Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KOLABORASI PADA KASUS PATOLOGI

DAN KOMPLIKASI
DETEKSI DINI DAN ALOGARITMA PENANGANAN KASUS
PATOLOGI DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN

Dosen Pengampu :
Dewi Andang P, S.ST.,M.Kes
Di Susun Oleh :
Winda Zulfa L (P1337424423098)
Aisah Tunja`ana (P1337424423096)
Altriyensi Nonbert D (P1337424423094)
Veronica Sidabalok (P1337424423089)
Fitria Ridwan (P1337424423085)
Jefly Mudrikah S (P1337424423080)
Etik Purwaningsih (P1337424423079)
Rismawati (P1337424423075)
Sarianti Enggelina N (P1337424423072)
Lidya Debora A (P1337424423071)
Cici Rohayati (P1337424423067)
Ai Siti Nuraeni (P1337424423064)

JURUSAN KEBIDANAN ALIH JENJANG NON REGULER SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Deteksi Dini dan
Algoritma Penanganan Kasus Patologi dan Komplikasi pada Kehamilan” sebagai salah
satu tugas mata kuliah Asuhan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan Komplikasi.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dewi Andang,S.ST.,M.Kes selaku Dosen mata kuliah Asuhan Kolaborasi
pada Kasus Patologi dan Komplikasi
2. Rekan-rekan mahasiswa yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran
pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua serta
memberikan manfaat dan berguna di masa yang akan datang.

Semarang, 08 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................2
A. Deteksi Dini Kasus Patologis Pada Kehamilan......................................................................2
B. Algoritma Penanganan Kasus Patologi dan Komplikasi Kehamilan...................................4
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi ataupenyulit yang
menyertai ibu saat hamil. Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat kehamilan
muda, waktu hamil pertengahan dan kehamilan tua, saat in partu, bahkan setelah persalinan
(Sukarni & Wahyu, 2013). Komplikasi utama yang diperhitungkan hampir 75% dari semua
angka kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-
eklamsi dan eklamsi), serta komplikasi lainnya yang disebabkan oleh penyakit malaria atau
terkait dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung. (WHO, 2017).

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat


sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait
dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat pada negara
berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai
239/100.000 kelahiran hidup (KH), dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai
12/100.000 KH (WHO, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun
2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).

Beberapa kasus patologis ibu hamil antara lain Abortus, Hiperemesis Gravidarum,
Mola Hidatidosa, KET (Kehamilan Ektopik Terganggu), dan Plasenta Previa. Berdasarkan hal
tersebut penulis akan menjelaskan tentang Deteksi Dini dan Algoritma Penanganan Kasus
Patologis Pada Kehamilan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Deteksi Dini Kasus Patologis pada kehamilan?
2. Bagaimana algoritma kasus patologis dan komplikasi pada kehamilan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui deteksi dini kasus patologis pada kehamilan
2. Untuk mengetahui algoritma kasus patologis dan komplikasi pada kehamilan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deteksi Dini Kasus Patologis Pada Kehamilan


Kunjungan awal kehamilan merupakan asuhan yang diberikan dari mulai
konsepsi sampai sebelum kelahiran, untuk memantau perkembangan kehamilan
dan berorientasi kepada promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan. Sulit
diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian
risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya mengunjungi
bidan/dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.

Kunjungan prenatal reguler, yang secara ideal dimulai segera setelah ibu
pertama kali terlambat haid, merupakan kesempatan untuk memastikan kesehatan
ibu hamil dan bayinya. Selama kunjungan antenatal pertama kita mulai
mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk membantu Bidan dalam
membangun hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi dan
merencakanan asuhan khusus yang dibutuhkan. Pada saat kunjungan awal akan
dilaksanakan beberapa pemeriksaan yang terdiri dari :

1. Anamnesa riwayat lengkap,


Riwayat medis yang harus dilengkapi pada kunjungan pertama yaitu :
a. Riwayat obstetric yang lalu : jumlah kehamilan, jumlah persalinan,
jumlah persalinan aterm, jumlah persalinan preterm, jumlah anak
hidup, berat lahir dan jenis kelamin, cara persalinan, jumlah
keguguran, jumlah abortus, perdarahan pada kehamilan, persalinan,
nifas sebelumnya, adanya hipertensi pada kehamilan terdahulu, riwayat
kehamilan sungsang, riwayat kehamilan ganda, riwayat pertumbuhan
janin terhambat, kematian janin dalam rahim,
b. Riwayat medis lainnya : penyakit ginjal kronik, thalassemia dan
gangguan hematologi lainnya, malaria, asma, epilepsy, riwayat
penyakit kejiwaan, riwayat operasi, status imunisasi TT, riwayat

2
transfusi darah, riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus, hipertensi,
kehamilan ganda dan kelainan kongenital
c. Riwayat sosial ekonomi : Usia ibu saat pertama menikah, status
perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan, jumlah keluarga
dirumah yang membantu, siapa pembuat keputusan pertama, pekerjaan
pasangan dll.
2. Pemeriksaan fisik umum
a. Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu badan, nadi, pernafasan)
b. Berat badan dan tinggi badan
c. Pemantauan tekanan darah & berat badan
d. Lingkar lengan atas (LILA)
e. Muka ; apakah ada edema atau terlihat pucat
f. Status generalis / pemeriksaan fisik umum meliputi : kepala, mata,
hygiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara (kondisi
putting, adanya benjolan), abdomen (terutama bekas operasi),
ekstrimitas (Oedema, varises, reflek patella) Pemeriksaan payudara
(kondisi putting maupun adanya benjolan)
3. Pemeriksaan fisik obstetric
a. Tinggi Fundus Uteri / TFU (dengan metlin jika usia kehamilan ≥ 20
minggu)
b. Vulva/perineum untuk memastikan adanya varises, kondiloma, edema,
hemoroid
4. Pemeriksaan dalam : menilai serviks, uterus, adnexa,kelenjar Bartholini,
kelenjar Skene
Pemeriksaan inspekulo : menilai serviks, tanda infeksi, cairan dari ostium
uteri.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan USG
b. Laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama :
Kadar hemoglobin, golongan darah ABO, Rhesus, tes HIV
(ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan

3
terkonsentrasi), rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk
malaria (untuk daerah endemic)
c. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar Hemoglobin
d. Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi : Urinalisis (proteinuria
pada trimester II dan III jika terdapat indikasi hipertensi), kadar
hemoglobin pada trimester III terutama jika dicurigai anemia,
pemeriksaan sputum BTA (untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun,
batuk > 2 minggu / LILA ≤ 23,5 cm, tes sipilis dan gula darah puasa.
e. Pemeriksaan USG :
1) Pada awal kehamilan : ideal sebelum UK 15 minggu untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin,
serta deteksi abnormalitas janin yang berat
2) Pada UK sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3) Pada trimester III untuk perencanaan persalinan.

B. Algoritma Penanganan Kasus Patologi dan Komplikasi Kehamilan


1. Mual Muntah pada Kehamilan
a. Tatalaksana Umum
Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10
mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan
tidur,1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat siang). Bila masih belum
teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoria, 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4
tablet doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali
sehari per oral atau supositoria.Bila masih belum teratasi tapi tidak
terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di bawah ini :
1) Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-
6 jam
2) Proklorperazim 5-10 mg per oral atau IM atau supositoria
tiap6-8 jam
3) Prometazin 12,5-25 mg per oral atau IM tiap 4-6 jam
4) Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam
5) Ondansentron 8 mg per oral tiap 12 jam

4
Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula
intravena, lalu :
1) Berikan suplemen multivitamin IV
2) Berikan dimenhdrinat 50 mg dam 50 Nacl 0.9% Iv selama
20 menit, setiap 4-6 jam sekali.
3) Bila perlu tambahkan salah satu obat berikut ini :
 Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam.
 Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
 Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
 Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jamper oral
4) Bila perlu tambahkan metiprednisolon 15-20 mg IV tiap 8
jam atau ondansentron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12
jam atau 1 mg/jam terus-menerus selama 24 jam.
Keterangan lainnya : awasi komplikasi mual dan muntah serta
hyperemesis gravidarum, seperti ganstroesophageal reflux disease
(GERD), rupture esofagus, perdarahan saluran cerna bagian atas,
dan defisisiensi vitamin, teruatama thiamine.

5
2. Abortus
Abortus adalah ancama atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan.WHO IMPAC menetapkan batas usia
kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru
menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Diagnosis perdarahan pervaginam dari bercak
hingga berjumlah banyak, perut nyeri dan kaku, pengeluaran sebagian
produk konsepsi, serviks dapat tertutup maupun terbuka, dan ukuan uterus
lebih kecil dari yang seharusnya.
Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan ultrasonografi. Faktor
predisposisi abostus mencakup beberapa faktor, antara lain :
a. Faktor dari janin (fetal), yang terdiri dari : kelainan genetik
(kromosom).
b. Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari : infeksi kelainan
hormonal seperti hipotiroidisme, diabetes mellitus, malnutrisi,
penggunaan obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor
immunologis, dan defek anatomis seperti uterus di delfis
inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum
waktu in partu, umumnya pada trimester kedua) dan sinehiae uteri
karena sindrom Asherman.
c. Faktor dari ayah (paternal) : kelainan sperma.
Tatalaksana Umum
Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu). Periksa tanda-
tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).
Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-
tanda syok tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat.
3. KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)
a. Tatalaksana Umum
Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam
pertama. Segera rujuk ibu ke rumah sakit.

6
b. Tatalaksana Khusus
Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi (lihat lampiran A.20).
Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
1) Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi
(eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)
2) Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan
salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi
dikeluarkan, tuba dipertahankan). Sebelum memulangkan pasien,
berikan konseling untuk penggunaan kontrasepsi. Jadwalkan
kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia dengan
pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.

4. Plasenta Previa
Plasenta previan adalah plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati
ostium serviks interna. Terdapat empat macam plasenta previa berdasarkan
lokasinya, yaitu :
a. Plasenta previa totalis – ostium internal ditutupi seluruhnya oleh
plasenta
b. Plasenta previa parsialis – ostium interal ditutupi sebagian oleh
plasenta
c. Plasenta previa marginalis – tepi plasenta terletak di tepi ostium
internal
d. Plasenta previa letak rendah – plasenta berimplantasi di segmen
bawah uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium.

7
Faktor predisposisi
a. Kehamilan dengan ibu usia lanjut
b. Multiparitas
c. Riwayat seksio sesarea sebelumnya
Diagnosis
a. Perdarahan tanpa nyeri
b. Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
c. Syok
d. Tidak ada kontraksi uterus
e. Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
f. Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin.
Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG.
Tatalaksana Umum
Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia
kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara
hati-hati untuk menentukan sumber perdarahan. Perbaiki kekurangan
cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl 0,9% atau Ringer laktat).
Lakukan penilaian jumlah perdarahan.

5. Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang
disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang disebabkan oleh
proliferasi trofoblastik dan edem
a. Diagnosis

8
1) Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah
banyak
2) Mual dan muntah hebat
3) Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
4) Tidak ditemukan janin intrauteri
5) Nyeri perut
6) Serviks terbuka
7) Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
8) Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan
pemeriksaan USG.
b. Faktor Predisposisi
1) Usia – kehamilan terlalu muda dan tua
2) Riwayat kehamilan mola sebelumnya
3) Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan kontraseptif oral
c. Tatalaksana Umum
1) Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas
kesehatan dasar, ibu harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap.
2) Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria selama 24 jam
untuk mendilatasi serviks.
3) Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran
besar.
d. Tatalaksana Khusus
1) Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) dan kosongkan isi uterus secara cepat
2) Pastikan tersedia tiga tabung AVM yang siap dipakai karena
banyaknya jaringan yang dievakuasi. Aspirasi vakum elektrik
lebih diutamakan bila tersedia.
3) Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin
10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan
40-60 tetes/menit untuk mencegah perdarahan.

9
4) Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih
ingin memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan
kesuburan
5) Selanjutnya ibu dipantau :
a) Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
b) Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2
kali pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah
sakit rujukan tersier yang mempunyai fasilitas
kemoterapi.
c) HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8
minggu juga mengindikasikan ibu perlu dirujuk ke
rumah sakit rujukan tersier.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kunjungan awal kehamilan merupakan asuhan yang diberikan dari mulai
konsepsi sampai sebelum kelahiran, untuk memantau perkembangan kehamilan dan
berorientasi kepada promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan. Selama
kunjungan antenatal pertama kita mulai mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk
membantu Bidan dalam membangun hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi dan merencakanan asuhan khusus yang dibutuhkan. Oleh karena itu
pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal. Ibu hamil sebaiknya mengunjungi bidan/dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Beberapa kasus
patologis ibu hamil antara lain Abortus, Hiperemesis Gravidarum, Mola Hidatidosa, KET
(Kehamilan Ektopik Terganggu), dan Plasenta Previa.

B. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas tentang penulisan “Deteksi Dini Dan Alogaritma
Penanganan Kasus Patologi Dan Komplikasi Kehamilan ” pasti tidak lepas dari kesalahan
penulisan dan rangkain kalimat dan penyusunan makalah ini menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh pembaca
dalam khususnya pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Kolaborasi pada Kasus
Patologi dan Komplikasi. Oleh karena itu penulis makalah ini berharap kepada
pembaca mahasiswa dan pembibing mata kuliah ini terdapat kritik dan saran yang
sifatnya membangun dalam terselesainya makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai