Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Penilaian Hasil Belajar Dan Format Penilaian Hasil Belajar


Dosen pengampuh mata kuliah : Rusiyah, S.Pd, M.Sc
Mata kuliah : Assessment Pembelajaran

Disusun Oleh
Saptan Gobel
451420014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemampuan
kepada kami dalam proses pembuatan makalah ini yang berjudul Perencanaan Pembelajaran
Geografi. Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang telah di berikan oleh
dosen. Dengan demikian makalah ini Insya Allah bisa menjadi rujukan ataupun langkah awal
kami dalam proses pembuatan surat menyurat yang mungkin akan menjadi salah satu profesi
kami. Salah keuntungan atau manfaat makalah ini ialah bisa menjadi suatu bahan yang akan
membantu kita dalam memahami apa sebenarnya yang di maksud dengan struktur organik
tanah. Tidak hanya di situ saja, makalah yang berjudul Pertumbuhan Penduduk Dunia dan
Transisi Demografi ini akan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kita lebih kususnya
para petani karena di sifat organik tanah ini akan menjabarkan apa sebenrnya yang di maksud
dengan tanah, dan apa keuntungkan kepada kita.
Sebelum melanjut pada pembahasan materi yang telah kami sajikan, pertama tama
permohonana maaf yang kami sampaikan apabila ada kesalahan dalam pengetikan ini atau
ada kalimat yang mungkin belum di pahami kami mohon saran dan koreksinya.

Gorontalo, 24 Februari 2022

Penyusun

Saptan Gobel
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
a. Pengertian penilaian hasil belajar..............................................................................................5
b. Kriteria penilaian.......................................................................................................................5
c. Pelaksanaan penilaian................................................................................................................5
d. Manfaat penilaian hasil belajar..................................................................................................5
e. Format penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes dan non tes........................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian penilaian hasil belajar................................................................................................6
2.2 Kriteria Penilaian.........................................................................................................................7
2.3 Pelaksanaan Penilaian..................................................................................................................9
2.4 manfaat penilaian hasil belajar.....................................................................................................9
2.5 Penilaian hasil belajar menggunakan Tes dan Non Tes.............................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
3.1 kesimpulan.................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian pada hasil belajar merupakan salah satu kegaiatan dalam dunia pendidikan
yang sangat penting. Pada satu sisi dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik
akan dapat diketahui dengan tingkat belajar siswa, baik dari segi kekurangan, kelebihan, dan
posisi siswa pada saat berkelompok. Pada sisi yang lain, penilain hasil belajar yang baik akan
berpengaruh atau kata lain “feed back” bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar.
Baiknya, penilaian terhadap apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur dan
instrumen yang standar. Prosedur yang standar merupakan suatu prosedur penilaian yang
dilakukan dengan menggunakan langkah langkah tertentu dan perlakuan yang adil pada siswa
dengan .memepertimbangkan situasi waktu, tempat dan berbagai keragaman pada siswa.
Sedangkan instrumen yang standar merupakan instrumen yang di susun menggunakan proses
pengembangan instrumen yang baku dan dapat dipertanggunggjawabkan tingkat validitas dan
relabilitasnya.
Tugas melakukan kegiatan belajar mengajar salah satu komponennya adalah
melaksanakan penilaian hasil pembelajaran. Kegiatan penilaian hasil pembelajaran perlu
dilakukan oleh pamong belajar untuk mengetahui sejauhmana tujuan program dan tujuan
pembelajaran telah tercapai. Dalam upaya meningkat kompetensi pamong belajar dalam
melaksanakan penilaian hasil belajar perlu dilakukan terus menerus baik dalam bentuk
pendidikan, pelatihan maupun pembimbingan. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan ataupun
pembimbingan memerlukan bahan ajar sebagai panduan ataupun referensi dalam
pelaksanaannya. Berdasarkan kebutuhan itu maka perlu disusun bahan ajar ataupun modul
tentang penilaian hasil belajar yang menguraian materi tentang konsep dasar penilaian, teknik
penilaian, pengembangan instrumen penilaian dan penskoran hasil penilaian.
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran.
Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang
digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.
berprestasi lebih baik. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang
tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau
sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang
sosialekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari
proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi
meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian
merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik
profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya.
Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh
tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat
dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian penilaian hasil belajar
b. Kriteria penilaian
c. Pelaksanaan penilaian
d. Manfaat penilaian hasil belajar
e. Format penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes dan non tes
1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui penilaian hasil belajar
b. Dapat mengetahui kriteria penilaian
c. Dapat mengetahui pelaksanaan penilaian
d. Dapat mengetahui manfaat penilaian hasil belajar
e. Dapat mengetahi format penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes

a.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penilaian hasil belajar
Penilaian merupakan pengumpulan informasi mengenai perubahan kualitas dan
kuantitas di dalam diri peserta didik atau kelompok. Blaustein (dalam Bafadal, 2001),
mengatakan bahwa penilaian (assessment) adalah proses mengumpulkan informasi dan
membuat keputusan berdasarkan informasi itu. Assesment menurut Stock, dkk (dalam Putra,
2013) adalah kegiatan penilaian yang biasanya dihubungkan dengan kemampuan seseorang,
seperti kecerdasannya, keterampilannya, kecepatannya, ketepatannya, yang terkait dengan
pekerjaan atau tugasnya. Hasil asessment biasanya dinyatakan dalam angka atau huruf.
Penilaian biasanya mengacu pada seluruh informasi penilaian oleh guru untuk membuat
keputusan tentang peserta didik dan kelasnya. Informasi tentang siswa dapat diperoleh secara
informal seperti observasi dan perubahan verbal, dapat pula secara formal dengan tes,
pekerjaan rumah, dan laporan secara tertulis (Arends, 1997). Sedangkan penilaian menurut
Putra (2013) adalah penerapan berbagai cara dan menggunakan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang seberapa jauh hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan). Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran (Rusman,
2014). Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan
tes dan non-tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, serta penilaian diri.
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian merupakan kegiatan
menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Penilaian adalah proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun
non tes.
Secara garis besar, penilaian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Penilaian Formatif
Penilaian formatif dilakukan dengan maksud memantau sejauhmanakah
suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
 Penilain Sumatif
Penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmanakah peserta
didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit berikutnya.

Adapun Prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :


Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Mendidik, yakni mampu memberikan sumbangan positif terhadap
peningkatan pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat
memberikan umpan balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat
belajar.
2. Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait.
3. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
4. Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif,
psikomotorik dan afektifnya. Dengan demikian, penilaian tidak hanya
dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan pokok bahasan tertentu
melainkan saat mereka sedang melakukan proses pembelajaran.
5. Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai.
6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik
sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7. Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
8. Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan
berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa,
suku bangsa, warna kulit, dan jender.
9. Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik.

2.2 Kriteria Penilaian


Ada beberapa teknik atau langkah-langkah kriteria dalam penilaian ialah sebagai
berikut :
 Menentukan tujuan tes
Tujuan tes sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran. Gambaran mengenai apa yang
akan diuji atau dijadikan bagian dari tes tidak akan menjadi jelas jika tidak
mengacu kepada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, merumuskan
tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi perumusan tujuan tes. Dalam kajian mengenai
konsep tujuan pembelajaran, ada beberapa teori yang dapat dikemukakan. Teori taksonomi
tujuan pendidikan Benjamin S. Bloom membagi tujuan pembelajaran ke dalam 3 (tiga) ranah.
Pertama, ranah kognitif. Kedua, ranah psikomotorik. Ketiga, ranah afektif. Ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengetahui, mengingat, memahami dan
sebagainya. Ranah afektif berkaitan dengan perhatian dan perasaan siswa. Sedangkan ranah
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan fisik siswa dan kemampuan mereka dalam
melakukan sesuatu. Teori tujuan pembelajaran Robert Mager membagi tujuan pembelajaran
ke dalam 3 (tiga) komponen. Pertama, kata kerja aktif (action verb). Menurut Mager, guru
tidak perlu memerintahkan siswa untuk menghapal atau mengingat apa yang dipelajari.
Tetapi, membaca atau menuliskan apa yang dipelajari ke dalam sebuah daftar (list). Dalam
konteks kata kerja aktif ini, demikian menurut Mager, guru memerintahkan siswa untuk
melakukan sesuatu yang dapat diamati dan dengan cara ini dapat diketahui bahwa
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Kedua, kriteria. Dalam hal ini, guru menetapkan
kriteria atau standar pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya, siswa harus mampu
memenuhi standar minimum jawaban benar sebesar 70%-80 dari tes yang dilaksanakan untuk
mencerminkan pencapaian tujuan pembelajaran. Ketiga, syarat penilaian. Dalam hal ini, guru
harus menjelaskan kapan dan bagaimana siswa harus membuktikan bahwa mereka telah
berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga harus menjelaskan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkannya dalam pelaksanaan tes hasil pembelajaran.
 Membuat tabel spesifikasi
Langkah berikutnya dalam teknik penilaian hasil pembelajaran adalah membuat tabel
spesifikasi. Menurut Bloom, pembuatan tabel spesifikasi akan memampukan guru untuk
melihat unsur unsur yang ada di dalam sebuah unit pembelajaran maupun hubungan antar
unsur-unsur ini sebagaimana yang dikembangkan di dalam unit pembelajaran tersebut. Tabel
spesifikasi juga berfungsi untuk menjelaskan unsur-unsur, perilaku dan berbagai
hubungannya seperti yang dikembangkan di dalam materi pembelajaran. Tabel spesifikasi
meliputi pokokpokok materi pembelajaran yang akan diujikan, ruang lingkup materi
pembelajaran berdasarkan taksonomi Bloom (kognitif, psikomotorik, afektif) dan jumlah soal
tes. Dalam membuat tabel spesifikasi, perlu ditetapkan persentase dan bobot penilaian pada
masing-masing materi pembelajaran yang akan diujikan. Dapat dikemukakan bahwa jumlah
soal tes yang akan diujikan ditentukan berdasarkan perkalian persentase materi pembelajaran
yang akan diujikan dengan jumlah keseluruhan soal tes. Persentase materi pembelajaran dan
jumlah keseluruhan soal tes yang akan diujikan ditetapkan oleh guru.

 Merumuskan soal tes berdasarkan tabel spesifikasi


Setelah tabel spesifikasi dibuat, soalsoaltes dapat dirumuskan dengan mengacu kepada tabel
spesifikasi tersebut sesuai dengan materi pembelajaran dan ruang lingkup ranah (kognitif,
afektif dan psikomotorik) yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Banyak tipe soal
yang dapat dipertimbangkan dan setiap tipe soal memiliki kelebihan maupun kelemahan
masing-masing. Tipe soal jawaban singkat (short answer) mengharuskan siswa untuk
menjawab dengan singkat dengan hanya menggunakan satu kata atau sebanyakbanyaknya
satu kalimat. Salah satu bentuk dari tipe ini adalah mengisi, yakni sebuah kalimat yang tidak
sempurna berupa bagian kosong pada akhir kalimat dan siswa diharuskan mengisinya. Jika
tipe ini berbentuk pertanyaan, maka jawaban yang diberikan siswa adalah berupa jawaban
singkat. ditawarkan hanya satu pilihan yang benar dan siswa cuma memilih satu jawaban
yang benar saja.Tetapi format jawaban singkat memiliki beberapa kelemahan. Pertama,
format jawaban singkat ini tampaknya hanya cocok untuk soal-soal yangberkaitan dengan
aspek pengetahuan dan hapalan yang sering kali berhubungan dengan ingatan tentang
informasi.Kelemahan lainnya adalah bahwa format jawaban singkat tidak bisa digunakan
untuk menguji tingkat keterampilan kognitif yang lebih tinggi seperti analisis, sintesis dan
evaluasi. Masih terdapat cukup banyak bentuk tes yang dapat dikemukakan, misalnya bentuk
esai, pilihan ganda, bentuk pilihan salah dan benar, dan sebagainya. Bentuk tes tersebut
masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan. Pilihan terhadap bentuk tes tentu
akan sangat bergantung kepada kebutuhan dan relevansinya dengan tujuan pembelajaran.

 Menetapkan standar penilaian


Ada 2 (dua) macam acuan yang populer digunakan dalam penilaian hasil belajar. Pertama,
penilaian acuan norma (norm referenced interpretation). Kedua, penilaian acuan patokan
(criterion referenced interpretation). Dengan menggunakan penilaian acuan norma (PAN),
nilai yang dicapai siswa pada sebuah tes dibandingkan dengan prestasi siswa lain yang
mengikuti tes yang sama. Dalam penerapannya, penilaian acuan patokan merupakan
perbandingan antara nilai yang dicapai siswa dengan nilai ratarata yang dicapai oleh siswa
lain pada kelas yang sama (nilai rata-rata kelas).

2.3 Pelaksanaan Penilaian


Penilaian merupakan salah satu aspek penting pada proses pendidikan, penilaian
merupakan langkah untuk menghimpun berbagai informasi yang di gunakan untuk penentuan
kebijakan proses pembelajaran pada skala kelas atau skala nasional.
Pada pelaksanaan penilaian dengan salah satu proses penilaian ialah kemampuan
kognitif yang merupakan penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil
kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri.
Teknik penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu :
1) Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat,
dan jurnal.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penguasaan
3) Penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik, projek dan portofolio.
Penggunaan teknik penilaian disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat
menunjang program pengajaran seperti pembuatan kisi-kisi insturmen, diharapkan
dapat memberi informasi yang akurat tentang kompetensi-kompetensi siswa yang
perlu di ukur, mendorong peserta didik belajar untul lebih giat meningkatkan
kompetensinya, memeotivasi tenaga pendidik siswa, meningkatkan kinerja lembaga
dan meningkatkan kualitas pendidikan.

2.4 manfaat penilaian hasil belajar


Penilaian oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian oleh pendidikan
dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan
dalam proses pembelajaran dan untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik. Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian otentik dan komprehensif artinya
pendidik melakukan berbagai teknik penilaian terhadap peserta didik secara komprehensif
mulai dari awal, proses, dan akhir pembelajaran secara terus-menerus sehingga
mencerminkan suasana pembelajaran dan penilaian yang realisitis dan sesungguhnya.
Semakin sering pendidik melakukan penilaian atau lebih dikenal dengan minute by minute
assessment, maka akan semakin banyak informasi yang diperoleh pendidik sebagai umpan
balik perbaikan proses pembelajaran dengan demikian pendidik akan menata ulang metode
dan teknik pembelajaran agar lebih aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan sesuai dengan
kebutuhan dan posisi peserta didik. Dalam konteks ini, penilaian tidak hanya berasal dari
pendidik, tetapi siswa diberikan ruang dan waktu yang cukup untuk melakukan penilaian diri
secara reflektif untuk mengetahui posisi dirinya terhadap acuan kriteria yang ditetapkan.
Selain itu, penilaian diri dapat memberikan informasi yang berguna sebagai umpan balik
untuk melakukan inovasi aktivitas pengajaran dan pembelajaran atau lebih dikenal dengan
penilaian formatif (AfL).
Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian yang dilakukan secara terencana yaitu
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, berkesinambungan, berimbang antara kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta memotivasi siswa dan pendidik. Teknik dan
instrumen penilaian oleh pendidik disesuaikan dengan ranah kompetensinya. Penilaian
kompetensi sikap bisa dilakukan melalui observasi, penilaian diri, peer assessment, dan
jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Pendidik
melakukan penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja dalam bentuk tes
praktik, projek, dan penilaian portofolio. Selain itu, pendidik dapat melakukan ulangan.
Ulangan harian dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Ulangan tengah semester dilakukan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran satu semester. Ulangan akhir semester dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester. Deskripsi pencapaian kompetensi peserta didik
disajikan dalam bentuk rapor. Agar penilaian hasil belajar oleh pendidik berjalan maksimal
dan menghasilkan informasi akurat, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan,
pemerintah wajib meningkatkan kompetensi pendidik terhadap pemahaman dan implementasi
teknik dan prosedur penilaian melalui berbagai kebijakan dan program penguatan penilaian
internal. Selain itu, pemerintah perlu segera menyusun petunjuk teknis penilaian hasil belajar
oleh pendidik untuk seluruh mata pelajaran.

2.5 Penilaian hasil belajar menggunakan Tes dan Non Tes


Tes erat kaitannya dengan kegiatan pengukuran dan peniaian pembelajaran. Setiap
guru harus melakukan penilaian pembeljaran untuk mengetahui capaian proses dan hasil
belajar. Kegiatan penilaian harus mampu mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran dan juga mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar. Setiap kegiatan
penilaian pasti didahului dengan kegiatan pengukuran kegiatan dengan memberi angka suatu
objek pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Penilaian proses dan hasil pembelajaran
menggunakan alat ukur yang berupa tes dan atau/non tes.
Instrumen penilaian dalam evaluasi pembelajaran terdiri dari instrumen tes dan
instrumen non-tes. Hal paling mendasar yang membedakan tes dengan non-tes yakni
jawaban yang dihasilkan. Tes akan menghasilkan jawaban yang benar dan salah,
namun dalam non-tes tidak ada jawaban yang salah karena mengacu pada masing-
masing persepsi, sikap, dan perilaku peserta tes yang berbeda-beda.
 Bentuk dan jenis dari Tes
Ada beberapa pendapat ahli mengenai bentuk atau jenis tes. Setiap ahli
memiliki pandangan sendiri-sendiri mengenai hal tersebut. Dalam makalah ini penulis
telah merangkum dengan ringkas pendapat para ahli seperti Arikunto (2009), Thoha
(2003), Purwanto (2009), Sukardi (2008), dan Sudijono (2017) serta pandangan
penulis sendiri terkait dengan bentuk dan jenis tes.
BAB III

PENUTUP
3.1 kesimpulan
Penilaian pada hasil belajar merupakan salah satu kegaiatan dalam dunia pendidikan
yang sangat penting. Pada satu sisi dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik
akan dapat diketahui dengan tingkat belajar siswa, baik dari segi kekurangan, kelebihan, dan
posisi siswa pada saat berkelompok. Pada sisi yang lain, penilain hasil belajar yang baik akan
berpengaruh atau kata lain “feed back” bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar.
Penilaian merupakan pengumpulan informasi mengenai perubahan kualitas dan
kuantitas di dalam diri peserta didik atau kelompok. Blaustein (dalam Bafadal, 2001),
mengatakan bahwa penilaian (assessment) adalah proses mengumpulkan informasi dan
membuat keputusan berdasarkan informasi itu. Assesment menurut Stock, dkk (dalam Putra,
2013) adalah kegiatan penilaian yang biasanya dihubungkan dengan kemampuan seseorang,
seperti kecerdasannya, keterampilannya, kecepatannya, ketepatannya, yang terkait dengan
pekerjaan atau tugasnya. Hasil asessment biasanya dinyatakan dalam angka atau huruf.
Penilaian biasanya mengacu pada seluruh informasi penilaian oleh guru untuk membuat
keputusan tentang peserta didik dan kelasnya. Informasi tentang siswa dapat diperoleh secara
informal seperti observasi dan perubahan verbal, dapat pula secara formal dengan tes,
pekerjaan rumah, dan laporan secara tertulis (Arends, 1997). Sedangkan penilaian menurut
Putra (2013) adalah penerapan berbagai cara dan menggunakan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang seberapa jauh hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan). Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
3.2 Saran
Menurut pendapat saya, di era Globalisasi ini bangsa Indonesia perlu melakukan
berbagai perbaikan di segala bidang. Adapun bidang dasar yang cukup penting seperti sosial
dan budaya, politik, hukum serta bidang ekonomi. Hal ini perlu dilakukan agar perubahan
yang terjadi nantinya menjadi lebih baik lagi. Dan juga perkembangan pembelajaran harus
lebih di tingkatkan lagi untuk sarana dan prasarananya.
DAFTAR PUSTAKA

Mahdiansyah. 2018. EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PENILAIAN HASIL


BELAJAR SISWA. Peneliti Madya pada Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan
Kebudayaan, Balitbang, Kemendikbud Jalan Jenderal Sudirman, Senayan.Jurnal
Hari Setiadi. 2016. Pelaksanaan Penilaian pada kurikulum 2013. Sekolah pascasarjana
UHAMKA Jakarta.jurnal
Deni Hadiana. 2015. Penilaian hasil belajar untuk siswa sekolah dasar. Pusat Penilaian
Pendidikan, Balitbang Kemdikbud Jl. Gunung Sahari No. 4 - Jakarta Pusat. Jurnal
Eka Ari Wibawa.2019. penggunaan hasil belajar dengan menggunakan tes. Fakultas Ekonomi
UNY.

Anda mungkin juga menyukai