Anda di halaman 1dari 2

NIAT BELAJAR SIRAH NABAWIYAH

Niat adalah keinginan hati untuk melakukan sesuatu disertai dengan perbuatan.
Niat mempunyai posisi penting dalam Islam. Dalam sebuah hadits dari Amirul Mukminin
Umar bin Khatthab radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alayhi wa sallam
bersabda, “Segala amal perbuatan itu berdasarkan niatnya, sedangkan masing-masing
orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim.
Menurut Imam Nawawi, hadits ini menunjukkan bahwa niat merupakan ukuran
untuk meluruskan amal perbuatan. Jika niat itu lurus, maka amalnya akan menjadi baik.
Jika niatnya sudah rusak, maka akan rusak pula amalnya.
Niat dianggap menjadi kekuatan atau pintu keberhasilan dalam setiap usaha,
apalagi dalam mencari ilmu. Niat dalam belajar adalah sebuah kesungguhan seseorang
yang memantapkan hatinya untuk menuntut ilmu seiring ridha Allah ta‘ala. Saat
mempelajari sirah nabawiyah, seorang muslim mesti mempunyai niat yang lurus.

Niat-Niat yang Harus Ditumbuhkan


Niat itu bisa dibagi menjadi dua: niat umum dan niat yang lebih terperinci. Niat
umum belajar sirah nabawiyah adalah sebagaimana niat umum belajar ilmu-ilmu lainnya,
yaitu mengharap ridha Allah ta‘ala. Mengenai niat yang lebih terperinci, Syaikh Wahid
Abdus Salam Bali dalam kitabnya, Al-Khulâshah Al-Bahiyyah fî Tartîb Ahdâts As-Sîrah
An-Nabawiyyah, menyebutkan 50 niat yang harus ditumbuhkan seorang muslim dalam
dirinya. Di antara niat-niat itu adalah sebagai berikut.
1. Niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mempelajari ilmu syar‘i ini.
2. Niat mengenal hal ihwal Rasulullah shallallâhu ‘alayhi wa sallam agar bisa
meneladaninya.
3. Niat mengetahui beragam peristiwa yang dihadapi Rasulullah agar semakin besar
rasa cinta kita kepadanya.
4. Niat mengetahui mukjizat-mukjizat Rasulullah agar bertambah keimanan kita
kepadanya.
5. Niat menelaah sikap Rasulullah saat menghadapi ujian agar bertambah ketegaran
kita.
6. Niat meneladani Rasulullah sebagai seorang juru dakwah yang menyeru kepada
Allah.
7. Niat meneladani Rasulullah dalam beribadah kepada Tuhannya, juga dalam
bermuamalah dengan kaum Muslimin.
8. Niat meneladani Rasulullah saat kaya maupun fakir dan saat sehat maupun sakit.
9. Niat mengetahui petunjuk Rasulullah dalam mengerjakan shalat, thaharah, shalat
Jumat, shalat idul fitri maupun idul adha, shalat kusuf, shalat istisqa’, shalat
jenazah, shalat khauf, puasa, zakat, haji, umrah, nikah, thalaq, makan, minum,
jual beli, dan berbagai ibadah maupun muamalah lainnya agar bisa
meneladaninya.
10. Niat meneladani Rasulullah dalam berinteraksi dengan orang-orang munafikin
dan para penentang agama.
11. Niat meneladani para sahabat dalam berbagai sikap keperwiraan mereka.
12. Niat mengetahui berbagai kejadian dalam hidup Rasulullah beserta pelajaran-
pelajaran penting di dalamnya.
13. Niat mengetahui mana hukum yang terdahulu dan mana yang lebih belakangan
serta mana yang nâsikh (menghapus) dan mana yang mansûkh (dihapus).
14. Niat menelaah keadaan generasi terdahulu saat dalam kondisi lemah agar bisa
meneladani mereka apabila terjadi keadaan yang serupa.
15. Niat menelaah keadaan masyarakat Islam pertama yang dikenal mempunyai
solidaritas kuat, terpercaya, ringan tangan, dan berhati jernih agar bisa meneladani
mereka dalam hal itu.
16. Niat menelaah sikap para sahabat ridhwânullâh ‘alayhim dalam berbagai
peperangan yang senantiasa bersabar, tabah, dan rela berkorban untuk agama ini
agar bisa meneladani mereka dalam hal itu.
17. Niat menjadikan ilmu sirah nabawiyah sebagai sarana untuk mengajarkan
kebaikan kepada umat manusia sehingga kita mendapatkan pujian dari Allah dan
permohonan ampun dari para malaikat, juga permohonan ampun dari seluruh
makhluk di alam semesta ini.
18. Niat menjadikan sirah nabawiyah sebagai sarana untuk melaksanakan amar
makruf nahi mungkar sehingga kita menjadi orang-orang yang beruntung.
19. Niat agar semakin cinta kepada para sahabat sehingga pada hari kiamat nanti akan
dikumpulkan bersama mereka sebagaimana sabda Nabi, “Seseorang itu akan
dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” (HR Bukhari dan Muslim)
20. Niat menguasai sirah dengan baik agar bisa mengkonter orang-orang yang
menyebarkan keragu-raguan terhadap kerasulan Muhammad shallallâhu ‘alayhi
wa sallam.
21. Niat mengajarkan sirah nabawiyah kepada anak dan istri sehingga mereka
semakin dekat kepada Allah, semakin meneladani Nabi, dan semakin mencintai
para sahabat.
Demikianlah di antara niat-niat yang mesti ditumbuhkan dan dipelihara dalam hati
seorang muslim yang belajar sirah nabawiyah. Dengan memelihara niat-niat itu, semoga
Allah memberi kita keberkahan ilmu dan mewujudkan apa yang kita niatkan dalam
kehidupan di dunia maupun di akhirat. Semoga pula Allah mengumpulkan kita bersama
Rasulullah dan para sahabat kelak di surga firdaus.

Anda mungkin juga menyukai