Judul Proyek : Pengelolahan Kopi yang Berkualitas dan Bersertifikat Meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui transformasi biji kopi mentah menjadi kopi dengan kemasan No.- Nama: M. ALIP menarik dan berkualitas serta Tersifikasi izin dari PIRT.
B. Masalah C. Solusi yang Ditawarkan E. Bentuk Kegiatan F. Stakeholder / Mitra H. Tantangan
• Menyusun tim petani yang • Pemerintah desa • Kualitas Biji Kopi. • Bagaimana mengubah biji • Dengan mengubah biji kopi terampil dan terlatih sikabu munto. • Infrastruktur dan kopi mentah menjadi kopi mentah menjadi kopi siap saji dalam pemetikan biji kopi. • Pemerintah nagari. Peralatan. dengan kemasan menarik yang memiliki kemasan • Memilih lokasi dan waktu • Masyarakat lokal. • Sertifikasi dan Regulasi. dan berkualitas? menarik dan sertifikat izin dari yang tepat untuk memetik • Pengemasan dan • Bagaimana mendapatkan PIRT, kita dapat menciptakan biji kopi yang matang. Pemasaran. sertifikasi izin dari PIRT agar peluang bisnis yang • Petani memanen biji • Permodalan. produk kopi dapat dipasarkan menguntungkan di industri • Biji kopi yang baru dipetik secara legal dan aman bagi kopi. Ini akan berdampak kemudian dikumpulkan konsumen? positif pada perekonomian • Biji kopi yang sudah • Bagaimana meningkatkan lokal dan menciptakan dipetik akan dibawa ke nilai tambah dan daya saing lapangan kerja baru. tempat pengolahan. produk kopi Indonesia melalui D. Sasaran/ Penerima Manfaat • Setelah itu, kulit dan G. Waktu & Lama Proyek I. Biaya yang Dibutuhkan transformasi biji kopi menjadi • 50 penduduk usia produktif daging buah dihilangkan • Anggaran yang diajukan ke kopi dengan kemasan (remaja) menganggur di dengan mesin pengupas Bulan September – PFmuda: Rp. 48.450.000 menarik dan nagari Amping Parak atau penggiling kopi. Desember 2023 (4 bulan) • Swadaya/ Iuran dari Tim bersertifikasi PIRT? Timur. • Biji kopi yang sudah Pengusul: Rp. 2.000.000 dikupas dan dipanggang Total : Rp. 50.450.000 kemudian digiling menjadi bubuk kopi. • J. Hasil Kegiatan Proyek Sosial K. Dampak dari Hasil Kegiatan • Terlaksananya pengembangan produk kopi yang • Penurunan jumlah penduduk usia produktif yang menganggur hingga 70% di Nagari Amping Parak berkualitas di Nagari Amping Parak Timur Timur. • Terbentuknya kemasan kopi dengan dilengkapi PIRT. • Peningkatan pendapatan anggota kelompok usaha dari yang sebelumnya rata-rata Rp500.000,- per bulan (buruh atau serabutan) menjadi hingga Rp2.500.000,- (80%) • Terciptanya penggilingan kopi bisa dilakukan sendiri, sehingga akan menciptakan lapangan L. Gambaran Bentuk Keberlanjutan Pasca Proyek kerja melalui UMKM. • Untuk mengoptimalkan pengelolaan kopi lokal di Nagari Amping Parak Timur. • Proyek ini akan melibatkan mini market lokal sebagai saluran distribusi utama, dengan fokus pada pengemasan produk kopi dari yang tidak memiliki kemasan menjadi produk dengan kemasan yang menarik. •
*Modifikasi dari Business Model Canvas (BMC) Alexander Osterwalder