya perilaku agresif yang lebih
lanjut.
Anak-anak yang sering menonton adegan kekerasan di televisi pada saat sekolah
dasar akan lebih sering terlibat dalam hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas
dan kekerasan seperti orang dewasa.
• Sex Role Socialization
Cohen dkk (1996):
masculine socialization pada perkembangan perilaku agresi pria.
• Mereka menjelaskan bahwa etik maskulin bagi orang Amerika Selatan sebagai
suatu “culture of honor”/”budaya kehormatan” yang mengharuskan seorang pria
agar dapat menggunakan kekuatan fisiknya untuk mempertahankan dirinya dari
berbagai cercaan terhadap reputasi yang mereka terima.
• Diinterpretasikan sebagai hasil social learning
INTERVENTION
• Behavioral Approach: parent Management Training
• Terapis menerapkan suatu model yang aktif, praktis, dan berfokus pada
pendekatan memberi solusi.
PREVENTION
• Salah satunya adalah dengan cara mencegah bullying yang terjadi di sekolah yang
dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi perkembangan anak di sekolah (U.S.
Department of Education 2002).
• Keuntungan dari program tersebut adalah bahwa guru lebih dilatih untuk
mengimplementasikan dan dapat menyediakan penguatan pada saat pembelajaran
di kelas maupun ketika di lapangan bermain saat jam sekolah.