Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

Disusun Guna Memenuhi Tugas KKNI


Matematika Ekonomi Lanjutan
Dosen Pengampu : Dr. H. Dede Ruslan.,M.Si

Di Susun Oleh :
Nama : Arsiska Sari
Nim : 7223540007
Kelas : Ilmu Ekonomi-B

PROGRAM STUDI S-1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan tugas Mini Riset ini. Adapun tujuan
penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas “Mini Riset” pada mata kuliah
Matematika Ekonomi Lanjutan yang diampu oleh Bapak Dr.H Dede Ruslan.,M.Si.
Tugas Mini Riset ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca khususnya dalam hal Matematika Ekonomi Lanjutan. Penulis menyadari
bahwa tugas Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna, apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan
dan pemahaman penulis masih terbatas.
Oleh karena itu, penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis berharap semoga tugas Mini Riset ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis, atas perhatiannya penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, 18 Mei 2023

Arsiska Sari
ANALISIS PERKIRAAN PDB AKTUAL, PDB POTENSIAL, PDB GAP DAN
FORECAST DI INDONESIA PERIODE 2012 sampai 2025

PENDAHULUAN
Sejak awal tahun 2000-an, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang
relatif stabil. Faktor-faktor seperti reformasi ekonomi, stabilitas politik, peningkatan investasi
asing, serta pertumbuhan sektor industri dan jasa telah berkontribusi pada peningkatan PDRB.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak bumi, gas
alam, batu bara, timah, dan komoditas pertanian seperti kelapa sawit, karet, dan kopi. Ekspor
sumber daya alam ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap PDRB Indonesia.
Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Pertumbuhan populasi
yang cepat menyebabkan peningkatan tenaga kerja yang tersedia, yang pada gilirannya
mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik. Seiring dengan pergeseran dari
sektor pertanian ke sektor industri dan jasa, kontribusi sektor-sektor seperti manufaktur,
konstruksi, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa keuangan terhadap PDRB telah
meningkat. Penanaman modal asing telah menjadi faktor penting dalam pembangunan
ekonomi Indonesia. Investasi asing langsung telah membantu meningkatkan sektor
manufaktur, memperluas infrastruktur, dan menciptakan lapangan kerja baru. Berbagai
kebijakan pemerintah telah diimplementasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan PDRB. Ini termasuk kebijakan liberalisasi perdagangan, reformasi perpajakan,
stimulus ekonomi, program infrastruktur, serta langkah-langkah untuk meningkatkan iklim
investasi. Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah memberikan dampak positif pada
pertumbuhan sektor industri dan jasa di Indonesia. Perkembangan e-commerce, startup
teknologi, dan adopsi teknologi informasi telah mempercepat inovasi dan pertumbuhan
ekonomi.

TEORI PENDUKUNG
1. Output gap
Pengertian output gap menurut beberapa ahli ekonomi:

1. Arthur Okun (1928-1980): Arthur Okun adalah seorang ekonom Amerika Serikat yang
mengemukakan konsep output gap. Pada tahun 1962, Okun mempublikasikan sebuah
artikel yang berjudul "Potential GNP: Its Measurement and Significance" di mana ia
memperkenalkan istilah output gap dan menjelaskan pentingnya mengukur
ketidakseimbangan antara output aktual dan output potensial.
2. Milton Friedman (1912-2006): Milton Friedman adalah seorang ekonom Amerika
Serikat yang juga memberikan kontribusi terhadap pengertian output gap. Pada tahun
1968, Friedman menerbitkan bukunya yang berjudul "The Role of Monetary Policy" di
mana ia mengemukakan bahwa output gap dapat menjadi indikator penting dalam
analisis kebijakan moneter.
3. Robert J. Gordon: Robert J. Gordon adalah seorang ekonom Amerika Serikat yang
memberikan pengertian output gap dalam bukunya yang berjudul "Macroeconomics"
yang diterbitkan pada tahun 2013. Ia menjelaskan output gap sebagai perbedaan antara
output aktual dan output potensial, yang mencerminkan kondisi pemanfaatan sumber
daya dan tingkat kapasitas perekonomian.
Output gap adalah perbedaan antara PDB aktual suatu negara pada saat ini dengan PDB
potensialnya. PDB potensial mengacu pada tingkat produksi yang dapat dicapai jika semua
sumber daya ekonomi digunakan secara optimal, termasuk tenaga kerja, modal, dan kapasitas
produksi yang tersedia. Output gap digunakan sebagai indikator untuk mengukur kondisi
ekonomi suatu negara dalam hubungannya dengan tingkat perekonomian yang sehat dan
berkelanjutan. PDB aktual dan PDB potensial adalah dua konsep yang digunakan dalam
analisis ekonomi untuk menggambarkan kondisi ekonomi suatu negara atau wilayah.

1. PDB Aktual: PDB aktual mengacu pada nilai total semua barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara atau wilayah dalam periode waktu tertentu, seperti satu
tahun. Ini mencerminkan tingkat produksi ekonomi yang terjadi secara nyata dalam
keadaan aktual saat ini. PDB aktual dapat diukur dalam harga berlaku (current prices)
atau harga tetap (constant prices) untuk memperhitungkan inflasi.

PDB aktual mencakup semua kegiatan ekonomi, termasuk konsumsi rumah tangga, investasi
bisnis, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor. Ini merupakan ukuran penting dalam
menganalisis pertumbuhan ekonomi suatu negara dan kesejahteraan masyarakat.

2. PDB Potensial: PDB potensial mengacu pada tingkat produksi yang dapat dicapai jika
semua sumber daya ekonomi digunakan secara optimal dan perekonomian beroperasi
pada kapasitas penuhnya. PDB potensial mencerminkan tingkat produksi yang bisa
dicapai dalam keadaan di mana tidak ada pengangguran atau underutilization
(penggunaan yang tidak optimal) sumber daya ekonomi.

PDB potensial didasarkan pada faktor-faktor seperti populasi, tingkat partisipasi tenaga kerja,
kapasitas produksi, teknologi, dan efisiensi produksi. Ini mencerminkan tingkat produksi yang
dianggap berkelanjutan dalam jangka panjang.

Dalam praktiknya, PDB aktual sering kali berbeda dari PDB potensial. Jika PDB aktual berada
di atas PDB potensial, ini mengindikasikan adanya output gap negatif, yang menunjukkan
kondisi ekonomi yang overheat dan berisiko menghadapi inflasi yang tinggi. Di sisi lain, jika
PDB aktual berada di bawah PDB potensial, ini mengindikasikan adanya output gap positif,
yang menunjukkan kondisi ekonomi yang lesu atau menghadapi pengangguran dan
underutilization sumber daya ekonomi.

Analisis output gap antara PDB aktual dan PDB potensial membantu para pembuat kebijakan
dalam merencanakan langkah-langkah ekonomi yang tepat, seperti kebijakan moneter dan
fiskal, untuk mencapai stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Output gap dapat memiliki dua kondisi:

1. Output Gap Positif: Terjadi ketika PDB aktual berada di bawah PDB potensial. Hal ini
menunjukkan bahwa perekonomian sedang beroperasi di bawah kapasitas penuhnya.
Output gap positif biasanya terjadi selama periode resesi atau perlambatan ekonomi, di
mana terjadi pengangguran dan underutilization (penggunaan yang tidak optimal)
sumber daya ekonomi. Output gap positif juga dapat mengindikasikan adanya deflasi
atau inflasi yang rendah.
2. Output Gap Negatif: Terjadi ketika PDB aktual melebihi PDB potensial. Hal ini
menunjukkan bahwa perekonomian beroperasi di atas kapasitas penuhnya. Output gap
negatif biasanya terjadi selama periode booming ekonomi, di mana terjadi peningkatan
inflasi dan tekanan pada sumber daya ekonomi. Output gap negatif dapat menunjukkan
keadaan ekonomi yang overheat (terlalu panas) dan berisiko menghadapi inflasi yang
tinggi.

Output gap adalah konsep penting dalam kebijakan ekonomi karena dapat memberikan
informasi kepada pembuat kebijakan tentang kondisi perekonomian dan kebutuhan tindakan
yang diperlukan. Jika terdapat output gap positif, pemerintah dapat mengadopsi kebijakan
stimulatif seperti pengeluaran publik atau kebijakan moneter longgar untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Di sisi lain, jika terdapat output gap
negatif, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi, seperti
menaikkan suku bunga atau mengurangi belanja publik.

2. PDB

Berikut adalah pengertian PDB menurut beberapa ahli ekonomi :

1. Simon Kuznets (1901-1985): Simon Kuznets adalah seorang ahli ekonomi Amerika
Serikat yang dikenal sebagai salah satu perintis pengukuran PDB. Pada tahun 1934,
Kuznets memperkenalkan konsep "National Income" (Pendapatan Nasional) yang
kemudian berkembang menjadi PDB. Ia menggagas metode pengukuran PDB untuk
pertama kalinya dan menjabarkannya dalam laporan "National Income, 1929-1932".
2. John Maynard Keynes (1883-1946): John Maynard Keynes adalah seorang ekonom
Inggris yang memberikan kontribusi penting dalam pengembangan konsep PDB.
Dalam karyanya yang berjudul "The General Theory of Employment, Interest, and
Money" yang diterbitkan pada tahun 1936, Keynes mengusulkan penggunaan PDB
sebagai alat pengukuran aktivitas ekonomi.
3. Paul Samuelson (1915-2009): Paul Samuelson adalah seorang ekonom Amerika Serikat
dan penerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi. Pada tahun 1948, Samuelson
menerbitkan buku teks ekonomi terkenal yang berjudul "Economics: An Introductory
Analysis" di mana ia mengembangkan pengertian dan penggunaan PDB sebagai
indikator penting dalam ekonomi.
4. Robert E. Hall dan Charles I. Jones: Dalam buku teks "Macroeconomics:Theory,
Applications, and Policy" yang diterbitkan pada tahun 2014, Hall dan Jones
memberikan pengertian PDB sebagai ukuran nilai output dari semua barang dan jasa
yang dihasilkan dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu.
PDB (Produk Domestik Bruto) adalah sebuah indikator ekonomi yang digunakan untuk
mengukur nilai keseluruhan dari semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam batas wilayah
suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. PDB mencerminkan aktivitas
ekonomi suatu negara dan merupakan ukuran penting untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

PDB dapat dihitung dengan dua pendekatan utama: pendekatan pengeluaran (expenditure
approach) dan pendekatan pendapatan (income approach). Pendekatan pengeluaran melibatkan
penghitungan total belanja konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto (ekspor
dikurangi impor). Pendekatan pendapatan melibatkan penghitungan total pendapatan yang
dihasilkan oleh faktor produksi dalam perekonomian, seperti upah, keuntungan, bunga, dan
sewa.

PDB memberikan gambaran tentang ukuran dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pertumbuhan PDB yang positif menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi, sementara
pertumbuhan negatif menandakan adanya resesi atau perlambatan ekonomi. PDB juga
digunakan untuk membandingkan ukuran ekonomi antara negara-negara dan sebagai dasar
perencanaan dan kebijakan ekonomi.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini saya menggunakan metode kuantitatif dengan sumber data sekunder yang
berasal dari BPS. Alat pengolah data yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa eviews
untuk mencari pdb potensial dan pdb gap serta forecast.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, maka data PDB Indonesia yaitu :

Tahun PDB Aktual


2012Q1 1855580,2
2012Q2 1929018,7
2012Q3 1993632,3
2012Q4 1948852,2
2013Q1 1958395,5
2013Q2 2036816,6
2013Q3 2103598,1
2013Q4 2057687,6
2014Q1 2058584,9
2014Q2 2137385,6
2014Q3 2207343,6
2014Q4 2161552,5
2015Q1 2158040
2015Q2 2238704,4
2015Q3 2312843,5
2015Q4 2272929,2
2016Q1 2264721
2016Q2 2355445
2016Q3 2429260,6
2016Q4 2385186,8
2017Q1 2378146,4
2017Q2 2473512,9
2017Q3 2552296,9
2017Q4 2508971,9
2018Q1 2498697,5
2018Q2 2603852,6
2018Q3 2684332,2
2018Q4 2638969,6
2019Q1 2625180,5
2019Q2 2735414,1
2019Q3 2818812,7
2019Q4 2769748,1
2020Q1 2703027,1
2020Q2 2589769,2
2020Q3 2720481,3
2020Q4 2709721,7
2021Q1 2684447,5
2021Q2 2773067,2
2021Q3 2816494,7
2021Q4 2846068,5
2022Q1 2819330,4
2022Q2 2924458
2022Q3 2977972,9
2022Q4 2988636,5
Dari data diatas diketahui bahwa data ini dikumpulkan dari BPS secara quartalan atau triwulan.

Maka setelah dilakukan olah data dapat kita lampirankan perkiraan PDB potensial dan PDB
gap sebagai berikut :
PDB
Tahun AKTUAL PDB_GAP PDB_POTENSIAL

2012Q1 1855580.2 -10467.14 1866047.


2012Q2 1929018.7 32155.31 1896863.
2012Q3 1993632.3 65959.40 1927673.
2012Q4 1948852.2 -9637.225 1958489.
2013Q1 1958395.5 -30972.24 1989368.
2013Q2 2036816.6 16459.99 2020357.
2013Q3 2103598.1 52112.68 2051485.
2013Q4 2057687.6 -25106.27 2082794.
2014Q1 2058584.9 -55769.30 2114354.
2014Q2 2137385.6 -8837.400 2146223.
2014Q3 2207343.6 28921.64 2178422.
2014Q4 2161552.5 -49414.77 2210967.
2015Q1 2158040 -85853.20 2243893.
2015Q2 2238704.4 -38498.72 2277203.
2015Q3 2312843.5 1996.747 2310847.
2015Q4 2272929.2 -71820.55 2344750.
2016Q1 2264721 -114118.0 2378839.
2016Q2 2355445 -57551.60 2412997.
2016Q3 2429260.6 -17772.56 2447033.
2016Q4 2385186.8 -95536.63 2480723.
2017Q1 2378146.4 -135684.6 2513831.
2017Q2 2473512.9 -72546.97 2546060.
2017Q3 2552296.9 -24732.15 2577029.
2017Q4 2508971.9 -97340.42 2606312.
2018Q1 2498697.5 -134770.5 2633468.
2018Q2 2603852.6 -54140.96 2657994.
2018Q3 2684332.2 5029.983 2679302.
2018Q4 2638969.6 -57803.78 2696773.
2019Q1 2625180.5 -84609.08 2709790.
2019Q2 2735414.1 17716.86 2717697.
2019Q3 2818812.7 99022.82 2719790.
2019Q4 2769748.1 54375.98 2715372.
2020Q1 2703027.1 -783.3438 2703810.
2020Q2 2589769.2 -94736.14 2684505.
2020Q3 2720481.3 63624.52 2656857.
2020Q4 2709721.7 89516.13 2620206.
2021Q1 2684447.5 110515.3 2573932.
2021Q2 2773067.2 255593.9 2517473.
2021Q3 2816494.7 366160.4 2450334.
2021Q4 2846068.5 473888.0 2372180.
2022Q1 2819330.4 536424.3 2282906.
2022Q2 2924458 741756.5 2182702.
2022Q3 2977972.9 905880.6 2072092.
2022Q4 2988636.5 1036569. 1952068.
2023Q1 2961191.2 1137008. 1824183.
2023Q2 3050034. 56056.88 3096237.
2023Q3 3095932. 75671.06 3122503.
2023Q4 3095943. 52949.24 3148735.
2024Q1 3100551. 34776.66 3174957.
2024Q2 3150647. 58548.09 3201145.
2024Q3 3196185. 77812.41 3227324.
2024Q4 3196632. 55521.06 3253470.
2025Q1 3201597. 37695.10 3279607.
2025Q2 3251261. 61040.05 3305712.
2025Q3 3296446. 79960.96 3331808.
2025Q4 3297320. 58092.14 3357873.

Setelah itu dapat diperoleh data diagramnya yaitu:


3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
0
-500,000
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

PDB_GAP PDB_POTENSIAL PDB


Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa kita dapat memprediksi hasil pdb dengan bantuan eviews dan
kita juga dapat mengetahui bentuk grafik dari data-data yang telah kita olah. Namun disini
penulis juga mengetahui bahwa masih terdapat kesalahan baik pada penyusunan miniriset ini
ataupun pada saat pengolahan datanya, maka dari itu penuh mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca.
REFERENSI :
Central Intelligence Agency. (2022). The World Factbook: Indonesia. Retrieved from
https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/indonesia/
Bank Indonesia. (2022). Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia. Retrieved from
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-perekonomian-indonesia/Pages/default.aspx
Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Indonesia. Retrieved from https://www.bps.go.id/
World Bank. (2022). Indonesia: Overview. Retrieved from
https://www.worldbank.org/en/country/indonesia/overview
Asian Development Bank. (2022). Indonesia: Economy. Retrieved from
https://www.adb.org/countries/indonesia/economy
International Monetary Fund. (2022). Indonesia: Selected Issues. Retrieved from
https://www.imf.org/en/Countries/IDN
Susilo, Y. (2020). Analyzing the Indonesian GDP Gap: An Application of the HP Filter. Journal
of Economics and Sustainable Development, 11(3), 157-165.
Soesastro, H. (2017). The Potential GDP and the Gap in Indonesia. Bulletin of Monetary,
Economics, and Banking, 19(3), 297-312.
Kuncoro, M. (2019). Economic Forecasting in Indonesia: An Overview. Journal of Indonesian
Economic Studies, 53(1), 95-115.
Nugroho, B. A., & Suseno, Y. (2018). The Forecasting of Indonesia's GDP
Growth Using ARIMA Model. International Journal of Academic Research in Business and
Social Sciences, 8(2), 110-118.

Anda mungkin juga menyukai