349–356
Abstract: PT. XYZ is a company engaged in manufacturing papers. PT. XYZ planned to
implement The Quality Management System ISO 9001:2015. The Warehouse Department is
one of the Department in PT. XYZ that does not have document according to ISO 9001:2015.
This design aims to design a quality management system by making documents in accordance
with the requirements of The Quality Management System ISO 9001:2015 especially documents
about job description, job specification, Standard Operating Procedure (SOP), and work
instruction. This document design is in accordance with that already exists at PT. XYZ, so that
there is no change in the existing process or flow.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan Metode penelitian pada tugas akhir di PT. XYZ
pembuat kertas di Indonesia. Bahan baku yang menggunakan beberapa langkah. Langkah-langkah
digunakan adalah potongan-potongan kertas, kertas yang digunakan adalah pengamatan SOP,
yang tidak terpakai (afval), dan pulp (bubur kayu). wawancara kepada pekerja, pembuatan business
Total terdapat 3 macam Gudang Bahan Baku function, pembuatan dokumen job decription job
(Gubaku) dan 1 Gudang Suku Cadang (GSC) pada specification. Langkah-langkah tersebut diharapkan
PT. XYZ. Gubaku 1 untuk bahan baku pembantu dapat membantu dalam pembuatan SOP & IK
(kimia, pelumas, solar, batu bara), Gubaku 2 untuk perbaikan.
afval import dan pulp (bubur kayu), Gubaku 3
untuk afval lokal, dan GSC untuk menyimpan Melakukan Pengamatan SOP
berbagai suku cadang.
Pengamatan SOP ini dilakukan secara langsung.
Aktifitas utama pada Gubaku maupun GSC terbagi Pengamatan SOP ini dilakukan dengan mengamati
menjadi 2 bagian, yaitu aktifitas penerimaan dan tugas per bagian pekerja seperti bagian pengawas
pengeluaran. Aktifitas penerimaan yang dilakukan bongkar barang di lapangan. Pengamatan
terdiri dari penerimaan barang, pembongkaran, dilakukan kurang lebih selama 2 minggu untuk
penataan, dan penyimpanan barang. Aktifitas masing-masing gudang.
pengeluaran barang terdiri dari pengebonan,
pengambilan, dan penyerahan barang ke Melakukan Wawancara Tugas
departemen terkait
Wawancara tugas dilakukan terhadap masing-
masing divisi seperti staf, pengawas, dan lainnya.
Menurut Tambunan [1], SOP adalah sebuah
Wawancara dilakukan untuk mengetahui dari sisi
panduan atau pedoman yang digunakan
pekerja terhadap permasalahan yang ditemukan.
perusahaan untuk memastikan langkah kerja dari
Wawancara ini diharapkan dapat membantu dalam
tiap unitnya telah berjalan secara efektif dan
melakukan perancangan SOP yang baik serta
konsisten. Menurut Caballero et al. [2], SOP ketika
membantu dalam pembuatan dokumen job
diterapkan dengan benar akan dapat memberikan
description.
output yang diinginkan serta membantu stakeholder
lebih fleksibel dalam pengambilan keputusan
Membuat Business Function
349
Lianto., et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 1–8
mempermudah melihat aliran data dari bidang proses penerimaan di Gubaku 2 dapat dilihat pada
fungsional satu ke bidang fungsional lainnya. Hasil Gambar 1.
dari business function akan dapat digunakan untuk
membuat job description job specification maupun
Standard Operating Procedures.
350
Lianto, et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 349–356
351
Lianto., et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 1–8
352
Lianto, et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 349–356
terdapat jabatan / posisi yang melakukan kegiatan Tabel 3. Daftar instruksi kerja di Departemen
tersebut. Dokumen SOP kondisi baru juga terdapat Gudang PT. XYZ
flowchart yang menggambarkan alur SOP
penerimaan barang yang terdapat setelah
penjelasan prosedur.
353
Lianto., et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 1–8
Perbedaan SOP Lama dengan SOP Baru penerimaan barang yang sebelumnya tidak ada,
yaitu:
Perancangan dokumen SOP yang dibuat tentu
memiliki beberapa perbedaan dengan SOP lama. a. Pembuatan rencana kerja
Perbedaan tersebut selain dari perbedaan format b. Booking lokasi untuk jenis barang yang baru
juga terdapat perbedaan pada nomor SOP dan isi c. Menghubungi Departemen Pool Alat Berat
prosedurnya. Nomor SOP dan jumlah prosedur d. Pengecekan nomor kontainer
antara SOP lama dengan SOP baru dapat dilihat e. Foto awal kedatangan kontainer beserta
ketentuannya
pada Tabel 4.
f. Pemberian label identitas barang
g. Membersihkan kontainer setelah
Tabel 4. Nomor SOP dan jumlah prosedur pembongkaran
antara SOP lama dengan SOP baru h. Foto kontainer setelah dibersihkan beserta
ketentuannya
354
Lianto, et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 349–356
355
Lianto., et al. / Perancangan Dokumentasi ISO 9001:2015 di Departemen Gudang / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 1–8
serta pengujian kadar air dikarenakan Quality dak mengubah proses atau alur yang telah ada,
Assurance tidak percaya dengan sampel yang hanya berupa pembuatan dokumen yang lebih
diambil Gubaku 2 untuk pengujian kadar air, hal ini lengkap saja. Perancangan SOP yang baru telah
menyebabkan pengujian kadar air dilakukan memunculkan beberapa perbedaan antara SOP
sebanyak 2 kali, hal ini tentu sangat tidak efektif. yang awal dengan SOP yang baru. Perbedaan yang
ada tidak mengubah inti atau garis besar dari alur
Usulan untuk permasalahan pertama adalah yang ada. Perbedaan terjadi karena 5 faktor.
sebaiknya ketika proses pembongkaran dilakukan,
Pengawas Bongkar fokus saja pada proses bongkar, Faktor pertama adalah adanya penambahan
sedangkan untuk proses pengambilan sampel dan sebanyak 13 prosedur baru untuk total keseluruhan
pengujian kadar air, dapat dilakukan langsung oleh SOP baru yang ada. Penambahan prosedur ini
Petugas Quality Assurance. Usulan kedua untuk dilakukan karena pada SOP lama tidak tertulis
permasalahan pertama adalah jika Petugas Quality padahal kegiatan tersebut selalu dilakukan. Faktor
Assurance tidak berani terjun langsung ke lapangan, kedua adalah pemisahan dari 5 prosedur lama
sebaiknya tetap Pengawas Bongkar melakukan menjadi 6 atau lebih prosedur yang baru.
proses bongkar serta pengambilan sampel, tetapi Pemisahan dilakukan karena penulis merasa
berdasarkan arahan dari Petugas Quality adanya 2 kegiatan yang cukup berbeda dalam 1
Assurance. prosedur, sehingga lebih baik dipisah.
Permasalahan kedua yaitu pada Gubaku 1 ketika Faktor ketiga adalah penjabaran lebih detail
proses bongkar atau penerimaan bahan bakar solar. sebanyak 2 prosedur, penjabaran dilakukan agar
Penerimaan bahan bakar solar di Gubaku 1 lebih memperjelas alur proses yang ada. Penjabaran
dilakukan pengambilan sampel dan pengujian ini dilakukan terhadap 2 prosedur pada
kualitas sebanyak 2 kali. Pertama kali tangki solar keseluruhan SOP. Faktor keempat adalah
datang, akan dilakukan pengujian kualitas di depan penggabungan 2 atau lebih prosedur menjadi 1
laboratorium dan ketika dinyatakan lulus maka prosedur baru. Penggabungan dilakukan pada total
tangki solar tersebut akan menuju ke Stasiun 8 prosedur pada keseluruhan SOP, penggabungan
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tangki dilakukan karena penulis merasa 2 atau lebih
solar yang tiba di SPBU kemudian akan dilakukan kegiatan tersebut masih berhubungan satu sama
pengambilan sampel dan pengujian kualitas lain, sehingga dengan dijadikan 1 prosedur saja
kembali dikarenakan jarak antara laboratorium lebih mudah dipahami. Faktor kelima adalah
dengan SPBU cukup jauh, sehingga perusahaan pengurangan 1 atau lebih prosedur lama
takut apabila ada yang sengaja merusak solar dikarenakan tidak sesuai dengan ruang lingkup
mereka. SOP yang ada. Pengurangan SOP ini dilakukan
pada 9 prosedur.
Usulan untuk permasalahan kedua adalah
sebaiknya pengambilan sampel serta pengujian Daftar Pustaka
kualitas bahan bakar solar hanya dilakukan 1 kali
saja, yaitu ketika tangki solar baru datang. 1. Tambunan, R. M., Standard Operating
Pengujian dilakukan diawal tangki solar datang Procedures (SOP) Edisi 2, Maeistas Publishing,
yaitu di depan laboratorium karena dalam Jakarta, 2013.
pengambilan sampel serta pengujian kualitas perlu 2. Caballero, R., Cook, J., Fisher, C., Gantt, D., &
diawasi oleh petugas laboratorium. Solar yang telah Miller, B., Developing Standard Operating
dinyatakan lulus uji kualitas, kemudian diberikan Procedures In Wildland Fire Management,
segel berupa stiker pada penutup tangki solar. United States, 2003.
Pengawas gudang sebelum melakukan bongkar 3. Monk, E., & Wagner, B., Concepts in Enterprise
pada solar wajib memastikan stiker tersebut masih Resource Planning, Third Edition, Cengage
aman. Learning, 2008.
4. PSNA College of Engineering & Technology., Job
Simpulan Description Job Specification, Dalam P. C.
Technology, Job Description Job Specification
Dokumen yang dibuat adalah dokumen mengenai (hal. Chapter 3), PSNA College of Enginerring &
job description, job specification, SOP, dan IK. Technology, TamilNadu.
Pembuatan dokumen dilakukan pada Gubaku 1, 5. Organisation Internationale de Normalisation,
Gubaku 2, Gubaku 3, dan GSC. Pembuatan ISO 9001:2015(en) Quality management systems,
dokumen yang sesuai dengan Sistem Manajemen September 2015, Dipetik dari www.iso.org, 10
Mutu ISO 9001:2015 ti Februari 2019.
356