Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MASA DEMOKRASI PARLEMENTER (1950-1959)

Disusun oleh :

NADHIRA FALEN RAHMAN


IX MAIMUNAH

SMPIT AZZUHRA ISLAMIC SCHOOL PUSAT


2023/2024
KATA PENGANTAR
ِ‫الرحِ يم‬
ّ ِ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬
ّ ِ‫َللا‬
ِِّ ِ‫بِس ِِْم‬

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat meyelesaikan makalah “Masa Demokrasi Parlementer (1950-
1959)”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk menjelaskan pemberontakan yang terjadi pada


Masa Demokrasi Parlementer yang kami sajikan dari berbagai sumber.

Makalah ini disusun dengan berbagai kesulitan, baik yang datang dari diri
kami sendiri maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan
dari ALLAH SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami mengetahui
bahwa masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan dalam makalah ini. Karena
seperti yang kita ketahui tidak ada yang sempurna didunia ini kecuali ALLAH SWT
semata.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ustad Risky selaku guru Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan yang telah membimbing kami dan kepada teman-
teman anggota kelompok yang bersedia memberi masukan dalam pembuatan
makalah. Kami berharap makalah ini dapat memperkaya wawasan pembaca tentang
pemberontakan yang terjadi pada Masa Demokrasi Parlementer walaupun makalah
ini masih jauh dari kata baik.

Kritik dan saran kami butuhkan untuk dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Demokrasi Parlementer ................................................... 3
B. Pelaksanaan dari Demokrasi Parlementer ......................................... 5
C. Pemberontakan yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer ................. 14
D. Akhir dan Demokrasi Parlementer di Indonesia ............................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16
A. Kesimpulan ...................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................. 16

ii
BAB I PENDAHULUAN

A.ِLatar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Isitilah
“demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti
dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
“demokrasi” di banyak negara. Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu
demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan,
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal
ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Berbicara mengenai demokrasi, Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki banyak pengalaman tentang demokrasi. Sudah ada tiga jenis
demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia, yaitu presidensial, terpimpin,
dan parlementer. Dari ketiga jenis demokrasi itu, yang menjadi pembuka
lembaran sejarah Indonesia adalah demokrasi parlemeter yang dimulai sejak
tanggal 14 November 1945 sampai dengan 5 Juli 1959. Melihat demokrasi
parlementer yang menjadi tonggak awal pelaksanaan demokrasi di Indonesia,
maka sudah selayaknya kita sebagai generasi penerus Indonesia mengenal
bagaimana proses permulaan dan lika-liku yang mewarnai perjalanan demokrasi
kita. Dalam paper ini terutama akan dijabarkan pelaksanaan pasa masa pasca
revolusi kemerdekaan (1945-1959) atau demokrasi parlementer.

1
B.ِRumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi dan Demokrasi Parlementer?
2. Bagaimana pelaksanaan dari Demokrasi Parlementer?
3. Apa saja pemberontokan yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer?
4. Bagaimana akhir dari Demokrasi Parlementer di Indonesia?

C.ِTujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Demokrasi dan Demokrasi
Parlementer
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari Demokrasi Parlementer
3. Untuk mengetahui pemberontokan yang terjadi pada masa Demokrasi
Parlementer
4. Untuk mengetahui bagaimana akhir dari Demokrasi Parlementer di
Indonesia

2
BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian
1.ِDemokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara. Jadi Demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
a. ciri pokok pemerintahan demokratis
a) Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat
banyak, dengan ciri-ciri tambahan:
1) Konstitusional, yaitu bahwa prinsip-prinsip kekuasaan, kehendak
dan kepentingan rakyat diatur dan ditetapkan dalam konstitusi
2) Perwakilan, yaitu bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat
diwakilkan kepada beberapa orang
3) Pemilihan umum, yaitu kegiatan politik untuk memilih
anggotaanggota parlemen
4) Kepartaian, yaitu bahwa partai politik adalah media atau sarana
antara dalam praktik pelaksanaan demokrasi

3
b) Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan, misalnya
pembagian/ pemisahan kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Adanya tanggung jawab dari pelaksana kegiatan pemerintahan.
b. Macam-macam demokrasi
Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:
a) Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman
Yunani Kuno. Pada masa itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan
aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan demikian,
pemerintah dapat mengetahui – secara langsung pula – aspirasi dan
persoalan-persoalan yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Tetapi
dalam zaman modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:
1) Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat
sekaligus dalam membicarakan suatu urusan
2) Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang
semakin rumit dan kompleks
3) Musyawarah tidak akan efektif, sehingga sulit menghasilkan
keputusan yang baik
b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam
menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka
untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui
wakil-wakil mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi perwakilan
berlainan menurut konstitusi negara masing-masing.

2.ِDemokrasi Parlementer
Demokrasi parlementer (liberal) adalah suatu demokrasi yang
menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi daripada badan
eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri.
Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan
diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden
menjabat sebagai kepala negara. Demokrasi liberal dikenal pula sebagai

4
demokrasi parlementer karena pada saat itu berlangsung sistem pemerintahan
parlementer
b. Pelaksanaan dari Demokrasi Parlementer
Demokrasi sistem parlementer semula lahir di Inggris pada abad
XVIII dan dipergunakan pula di negara-negara Belanda, Belgia, Prancis, dan
Indonesia (pada masa UUDS 1950) dengan pelaksanaan yang bervariasi, sesuai
dengan konstitusi negara masing-masing. Negara-negara Barat banyak
menggunakan demokrasi parlementer sesuai dengan masyarakatnya yang
cenderung liberal. Ciri khas demokrasi ini adalah adanya hubungan yang erat
antara badan eksekutif dengan badan perwakilan rakyat atau legislatif. Para
menteri yang menjalankan kekuasaan eksekutif diangkat atas usul suara
terbanyak dalam sidang parlemen.
Mereka wajib menjalankan tugas penyelenggaraan negara sesuai
dengan pedoman atau program kerja yang telah disetujui oleh parlemen.
Selama penyelenggaraan negara oleh eksekutif disetujui dan didukung oleh
parlemen, maka kedudukan eksekutif akan stabil. Penyimpangan oleh seorang
menteri pun dapat menyebabkan parlemen mengajukan mosi tidak percaya
yang menggoyahkan kedudukan eksekutif. Demokrasi parlementer lebih cocok
diterapkan di negara-negara yang menganut sistem dwipartai partai mayoritas
akan menjadi partai pendukung pemerintah dan partai minoritas menjadi
oposisi.
Dalam demokrasi parlementer, terdapat pembagian kekuasaan
(distribution of powers) antara badan eksekutif dengan badan legislatif dan
kerja sama di antara keduanya. Sedangkan badan yudikatif menjalankan
kekuasaan peradilan secara bebas, tanpa campur tangan dari badan eksekutif
maupun legislatif. Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan rakyat dalam bidang ekonomi.
Dalam sistem demokrasi yang demikian, semua orang dianggap
memiliki derajat dan hak yang sama. Namun karena kesamaan itu, penerapan
azas free fight competition (persaingan bebas) dalam bidang ekonomi
menyebabkan kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin

5
kian lebar. Kepentingan 6 umum pun diabaikan. Demokrasi formal/ liberal
sering pula disebut demokrasi Barat karena pada umumnya dipraktikkan oleh
negara-negara Barat. Kaum komunis bahkan menyebutnya demokrasi kapitalis
karena dalam pelaksanaannya kaum kapitalis selalu dimenangkan oleh
pengaruh uang (money politics) yang menguasai opini masyarakat (public
opinion).
a) Berikut adalah beberapa ciri dari demokrasi parlementer :
1. Kedudukan DPR lebih kuat atau lebih tinggi daripada pemerintah
2. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/Dewan menteri dibawah
pimpinan Perdana menteri dan bertanggung jawab pada parlemen.
3. Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dipegang
Perdana Menteri.
4. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen
5. Kedudukan kepala negara terpisah dari kepala pemerintahan, biasanya
hanya berfungsi sebagai simbol negara
6. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR dapat meminta
mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah
7. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas

c. Pemberontakan yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer

6
7
BAB III PENUTUP

A.ِKesimpulan
Demokrasi awal yang diberlakukan di Indonesia adalah demokrasi
parlementer dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan parlemen. Demokrasi
ini berlaku sejak kurun waktu 1945-1959 (yakni bermula dari pasca
kemerdekaan Indonesia sampai dengan munculnya dekrit presiden 5 Juli 1959).
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah mengalami pergantian kabinet
selama 7 kali. Hal itu disebabkan karena ketidakmampuan konstituante untuk
membentuk undang-undang serta adanya konflik antar parpol. Selain itu, pada
masa demokrasi ini pernah menerapkan UUD 1945, UU RIS, dan juga UUDS
1950. Mulanya demokrasi ini disetujui oleh bangsa Indonesia karena merujuk ke
demokrasi liberal dimana kebebasan rakyat lebih diakui, terbukti dengan sistem
multipartai dan menjamurnya parpol yang ikut andil dalam kursi pemilu tahun
1955. Namun, ternyata dalam perjalanannya demokrasi ini tidak cocok
diterapkan di Indonesia karena menimbulkan banyak penyimpangan,
pergolakan, perpecahan, bahkan pemberontakan yang terjadi dimana-mana.
Akhirnya muncullah dekrit presiden dari Soekarno yang menyatakan bahwa
Indonesia kembali ke konstitusi UUD 1945 dan kembali menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan sistem pemerintahan presidensiil.

B.ِSaran
Sejarah merupakan acuan yang menjadi pijakan untuk menuju ke masa
depan yang lebih gemilang. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya
kita harus berupaya untuk mengisi kemerdekaan bangsa dengan cara
mempertahankannya. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari sejarah
pelaksanaan demokrasi Indonesia. Hal ini menjadi penting manakala dijadikan
referensi untuk membentuk sistem pemerintahan yang lebih baik melalui hikmah
dan pelajaran yang didapatkan dari sejarah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai