Anda di halaman 1dari 6

Intervensi

NO Diganosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan
Observasi
kadar glukosa perawatan selama 3x24 jam,
darah diharapkan faktor resiko pasien  Identifikasi risiko

meningkat dengan kriteria hasil: biologis, lingkungan dan


1. Kemampuan mencari
perilaku
informasi tentang faktor
 Identifikasi risiko secara
resiko
2. Kemampuan memodifikasi berkala di masing-
gaya hidup masing unit
3. Kemampuan menghindari
 Identifikasi risiko baru
faktor resiko
sesuai perencanaan yang

telah ditetapkan

Terapeutik

 Tentukan metode

pengelolaan resiko yang

baik dan ekonomis

 Lakukan pengelolaan

risiko secara efektif

 Lakukan update

perencanaan secara

reguler (mis. bulanan,

triwulan, tahunan)

 Buat perencanaan

tindakan yang memiliki

timeline dan
penanggungjawab yang

jelas

 Dokumentasikan temuan

risiko secara akurat

1.
2 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen konstipasi (1.04155)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan frekuensi serta 1. Periksa tanda dan gejala
bentuk feses normal konstipasi
1. Control pengeluaran feses 2. Indikasi resiko konstipasi
meningkat (5) (misal. Obat-obatan,tirah
2. Nyeri abdomen menurun baring,dan diet rendah serat)
(5) Terapeutik
1. Anjurkan diet tinggi serat
Edukasi
1. Jelaskan etiologi masalah dan
alasan tindakan
2. Latih buang air besar secara
teratur
Kolaborasi
1. Konsultasi dengan tim medis
tentang
penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
3 Hipotermi Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 jam  Monitor suhu tubuh
diharapkan termoregulasi  Identifikasi penyebab
meningkat/membaik dengan hipotermia (mis: terpapar
kriteria hasil suhu lingkungan rendah,
pakaian tipis, kerusakan
1. Menggigil
hipotalamus, penurunan
2. Suhu kulit
laju metabolisme,
3. Kadar glukosa darah
kekurangan lemak
subkutan)
 Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermia
(mis: hipotermia ringan:
takipnea, disartria,
menggigil, hipertensi,
diuresis; hipotermia
sedang: aritmia, hipotensi,
apatis, koagulopati, refleks
menurun; hipotermia berat:
oliguria, refleks
menghilang, edema paru,
asam-basa abnormal)
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang
hangat (mis: atur suhu
ruangan, inkubator)
 Ganti pakaian dan/atau
linen yang basah
 Lakukan penghangatan
pasif (mis: selimut,
menutup kepala, pakaian
tebal)
 Lakukan penghangatan
aktif eksternal (mis:
kompres hangat, botol
hangat, selimut hangat,
perawatan metode
kangguru)
 Lakukan penghangatan
aktif internal (mis: infus
cairan hangat, oksigen
hangat, lavase peritoneal
dengan cairan hangat)
Edukasi
 Anjurkan makan/minum
hangat
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC.
Harmilah. 2020. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru Press.
Nuari, N. A., dan D. Widayati. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan Dan
Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta : CV Budi Utama
P2PTM Kemkes. 2017. Ginjal Kronis.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatanp2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/ginjal-kronis [Diakses pada 23 Mei 2023]
Rahmawati, F. 2017. Aspek Laboratorium Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma. Vol 6(1): 14-22.

Anda mungkin juga menyukai