Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PEMANFAATAN PUDING JERUK UNTUK PEMENUHAN GIZI ANAK MELALUI


MEDIA POSTER DI DESA SUNGAI LANGKA KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2022

DOSEN PENGAMPU : Nova Muhani, S.ST, M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1) AULYYA RAHMAH 19410006


2) IDA MAYA MEIKA SARI 19410019
3) ROHMAN DAKA 19410027
4) YOLANDHA ADINDA PRATIWI 19410033
5) RENA OKTAVIA RUDI 21410037P

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya, pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan baik dan laporan
kegiatan dapat tersusun. Keberhasilan ini juga didukung oleh berbagai pihak, oleh karena itu
melalui kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada kepala Puskesmas Bernung
Kabupaten Pesawaran dan Ibu Nova Muhani, S.ST., M. Kes selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Teknologi Tepat Guna yang telah memberikan dukungan penuh serta
saran-saran yang baik sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
Demikian laporan ini kami buat semoga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Juni 2022

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
METODE..............................................................................................................................................5
HASIL...................................................................................................................................................7
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................10
DAFTAR REFERENSI.......................................................................................................................11

2
PENDAHULUAN

Kejadian balita pendek atau yang biasa disebut dengan stunting masih menjadi permasalahan
gizi di masyarakat baik di tingkat nasional maupun internasional. Stunting merupakan suatu
kondisi dimana terjadi status gizi yang mengalami kekurangan yang berkepanjangan. Hal ini
terjadi pada masa periode selama pertumbuhan dan perkembangan di awal kehidupan. Salah
satu indikator status gizi bayi lahir adalah panjang badan waktu lahir disamping berat badan
waktu lahir. Panjang bayi lahir dianggap normal antara 48 – 52 cm. Stunting adalah suatu
bentuk gangguan pertumbuhan linear yang terjadi terutama pada anak-anak. Stunting juga
merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. (Rahmadi Antun, 2016)

Faktor dari penyebab terjadinya stunting, diantaranya penyebab yang berasal dari ibu.
Biasanya terjadi status gizi ibu yang buruk pada saat kehamilan, pola asuh pada anak yang
kurang baik terutama pola asuh pemberian makan, ibu yang pada masa remajanya kurang
nutrisi sehingga dapat menyebabkan melahirkan BBLR. Faktor lainnya seperti jarak
kelahiran anak yang pendek, perekonomian yang rendah, pekerjaan, rendahnya akses ke
pelayanan kesehatan, akses sanitasi dan air bersih, dan laktasi pemberian ASI Eksklusif akan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh anak. (Komalasari, Supriati, Sanjaya, &
Ifayanti, 2020)

Dalam menuntaskan permasalahan stunting dari aspek perbaikan gizi, maka inovasi kearifan
pangan lokal dapat digencarkan. Potensi kearifan pangan lokal dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya, seperti tanaman dan produk hewani yang ada untuk membuat
makanan bergizi bisa diterapkan khususnya untuk anak-anak, ibu hamil. Adapun makanan
lokal seperti coklat, salak, jeruk dan sebagainya.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan, angka kasus stunting di


Indonesia mencapai 24,4 persen. Artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting.
Pada 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,7 persen. Jika dibandingkan dengan data
tahun 2020 sebesar 26,92 persen, angka tersebut mengalami penurunan. Untuk provinsi
Lampung, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), tahun 2021 sebesar 18,5 persen
angka tersebut mengalami penurunan dari tahun 2019 sebesar 26,26 persen.

3
Berdasarkan data Puskesmas Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran diketahui angka
kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun sebanyak 32 kasus diantaranya 13 (41%) anak
laki-laki dan 19 (59%) anak perempuan. Menurut data status gizi balita tahun 2019, dengan
kejadian stunting menduduki urutan pertama yaitu Puskesmas Gedong Tataan yaitu sebanyak
377 kasus, urutan kedua yaitu Puskesmas Hanura sebanyak 298 kasus, dan urutan ketiga
yaitu Puskesmas Roworejo sebanyak 274 kasus. Sedangkan Puskesmas Bernung Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran terdapat 5 balita yang menderita stunting dengan 1
perempuan dan 4 laki-laki dengan rata-rata berat badan 7,36 kg dan dengan tinggi rata-rata
69,4cm.

Desa Sungai Langka yang terletak di wilayah kerja Puskesmas Bernung terdapat kasus
stunting, dimana desa tersebut penghasil buah-buahan terutama jeruk. Buah-buahan yang
dihasilkan dari desa tersebut tidak terlihat produksi rumah tangga yang mengolah makanan
dari buah-buahan. Perlu dilakukan pengabdian masyarakat yang melibatkan partisipasi
masyarakat, ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dan balita, tokoh masyarakat (Toma), tokoh
agama (Toga), petani, kader, UKBM dan pakar gizi untuk turut serta mengolah makanan
sehat dengan memanfaatkan kearifan lokal untuk pencegahan stunting.

Puding adalah sejenis makanan terbuat dari pati, yang diolah dengan cara merebus, kukus,
dan membakar (boiled, steamed, and baked) sehingga menghasilkan gel dengan tekstur yang
lembut. Pati dalam hal ini dapat berupa agar-agar (atau pun bahan dasarnya seperti gum arab,
rumput laut karagenan dan lain-lain), tepungtepungan atau hasil olahannya seperti roti, cake
dan lain-lain. Puding merupakan salah satu jenis hidangan penutup atau sebagai makanan
pencuci mulut (dessert) yang pada umumnya disajikan pada akhir suatu jamuan makan.
Sebagai makanan penutup, puding banyak diminati karena rasanya yang manis dan
teksturnya yang lembut (Akmaliyah, 2018).

Puding adalah jenis kue yang berasal dari adonan cair maupun setengah padat, yang dimasak
dan kemudian dibekukan dalam cetakan berbagai ukuran. Puding dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai cara seperti, puding dapat dibagi berdasarkan
cara penyajiannya yaitu puding yang disajikan dengan daging seperti Yorkshire yaitu puding
yang dibakar bersama daging dan Sussex yaitu puding yang diisi dengan daging. Sering juga
puding itu dinamakan berdasarkan warna saos yang dipergunakan seperti black puding,
chocolate puding dan white puding. Puding dapat disajikan dalam ukuran kecil mupun besar
dan dalam keadaan panas ataupun dingin.
4
Pada umumnya penyajian puding dilengkapi dengan saus seperti custard sauce, fruit puree,
es, sirup, dan vanilla sauce. Dan puding dapat dikategorikan menjadi 5 jenis yaitu :
a) Puding buah, buah-buah segar ternyata juga bisa dipadukan dengan puding manis. Bahkan
kebanyakan orang juga sangat menikmati puding buah ini karena rasanya begitu bervariasi
dan mampu menggugah selera untuk menyatapnya kembali. Dalam pembuatanya yakni
dengan menata buah-buah segar diatas adonan puding yang sudah membeku atau bisa
mencampurkan irisan buah segar kedalam puding ketika masih panas dan kemudian
memasukkanya ke lemari pendingin (Anonim, 2015b). Dan ada puding yang dibuat dari
sari buah yang sebelumnya buah tersebut di blender lalu di saring untuk mendapatkan sari
buahnya lalu dicampurkan dalam adonan puding dan kemudian dimasukkan kedalam
cetakan kemudian di masukkan ke dalam lemari pendingin.
b) Puding agar-agar, Puding agar-agar terbuat dari agar-agar dan disajikan dingin karena
harus dibekukan terlebih dahulu dalam lemari es. Puding agar-agar dibuat dengan
mencampur agar-agar bersama susu, tepung maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar
sering dihidangkan dengan saus yang disebut vla.
c) Puding rebus, Puding ini menggunakan teknik rebus, karena dalam pembuatan
menggunakan bahan pati jagung yang membutuhkan proses perebusan agar dapat
mematangkan pati dan membuat pati menjadi kental. Bahan-bahan dalam pembuatan
puding rebus adalah susu, gula, essence dan bahan pengental. Cara penyajiannya dapat
dicetak dalam cetakan besar atau cetakan kecil.
d) Puding panggang, Puding panggang menggunakan teknik olah panggang dengan bantuan
oven. Teknik olah panggang dalam pembuatan puding ini sangat penting karena akan
membentuk tekstur yang lembut, lembab dan halus, jika hanya dipanggang saja akan
membuat puding menjadi kering dan berkerak.
e) Puding kukus, Puding ini menggunakan teknik kukus. Tekstur puding ini sangat berat dan
penuh dengan isi dan disajikan hangat, oleh karena itu bagi bangsa Eropa puding ini hanya
dibuat dan dihidangkan pada musim dingin saja (Anonim, 2013). Karakteristik Puding
Salah satu makanan yang terbuat dari rumput laut adalah agar-agar, diolah dengan cara
penambahan air dan gula sehingga menghasilkan gel dengan tekstur lembut yang disebut
dengan puding. Puding biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau disebut juga
sebagai makanan pencuci mulut. Puding merupakan pangan instan karena proses
pengolahannya yang praktis. Pangan instan merupakan bahan makanan yang dipekatkan
atau berada dalam bentuk konsentrat. Cara menyiapkan pangan berbentuk instan hanya
dengan menambah air (panas/dingin) sehingga siap disantap.

5
METODE

1. Survey Kelompok Sasaran


Pada tahap pertama melakukan identifikasi sasaran primer yang akan diintervensi yaitu
ibu yang memiliki bayi dan balita terkait karakteristik demografi, jumlah dan sebaran
tempat tinggal.

2. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini yang termasuk, adalah :
a. Analisa kebutuhan masyarakat/Need community
Pada tahap ini data yang dibutuhkan adalah :
1) Karakteristik demografi (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pengetahuan,
ibu yang memiliki bayi dan balita).
2) Identifikasi kearifan lokal dari bahan makanan yang dihasilkan Desa Sungai Langka
serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan.

b. Perencanaan Intervensi
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan dilakukan dengan pendekatan
eksperimen lapangan.

Mahasiswa sebagai
fasilitator

Membangun
komitmen ibu yang Intervensi Makanan
memiliki bayi dan Sehat dengan
balita Memanfaatkan Kearifan
Lokal

Partisipasi dan
Masyarakat Mandiri
dalam pola makanan
sehat dari pemanfaatan
kearifan lokal

6
c. Implementasi
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat sesuai dengan perencanaan kegiatan
pengabdian yang telah dirancang.

d. Monitoring dan Evaluasi


Setiap tahap kegiatan akan dilakukan monitoring sesuai dengan target yang telah
disusun. Sedangkan untuk evaluasi yang akan diukur adalah :
1) Partisipasi masyarakat terutama ibu yang memiliki bayi dan balita.
2) Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan balita terkait pemenuhan gizi anak
untuk pencegahan stunting dengan menyebarkan poster yang berisi informasi
tentang manfaat olahan puding jeruk yang kami bagikan.

3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Tahap pelaksanaan dari kegiatan ini adalah melakukan Intervensi terkait Kearifan
Lokal (Tanaman lokal) yang terdiri dari :
1) Identifikasi permasalahan di daerah setempat.
2) Identifikasi analisis SWOT.
3) Identifikasi potensi alam yang ada.
4) Melakukan inovasi pembuatan olahan puding jeruk.
5) Merancang desain poster yang memuat informasi terkait manfaat olahan puding
jeruk.
6) Membagikan olahan puding jeruk beserta poster ke ibu-ibu yang memiliki bayi
maupun balita.

7
HASIL

Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat di Desa Sungai Langka Tahun 2022,


didapatkan bahwa terdapat kasus stunting. petugas promosi kesehatan yang memegang
program stunting telah melakukan penyuluhan ataupun edukasi secara rutin ke masyarakat,
hal ini mengakibatkan berubahnya pengetahuan di masyarakat terkait pencegahan dan bahaya
dari stunting yang dialami oleh balita. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
mengungkapakan bahwa pemegang program stunting memiliki pengaruh yang cukup penting
karena menjadi indikator dalam mempengaruhi masyarakat untuk mencegah stunting.
Dari beberapa faktor kesenjangan yang terjadi peneliti membuat analisis pemecahan
masalah melalui fishbone yang terdiri dari akar masalah yaitu stunting pada balita dengan
analisis :

 Metode : Kurangnya sosialisasi ke masyarakat dan media penyuluhan kurang menarik.


 Manusia (Man) : Tidak memanfaatkan hasil dari olahan lokal secara maksimal.
 Sarana/ Prasarana : Kurangnya pelatihan kader posyandu, belum ada desain poster
terkait pemanfaatan puding jeruk untuk pemenuhan gizi anak.
 Lingkungan : Masyarakat lebih condong ke obat-obatan tradisional dan warung.

Berdasarkan akar pemecahan masalah yang telah dianalisis, didapatkan hasil bahwa
pemecahan masalah terpilih yaitu penyebaran poster terkait pemanfaatan puding jeruk untuk
pemenuhan gizi anak. Pemecahan masalah tersebut diambil berdasarkan hasil wawancara
yang mengungkapkan bahwa belum terdapat adanya desain leaflet maupun poster terkait
diare balita. Penulis berangggapan bahwa leaflet yang di bagikan ke masyarakat dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pencegahan dan bahaya stunting bagi balita.
Sehingga dalam hal ini peneliti mengambil satu prioritas pemecahan masalah yaitu dengan
mendesain poster yang berisikan informasi terkait pemanfaatan puding jeruk untuk
pemenuhan gizi anak yang kemudian di bagikan ke 6 ibu-ibu yang memiliki 1 bayi dan 5
balita pada hari Selasa, 28 Juni 2022 pukul 13.00 s.d selesai.

8
Gambar kegiatan pembagian puding jeruk terkait pemenuhan gizi anak dengan
menggunakan media poster

9
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sungai Langka Kabupaten


Pesawaran pada Hari Selasa, 28 Juni 2022. Kegiatan tersebut meliputi : Pembagian olahan
puding jeruk dan poster yang berisikan informasi tentang manfaat olahan puding jeruk
tersebut. Dengan target sasaran yaitu 1 bayi dan 5 balita di Desa Sungai Langka Kabupaten
Pesawaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait pemenuhan gizi
anak melalaui potensi alam yang ada di Desa Sungai Langka.

Jeruk merupakan salah satu potensi alam yang ada di daerah setempat, buah ini kaya akan
manfaat yang dapat membantu dalam pemenuhan gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak.
Puding selain kaya akan serat juga salah satu makanan yang digemari anak-anak selain
rasanya yang main puding juga memiliki tekstur yang kenyal dan mudah dikonsumsi oleh
anak-anak.

SARAN
Melalui laporan ini penulis memberi saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan puskesmas bernung dalam menanggulangi masalah stunting yaitu :
a) Meningkatkan penyuluhan kesehatan khususnya tentang upaya stunting kepada
masyarakat.
b) Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya pencegahan stunting.
c) Puskesmas bernung diharapkan tetap memberikan informasi dan dukungan kepada
masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.
d) Untuk masyarakat diharapkan lebih meningkatkan kemauan untuk pencegahan stunting.

10
DAFTAR REFERENSI

Arifin, S. et al. (2013) ‘Buku Dasar-dasar Manajemen Kesehatan’, Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.
Darni, J. (2020) ‘Pengaruh Pemberian Edukasi Komik Isi Piringku Terhadap Pengetahuan
Dan Asupan Lemak Pada Anak Gizi Lebih’, 4(1), pp. 7–15.

Effendi, U. etc (2014) ‘Usman Effendi, Asas Manajemen, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2014), hlm. 3. 19’, Asas Manajemen, pp. 23–77.

Akmaliyah, M. (2018). Pemanfaatan buah jeruk Menjadi Puding. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Komalasari, K., Supriati, E., Sanjaya, R., & Ifayanti, H. (2020). Faktor-Faktor Penyebab
Kejadian Stunting Pada Balita. Majalah Kesehatan Indonesia, 1(2), 51–56.
https://doi.org/10.47679/makein.202010

Rahmadi Antun. (2016). Hubungan Berat Badan dan Panjang Bandan Lahir dengan Kejadian
Stunting Anak 12-59 Bulan di Provinsi Lampung. Jurnal Keperawatan, 12(2), 209–
2018.

11

Anda mungkin juga menyukai