Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apendisitis akut merupakan salah satu kejadian akut abdomen yang paling

sering terjadi pada anak maupun dewasa. Pada Wanita, ini merupakan keadaan

darurat bedah non obstetrik yang paling sering terjadi selama kehamilan (Matthew

J. Snyder et al., 2018). Apendisitis merupakan suatu kondisi di mana terjadi

inflamasi pada appendix vermiformis yang dapat disebabkan karena adanya

obstruksi pada lumen apendiks oleh fecalith atau hiperplasia limfoid. Apendisitis

tidak dapat dianggap sebagai masalah kesehatan biasa, karena apendisitis dapat

mengalami komplikasi yaitu perforasi atau pecahnya lumen usus yang dapat

menjadi faktor pencetus terjadinya peritonitis maupun sepsis sehingga akan

meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (Putra & Suryana, 2020). Di negara

barat seperti Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, angka

kejadian apendisitis sudah mulai stabil sejak akhir abad ke-20. Sebaliknya, pada

negara berkembang seperti di Asia, Timur Tengah, dan Afrika, angka kejadian

apendisitis terus meningkat sejak akhir abad ke-20. Sejak tahun 2000, angka

kejadian apendisitis lebih tinggi pada negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika jika

dibandingkan dengan negara barat (Ferris et al., 2017).

Apendisitis akut dapat mengalami komplikasi perforasi, hal ini dapat memicu

terjadinya peritonitis, sepsis, dan abses intra abdomen (Yulianto et al., 2015).

Penegakan diagnosis pasti dari apendisitis akut yang terlalu lama akan berpengaruh

1
2

kepada tatalaksana yang tidak optimal dan dapat menimbulkan terjadinya

komplikasi perforasi. Perforasi pada appendix vermiformis dapat mengakibatkan

peritonitis atau peradangan pada peritoneum dengan gejala distensi abdomen,

demam tinggi, dan nyeri hebat pada seluruh lapang abdomen. Kejadian perforasi

ditemukan sekitar 19,2% pada seluruh kasus apendisitis akut, secara signifikan

jumlah ini akan lebih tinggi pada usia lebih tua dari 65 tahun atau pada usia lebih

muda dari 5 tahun (Mirantika et al., 2021).

Rubér et al., (2012) menyebutkan bahwa terjadinya perforasi pada apendisitis

akut berhubungan dengan pasien yang terlambat mendapatkan pelayanan

kesehatan, sehingga durasi dari inflamasi terjadi lebih lama dan keadaan dari

penyakit akan lebih berat, yang kemudian dapat memicu terjadinya perforasi.

Mayoritas keterlambatan pasien untuk mendapat pelayanan kesehatan dipicu oleh

kurangnya akses rumah sakit, puskesmas, klinik, atau informasi dan akibat dari

keterlambatan untuk memperoleh pengobatan awal (Rubér et al., 2012).

Apendisitis akut merupakan salah satu kasus yang banyak ditemukan di RSU

Universitas Muhammadiyah Malang, gejala awal apendisitis akut seringkali tidak

khas yaitu berupa nyeri perut pada daerah periumbilikal sehingga pasien tidak

mengira bahwa dirinya menderita apendisitis akut, selain itu diagnosis pasti

seringkali tidak dilakukan secara cepat dan tepat dimana hal ini akan meningkatkan

risiko perforasi. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan antara onset nyeri perut dengan kejadian

komplikasi perforasi pada apendisitis akut di RSU Universitas Muhammadiyah

malang.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini yaitu, apakah terdapat hubungan antara onset nyeri perut dengan

kejadian komplikasi perforasi pada apendisitis akut di RSU Universitas

Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui adakah hubungan antara

onset nyeri perut dengan kejadian komplikasi perforasi pada apendisitis akut di

RSU Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui jumlah kejadian perforasi pada apendisitis akut.

2. Mengetahui pada onset nyeri perut yang ke berapa dapat terjadi perforasi

pada apendisitis akut.

3. Mengetahui karakteristik pasien apendisitis akut di RSU Universitas

Muhammadiyah Malang pada periode Januari 2020 - Desember 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu:

1. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui hubungan antara onset

nyeri perut dengan kejadian komplikasi perforasi pada apendisitis akut.


4

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti

lain terutama pada bidang ilmu bedah untuk mengetahui hubungan antara

onset nyeri perut dengan kejadian komplikasi perforasi pada apendisitis

akut.

1.4.2 Manfaat klinis

Manfaat klinis dari penelitian ini yaitu memberikan pengetahuan tentang awal

mula timbulnya nyeri perut sampai dengan terjadinya komplikasi perforasi pada

apendisitis akut.

1.4.3 Manfaat masyarakat

Manfaat bagi masyarakat dari penelitian ini yaitu:

1. Menambah wawasan bagi masyarakat umum tentang penyakit apendisitis

akut beserta komplikasinya.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada masyarakat

tentang hubungan antara onset nyeri perut dengan kejadian komplikasi

perforasi pada apendisitis akut.

Anda mungkin juga menyukai