Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 1.4 CALON GURU PENGGERAK

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6

NAMA : ASIARTY MUSLIM,S.Pd

SDN 55/1 SRIDADI KECAMATAN MUARA BULIAN

KABUPATEN BATANG HARI PROVINSI JAMBI

PENGAJAR PRAKTIK FASILITATOR

BAPAK SAPARUDIN,S.Pd BAPAK AHMAD YANI,M.Pd


Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah Melimpahkan nikmat berupa
kesehatan sehingga sampai saat ini saya masih dapat mengikuti tahapan seleksi guru penggerak
Angkatan 6 dengan baik.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan
yang sampai saat ini kita rasakan semoga kita selalu mendapat syafa’atNya di yaumil akhir nanti.
Amin.
Selanjutnya Ucapan terima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi membantu dan
mendukung saya dalam kegiatan ini, bapak ibu Tim Dari BGP, Bapak Ibu Instruktur, Bapak
Fasilitator (Bapak Ahmad Yani, M.Pd), Bapak Pengajar Praktik (Bapak Saparudin, S.Pd) Kepala
Sekolah, Rekan-rekan Guru, dan Siswa-siswa saya.
Kritik saran dan masukan dari semua yang terlibat alam penyusunan repleksi ini sangat
saya harapkan. Agar dapat menerapkan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
dengan baik di sekolah. Mudah-mudahan rahmat dan Nikmat tetap terlimpahkan sampai kegiatan
ini berakhir.Amin.

Penulis
Calon Guru Penggerak Angkatan 6

ASIARTY MUSLIM,S.Pd.
1. Peristiwa (Facts)
Pada modul saya memikirkan kembali kebutuhan-kebutuhan dasar yang sedang dibutuhkan seorang
murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas, serta strategi apa yang perlu diterapkan yang
tetap berpihak pada murid. Selanjutnya saya mengeksplorasi suatu posisi dalam penerapan disiplin,
yang dinamakan 'Manajer' serta bagaimana seorang 'Manajer' menjalankan pendekatan disiplin
yang dinamakan Restitusi. Di sini saya mendalami bagaimana pendekatan Restitusi fokus untuk
mengembangkan motivasi intrinsik pada murid yang selanjutnya dapat menumbuhkan murid-murid
yang bertanggung jawab, mandiri, dan merdeka. Pada tugas mempraktekkan penyusunan
keyakinan kelas/sekolah di kelas perlu kepiawaian guru untuk mengelola kelas agar tujuan untuk
membuat keyakinan kelas mengarah pada keyakinan kelas bukan malah terbentuk peraturan. Selain
itu kemampuan guru untuk mengarahkan arah pembicaraan ke keyakinan kelas butuh perencanaan.
Kalau spontanitas atau tidak terkonsep akan terbentuk keyakinan kelas yang kurang mengcover
semua bentuk disiplin positif dalam lingkungan sekolah. Pada tugas membuat aksi nyata berupa
desiminasi pemahaman dan  penerapan budaya positif ke rekan sejawat, disini banyak ilmu yang
saya dapatkan; (1) bagaimana prosedur untuk menyelenggarakan acara di sekolah. Dari perizinan,
menyebarkan informasi, bagaimana mengundang orang lain agar mau dan berminat dalam acara
yang kita buat, bagaimana membuat persiapan materi agar diminati audien. (2) Pada saat tampil
memaparkan materi. Bagaimana tampil dihadapan audien dengan menggunakan kompetensi
andragogi, bagaimana tampil menarik agar audien andragogi larut dalam acara kita , (3) bagaimana
mendokumentasikan acara dengan durasi diatas 60 menit ditengah kondisi alat perekam yang
minimalis.  (4) perlunya membina jaringan dengan rekan kerja daan anak didik untuk mengarah
pada tujuan yang diinginkan bersama.

2. Feeling (Perasaan)
Perasaan yang muncul pertama kali mempelajari modul ini adalah merasa tertantang akan perubahan. Selama
ini penerapan budaya positif yang sudah diterapkan disekolah masih cenderung dengan hukuman dan
membuat anak merasa bersalah. Dengan menerapkan hukuman guru merasa sudah mengontrol anak dan
membuat anak menjadi disiplin, tetapi setelah mempelajari modul ini anggapan itu salah besar, kita tidak
dapat mengontrol seseorang dan yang ada akan menimbulkan luka yang mendalam akibat hukuman dan
hanya disiplin pada saat itu saja. Tantangan bagi saya adalah dapat menerapkan budaya positif dengan
memposisikan saya sebagai manager dan menggunakan segitiga restitusi dalam menangani permasalahan
anak dan itu akan coba saya bagikan kepada teman - teman sejawat.

3. Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran yang saya dapat adalah setiap apa yang dilakukan oleh anak pasti memiliki alasan kusus,
tugas kita adalah mengetahui kebutuhan dasar anak yang belum dipenuhi, kemudian kita menanyakan
keyakinan yang dimiliki anak dalam masalah mereka dan menemukan solusi terbaik atas permasalahan yang
mereka hadapi untuk memperbaiki kesalahan mereka. Hal ini sebelumnya belum terpikirkan oleh saya,
mungkin beberapa tahapan sudah dilakukan, tetapi saya masih mengambil peran sebagai pembuat rasa
bersalah dari pada sebagai manager untuk menyelesaikan maslah dengan murid.

4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.4 ini tentang budaya positif saya ingin menerapkan budaya -- budaya positif
terutama pada kelas saya dengan selalu memperhatikan kebutuhan siswa, menggunakan posisi kontrol
sebagai manager dalam menangani permasalahan siswa, dan menggunakan segitiga restitusi dalam
menangani anak yang melanggar aturan. Hal ini juga ingin saya terapkan disekolah dengan sharing dengan
teman sejawat dan menciptkan perubahan busaya positif disekolah, sehingga anak merasa aman, nyaman
dan berpihak pada murid.

Anda mungkin juga menyukai