Anda di halaman 1dari 15

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM

NILAI PRAKSIS PANCASILA

Anggota Kelompok:

KETUA: Rhedeva Zahra Mayfanni (31)

Wakil: Nungki Febrian Muntriari (26)

Sekretaris 1 : Haris Agung Putra N (13)

Sekretaris 2: Muhammad Farras. A (22)

Bendahara 1: Era Fahira Nur Ainif (08)

Bendahara 2: Haidar Wicaksono (12)

Anggota :

 Ely kristina (07)


 Ersa silvia maharani (09)
 Kharisma aulia agustina (15)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KABUPATEN DAN KOTA BLITAR

SMA NEGERI 1 SRENGAT TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmathya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Nilai Pancasila dengan baik.

Penulisan Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tentang Hak dan


Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Nilai Pancasila ini tidak akan mendapatkan suatu hasil
yang baik tanpa adanya bimbingan, bantuan, dorongan, saran serta doa dari berbagai pihak.
Untuk itu disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak SUMINO S.Pd , M.Pd sebagai kepala sekolah SMAN 1 SRENGAT. Serta Bapak
SUHARYONO sebagai guru pembimbing Mata Pelajaran PPKN SMA Negeri 1 Srengat dan juga
guru Mata Pelajaran PPKN yang lainnya khusus nya Bapak NOOR ROFIQ S.Pd dan Bapak
BUDI SANTOSO S.pd.

2. Semua pihak yang terkait khususnya anggota kelompok kami.

Semoga Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tentang Hak dan


Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Nilai Pancasila ini dapat bermanfaat.

Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan sangatlah kami harapkan.
Semoga makalah pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Blitar,05 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................3
C. TUJUAN.........................................................................................................................................3
D. MANFAAT......................................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA.........................................4
B. HAK DAN KEWAJIBAN NILAI PRAKSIS PANCASILA............................................................4
C. KASUS PERDAGANGAN MANUSIA DIDESA BAGELENAN..................................................6
D. RESPON PENEGAK HUKUM......................................................................................................7
E. PENANGANAN.............................................................................................................................7
BAB 3.........................................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................9
B. SARAN DAN KRITIK..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak Asasi Manusia secara umum merupakan sebuah konsep hukum dan normatif
yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia
adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada
siapa saja, sehingga sifatnya universal. Mengenai adanya Hak Asasi Manusia
perdagangan manusia sudah termasuk ke dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Perdagangan manusia (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan
tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia.
Hal itu merupakan pelanggaran terhadap hak azasi manusia, hakat dan martabat
manusia yang dilindungi berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Perempuan dan anak adalah kelompok yang paling banyak menjadi korban trafficking
dan hal ini akan mengancam kualitas penerus bangsa serta memberi dampak
negatif bagi bangsa yang mengalaminya di mata dunia. Aspek ketidakberdayaan,
kemiskinan, ketidakmampuan dan pengangguran menjadi suatu permasalahan yang
menghimpit sehingga mereka merasa tidak punya pilihan lain dan ikut arus perdagangan
manusia.
Tindak pidana perdagangan orang khususnya yang korbannya menargetkan pada
perempuan dan anak haruslah dijauhkan dan perlu adanya melakukan tindakan
pencegahan. Tindak pidana perdagangan orang (trafficking) adalah tindakan perekrutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, posisi rentan, penjeratan utang atau
memberi bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari seseorang yang
memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun
di luar negara Republik Indonesia untuk tujuan eksploitasi yang menyebabkan seseorang
tereksploitasi.

1
Menurut data terbaru yang beredar kini menjadi sorotan warga bagelenan
mengenai perdagangan manusia setelah adanya penangkapan dua pelaku yang ditangkap
oleh tim Satreskrim polres blitar kota. Polisi menetapkan 2 tersangka yang berinisial E-S
dan N-A. Polisi mendapatkan 1 orang yang disekapa di dalam rumah yang berinisial S-L
yang berumur 34 tahun, asal Manado.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep hak dan kewajiban warga negara Indonesia?


2. Bagaimana hak dan kewajiban pada nilai praksis pancasila?
3. Bagaimana penyebab terjadinya perdagangan manusia didesa Bagelenan?
4. Bagaimana keterkaitan kasus dengan nilai – nilai praksis pancasila?
5. Bagaimana respon penegak hukum terhadap kasus perdagangan manusia?
6. Bagaimana penanganan kasus perdagangan manusia?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep hak dan kewajiban warga Indonesia.


2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban terhadap nilai praksis di Indonesia.
3. Untuk mengetahui upaya pengungkapan tindak pidana perdagangan manusia.
4. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perdagangan manusia.

D. MANFAAT

1. Mengetahui dampak dari perdagangan manusia.


2. Mengetahui sanksi apa yang berlaku di Indonesia.
3. Mengetahui kebijakan hukum pidana yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang
Tentang Perdagangan Orang.
4. Melihat perlindungan hukum dalam perdagangan manusia.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

Hak warga negara adalah hak yang dimiliki setiap warga negara untuk menerima
perlindungan dan pelayanan dari negara serta memperoleh kebebasan dan kesempatan
yang sama untuk memenuhi kebutuhan hidup.Dikutip dalam buku ilmu hukum karya
Satjipto Rahardjo,Hak merupakan kuasa menerima atau melakukan suatu semestinya
yang diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Kewajiban warga negara merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus
diterima oleh setiap warga negara untuk memenuhi kewajiban dan memenuhi tanggung
jawabnya terhadap negara dan masyarakat.Menurut Prof.Dr.Notonegoro Hak dan
Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,akan tetapi terjadi
pertentangan karena hal dan kewajiban tidak seimbang.bahwa setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak,tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalankan kehidupannya.
Konsep Hak warga negara meliputi hak hidup dimana setiap warga negaranya
berhak memilih kehidupan yang diinginkannya,hak kebebasan dan kemerdekaan yang
dimana kehidupannya mendapatkan rasa aman tidak diganggu dari perbudakan serta
penyiksaan, serta hak milik atau hak bebas memiliki sesuatu.Konsep kewajiban adalah
sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan, atau suatu keharusan.
Singkatnya, hak dan kewajiban adalah setiap warga negara yang harus menerima hak dan
menjalankan kewajiban yang sudah ditetapkan tersebut.

B. HAK DAN KEWAJIBAN NILAI PRAKSIS PANCASILA

Setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang terwujud dalam
nilai praksis Pancasila sehingga,nilai praksis adalah realisasi dari ketentuan-ketentuan
dalam peraturan perundang undangan yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari
hari. Nilai praksis itu sendiri merupakan penerapan dari nilai dasar dan nilai instrumental
Pancasila dalam kehidupan sehari hari maka dari itu nilai praksis biasanya terus
berkembang atau berubah seiring perkembangan zaman.

4
Perwujudan nilai dasar Pancasila yang nanti dijabarkan menjadi nilai nilai praksis
sebagai berikut:

1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

a). Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga terbina


kerukunan hidup.
b). Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.
c). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP

a). Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia.
b). Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
c). Berani membela kebenaran dan keadilan.

3. PERSATUAN INDONESIA

a). Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan


negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b). Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c). Cinta tanah air dan bangsa.

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN

a). Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


b). Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c). Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

a). Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.


b). Menghormati hak-hak orang lain.
c). Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

5
Maka Hak dan kewajiban warga negara dalam nilai praksis Pancasila
dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental dari Pancasila itu sendiri dapat
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Oleh sebab itu,
setiap warga negara harus menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.

C. KASUS PERDAGANGAN MANUSIA DIDESA BAGELENAN

Warga Blitar digegerkan dengan adanya praktik perdagangan manusia yang


terjadi didesa Bagelenan kecamatan Srengat,terbukti menjalankan praktek
pemberangkatan TKI ilegal.salah satu korban yang berinisial S-L berumur 34 tahun
sempat disekap selama 2 Warga Blitar digegerkan dengan adanya praktik perdagangan
manusia yang terjadi di desa Bagelenan, kecamatan Srengat, kabupaten Blitar.Diduga
pelaku telah menjual 2 korban ke Singapura,dengan dijanjikan para korbannya untuk
berkerja di Singapura dengan gaji Rp7.000.000 setiap bulan.Pelaku menyakinkan
korbannya dengan semua proses keberangkatan tidak dipungut biaya sepeserpun.
Pelaku seorang ibu dan anak berinisial E-S yang berumur 51 tahun dan N-A yang
berumur 26 tahun warga desa begelenan Minggu oleh pelaku.korban tidak mengalami
kekerasan.namun,korban diancam tidak boleh keluar rumah serta apabila korban
membatalkan pemberangkatan dan memilih pulang ketempat asalnya akan diancam oleh
sipelaku dengan uang ganti rugi sebesar Rp 5.000.000.
Pada 18 Juni 2023 pelaku ditangkap team Satreskrim Polres Blitar kota.Dari
seorang narasumber yang diduga tetangga si pelaku sering melihat korban masuk
kerumah pelaku dengan membawa koper besar dan tidak pernah terlihat keluar.Polisi
mendalami kasus ini, yang diduga jumlah korban lebih dari satu orang.Kasus ini
terungkap berdasarkan laporan masyarakat setempat,setelah diselidiki laporan warga
dinyatakan benar.Polisi menindaklanjuti kasus tersebut dengan menggerebek rumah
sipelaku dan didapati salah satu korban yang pernah disekap dikamar.

6
D. RESPON PENEGAK HUKUM

Adapun respon dari Kapolres Blitar Kota pelaku ibu dan anak itu ditangkap polisi
diduga melakukan tindakan pidana perdagangan orang (TPPO).
"Ada 2 pelaku,yaitu ESP dan NA yang kami amankan terkait kasus dugaan TPPO.kedua
tersangka kami tangkap dirumahnya pada Minggu 18 Juni 2023.kasus ini terungkap dari
laporan masyarakat,"kata Kapolres Blitar kota,AKBP ARGOWIYONO pada Rabu 21
Juni 2023.
Menurut Argo,korban berada dirumah tersangka pelaku sejak 5 Juni 2023.selama di
rumah tersangka,korban merasa disekap karena setiap hari dikunci dari luar. Makan untuk
korban juga dijatah sehari 2 kali. "Korban tidak boleh keluar rumah.kalau korban hendak
membatalkan pemberangkatan,korban harus membayar ganti rugi kepada tersangka,"
katanya

E. PENANGANAN

Kasus tersebut mendapat penindaklanjutan oleh Kapolres Blitar Kota dengan


menahan pelaku karena dugaan melanggar Undang -Undang Nomer 21 2007 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang atau Undang - Undang Nomer 18
Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.Selain menangkap 2 orang
tersebut,polisi juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti Seperti KTP,Kartu
Vaksin,KK,Ijazah SD,Salinan Akta Kelahiran dan semuanya milik korban.
Sementara itu, hingga kini,2 pelaku yang merupakan ibu dan anak masih ditahan
di Mapolres Blitar Kota.Kasus tersebut memiliki terkaitan dengan pelanggaran HAM
"Hak Asasi Manusia".HAM itu sendiri adalah Hal Istimewa yang dimiliki dan diperoleh
manusia sejak lahir,maka dari itu Hak tersebut tidak bisa direnggut atau dicabut oleh
siapapun.ada istilah ilmiah perdagangan manusia dengan sebutan Human Trafficking
yang masih memiliki keterkaitan dengan pelanggaran HAM.
Menurut PBB dalam Sidang Umumnya pada 1994 mendefinisikan Trafficking
sebagai berikut: "Pemindahan Orang Melewati Batas Nasional dan Internasional secara
gelap dan melanggar hukum,terutama dari negara berkembang dan dari negara dalam

7
transisi ekonomi dengan tujuan memaksa perempuan dan anak perempuan masuk dalam
situasi penindasan dan eksploitasi secara seksual dan ekonomi, sebagaimana juga
tindakan ilegal lainnya yang berhubungan dengan perdagangan perempuan seperti
pekerja paksa domestik,kawin palsu,pekerja gelap dan adopsi palsu demi kepentingan
perekrut,perdagangan dan sindikasi kejahatan,"
Hak Asasi Manusia sudah tertuang dalam seluruh sila Pancasila,terutama pada sila
ke 2 yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap" dan sila ke 5 "Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". berdasarkan sila tersebut negara mengakui hak milik
dari perorangan,melindungi pemanfaatannya dan memberi kesempatan secara luas
kepada masyarakat.Ke 5 sila mengandung nilai - nilai demokrasi hak asasi
manusia,persatuan dan kesatuan dengan semangat kekeluargaan dan kebersamaan yang
harmonis serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sebagaimana
yang tertera dalam sila ke 2 Pancasila mengandung nilai bahwa setiap warga negara
memiliki hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh negara.Begitu juga dengan sila ke
5 Pancasila yang mengandung nilai bahwa setiap warga negara berhak atas segala sesuatu
yang telah menjadi haknya sesuai dengan esensi dari adil dan beradab.
Oleh karena itu dalam penerapannya setiap warga memiliki kewajiban
mengembangkan sikap adil,menjaga keseimbangan,keserasian,dan keselarasan antara hak
dan kewajiban,serta juga harus menghormati hak- hak dari orang lain.

8
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perdangan manusia merupakan masalah serius yang melanggar hak asasi


manusia. Praktik traafficking ini telah lama terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di
Indonesia yaitu kasus di kota Blitar. Perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang
paling rentan menjadi korban perdangan manusia. Hal ini mengancam kualtias penerus
bangsa dan mencemarkan nama baik Indonesia.
Tindak pidana perdagangan manusia, terutama yang menargetkan perempuan dan
anak, harus dihindari, dan pencegahan harus diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Tindak pidana perdagangan manusia mencakup perekrutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan berbagai cara, seperti ancaman
kekerasan, penjebakan utang, atau penawaran manfaat, dengan tujuan eksploitasi.
Data terbaru mengatakan tentang perdagangan manusia di Blitar yaitu
penangkapan dua pelaku yang diduga terlibat dalam praktik ini. Upaya penegakan hukum
dan kerjasama masyarakat serta lembaga terkait sangat penting untuk memberantas
perdagangan manusia dan melindungi potensi korban yang rentan. Sangat Penting untuk
terus meningkatkan kesadaran tentang masalah perdagangan manusia untuk melindungi
hak asasi manusia.

B. SARAN DAN KRITIK

SARAN :
1. Penguatan Penegakan Hukum: Perlu adanya upaya yang lebih serius dari pihak
berwenang, seperti kepolisian dan lembaga penegak hukum, untuk menyelidiki dan
menindak pelaku perdagangan manusia. Kasus-kasus yang terungkap harus
ditindaklanjuti dengan proses hukum yang adil dan tegas agar pelaku mendapatkan
hukuman yang setimpal.

9
2. Sosialisasi dan Pendidikan: Peningkatan kesadaran tentang masalah perdagangan
manusia harus dilakukan melalui sosialisasi dan kampanye edukasi. Masyarakat perlu
diberikan pemahaman tentang tanda-tanda perdagangan manusia, bahaya yang terkait,
dan pentingnya melaporkan kasus yang mencurigakan.
3. Sanksi untuk Pelaku: Perlunya pengetatan hukuman dan sanksi bagi pelaku
perdagangan manusia agar dapat menjadi efek jera bagi pihak-pihak yang berusaha
melakukan atau terlibat dalam perdagangan manusia.
4. Peningkatan Pengawasan dan Patroli: Memperkuat sistem pengawasan dan patroli di
wilayah rawan perdagangan manusia dapat membantu mencegah peristiwa-peristiwa ini
terjadi dan menangkap pelaku yang mencoba melaksanakan praktik perdagangan
manusia.

KRITIK:

1. Hukuman yang tidak seimbang: Terkadang tersangka trafficking diberikan hukuman


yang tidak sebanding dengan kejahatan yang telah dilakukan. Dengan adanya
tambahan hukuman yang diberlakukan untuk para pelaku agar memberi efek jera
kepada pelaku dan kejahatan serupa tidak terjadi.
2. Kurangnya pencegahan: kesadaran masyarakat dan pemberitahuan dari pemerintah
masih minim. Oleh karena itu pengetahuan masyarakat tentang trafficking harus
ditingkatkan agar dapat melaporkan kasus dengan lebih awal.
3. Penegak hukum yang tidak profesional: Proses hukum yang lambat dan penegak
hukum yang asal – asalan menangani kasus, menyebabkan korban sering kali tidak
mendapatkan keadilan yang seharusnya didapatkan terutama keadilan untuk rakyat
kecil.
4. Koordinasi international: Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kasus traffficking
harus lebih ketat, melalui kerja sama yang dilakukan dengan negara – negara
tetangga. Kurangnya kolaborasi dengan negara lain menyebabkan para pelaku lebih
leluasa melakukan aksinya untuk beroperasi antar negara.

10
Dengan mengimplementasikan kritik dan saran di atas dan menjalankan langkah-langkah
konkret, diharapkan perdagangan manusia di Blitar dan di seluruh dunia dapat ditekan
dan diberantas sehingga hak asasi manusia dan martabat manusia terjaga dan dihormati.

11
DAFTAR PUSTAKA

Makhfudz, M. (2013). Kajian praktek perdagangan orang di Indonesia. ADIL: Jurnal


Hukum, 4(1), 225.

Wulandari, C., & Wicaksono, S. S. (2014). Tindak pidana perdagangan orang (human
trafficking) khususnya terhadap perempuan dan anak: Suatu permasalahan dan penanganannya di
Kota Semarang. Yustisia Jurnal Hukum, 3(3), 15-26.

Kusuma, A. A. (2015). Efektivitas Undang-Undang Perlindungan Anak Dalam Hubungan


Dengan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Perdagangan Orang Di Indonesia. Lex Et
Societatis, 3(1).

Kamal, M. (2019). Human Trafficking: Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia


di Indonesia. CV. Social Politic Genius (SIGn).

Musta’in Romli, H. K. (2023). Pemberian Hukuman Di Dunia Pendidikan Perspektif Islam


(Didikan Vis-A-Vis Hak Asasi Manusia). Journal of Islamic Education, 9(2), 73-86.

Winarto, 2023. Pelaku Perdagangan Orang di Kota Blitar Diduga Jual 2 Korban dikutip pada
tanggal 30 Juli 2023, https://beritajatim.com/hukum-kriminal/pelaku-perdagangan-orang-di-kota-
blitar-diduga-jual-2-korban/

KompasTV-Jember, 2023. Ibu dan Anak di Blitar Ditangkap Polisi Karena Terlibat Perdagangan
Orang, dikutip pada tanggal 30 Juli 2023,
https://www-kompas-tv.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompas.tv/amp/regional/418986/ibu-dan-
anak-di-blitar-ditangkap-polisi-karena-terlibat-perdagangan-orang?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16906886399408&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompas.tv%2Fregional
%2F418986%2Fibu-dan-anak-di-blitar-ditangkap-polisi-karena-terlibat-perdagangan-orang

Alfi Yuda. 2023. Pengertian HAM Menurut Para Ahli, Macam, Pelanggaran, dan Penegakkannya
di Indonesia, dikutip pada 30 Juli 2023, https://www.bola.com/ragam/read/4519008/pengertian-
ham-menurut-para-ahli-macam-pelanggaran-dan-penegakannya-di-indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai