LABORATORIUM KULTUR TB
BSL-2
RENCANA KERJA & SYARAT TEKNIS
b. Ketentuan Teknis
(1) Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan,
Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
(2) Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
(a) Pintu masuk dan keluar
(i) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
(ii) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
(b) Lampu / penerangan
(i) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat penerangan buatan
yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-
gang.
(ii) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
(iii) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya apabila
lampu mati/pecah.
3. KEAMANAN
a. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah kerjanya
terutama mengenai:
(1) Kerusakan – kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja atau tidak
disengaja.
(2) Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/ salah.
(3) Kehilangan – kehilangan bahan, peralatan kerja.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih
lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian – kejadian seperti tersebut diatas, Kontraktor harus menyediakan
pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan yang cukup dimalam hari, pemagaran sementara
lokasi kerja dan lain sebagainya.
d. Karena area kerja juga melingkupi area luar/ eksterior bangunan maka kontraktor harus
memberikan pengamanan pada perimeter luar area kerja
4. JADWAL PELAKSANAAN
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Kontraktor dinyatakan sebagai pemenang Lelang,
atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana pembangunan, Kontraktor
harus segera membuat: Jadwal waktu (Time Schedule) serta papan contoh sampel material dan
bahan. Jadwal dan contoh tersebut setelah disetujui Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi
acuan dalam jadwal pelaksanaan dan jadwal pengadaan material.
5. GAMBAR KERJA
Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja adalah:
a. Gambar – gambar meliputi gambar arsitektur, gambar konstruksi, gambar instalasi listrik, gambar
perpipaan serta gambar – gambar perubahannya yang telah disetujui oleh Pengawas. Gambar –
gambar ini selain dari gambar – gambar yang dibuat Konsultan Perencana juga gambar – gambar
yang dibuat oleh Kontraktor (Shop Drawing) yang telah disetujui Pengawas dan Konsultan
Perencana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar yang
berlainan jenis dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman secara fungsi yang dipakai
pedoman adalah Gambar Arsitektur.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan sebagai
berikut:
d. Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
8. ALAT KERJA
a. Kontraktor harus menyediakan alat – alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempurna.
b. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi memerlukan peralatan
yang dimaksud, Kontraktor diwajibkan untuk menyingkirkan alat – alat tersebut dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan
bekas-bekasnya.
c. Disamping menyediakan alat – alat seperti tersebut diatas, Kontraktor harus pula menyediakan alat
bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu.
d. Kontraktor harus menyediakan alat – alat yang diperlukan untuk melaksanakan pengecekan
terhadap hasil konstruksi, testing dan commissioning.
9. TENAGA KERJA
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan selain bahan material dan peralatan adalah penyediaan
tenaga yang memiliki pengalaman dan direkomendasikan oleh produsen bahan material.
C. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan pekerjaan retrofit LABORATORIUM BIAKAN DAN
UJI KEPEKAAN (CDST) TUBERKULOSIS BSL2+, lengkap sesuai yang tertera dalam Gambar Pelaksanaan
serta Rencana Kerja & Syarat teknis.
2. Pelatihan tentang prinsip dasar dan praktik Biorisiko (Biorisk Principle & Practices Training) untuk
peserta maksimum 10 orang pengguna laboratorium
3. Sertifikasi Internasional (Biosafety Laboratory Certification) untuk fasilitas BSL-2+:
a. Review dokumen fasilitas (as-built drawing), peralatan utama (peletakan/instalasi, spesifikasi &
sertifikasi), dan administratif (hasil Testing & Commissioning, Biosafety Review).
b. Laporan akhir & penerbitan Sertifikat BSL-2+.
4. PEKERJAAN PENGUKURAN
a. Lingkup Pekerjaan termasuk di dalam lingkup pekerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan
pemasangan patok ukur
b. Bahan yang dimaksud adalah bahan untuk pemasangan patok ukur yang terdiri dari paku dan tali
serta peralatan ukur berupa pesawat ukur theodolite dan atau alat ukur lainnya
c. Pengukuran:
C. LAIN – LAIN
Berikut adalah deskripsi kewaspadaan yang harus diterapkan dalam proyek pembangunan.
A. PEKERJAAN NON-FINISHING
1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu lainnya yang dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Meliputi pekerjaan beton praktis (sloof kolom, ring, balok, neut kosen, ankur beton setempat, plat
meja serta seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar).
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan
dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan
untuk digunakan.
Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
(2) Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan – bahan organis, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBBI
1971.
(3) Koral Beton/ Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat – syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan lain, hingga
dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
(4) Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan – bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal
10.
Apabila kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan yang
resmi dan sah atas biaya kontraktor.
(5) Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/ lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih – serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi syarat – syarat PBI
1971.
Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
(6) Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
(a) Peraturan – peraturan/ standard setempat yang biasa dipakai
(b) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat –
alat bantu lainnya yang dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna..
(2) Pekerjaan meliputi pemasangan besi – besi angkur kosen, angkur tiang, plat beugel ranggak
atap (besi aisan), pembesian plat (meja dapur, tutup septictank, tutup bak, kontrol) serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Digunakan besi beton mutu U-24 dan besi plat ST.30. Diameter besi beton minimal 12 mm
atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Bahan harus bersih dari lapisan minyak/
lemak dan bebas dari cacat seperti serpih – serpih dan sebagainya.
(2) Penampang besi beton adalah bulat atau berulir dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
(3) Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu bahan yang digunakan ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya Kontraktor.
(4) Pengendalian pekerjaan ini harus memenuhi:
(a) Peraturan – peraturan/ standar setempat yaang biasa dipakai.
(b) Peraturaan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2).
(c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
(d) Ketentuan – ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (A.V) no. 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran negara No. 14571.
(e) Petunjuk – petunjuk dan peringatan – peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Pengawas.
B. PEKERJAAN DINDING
1. PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan pasangan blok beton ringan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui Pengawas.
Syarat – syarat batu bata harus memenuhi ketentuan – ketentuan dalam NI-10 & PUBI 1982
pasal 27 dan/atau SII-0021/SNI 15-2094-1991.
(2) Kekuatan minimum adalah 25 kg / cm.
(3) Batu bata / bata merah yang digunakan ukuran 5 x 10 x 22 mm dengan mutu terbaik, siku dan
sama ukuran, sama warna, sempurna pembakarannya serta disetujui Pengawas.
(4) Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kwalitas yang sama seperti
semen untuk pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan harus dari satu merk produk,
mutu I dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
(5) Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan
(6) P.U.B.B. - N.I. 3. pasal 14 ayat 2
d. PERLINDUNGAN
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung bila hujan, maka bagian atas
dinding tersebut harus dilindungi.
g. PEKERJAAN TAMBAHAN
(1) Perapatan.
Sambungan yang diekspos pada bagian luar kusen, pintu dan jendela harus diisi dengan akrilik
berbahan dasar selang plastik/sealant plastik elastik, bahan kompon tidak berwarna, seperti
yang ditetapkan dalam spesiflkasi. Bahan ini harus dipasang di tempat dengan menggunakan
tekanan tembak (pressure gun) secara efisien sesuai dengan tata cara pekerja. Semua
sambungan dan jarak yang dirapatkan harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipasang
kompon.
2. PEKERJAAN PLESTERAN
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding beton ringan, dilanjutkan plesteran kedap air
pada daerah toilet, serta seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen serta memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam NI-8 dan PUBI
1982.
(2) Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 dan PUBI 1982
(3) Air harus memenuhi NI - 3 pasal 10.
(4) Campuran (aggregate) untuk plester harus yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 4 1,6 - 2,0 mm.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Sistem partisi yang digunakan adalah gypsum board dry wall untuk area kantor dan gypsum
moistureshield untuk area Lab.
(3) Pekerjaan ini meliputi seluruh dinding ruangan, ketinggian partisi disesuaikan dengan yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Bahan rangka
(a) Rangka partisi Metal Furing dengan tebal 0,5 mm, terdiri atas Stud 75 mm, Head/ Floor
channel 75 yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
(b) Ukuran dan bentuk disesuaikan dengan gambar rancangan, shopdrawing harus dibuat dan
disetujui oleh Perancang atau Direksi Pengawas.
(2) Bahan penutup
(3) Gypsum board dengan ketebalan 12 mm.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan ini meliputi seluruh dinding ruangan, ketinggian partisi disesuaikan dengan yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Polyisocyanurate Panel PIR+ dengan ketebalan 50 mm.
(2) CRP Antibacterial Steel dengan ketebalan 0.60 mm.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang
disetujui Pengawas serta harus memenuhi NI- 8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
(2) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
(3) Kerikil/ split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79 / 0087-75 / 0075-75.
(4) Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303
dan ZS-3121/1974.
(5) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan: PBI 1971 (NI-2) PUBI
1982 dan (NI-8).
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat
– alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
(2) Pekerjaan ini dilakukan pada seluruh detail lantai yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang
disetujui Pengawas serta harus memenuhi NI- 8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
(2) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
(3) Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303
dan ZS-3121/1974.
(4) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan: PBI 1971 (NI-2) PUBI
1982 dan (NI-8).
c. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
(1) Bahan – bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh – contohnya kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
(2) Apabila dianggap perlu Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test – test laboratorium
yang dilakukan terhadap contoh – contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan
bahan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
(3) Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan sub lantai dan beton plat lantai,
telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
(4) Pekerjaan lantai screed dilakukan dibawah finishing lantai (diatas lapisan sub lantai dan diatas
beton plat lantai), dilakukan pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Pengawas.
(5) Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang memenuhi syarat-
syarat seperti yang telah ditentukan.
(6) Tebal adukan lantai screed minimal dibuat 3 cm atau sesuai detail yang ditunjukkan dalam
gambar, dari adukan 1 PC: 3 Psr Permukaan lantai screed harus betul-betul rata dengan
kemiringan sesuai ketentuan dan bebas cacat (retak – retak).
(7) Sebagai persiapan sebelum pekerjaan screeding dilakukan, alas/ dasar lantai harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregate muncul dan memberi ikatan yang
baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara
yang disetujui Pengawas. Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah
kering dilapis cairan semen (air semen) maksimum 20 menit, selanjutnya lapisan screed dapat
dilakukan.
(8) Untuk screeding daerah yang luas di atas 25 m2 mixing harus mengikuti syarat-syarat untuk
beton (Mechanical dan weight batcher harus digunakan).
(9) Pengecoran dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran mengikuti lajur selebar
3 m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh dilakukan 24 jam setelah lajur sebelahnya
selesai dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu dengan
air semen sebelum lajur sebelahnya dicor.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan lantai vinyl dan plint vinyl ini dilakukan pada seluruh detail lantai yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Perekat yang digunakan agar menggunakan jenis epoxy yang sesuai dengan anjuran produsen
vinyl.
(2) Bahan vinyl yang digunakan adalah jenis homogeneous vinyl sheet, for heavy traffic area, anti
chemical, anti bacterial, anti fungicidal, anti static dengan polyurethane (PUR) surface
treatment yang disetujui Pengawas / Konsultan Perencana.
(a) Memiliki ketebalan 2,0 mm
(b) Class 34-43
(c) K rating K5
(d) Fire rating Bn-s1
(e) Static electrical propensity <2kV
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan dan perawatan lantai floor hardener, yang
dilakukan sebagai finishing lantai yang ditunjukkan dalam gambar serta sesuai petunjuk
Direksi Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Bahan dari Non Metallic Floor Hardener, dari jenis natural aggregate mastercron (premixed),
warna natural, dilakukan secara monolithic, yang disetujui Direksi Pengawas.
(2) Kapasitas pemakaian bahan minimum 5 kg Non Metalic Floor Hardener untuk luas 1 meter
persegi lantai.
(3) Warna harus stabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan ringan, dapat
mencegah adanya/ terjadinya retak – retak pada permukaan lantai, tidak mudah kotor,
mudah dalam perawatan, dapat menahan kerusakan – kerusakan permukaan lantai, tahan
lama serta tidak licin.
(4) Pengendalian mutu bahan – bahan serta cara pengejaannya harus sesuai dengan syarat –
syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
d. PENGUJIAN
Setelah pekerjaan floor hardener selesai, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Pengawas sehingga pengujian bisa dilakukan terhadap hasil pekerjaan. Jika ada kerusakan yang
ditemukan dan harus diperbaiki, Kontraktor harus memperbaiki hingga mencapai mutu pekerjaan
seperti yang telah disyaratkan dalam buku ini tanpa adanya tambahan biaya.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan pintu besi termasuk kusen, angkur, engsel, lockcase, handle serta segala
perlengkapan daun pintu besi dan sealant yang diisyaratkan sesuai detail gambar yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
2. PEKERJAAN KACA
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kaca, cermin dan jendela kaca (frameless) yang diisyaratkan
sesuai detail gambar yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Bahan kaca untuk eksterior jendela kaca dan kaca mati menggunakan clear tempered float
glass 8mm thk, dari produk yang disetujui Pengawas.
(2) Bahan kaca untuk pintu panil HPL office area menggunakan clear 6 mm thk, dari produk yang
disetujui Pengawas.
(3) Kaca yang digunakan dari mutu AA, serta harus memenuhi persyaratan dalam PUBI-1982
pasal 63 dan SII 0189-78.
(4) Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
(5) Toleransi.
(a) Panjang dan lebar.
(b) Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm.
(c) Kesikuan.
(d) Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus, tolerannsi kesikuan maximum 1,5 mm per meter panjang.
(e) Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3 mm.
(6) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang – ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas
dari keretakan (garis – garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca), bebas
dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah keluar/ masuk), bebas dari
benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat garis timbul yang tebus
pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan,
bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang
mengalami kelainan kebeningan), bebas goresan (luka garis pada permukaan), bebas
lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan mencakup peralatan dan pemasangan semua perangkat keras untuk pintu dan
jendela yang diisyaratkan sesuai detail gambar yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar
dan/ atau yang disebutkan disini, sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Prosedur umum.
(a) Sebelum dikirim, contoh dan data teknis bahan dan komponen yang diusulkan disini harus
diberikan pada Pengawas untuk mendapat persetujuan.
(b) Berikan 3 rangkap schedule lengkap jumlah perangkat keras semua pintu dan jendela untuk
masing-masing set perangkat keras.
(c) Biaya penyediaan contoh adalah tanggung jawab kontraktor.
(d) Penggunaan dan penyimpanan.
(e) Perangkat keras harus dikirim ke lokasi proyek dalam bungkus asli bersegel. Masing – masing
artikel perangkat keras harus di- pak dalam kardus atau wadah lainnya, dapat diidentifikasi
secara benar dengan skedul perangkat keras permanen, dan harus disimpan di bawah
penutup di tempat bersih yang kering, bebas dari segala sesuatu yang dapat merusak.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan plafon insulasi ini dilakukan pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Rangka:
(a) Rangka menggunakan profil T aluminium.
(b) Dilengkapi dengan penggantung dan pengait yang terbuat dari bahan galvanis.
(2) Panel Expanded Polystyrene (EPS) Panel
(a) Memiliki ketebalan 100 mm
(b) Density 15 kg/m3
(c) Penutup besi fabrikasi 2 sisi dengan lapisan 0.6 mm TCT antibacterial polyester dan laminasi
0.15mm plastic film
(d) Tahan tekanan negatif -50 pascal
(e) Tahan beban tambahan 5kg/m2
(f) Aksesories: 2 pieces radius coving aluminium extrussion sebagai cornice.
F. PEKERJAAN PENGECATAN
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Persiapan permukaan yang akan diberi cat. Semua bahan cat harus dari penyalur yang
disetujui, serta disetujui oleh Pengawas. Pengerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-
petunjuk dari pabrik yang bersangkutan. Plamur serta cat dasar dipakai sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik catnya. Sebelum pengecatan, maka cat dalam kaleng arus diaduk
secara baik sebelum dituangkan dalam tempat cat yang disediakan.
(3) Pengecatan permukaan dengan bahan – bahan yang telah ditentukan. Khusus untuk dinding
luar, pemakaian plamur tidak dianjurkan, pemakaian plamur pada dinding luar seluruh
bangunan yang ditunjuk dalam gambar pelaksanaan hanya untuk meratakan permukaan
pengecatan setelah dinding telah dilakukan pengecatan. Tanpa petunjuk dari pabrik maka
penggunaan zat – zat pengering dan lain – lain tidak dibenarkan.
(4) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana/ Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Cat Acrylic Emulsion (125 mikron).
(a) Bahan cat untuk finishing dinding/ beton/ plafon interior selain area laboratorium.
(b) Warna: Akan ditentukan kemudian.
(2) Cat Weatherproof Emulsion (125 mikron).
(a) Bahan cat untuk finishing dinding/ beton bagian luar (exterior) jenis tahan cuaca dan anti
jamur.
(2) Jika masing – masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas / Konsultan Perencana,
bidang – bidang ini akan dipakai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan ini dilakukan pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Pengawas.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Digunakan bahan cat buatan dalam negeri yang bermutu baik yang disetujui Pengawas.
G. PEKERJAAN KHUSUS
1. PEKERJAAN WATERPROOFING
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan waterproofing ini dilakukan diatas permukaan dak beton dan meliputi
seluruh detail yang ditunjukkan oleh pengawas atau dinyatakan dalam gambar.
b. PERSYARATAN BAHAN
(1) Digunakan waterproofing yang disetujui Pengawas.
(2) Bahan harus memenuhi ketentuan dari Australian Standard for Metric Concrete Building
Block, AS 1500 - 1974, dengan berat jenis 2200 kg/m3
(3) Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 ayat 2.
d. METODE PELAKSANAAN
Uraian berikut memberikan gambaran mengenai prosedur yang harus dipenuhi untuk
pekerjaan Waterprofing dengan bahan Polymer Modified Camentitious Coating untuk
mendapatkan hasil yang dapat diterima dan meliputi:
(1) Persiapan Permukaan
(a) Permukaan kerja harus bersih padat dan bebas dari bahan penghambat kekuatan dengan
menggunakan alat mekanis antara lain Diamond Wheel Grinding atau sikat kawat.
(b) Kerusakan permukaan seperti honey – comb spalling dan retak harus diperbaiki terlebih
dahulu dengan metode yang sesuai.
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
(2) Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada:
(3) Pekerjaan yang menunjukkan potensi penetrasi atau penyerap kelembaban.
(4) Pemberian sealant sambungan sekeliling kusen pintu, jendela dan bukaan lainnya pada
dinding eksterior.
(5) Pemberian sealant sambungan pada pertemuan material yang berbeda.
b. STANDAR/ RUJUKAN
American Society for Testing dan Materials (ASTM).
c. PROSEDUR UMUM
(1) Contoh dan data teknis.
(2) Sebelum proses pengiriman, contoh dan data teknis semua kompon perapatan dan
penyegelan yang akan digunakan pada bangunan harus diberikan pada Engineer untuk
mendapat persetujuan.
(3) Penyimpanan.
(4) Semua bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam wadah / bungkus asli bersegel dan harus
disimpan di tempat bersih yang kering, dapat dikunci dan harus dilindungi dari hujan, kondisi
atmosfer dan segala sesuatu yang dapat merusak sesuai dengan rekomendasi produsen.
d. PERSYARATAN BAHAN
(1) Selain yang telah disebutkan, semua kompon perapatan harus berupa formula sealant silikon
bangunan atau setara yang sesuai dengan kelembaban atmosferik untuk menghasilkan karet
silikon koefisien rendah yang berdaya tahan dan fleksibel pada sambungan gedung.
(2) Perapatan kompon harus didisain cukup tahan cuaca untuk menghadapi kondisi lokal yang
memungkinkan property asli tetap terjaga setelah periode yang lama. Penambahan panjang,
peregangan, kekuatan tarik, kekuatan dan daya rekat tidak boleh berubah signifikan dengan
pertambahan usia atau kontak dengan cuaca luar.
(3) Bahan yang dipilih harus memiliki kemampuan yang terbukti untuk menahan kondisi yang ada di
lapangan dan dokumen garansi tertulis harus disediakan oleh produser kepada Pengawas
sebelum proses pemilihan bahan.
a. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup penyediaan dan pemasangan semua barang, artikel, perlengkapan dan
bahan – bahan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan/ atau seperti yang ditentukan dan
termasuk peraturan tenaga kerja dan kebutuhan insidental yang diperlukan untuk
menyelesaikan sistem untuk keberhasilan kerja.
b. STANDAR/ RUJUKAN
Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
c. PROSEDUR UMUM
(1) Contoh dan data teknis.
Sebelum pengiriman, contoh dan data teknis untuk aksesoris kamar mandi yang dimaksud harus
diberikan pada Konsultan Perencana/ Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Data harus
menunjukkan jenis, dimensi, warna dan data lainnya yang diperlukan untuk pemasangan.
d. PERSYARATAN BAHAN
(1) Wastafel
Wastafel harus jenis wall hung seperti tertera pada gambar: Rak harus dengkapi dengan plat
kromium dan lubang ulir dan perangkap dengan lengan penyambung yang diperlukan untuk
sambungan, penyangga berenamel putih dan satu plat krom dirantaikan pada sumbat karat.
(2) Bak cuci
Bak Cuci Laboratorium terbuat dari polypropylene, harus terdiri dari bak dengan drip pan dalam
ukuran seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dilengkapi dengan lubang air dan sumbat yang
dapat dilepas dan dibersihkan.
(3) Keran air
Keran air harus seperti yang ditetapkan dalam gambar.
a. LINGKUP PEKERJAAN
b. BAHAN
Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah plat besi (chekered plate) galvanis dengan
ketebalan 4 mm. Semua bahan baja yang dipergunakan harus sesuai dengan JIS G-3101, mutu
BJ-37 dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2. Semua bahan baja yang dipergunakan
harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi
lain sebelumnya. Untuk menghindarai goyangan akibat gempa serta tidak merusak dinding-
lantai eksisting maka pada pertemuan bidang baja dengan dinding- lantai menggunakan
bearing pad.
c. PELAKSANAAN
(1) Platform seluruhnya menggunakan bahan penutup lantai baru.
(2) Platform baru boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka baja lantai selesai dikerjakan,
dan telah diperiksa oleh Pengawas
(3) Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar kerja yang
menunjukan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah,
ukuran dan tempat-tempat baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk fabrikasi.
(4) Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja.
(5) Pemasangan platform harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga menghasilkan bidang
yang rata.
(6) Kelurusan
Toleransi dari kelurusan komponen tidak lebih dari yang disyaratkan dibawah ini:
(a) untuk kolom L/1000.
(b) untuk komponen lainnya L/500.
(7) Asesoris serta penutup akhir/awalan pasangannya harus menggunakan produk yang sesuai
dari produsen yang sama.
(8) Pengelasan
(a) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
(b) Semua pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi tanpa menimbulkan kerusakan
pada bahan bajanya.
(c) Elektroda las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari elektrode tersebut selama masa penyimpanan.
(d) Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari berbagai kotoran, cat, minyak, dan
karat.
(e) Setelah dilakukan pengelasan, sisa-sisa atau kerak harus dibersihkan dengan baik.
(9) Lubang-lubang baut
d. STANDAR / RUJUKAN
(1) American Society for Testing dan Materials (ASTM).
(2) British Standard (BS).
e. PROSEDUR UMUM
Brosur detail dan warna bahan yang diusulkan dari produsennya harus diberikan sebelum
pelaksanaan. Kegagalan yang dilakukan dapat menyebabkan penolakan bahan di lapangan dan
kegagalan memenuhi persyaratan program. Semua bahan harus berkualitas kelas pertama dan
memilki finishing berdaya tahan dan setidaknya setara persyaratan standar yang berhubungan.
f. MATERIAL
(1) Umum
(a) Semua material pelapis harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam jadwal dan
persyaratan yang disebutkan di sini.
(b) Semua bahan pengecatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan oleh
produsen yang sama, dan tidak boleh dicampur dengan cat dari sumber lain atau komposisi
yang tidak sama. Untuk tujuan pembuatan standar kualitas, lapisan metal yang disebutkan
disini setara dengan proses pengecatan colorbond atau setara.
g. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Umum
(a) Pelapis tersebut harus diaplikasikan pada permukaan baja seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau seperti yang ditetapkan oleh perencana/pengawas.
(b) Pelapis tersebut harus diaplikasikan setelah semua pekerjaan rangka baja selesai dibuat di
bengkel produsen pelapis metal tersebut.
(2) Metode Aplikasi.
Metode aplikasi pelapis metal ini harus sesuai dengan petunjuk dari produsen pelapis metal
tersebut atau dibuat di bengkel produsen metal tersebut.
A. PEKERJAAN FURNITURE
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Pembuatan meja laboratorium rangka besi.
(2) Pemasangan lapisan finishing dari phenolic resin.
(3) Perekat dan aksesorisnya.
d. PERSYARATAN BAHAN
Phenolic resin dengan ketebalan 16 mm atau ditentukan lain dalam gambar.
(1) Berat jenis > 1.350 kg / m3 sesuai ASTM-D 792-91
(2) Toleransi panel
Panjang maupun lebar – 0.0/+5 mm
Tebal + 0.7 untuk 16 mm, + 0.8 untuk 20 mm dan 25 mm
(3) Ketahanan pada pembakaran 180 derajat celcius sesuai standar EN 438, gloss 4, colour 4,
crack 5 (tidak mengalami perubahan).
(4) Modulus of elasticity > 9.000 N/mm2 sesuai ISO 178
(5) Tensile strength > 70 N/mm2 sesuai ISO 527.3
(6) Flexural strength > 100 N/mm2 sesuai ISO 178
a. LINGKUP PEKERJAAN
(1) Rak gantung dengan rangka besi dan plat besi powdercoating.
(2) Rak gantung – airtight passtrough box.
(3) Lemari gowning-locker
(4) Perekat dan aksesorisnya.
d. PERSYARATAN BAHAN
Spesifikasi ini agar dibaca bersama dengan Gambar dan Dokumen kontrak serta bagian lain dari
spesifikasi yang dianggap berkaitan satu sama lain. Kontraktor yang melakukan pekerjaan ini
bertanggung jawab dalam penyediaan tempat dan alat yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian, dan perawatan berbagai pekerjaan dengan baik.
(1) Dimensi
E. ALAT-ALAT SANITAIR
1. Peralatan Sanitair dan pemasangannya termasuk dalam scope pekerjaan sipil / finishing.
2. Joint dengan pipa-pipa air bekas menggunakan T - Y (Tee - Way).
F. INSTALASI LISTRIK
1. Instalasi Listrik yang dimaksud meliputi:
a. Instalasi Listrik untuk pompa filter, transfer dan clean water distribution / booster pump.
b. Instalasi Listrik untuk pompa penguras reservoir.
c. Instalasi Kontrol pompa - pompa.
2. Panel berisikan pengaman, tombol start/stop pompa dan kelengkapannya, seperti pilot lamp, dsb.
3. Kabel dari panel sampai ke pompa terlindung oleh pipa conduit PVC, dan sampai ke base plate pompa,
menuju terminal box pompa digunakan Flexible Conduit.
4. Kabel Power semuanya menggunakan NYY, untuk kabel kontrol digunakan NYM, pemasangan
mengikuti peraturan yang berlaku: PUIL, SPLN.
5. Pentanahan untuk pompa, sampai ke grounding electrode.
G. LAIN – LAIN
1. Masalah Ketidaksamaan Gambar Rencana, RKS dan BQ.
a. Jika Kontraktor menemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam gambar perencanaan,
spesifikasi teknis dan BQ maka Kontraktor wajib memberitahu kepada Pengawas secara tertulis
untuk mendapat penjelasan, dan memperoleh penyelesaian yang memadai.
b. Bilamana Kontraktor tidak melakukan review atas gambar rencana yang diterbitkan oleh Konsultan
Perencana, maka Kontraktor dianggap telah meneliti gambar tersebut dan tidak ditemukan hal-hal
yang patut mendapat penyelesaian lebih lanjut, sehingga bila kelak terjadi penyimpangan-
penyimpangan di dalam mutu pekerjaan yang dihasilkan, maka Kontraktor harus
menyempurnakannya atas beban Kontraktor sendiri.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan air
conditioning & ventilasi sesuai Gambar Rencana, RKS dan BQ dalam kontrak.
E. METODE KONSTRUKSI
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus mempersiapkan gambar-gambar kerja (shop drawing) dan
diajukan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui dan mengacu pada Gambar Kerja dan disiplin
lain untuk menentukan lokasi pemasangan bahan-bahan yang akan dipasang oleh Kontraktor.
2. Kontraktor harus mendapatkan informasi ini dari Pengawas Lapangan sebelum memulai pemasangan.
3. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ukuran ruang yang dibutuhkan dengan Kontraktor lain untuk
memastikan bahwa semua peralatan, pipa dan lainnya dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.
4. Semua perlengkapan alat kontrol dan lainnya sesuai yang dibutuhkan peraturan harus diadakan oleh
Kontraktor.
5. Semua peralatan sistem Tata Udara harus dipasang sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuatnya dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.
6. Peredam Getaran
Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (Vibration Damper) pada seluruh
peralatan yang menimbulkan getaran, Type harus disesuaikan dengan mesin yang bersangkutan
berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat.
7. Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung dan rangka penyangga (support), semua unit
yang dirakit di lapangan dan unit-unit yang diperlukan serta bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan cat dasar setelah itu difinishing sesuai dengan persyaratan dan warna yang dibutuhkan.
8. Kekedapan dari sistim ruangan, meliputi di dalamnya sambungan panel dinding, plafond, sistim jendela
dan kusen pintu, serta semua penetrasi ruangan yang disebabkan oleh pekerjaan lain seperti
armature mekanikal elektrikal wajib dibuktikan kekedapan dan konsistensi kekedapannya dengan Alat
Thermal Imajing dalam kondisi negatif pressure berfungsi. Sudut-sudut pertemuan wajib dbuktikan
kekedapannya dengan menggunakan smoke test. Segala ketidak konsistenan dari pekerjaan
pengedapan wajib diulang dan dibuktikan Kembali sebagai syarat dari kelulusan Biosafety Laboratory
Certification.
F. BAHAN-BAHAN
Semua peralatan Ventilasi dan Pengkondisian udara berikut aksesori harus baru dan berasal dari
kualitas terbaik, dan memenuhi standar yang berlaku dan berasal dari pabrik pembuat yang disetujui
H. PEKERJAAN PIPA
1. Lokasi, susunan dan ukuran pipa harus sesuai dengan Gambar Rencana, RKS dan BQ.
2. Pekerjaan pipa harus dibuat dan dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat dan
sesuai dengan yang dibutuhkan pada unit pengkondisian udara.
3. Penumpu dan Penopang
4. Kontraktor harus menyediakan penumpu untuk semua peralatan utama jika diperlukan. Penumpu dan
penopang yang terbuat dari rangkaian baja profil dengan dimensi yang sesuai, harus difabrikasi sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
5. Accessories Fitting dan Control dipasang sesuai dengan Gambar Rencana, RKS dan BQ dan sesuai
kebutuhan agar system pemipaan terpasang dengan lengkap dan berfungsi dengan baik.
6. Pipa pembuangan / drain dari AHU dan indoor unit ke saluran pembuangan, ukuran dan pemasangan
sesuai dengan Gambar Rencana, RKS dan BQ.
Pipa drain dan fitting-fittingnya menggunakan PVC Class AW, JIS K-1471-1975.
7. Pipa Refrigerant untuk Air Handling Duct Split AC dan Wall Split AC menggunakan phosphorous
seamless copper pipe/pipa tembaga sesuai standard pabrik.
8. Dimensi (diameter) dari pipa tembaga (Copper Tube) yang digunakan untuk masing-masing peralatan
baik liquid maupun gas side harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan pada unit AC atau
sebagaimana tertera dalam gambar rencana.
9. Untuk satu jalur pemipaan outdoor unit menuju indoor unit, pipa refrigerant gas dan liquid diikat
bersama dengan cable ties dan diberi label untuk kemudahan pada waktu perawatan.
10. Isolasi Pipa Chilled Water, Refrigerant dan Drain menggunakan isolasi dengan bahan Ethylene
Propylene Diene Monomer (EPDM) dengan ketebalan sesuai diameter pipanya (1/2” s/d 2”), density
2,7 lb/cmh, thermal cond 0,26 Btu/H-10oC.
11. Kekedapan dari sistim ruangan, meliputi di dalamnya sambungan panel dinding, plafond, sistim
jendela dan kusen pintu, serta semua penetrasi ruangan yang disebabkan oleh pekerjaan lain seperti
armature mekanikal elektrikal wajib dibuktikan kekedapan dan konsistensi kekedapannya dengan Alat
Thermal Imajing dalam kondisi negatif pressure berfungsi. Sudut-sudut pertemuan wajib dbuktikan
kekedapannya dengan menggunakan smoke test. Segala ketidak konsistenan dari pekerjaan
pengedapan wajib diulang dan dibuktikan Kembali sebagai syarat dari kelulusan Biosafety Laboratory
Certification.
K. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pekerjaan Elektrikal untuk System AC harus dipasang sesuai dengan yang dibutuhkan seperti kabel,
panel, alat-alat control agar seluruh System AC dapat berfungsi dengan baik dan sesuai spesifikasi dari
pabrik.
Pada panel-panel control HVAC sistem otomatis yang dilengkapi dengan interlock dan variable speed
drive untuk mengatur tekanan udara dalam zona laboratorium.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga berfungsi dengan
baik seluruh peralatan dibawah ini:
1. Panel-panel, sesuai gambar perencanaan.
2. Instalasi titik nyala lampu dan stop kontak berikut saklar sesuai gambar perencanaan, baik didalam
maupun diluar gedung.
3. Semua armature lampu, sesuai gambar perencanaan.
4. Instalasi Pentanahan untuk: - Semua titik nol dan badan panel. - Semua badan armature lampu. -
Semua titik arde stop kontak. - Semua badan pompa, exhaust fan dan peralatan lainnya. - Kerangka
bangunan dari baja.
5. Titik pentanahan tersebut diatas, dilaksanakan masing-masing secara terpisah.
6. Disamping itu Kontraktor harus juga melakukan:
a. Pengurusan permintaan sambungan daya kepada Pemberi Tugas, sebagai pihak yang akan
menyediakan daya listrik.
b. Masa pemeliharaan, antara serah terima pertama sampai dengan serah terima kedua.
c. Garansi dari Pabrik yang ada untuk peralatan akan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini meliputi hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:
1. Pengadaan dan pemasangan jaringan kabel data
2. Pengadaan dan pemasangan stop kontak/outlet untuk komputer
B. STANDAR / RUJUKAN
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
2. Peraturan Umum Instalasi Petir (PUIPP-1983).
3. International Standards Organization (ISO).
C. PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan, Data Teknik dan Daftar Bahan:
a. Kontraktor harus menyerahkan pengajuan persetujuan material kepada Pemberi Tugas sesuai
dengan ketentuan yang diatur pada tender dokumen.
b. Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa kembali atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
(Equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan Kontraktor harus segera
menghubungi Pemberi Tugas untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran dan pemilihan kapasitas Equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan Pemberi Tugas apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Untuk itu pemakaian material dan equipment harus mendapat persetujuan Owner.
2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat dahulu Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diajukan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan.
b. Dalam membuat Gambar Detail Pelaksanaan dan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
bekerja sama dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
c. Gambar Kerja (Shop Drawing) harus menunjukkan tata letak dari peralatan, diagram pengkabelan,
instalasi, jalur kabel, titik penomoran pada sambungan-sambungan. Pemasangan harus
dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi setempat di lapangan.
D. PERSYARATAN LAINNYA
1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian baik dari segi besaran/jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.
2. Dalam pemilihan jenis produk, Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara.
Alternatif jenis produk yang diajukan tersebut harus mendapat persetujuan dalam bentuk tertulis dari
Pengawas Lapangan.
3. Owner harus dibebaskan dari pembelian hak cipta dan lain-lain. Owner bebas dari segala klaim atau
tuntutan hak khusus dan hak lainnya untuk segala macam bahan yang diadakan.
4. Pada waktu pengadaan bahan dan pemasangan instalasi sistem jaringan computer, Kontraktor wajib
mengadakan koordinasi dengan Kontraktor pekerjaan lain yang mungkin bekerja di lokasi yang sama
dan atas petunjuk Pengawas Lapangan.
F. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Kabel Data
Semua komunikasi data pada sistem jaringan computer menggunakan kabel data tipe UTP cable 4
pairs category 6 buatan “Systimax”, Belden, AMP, LG atau yang setara.
2. Switch Hub & Peralatan Utama
Mengikuti gambar perencanaan dari konsultan.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga berfungsi dengan baik
seluruh peralatan dibawah ini.:
1. Instalasi titik telepon antara CTB sampai kesemua outlet telepon, sesuai gambar rencana.
2. Handset Telepon.