Pendahuluan
1. 1. Latar Belakang
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi
merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan terbesar yang ada di
Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, yang merupakan tempat bekerja
penulis. SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi memiliki 3 kompetensi
keahlian, salah satunya teknik pemesinan. Teknik pemesinan adalah suatu ilmu
teknik yang mempelajari tentang proses pemotongan logam dengan mesin
perkakas guna menghasilkan komponen mesin. Proses pemotongan logam
menggunakan mesin perkakas pemesinan seperti mesin bubut, mesin sekrap,
mesin frais, mesin gerinda dan mesin bor. Hasil dari pekerjaan proses pemesinan
adalah komponen-komponen mesin seperti: baut, mur. pasak, pen, poros, batang
ulir penggerak, roda gigi, puli, dan lain-lain.
Teknik pemesinan SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi memiliki 2
Mesin bubut untuk praktek para siswa, tetapi dari 2 mesin tersebut, hanya 1 mesin
bubut yang berfungsi. Karena ada satu mesin bubut yang tidak berfungsi karena
kurangnya perawatan dan harus segera diperbaiki. Oleh karena itu penulis
mengambil kerja praktek di SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi yang
merupakan tempat kerja penulis. Penulis mengambil judu kerja praktek yaitu
perawatan dan perbaikan mesin bubut di SMK Nusantara 89 Kabupaten
Sukabumi.
1
1.2 Tujuan Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1.2.1 Mendapatkan pengalaman kerja di sebuah instansi/perusahaan untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diterima
selama perkuliahan.
1.2.2 Memahami korelasi antara dunia pendidikan dan dunia kerja nyata
1.2.3 Menganalisis jenis kerusakan pada mesin bubut yang ada SMK Nusantara
89 Kabupaten Sukabumi
1.2.4 Menganalisis proses perbaikan atau restorasi mesin bubut yang ada di
SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi
1.2.5 Menganalisis komponen yang harus diganti pada mesin bubut yang
diperbaiki di SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi
1.2.6 Menguji coba mesin bubut yang telah diperbaiki di SMK Nusantara 89
Kabupaten Sukabumi.
2
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, Tujuan, Manfaat, Waktu dan
tempat, serta sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan/instansi, visi, misi,
struktur organisasi, dan fasilitas.
BAB III STUDI LITERATUR DAN PROSES PERBAIKAN
Bab ini berisi tentang literatur proses pembubutan, mesin bubut,
komponen mesin bubut, parameter pemotongan pembubutan, kerusakan
pada mesin bubut, dan cara memperbaiki mesin bubut, proses analisa
kerusakan mesin bubut, analisa proses perbaikan mesin bubut, analisa
komponen yang harus diganti pada mesin bubut, rancangan anggaran biaya
perbaikan/restorasi mesin bubut.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pelaksanaan praktek kerja
lapangan ini.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
4
B. MISI
1.Menyelenggarakan program jenjang Pendidikan SMK dengan Paradigma baru
yang bernuansa Karakter, Industri dan Islami
2.Mengembangkan Potensi anak Didik melalui Penelusuran serta minat sesuai
dengan Kompetensi, yang mempertahankan Nilai-nilai Aqidah Islam secara
Komprehensif.
3.Mengembangkan Hasil Karya Ilmu Pengetahuan bedasarkan Nilai-nilai
keagamaan, khususnya Teknologi secara nyata dan berhasil serta tepat guna.
4.Mengembangkan hasil terapan ilmu pengetahuan dalam manajerial serta
kepemimpinan dalam bidang ahli yang dimilikinya.
5.Mengembangkan hasil karya ilmu pengetahuan khusunya teknologi yang tepat
guna serta menjunjung tinggi prinsip etika yang sesuai dengan ensesial dasar
masing-masing.
C. TUJUAN SEKOLAH
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan
sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
1.Pada tahun 2019 memperoleh nilai UN dan US rata-rata minimal 6.80
2.Pada tahun 2019 unggul dalam bidang O2SN ditingkatka bupaten
3.Pada tahun 2019 pesertadidik dapat berprestasi baik akademik maupun non
akademik dalam kegiatan SPKS Tingkat Kecamatan dan Kabupaten
4.Pada tahun 2019 unggul dalam kegiatan olimpiade MIPA tingkat kecamatan
5.Pada tahun 2021 hasil karya siswa unggul dalam kegiatan lomba (SPKS)
ditingkat Kabupaten.
5
2.5. Struktur Organisasi Instansi
6
2.8. Jam Kerja Instansi
Setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat.
Senin sampai Kamis
Jam kerja mulai 07.00 – 12.00WIB, istirahat jam 12.00 – 13.00 WIB, masuk
lagi jam 13.00 – 16.00 WIB
Jumat
Jam kerja mulai 07.00 – 11.00WIB, istirahat jam 11.00 – 13.00 WIB, masuk
lagi jam 13.00 – 17.00 WIB
7
BAB III
STUDI LITERATUR DAN PROSES PERBAIKAN
Bentuk dasar benda kerja yang dapat dikerjakan mesin bubut [1] :
1. bentuk poros / lubang silindris
2. bentuk permukaan rata
8
3. bentuk tirus / konis luar
4. bentuk tirus / konis dalam
5. bentuk bulat / profil
6. bentuk ulir luar
7. bentuk ulir dalam
8. bentuk alur dalam
Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah dipindahkan
sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini
umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya
dipergunakan untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin
9
umumnya tidak lebih dari,1200 mm, dan karena bebanya ringan dapat diangkat
oleh satu orang [2].
Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai
dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil
atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan
pada 230 dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan
mudah dioperasikan [2].
10
3. Mesin Bubut Standar
Jenis mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena
disamping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah
dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja,
bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat
[2].
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu
utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat
pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain. (Gambar 3.6. ) adalah sebuah sumbu
utama mesin bubut yang terpasang sebuah chuck atau cekam diamana didalamnya
terdapat susunan roda gigi yang dapat digeser geser melalui handel/tuas untuk
mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan. (Gambar 3.7) adalah jenis
lain sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter
tetap (G), yang berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja pada saat
11
pembubutan dintara dua senter. Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu
putaran cepat dan putaran lambat [2].
Gambar 3.6. .Sumbu utama mesin bubut yang terpasang sebuah chuck
12
Gambar 3.8 . Meja Mesin
3. Eretan (carriage)
Eretan (Gambar 3.9) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage)
yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang
bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak
sesuai dengan posisi penyetelan d atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini
adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut
kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat
pada roda pemutarnya [2].
13
tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas ini terdiri dari terdapat
dua bagian yaitu alas dan badan [2].
14
6. Pelat tabel
Pelat tabel pada gambar 3.12, adalah tabel besarnya kecepatan yang
ditempel pd mesin bubut yg menyatakan besaran perubahan antara hubungan
roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam
kepala tetap (headstock). Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam
pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya
diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan [2].
15
9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama (Gambar 3.14) berfungsi untuk
mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan
dari tabel putaran [2].
16
11. Eretan Atas
Eretan atas sebagaimana gambar 3.16, berfungsi sebagai dudukan penjepit
pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada
proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang
ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm [2].
17
13. Roda Pemutar
Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk
menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang
ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca cincin berskala
(dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakkan ini diperlukan ketika
hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam
mata bor harus dimasukkan [2].
18
putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti
gerak putaran searah jarum jam [2].
Keterangan gambar :
1. handle untuk membalikkan arah perputaran spindle utama,
2. tuas untuk menggerakkan spindle utama,
3. poros potong bubut atau sekrup hantar,
4. chuck rahang tiga,
19
5. handle untuk kunci mur,
6. pemegang pahat,
7. eretan atas,
8. senter dalam kepala lepas,
9. eretan melintang,
10. alas mesin (landas eretan),
11. kepala lepas,
12. roda tangan untuk menggerakkan kepala lepas,
13. tuas untuk mengatur jumlah perputaran poros utama,
14. tuas untuk poros utama,
15. roda tangan untuk memindahkan support,
16. lemari kunci,
17. tuas untuk menjalankan catu awal lewat poros utama,
18. poros utama
20
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan
pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah
posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Thread Change Lever
pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau
kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam
arah longitudinal.
12. Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam
arah longitudinal maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada
pembubutan tirus.
21
16. Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quil Clamping Lever
19. Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20. Cross Slide Handwheel, Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah
melintang secara manual.
Proses Pembongkaran
Mulai
Komponen
Perancangan motor
Identifikasi Elektrikal Mesin
penggerak dan transmisi daya
Perakitan Komponen
Identifikasi Motor Penggerak
tidak
ya
Dokumentasi
Analisa
Selesai
22
3.7. Identifikasi Elektrik Mesin
Proses identifikasi Elektrik mesin ini difokuskan pada komponen elektrikal
yang ada pada box panel mesin. Langkah-langkahnya adalah :
1. Memutus arus listrik yang masuk pada box panel
2. Melepaskan kabel listrik yang terhubung dengan motor listrik dan rem
3. Melepas baut pada box panel yang terhubung pada body mesin, dan
mengangkat box panel tersebut
4. Mengidentifkasi fungsi dari contactor dengan menggunakan AVO meter
23
Proses identifikasi Main spindle mesin bubut adalah, memeriksa fungsi
pencekaman menggunakan kunci spindle dan memeriksa fungsi spindle dapat
berputar atau tidak.
3.8.2. Bed
Proses Identifikasi bed yang dimaksud adalah memeriksa kondisi dari bed
apakah masih layak digunakan atau tidak, memeriksa kondisi rel apakah masih
dapat berfungsi atau tidak.
24
Proses identifikasi eretan atas yang dimaksud adalah memeriksa fungsi
pergerakan eretan atas ketika diputar tuas pemutar eretan dari eretan, dan
memeriksa keakuratan ukuran dari eretan tersebut.
25
Proses identifikasi eretan bawah yang dimaksud adalah memeriksa fungsi
pergerakan eretan bawah ketika diputar tuas pemutar eretan dari eretan, dan
memeriksa keakuratan ukuran dari eretan tersebut.
Proses identifikasi tail stock disini adalah memeriksa kondisi fisik tail
stock, kondisi pengunci tail stock, kondisi housing center bor pada tail stock.
Proses Identifikasi Pengatur kecepatan spindle dan tabel kecepatan disini adalah
memeriksa tuas pengatur kecepatan apakah masih dapat berfungsi sesuai dengan tabel
26
kecepatan yang tertera. Dan memeriksa kondisi tabel keepatan, apakah masih dapat
terbaca atau tidak.
27
Proses identifikasi transporter dan sumbu pembawa disini adalah
memeriksa kondisi ulir transporter dan memeriksa sumbu pembawa apakah
masih dapat befungsi atau tidak.
3.8.11.Tool Post
28
Proses identifikasi toolpost disini adalah memeriksa kondisi fisik toolpost
dan kondisi baut dan ulir toolpost pengunci pahat apakah masih dapat
mencekam pahat atau tidak, dan memeriksa kondisi tuas pengunci toolpost,
apakah masih dapat mengunci atau tidak.
Gambar 3.35 (a) Gearbox reduksi putaran, (b) Pulley dan V-belt
29
Proses identifikasi transmisi daya disin iadalah memeriksa oli gearbox,
kondisi roda gigi gearbox, dan memeriksa kondisi pulley dan v-belt dari transmisi
daya mesin bubut.
3.11. Analisa
Proses analisa kerusakan yang dimaksud adalah menganalisa keseluruhan
kondisi komponen utama mesin bubut, dan menganalisa kerusakan komponen
pada mesin bubut.
Setelah dianalisa, bahwa kerusakan utama yang terjadi pada mesin bubut ini
adalah V-belt. V-belt pada mesin bubut ini sudah aus dan hampir putus,
dikarenakan kurang perawatan dan sudah melebihi life time dari v-belt. Oleh
karena itu perlu penggantian komponen v-belt.
30
(a) (b) (c)
Gambar 3.37 Pengukuran (a) jarak antar puli, (b) diameter puli yang menggerakkan poros
gearbox, (c) diameter puli motor penggerak
31
Gambar 3.39 Pemasangan V-belt
3.16. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah membuat laporan dari seluruh
proses perbaikan mesin bubut ini dalam bentuk laporan praktek kerja
lapangan.
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 . Kesimpulan
4.1.1. Pengalaman kerja di instansi khususnya instansi yang menggunakan
berbagai mesin perkakas, terutama dalam hal perawatan dan perbaikan
mesin bubut, sangat menambah pengalaman bagi penulis untuk lebih
mempersiapkan diri untuk masuk kedalam dunia kerja yang
sesungguhnya.
4.1.2. Berbagai ilmu yang telah dipelajari di Politeknik Sukabumi, khususnya
dibidang teknik mesin, sangat berguna dan bermanfaat ketika digunakan
didunia kerja, khususnya pada saat praktek kerja lapangan, ketika
meperbaiki mesin bubut CM2641x1000.
4.1.3. Kerusakan mesin bubut CM2641x1000 yang ada SMK Nusantara 89
Kabupaten Sukabumi yaitu terletak pada V-Belt transmisi penerus daya,
yang telah aus dan belum pernah diganti dari pada saat membeli tahun
2017.
4.1.4. Proses perbaikan mesin bubut yang ada di SMK Nusantara 89 Kabupaten
Sukabumi, pertama mengidentifikasi elektrikal mesin, identifikasi
komponen utama, identifikasi motor penggerak, identifikasi transmisi
daya, menganalisa kerusakan, proses pembongkaran komponen,
pengadaan komponen, perakitan komponen, dan uji coba mesin.
4.1.5. Komponen yang harus diganti pada mesin bubut yang diperbaiki di SMK
Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi yaitu V-Belt transmisi penerus daya
tipe A-1854.
4.2. Saran
Sebagai saran yang dapat dikatakan dalam penulisan laporan kerja praktek
iniadalah sebaik nya SMK Nusantara 89 Kabupaten Sukabumi menerapkan
preventive maintenance dan corrective maintenance yang dapat memprediksi
33
umur dari berbagai komponen mesin bubut yang harus diganti sesuai life timenya
sehingga proses penggunaan mesin bubut tidak terganggu.
34
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nurdjito, Arifin Achmad. 2015. Hand Out Pemesinan Bubut. Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
[2] Susetyo. 2017. Materi Mesin Bubut. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik.
Gunadarma. Jakarta.
35