CASE REPORT
PENYUSUN:
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
2
LAPORAN KASUS
Oleh
Mutiara Azzahra (J510215350)
Telah diajukan dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Hari
Pembimbing :
Dipresentasikan dihadapan:
2023
3
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Segulung
Status perkawinan : Belum Menikah
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 30 Januari 2023
Tanggal Pemeriksaan : 30 Januari 2023
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Darah Lengkap
Hemoglobin 12,8 L 13,2-17.3 g/dL
(HGB)
Eritrosit (RBC) 4,98 4,4 – 5,9 10˄6/μL
Leukosit (WBC) 18,18 H 4.1 – 10,9 10˄3/μL
Hematokrit 38,4 36,0 – 56,0 %
Trombosit (PLT) 212 150 -450 10˄3/μL
MCV 77,2 L 80,0 – 100,0 fL
7
Glukosa drip
IMUNOLOGI
HBsAg Non reaktif COI < 0.9 : Non Reaktif mg/dL
COI >= 0.9 - <1.0 :
8
Borderline
COI >=1.0 : Reaktif
KIMIA KLINIK
Ureum 44,31 10-50 mg/dL
C. Foto Thoraks
Keterangan :
- Sinus phrenicocostalis kanan dan kiri tajam
- Peningkatan corakan bronkovaskuar
- COR normal tidak terdapat cardiomegali
9
D. CT-Scan Kepala
Keterangan :
Gambar 2. operasi
13
Diagnosis Kerja :
Tindakan :
Infus PZ
P
Injeksi Ceftriaxon 2x1gram
Injeksi Ketorolac 3x1amp
Injeksi Ranitidin 2x1amp
Injeksi Asam tranexamat
3x1amp
Injeksi Manitol 4x100 mg
Hemiparese sinistra
A
Infus D5 ½ NS 50
P
Injeksi Ceftriaxon 2x1gram
Injeksi Ketorolac 3x1amp
Injeksi Dexamethason 3x1amp
VIII. POMR
Planning Planning
Assessme-
Problem Diagnosi Planning Terapi Monitorin
nt
s g
Anamnesis : ICH Medikamentosa ● Monitor
Seorang pasien Temporop -Infus PZ ing TTV
rujukan dari RSUD arietal -Inj. Ceftriaxon
●
Dolopo pada Senin DEXTRA 2X1gr
17
Pemeriksaan fisik :
-KU : Penurunan
kesadaran
-GCS : E3 V4 M5
Pemeriksaan
penunjang :
Ct scan kepala:
-Terdapat
pergeseran midline
shift ke sisi kiri
9mm
- Terdapat lesi
hiperdens pada
intracerebral
temporoparietal
dextra volume
61cc
19
BAB II
PEMBAHASAN
membesarnya hematom
b. Pola pernapasan dapat secara progresif abnormal
c. Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan TIK
d. Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan
gerakan motorik dapat timbul segera atau secara lambat.
e. Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal
4. Penegakkan diagnosis
Cara yang paling akurat adalah dengan CT Scan, tetapi alat seperti ini
membutuhkan biaya yang besar sehingga diagnosis ditegakkan atas dasar
adanya kelumpuhan gejala yang dapat membedakan manifestasi klnis
antara perdarahan infark.
5. Tata Laksana
intracerebral hematoma mungkin menjadi fatal dibandingkan stroke
ischemic. Perdarahan tersebut biasanya besar, khususnya pada orang yang
mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. Mereka yang bertahan
hidup biasanya Kembali sadar dan beberapa fungsi otak bersamaan
dengan waktu. Meskipun begitu, kebanyakan tidak sembuh seluruhnya
fungsi otak yang hilang.
Pengobatan pada ICH berbeda dari stroke iskemik. Antikoagulan (seperti
warfarin dan heparin), obat-obatan trombolitik, dan obat-obatan
antiplatelet (seperti aspirin) tidak diberikan karena membuat perdarahan
makin buruk.
Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan
tekanan di dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan
hidup, jarang dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak.
Pengangkatan penumpukan darah bisa memicu perdarahan lebih,
kerusakan otak lebih lanjut bisa menimbulkan kecacatan yang parah.
Meskipun begitu, operasi inio kemungkinan efektif untuk perdarahan
pada kelenjar pituitary atau pada cerebellum. Pada beberapa kasus,
kesembuhan yang baik mungkin terjadi.
22
DAFTAR PUSTAKA