Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Individual

Self Determination Theory

Kepribadian Kontemporer (F)

Farah Naila Azmiya Bariadi (1906394290)

Setelah mempelajari dan memahami materi mengenai self determination theory, ada
beberapa hal yang membuat saya menjadi berefleksi ke diri sendiri, mengenal diri
lebih jauh lagi, dan lebih menyadari perkembangan kepribadian saya. Materi
mengenai SDT merupakan pembelajaran yang sangat menarik dan cukup berbeda dari
materi di MK Kepribadian Kontemporer lainnya yang biasanya membahas sejarah
dan teori dari para tokoh psikologi dimana materi mengenai SDT dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari materi SDT, saya menjadi
menyadari tipe motivasi apa yang selama ini mendorong saya dalam melakukan
sesuatu, menyadari kualitas diri yang sudah baik dari diri saya, dan mana hal-hal yang
dirasa perlu ditingkatkan lagi kedepannya.
Sudah hampir 2 tahun lamanya kita berada di tengah kondisi pandemi seperti
ini, banyak perubahan yang terjadi begitu cepat, mengubah gaya hidup dan menuntut
kita untuk beradaptasi dengan segala perubahan yang diakibatkan oleh pandemi.
Pandemi banyak membawa tantangan baru yang saya hadapi untuk mempertahankan
well-being saya, khususnya dalam hal regulasi diri, menjaga motivasi, dan
kemampuan manajemen waktu. Saya mulai merasa tidak dapat bergerak bebas di
dalam rumah, lebih mudah cemas dan mood yang seringkali berubah. Semakin sering
bersama, konflik kecil di keluarga pun sulit untuk dihindari. Selain itu, saya merasa
sulit untuk fokus dan memperhatikan dosen saat di kelas dan juga kesulitan dalam
memahami materi kuliah. Hal tersebut menurunkan motivasi saya dalam perkuliahan.
Saya kesulitan untuk melakukan manajemen waktu, seperti membagi waktu antara
belajar, mengerjakan tugas, waktu untuk keluarga, dan istirahat.
Satu tahun setelahnya, tepatnya di tahun 2021, banyak sekali hal yang saya
alami dan membentuk diri saya yang sekarang. Tantangan yang muncul membentuk
saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Di tahun ini saya menantang
diri saya sendiri untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba banyak hal. Mulai dari
aktif di BEM, menjadi peer counselor, hingga bergabung di organisasi yang
menyuarakan kesetaraan gender dan membangun hubungan yang sehat, hingga
menjadikan hobi merajut saya sebagai peluang bisnis. Jika ditinjau menggunakan tiga
komponen SDT, saya sudah memenuhi komponen competence, dimana saya merasa
berharga dan cukup dengan diri saya sendiri, dimana saya sudah dapat menerima
kekurangan dan berusaha memaksimalkan potensi yang saya miliki melalui kegiatan
organisasi dan bisnis kecil yang saya rintis. Selain itu, di momen ini saya sedang
memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, dapat menambah relasi melalui
organisasi, dan memiliki beberapa teman dekat yang menjadi support system bagi diri
saya dimana hal tersebut memenuhi komponen relatedness. Terakhir untuk komponen
autonomy, meskipun di awal pandemic saya sempat kesulitan untuk meregulasi diri,
seiring berjalannya waktu kemampuan regulasi diri saya membaik, saya juga dapat
melakukan hal yang diinginkan atas kehendak saya sendiri.
Dari pemaparan saya, dapat saya simpulkan, meskipun sempat kesulitan untuk
beradaptasi di awal pandemi namun lambat laun saya dapat menemukan diri sendiri,
melakukan hal yang sesuai dengan passion saya, dan dapat memotivasi diri untuk
mencoba hal baru. Hal tersebut merupakan kualitas pribadi yang sudah baik dari
dalam diri saya, dimana saya dapat meregulasi diri dengan cukup baik, memiliki
perasaan berharga dan cukup dengan diri sendiri, dapat memotivasi diri untuk terus
belajar dan tidak mudah merasa puas.

Anda mungkin juga menyukai