Anda di halaman 1dari 23

Febrina Risdianti Isman, S.

Farm
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi
Pert

4
1 INFORMASI UMUM

Penyusun Febrina R. Isman., S.Farm.


Nama Sekolah SMK Muhammadiyah Lumajang
Tahun Penyusunan 2023
Fase / Kelas F / XI
Alokasi Waktu 24 x 45 menit
Kompetensi Awal Sebelum mempelajari modul ini peserta didik harus
memahami :
 Saraf manusia
 Gangguan saraf
 Obat gangguan saraf di masyarakat
Profil Pelajar Pancasila  Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa dan berakhlak mulia
 Berkebhinekaan global
 Bernalar kritis
 Kreatif
Sarana dan Prasarana
a. Sarana
 Alat  Laptop
 Bahan  Kertas HVS, tinta printer
b. Prasarana
 Sumber ajar  Buku paket, modul, google
 Media ajar Internet, G-Suite
Target Peserta Didik  Peserta didik reguler/tipikal
 Peserta didik dengan kesulitan belajar
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi
Program Keahlian Teknologi Farmasi
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Moda Pembelajaran Luring Learning
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, tanya jawab

Elemen Farmakologi
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami
anatomi fisiologi tubuh manusia pada sistem
pencernaan, sistem syaraf, sistem kardiovaskuler,
sistem kardiovaskuler, obat-obat yang berhubungan
dengan gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan,
sistem syaraf, sistem kardiovaskuler, sistem
kardiovaskuler
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

2 KOMPONEN INTI

A. Tujuan Pembelajaran Menyelesaikan masalah gangguan saraf yang berkaitan


dengan anatomi fisiologi dan obat – obatan system
saraf
B. Pemahaman Bermakna Anatomi fisiologi sistem saraf biasanya berkaitan
dengan dimana gangguan kesehatan terjadi dan
berhubungan dengan pemilihan obat yang tepat
C. Pertanyaan Pemantik 1. Dapatkah kalian memberi contoh seseorang dengan
gangguan saraf?
2. Pernahkah kalian mengetahui suatu obat atau
membeli obat yang guna untuk seseorang dengan
gangguan saraf, kira – kira bagaimana cara
minumnya?

D. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti
1. Peserta didik menjawab salam guru 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
2. Peserta didik berdoa sebelum mengenai anatomi fisiologi dan obat –
memulai kegiatan pembelajaran obatan system saraf
dengan dipimpin salah satu peserta 2. Dengan metode tanya jawab guru
didik untuk memimpin doa memberikan pertanyaan:
(beriman, bertakwa kepada a. Dari tayangan diatas, apasajakah
Tuhan yang Maha Esa dan penyebab gangguan yang
berakhlak mulia) mempengaruhi anatomi fisiologis
3. Peserta didik menjawab presensi system saraf?
guru dan kesiapan belajar b. Bagaimanakah suatu gangguan
4. Peserta didik menyimak capaian saraf terjadi?
pembelajaran, tujuan c. Berapa lamakah gangguan saraf
pembelajaran yang akan dicapai tersebut muncul setelah
yang disampaikan oleh guru penyebabnya kontak dengan organ?
5. Peserta didik menyimak motivasi d. Bagaimanakah pemilihan obat
dari guru untuk masing – masing gangguan
6. Peserta didik menyimak dan saraf ?
merespon apersepsi dengan 3. Peserta didik mendapatkan LKPD
mengajukan pertanyaan yang masing-masing secara kelompok.
berkaitan dengan materi yang akan 4. Peserta didik melakukan diskusi
dibahas kelompok (berkenhinekaan global)
7. Peserta didik menyimak garis dari permasalahan yang telah
besar cakupan materi dan diberikan pada LKPD
kegiatan yang akan dilakukan 5. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk melakukan studi pustaka
(browsing dan/atau mengunjungi
perpustakaan) guna mengeksplorasi
6. Peserta didik mencari, menemukan
dan mencatat informasi tentang
materi yang ditugaskan dengan
penuh antusias dan bernalar kritis
7. Peserta didik mempresentasikan
jawaban dari tugas LKPD kelompok
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

dalam bentuk media presentasi


(kreatif) secara bergantian, kelompok
lain menanggapi .
8. Peserta didik mengumpulkan hasil
LKPD analisis mengenai obat sistem
saraf:
a. Identifikasi obat dalam resep
dokter
b. Pengumpulan data
c. Analisa data
c. Kegiatan Penutup d. Refleksi
1. Peserta didik membuat rangkuman 1. Coba jelaskan singkat tentang fisiologi
/ simpulan terkait dengan materi saraf!
yang dipelajari pada hari ini 2. Jika seseorang mengalami epilepsy
dengan penuh antusias, cermat dan pertolongan pertama yang dianjurkan?
tepat 3. Mengapa penggunaan obat saraf
2. Peserta didik menjawab soal post terutama golongan psikotropika harus
test dengan cermat dan tepat diawasi?
3. Peserta didik menerima
penilaian/refleksi hasil kegiatan
yang sudah dilaksanakan
4. Peserta didik menyimak rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
5. Peserta didik mengakhiri
pembelajaran dengan “Doa” dan
salam penutup

E. Asesmen
Bentuk
Jenis
Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa
Kognitif penilaian diri Jawaban singkat
Formatif Presentasi
Sumatif Esai

F. Pengayaan dan Remidial


PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan, diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
i. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) > n > n (maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
ii. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Soal-soal yang
diberikan untuk mereka jawab adalah soal-soal yang belum mampu mereka
tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian dan soal lainnya yang relevan yang
diberikan oleh guru. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

peserta didik yang menempuh perbaikan adalah nilai akhir yang berhasil diraih dan
dengan pertimbangan lainnya dari guru.
REMIDIAL
Program remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas atau belum
mencapai nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi para peserta didik ini,
bila memungkinkan akan diberikan “review” pembelajaran atau bahkan pembelajaran
ulang sehingga lebih memantapkan mereka untuk menempuh perbaikan pada tahap
remedial. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal-soal yang belum
mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian. Nilai yang diberikan
sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang menempuh remedial adalah
nilai akhir yang berhasil diraih dan dengan pertimbangan ainnya dari guru

3 LAMPIRAN

GLOSARIUM
Analgetik : obat yang selektif mengurangi rasa sakit atau nyeri
Antiemetik : kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala mual dan
muntah pada berbagai kondisi
Antiparkinson : obatan yang dapat mengurangi efek penyakit Parkinson
Antipiretik : obat yang berkhasiat untuk menurunkan suhu badan
Efektor : bagian yang menanggapi rangsangan yang telah dihantarkan
oleh penghantar impuls
Neuron : sel saraf
Penghantar impuls : penghantaran yang dilakukan oleh saraf
Reseptor : alat penerima rangsang atau impuls
SSP : pusat kendali dan regulasi tubuh, baik Gerakan sadar maupun
gerak otonim

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Santoso B.
Farmakokinetika klinik. Cermin Dunia Kedokteran No 37. 1985 Katzung BG. Basic
principle. 10th ed. Basic and Clinical Pharmacology. McGraw Hill.San Fransisco.2006
Aster, Nila. 2018. Farmakologi XI Program Keahlian Farmasi. Jakarta: EGC
Noviati, Nita. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

RINGKASAN MATERI
ASESMEN DIAGNOSTIK KOGNITIF
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (AKTIVITAS)
RUBRIK ASESMEN FORMATIF AKTIVITAS
RUBRIK ASESMEN SUMATIF AKTIVITAS
PEMBELAJARAN REMEDIASI
PEMBELAJARAN PENGAYAAN
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

LAMPIRAN
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

RINGKASAN MATERI

Sistem Saraf
1. Otak
Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh. Seperti yang disebutkan
di atas, organ ini merupakan bagian dalam sistem saraf pusat manusia. Jika saraf pusat
merupakan pusat kontrol tubuh, maka otak adalah markas besarnya. Otak terbagi ke
dalam beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Secara umum, bagian otak
terdiri dari otak besar, otak kecil, batang otak, serta bagian-bagian otak lainnya. Bagian-
bagian ini dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak (meninges) dan dikelilingi oleh
cairan serebrospinal untuk menghindari terjadinya cedera otak. sistem saraf manusia

2. Sumsum tulang belakang


Sama dengan otak, sumsum tulang belakang juga merupakan bagian dari susunan saraf
pusat. Sumsum tulang belakang langsung terhubung ke otak melalui batang otak dan
kemudian mengalir sepanjang ruas tulang belakang. Saraf tulang belakang berperan
dalam aktivitas sehari-hari dengan mengirimkan sinyal dari otak ke bagian lain dari
tubuh dan memerintahkan otot untuk bergerak. Selain itu, sumsum tulang belakang juga
menerima masukan sensorik dari tubuh, memprosesnya, dan mengirimkan informasi
tersebut ke otak.
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

3. Sel saraf atau neuron


bagian tang tak kalah penting dari anatomi sistem saraf adalah sel saraf itu sendiri atau
disebut neuron. Fungsi sel saraf atau neuron adalah menghantarkan implus saraf.
Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu neuron sensorik yang
membawa pesan ke saraf pusat, neuron motorik yang membawa pesan dari saraf pusat,
serta interneuron yang menghantarkan pesan di antara neuron sensorik dan motorik di
saraf pusat. Setiap neuron atau sel saraf tersebut terdiri dari tiga bagian atau struktur
dasar.
Anatomi neuron tersebut, yaitu:
Badan sel, yang memiliki inti.
Dendrit, yang berbentuk seperti cabang dan berfungsi menerima situmulus dan
membawa impuls ke badan sel.
Akson, yaitu bagian dari sel saraf yang membawa impuls keluar dari badan sel. Akson
umumnya dikelilingi oleh mielin, yaitu lapisan padat berlemak yang melindungi saraf
dan membantu pesan untuk keluar. Pada saraf tepi, mielin ini diproduksi oleh sel
Schwann.
Sel-sel saraf ini dapat ditemukan di seluruh tubuh dan berkomunikasi satu sama lain
untuk menghasilkan respons dan tindakan fisik. Dilansir dari National Institues of
Health, diperkirakan terdapat sekitar 100 miliar neuron di otak. Sel saraf ini termasuk
dengan 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf tulang belakang, dan di bagian lainnya.

Fungsi sistem saraf


Secara umum, sistem saraf pada manusia memiliki beberapa fungsi. Fungsi tersebut
adalah:
Mengumpulkan informasi dari dalam dan luar tubuh (fungsi sensorik).
Mengirimkan informasi ke otak dan sumsum tulang belakang.
Memproses informasi di otak dan sumsum tulang belakang (fungsi integrasi).
Mengirimkan informasi ke otot, kelenjar, dan organ sehingga dapat merespon dengan
tepat (fungsi motorik).
Masing-masing struktur sistem saraf, yaitu saraf pusat dan tepi, menjalankan fungsi
yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.

Sistem saraf pusat


MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi
untuk menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian
mengontrol dan mengendalikan informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh.
Informasi atau rangsangan ini termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara
atau berjalan, atau gerakan tak sadar, seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk
bentuk informasi lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan emosi manusia.

Sistem saraf tepi


Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah menghubungkan respon sistem saraf pusat
ke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda. Saraf ini meluas dari saraf pusat ke
area terluar tubuh sebagai jalur penerimaan dan pengiriman rangsangan dari dan ke
otak. Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu somatik dan otonom, memiliki fungsi
yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari bagian-bagian sistem
saraf tepi:

Sistem saraf somatik


Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal yang Anda sadari dan
secara sadar memengaruhi respon tubuh, seperti menggerakkan lengan, kaki, dan
bagian tubuh lainnya. Fungsi saraf ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit,
organ indera, atau otot ke sistem saraf pusat. Selain itu, saraf somatik juga membawa
respons keluar dari otak untuk menghasilkan respon berupa gerakan.
Sebagai contoha, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa informasi ke
otak bahwa ini adalah sensasi panas. Setelah itu, saraf motorik membawa informasi dari
otak ke tangan untuk segera menghindar dengan menggerakkan, melepas, atau menarik
tangan dari termos panas tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi kurang lebih dalam
waktu satu detik.

Sistem saraf otonom


Sebaliknya, sistem saraf otonom mengontrol aktivitas yang Anda lakukan secara tak
sadar atau tanpa perlu memikirkannya. Sistem ini terus menerus aktif untuk mengatur
berbagai aktivitas, seperti bernapas, detak jantung, dan proses metabolisme tubuh.

Ada dua bagian dari saraf ini:


1. Sistem simpatik
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam tubuh ketika ada ancaman pada diri
Anda. Sistem ini juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi dan
menghadapi potensi ancaman di lingkungan.
Misalnya, ketika Anda sedang cemas atau takut, saraf simpatik akan memicu respons
dengan mempercepat detak jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan
aliran darah ke otot, mengaktifkan kelenjar produksi keringat, dan melebarkan pupil
mata. Ini dapat membuat tubuh merespons dengan cepat dalam situasi gawat darurat.

2. Sistem parasimpatik
Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam
diri Anda. Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung,
memperlambat pernapasan, mengurangi aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil
mata. Ini memungkinkan kita untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal.
Rangsangan dari susunan saraf untuk mencapai ganglion efektor memerlukan suatu
penghantar yang disebut transmiter neurohormon atau biasa disebut neurotransmiter.

Klasifikasi Obat Saraf


Menurut khasiatnya, obat saraf otonom dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Zat yang bekerja terhadap saraf simpatik
a. Simpatomimetik (adrenergik), Contoh: noradrenalin, efedrin, isoprenalin, dan
amfetamin.
b. Simpatolitik (adrenolitik)
2. Zat yang bekerja terhadap saraf parasimpatik
a. Parasimpatomimetik (kolinergik)
b. Parasimpatolitik (antikolinergik)
3. Zat perintang ganglion
Obat ini merintangi penerusan impuls dalam sel-sel ganglion simpatik dan
parasimpatik. Kebanyakan obat ini adalah senyawa amonium kuaterner.
Adrenergik dan Adrenolitik
Adrenergik (simpatomimetik) adalah zat yang dapat menimbulkan (sebagian) efek yang
sama dengan stimulasi susunan saraf simpatis dan melepaskan noradrenalin (NA) di
ujung-ujung sarafnya.
Adrenergik dapat dibagi dalam dua kelompok menurut titik kerjanya di sel-sel efektor
dari organ ujung, yakni reseptor alfa (α) dan reseptor beta (β).
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

Pada umumnya, stimulasi pada masing-masing reseptor akan menghasilkan efek


sebagai berikut:
Reseptor α-1: Menimbulkan vasokontriksi otot polos dan menstimulasi sel-sel kelenjar
dengan bertambahnya sekresi liur dan keringat.
Reseptor α-2: Menghambat pelepasan NA pada saraf adrenergik dengan turunnya
tekanan darah. Pelepasan asetilkolin di usus pun dikurangi sehingga peristaltik
menurun.
Reseptor β-1: Memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung (efek inotrop dan
kronotrop).
Reseptor β-2 : Bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak
Penggolongan adrenergik
Adrenergik dapat dibagi dalam 2 kelompok yakni:
a. Zat yang bekerja langsung. Kebanyakan katekolamin bekerja langsung pada reseptor
organ tujuan, antara lain adrenalin, NA, dan isoprenalin.
b. Zat dengan kerja tidak langsung. Noradrenalin disintesis dan disimpan di ujung-
ujung saraf adrenergis dan dapat dibebaskan dari depotnya dengan jalan merangsang
saraf yang bersangkutan, dan dapat pula dengan perantaraan obat-obatan seperti efedrin,
amfetamin, guanetidin, dan reserpin. Penggolongan adrenergik juga dapat dilakukan
berdasarkan jenis reseptor yang khusus distimulasi oleh obat, sebagai berikut :
Efek α + β: Adrenalin, efedrin, dan dopamin
Efek α: NA, fenilefrin, nafazolin, dan turunan
Efek α-2: Metildopa, klonidin, guanfasin, mungkin juga reserpin dengan efek hipotensif
Efek β-1 + β-2: Adrenalin, efedrin, isoprenalin, isoksuprin
Efek β-1: NA, oksifedrin dan dobutamin (dengan kerja utama terhadap jantung
inotrop/kronotrop positif)
Efek β-2: Salbutamol, terbutalin, fenoterol dan turunanya, dan ritodrin yang
memberikanefek bronkodilatasi dan relaksasi rahim
Penggunaan adrenergik
Berdasarkan khasiatnya, adrenergik digunakan pada bermacam-macam penyakit dan
gangguan, yang terpenting diantaranya: pada syok, asma, hipertensi, vasodilator perifer,
pilek, midriatikum, pada obesitas, Sebagai penghambat his dan pada nyeri haid
(dismenore), misalnya ritodrin.
Generik adrenergik
1. Epinefrin, Efek utamanya terhadap tubuh antara lain: Jantung, Pembuluh,
Pernapasan, Metabolisme.
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

2. Isoprenalin, Khusus digunakan pada kejang bronkus (asma) dan sebagai stimulan
sirkulasi darah. Efek samping terutama terjadi pada dosis tinggi berupa efek jantung
(takikardia) dan efek sentral (gelisah, eksitasi, rasa takut, sukar tidur, gemetar, dan lain-
lain).
3. Orsiprenalin, Khasiat sama dengan isoprenalin, tetapi mulai kerjanya (onset) lebih
lambat. Dengan tersedianya β2-mimetika yang lebih selektif dan aman seperti
salbutamol, penggunaan obat ini sudah mulai berkurang.
4. Fenilefrin, penggunaannya pada hipotensi (kolaps), midriatikum, dekongestif, dan
sebagai campuran obat flu. Efek sampingobat ini dapat menimbulkan hipertensi pada
bayi jika digunakan pada ibu menyusui.
5. Efedrin, penggunaannya pada asma karena efek bronkodilatasi yang kuat,
dekongestif, dan midriatikum. Efek sentral pada dosis biasa seperti gelisah, nyeri
kepala, cemas, dan sukar tidur.
6. Derivat imidazolin (oksimetazolin, silometazolin, nafazolin) Penggunaan:
dekongestif pada selaput lendir hidung yang membengkak, pilek, selesma, Efek
samping: Bayi dan anak kecil sebaiknya jangan diberikan lama dengan obat ini karena
dapat diabsorpsi dari mukosa dengan menimbulkan depresi SSP.
7. Amfetamin, termasuk psikostimulansia yang menstimulasi SSP, aktivitas fisik, serta
meningkatkan mental, kepercayaan diri dan prestasi, sebaliknya rasa kantuk dan
keletihan dihilangkan (sementara).
Adrenolitik (Simpatolitik)
Adrenolitik adalah zat yang melawan sebagian atau seluruh aktivitas susunan saraf
simpatik. Berdasarkan mekanisme dan titik tangkap kerjanya, adrenolitik dapat dibagi
dalam 3 kelompok:
1. Alfa-bloker (α-simpatolitik) Dikenal 3 jenis α-bloker, yaitu:
a. α-bloker non selektif: fentolamin dan alkaloid ergot
b. α-1 blokerselektif: derivat kuinazolin (prazosin, terazosin, tamsulosin dan urapidil)
c. α-2 blokerselektif: yohimbin,
2. Beta-bloker (β-simpatolitik) Obat ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. β-1 bloker selektif: misalnya atenolol dan metoprolol.
b. β-1 bloker non selektif, misalnya alprenololLabetolol dan carvedilol merupakan zat-
zat yang menghambat kedua reseptor α dan β.
Kolinergik dan Antikolinergik
Kolinergik atau parasimpatomimetik adalah kelompok zat yang dapat menimbulkan
efek yang sama dengan stimulasi susunan saraf parasimpatik. Efek kolinergis faal yang
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

terpenting adalah sebagai berikut: 1. Stimulasi saraf, 2. Memperlambat sirkulasi. 3.


Memperlambat pernapasan 4. Kontraksi kandung kemih dan ureter 5. Dilatasi
pembuluh dan kontraksi otot rangka.
Reseptor kolinergik
Berdasarkan efeknya terhadap perangsangan, reseptor ini dapat dibagi dalam 2 jenis,
yakni reseptor muskarin dan reseptor nikotin.
1. Reseptor muskarin (M) berada di neuron posganglioner. Terbagi lagi menjadi
reseptor M1, M2 dan M3. Ketiga jenis reseptor ini bila dirangsang memberikan efek
yang berlainan. Reseptor M1 : Aktivasi pelepasan NA ditingkatkan Reseptor M2 :
Kontraksi meningkat, bradikardia Reseptor M3 : Sekresi, relaksasi
2. Reseptor nikotin (N), terdapat di pelat ujung mioneuron otot rangka dan di ganglion
autonom (simpatik dan parasimpatik).
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi
LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK KOGNITIF
Identifikasi Materi Pertanyaan Kemungkinan Jawaban Skor Rencana Tindak
yang dianjurkan Lanjut
(Katagori)
Peserta didik dapat Apa yang Anda ketahui tentang obat di Tablet Cafergot diindikasikan Paham utuh, jika anak Pembelajaran dapat
mengidentifikasi obat bawah ini? untuk perawatan migrain, Sakit mampu menjelaskan dilanjutkan ke unit
yang berhubungan kepala vaskular, Kelelahan, kemungkinan jawaban berikutnya
dengan penyakit pada Kantuk, Displasia
sistem saraf otonom bronkopulmoner pada bayi Tidak paham, jika Mengamati dan
prematur, Cerebral palsy, anak tidak memberikan pertanyaan
Apnea prematuritas, Hipotensi memberikan jawaban / pada saat presentasi.
ortostatik dan kondisi lainnya. jawaban jauh dari Jika peserta didik tidak
kemungkinan jawaban dapat menjawab, maka
diberikan pertanyaan
saat presentasi
Apa yang Anda ketahui tentang obat di Iliadin Nasal Spray merupakan Paham utuh, jika anak Pembelajaran dapat
bawah ini? obat semprot hidung yang mampu menjelaskan dilanjutkan ke unit
digunakan untuk membantu kemungkinan jawaban berikutnya
meringankan hidung tersumbat
Tidak paham, jika Mengamati dan
Membantu mengurangi
anak tidak memberikan pertanyaan
peradangan dan pembengkakan
memberikan jawaban / pada saat presentasi.
akibat banyaknya cairan lendir
jawaban jauh dari Jika peserta didik tidak
pada saluran hidung
kemungkinan jawaban dapat menjawab, maka
diberikan pertanyaan
saat presentasi
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

LKPD

Nama Anggota Kelompok


_________________
_________________
_________________
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

Nama Sekolah : SMK MULU


Mata Pelajaran : KKF
Komp. Keahlian : Teknologi Farmasi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2023-2024
Alokasi Waktu : 24 JP (1 Pertemuan)

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Pastikan nama anggota kelompok sudah ditulis pada tempat yang
disediakan!
2. Bacalah perintah dengan seksama!
3. Jika terdapat perbedaan jawaban, buatlah kesepakatan untuk
menentukan jawaban yang paling tepat!
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

TUGAS AKTIVITAS SISWA

Baca dan pelajari resep di bawah ini!


1. Identifikasilah obat yang termasuk ke dalam penggolongan obat
sistem saraf otonom. Tuliskan hasil identifikasi tersebut pada
lembar aktivitas siswa!
2. Simulasikanlah dengan teman sekelas (teman berperan sebagai
pasien yang menerima resep tersebut) mengenai informasi umum
terkait pemberian obat tersebut.
3. Tuliskanlah informasi yang akan disampaikan sebelum memulai
simulasi dalam bentuk portofolio!
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

dr. Mischa Rolina


SIP. 4462287.2/YANKES

Rumah/ Praktek:
Jalan Pisang Gang 9 No.11
Telp. 02143657
Lumajang,………………

R/ Amitriptilin 7,5mg
Stellazin 1mg
Clobazam 5mg
m.f. pulv da in cap XXX
S 0-0-1 qs

R/ Haloperidol 0,5mg LX
S. 2dd 1

Pro : Tn. Amir (35 th)


Alamat: Jalan Mawar No.44
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

RUBRIK ASESMEN FORMATIF PRESENTASI


INSTRUMEN PENILAIAN
Belum Cukup Kompeten Sangat
ASPEK
Kompeten (5) Kompeten (8) (9) Kompeten (10)
Penggunaan Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Bahasa bahasa yang bahasa yang bahasa yang bahasa yang
baik, kurang baik, kurang baik, baku tetapi baik, baku dan
baku dan tidak baku dan terstruktur terstruktur
terstruktur terstruktur
Kejelasan Artikulasi Artikulasi jelas, Artikulasi Artikulasi jelas,
menyampaikan kurang jelas, suara terdengar kurang jelas, suara terdengar
suara tidak namun bertele – suara terdengar dan tidak bertele
terdengar dan tele dan tidak bertele – tele
bertele – tele – tele
Komunikatif Membaca catatan Pandangan lebih Pandangan lebih Pandangan lebih
sepanjang waktu sering membaca sering menatap sering menatap
catatan dari pada audiens dari pada audiens dari pada
menatap audiens catatan, tanpa catatan dan
gesture tubuh menggunakan
gesture yang
membuat
audiens
memperhatikan
Kebenaran Tidak Menjelaskan 1 Menjelaskan 2 Menjelaskan
Konsep menjelaskan dari 3 konsep dari 3 konsep konsep secara
konsep dengan benar dengan benar keseluruhan
(indikasi,
golongan dan
cara pakai obat)
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

RUBRIK ASESMEN SUMATIF AKTIVITAS


INSTRUMEN PENILAIAN
Belum Cukup Kompeten Sangat
ASPEK
Kompeten (5) Kompeten (8) (9) Kompeten (10)
Pemahaman Tidak Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan
menunjukkan pemahaman yang pemahaman yang pemahaman yang
pemahaman yang cukup memadai memadai mendalam
memadai mengenai mengenai mengenai
mengenai kesesuaian kesesuaian kesesuaian
kesesuaian pemilihan obat pemilihan obat pemilihan obat
pemilihan obat dengan indikasi dengan indikasi dengan indikasi
dengan indikasi obat golongan obat golongan obat golongan
obat golongan sistem saraf sistem saraf sistem saraf
sistem saraf otonom otonom otonom
otonom
Lembar Hasil Tidak Lembar Lembar Lembar
Portofolio mengumpulkan portofolio portofolio portofolio
lembar menunjukkan menunjukkan menunjukkan
portofolio. deskripsi deskripsi deskripsi
informasi obat informasi obat informasi obat,
tanpa dilengkapi tanpa dilengkapi cara pemberian
cara pemberian cara pemberian obat dilengkapi
obat dan naskah obat dan naskah dengan naskah
dialog dialog dialog
Kelengkapan Tidak Pada dialog Pada dialog Pada dialog
penjelasan mengumpulkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
pada dialog lembar dialog penjelasan penjelasan penjelasan
tentang informasi tentang informasi tentang informasi
obat tanpa obat dan obat dan
mencantumkan mencantumkan mencantumkan
cara penggunaan cara penggunaan cara penggunaan
yang sesuai. yang cukup yang sangat
sesuai. sesuai.
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga
mencapai level kompeten
MODUL AJAR KK Teknologi Farmasi

PEMBELAJARAN REMEDIASI

Peserta didik melakukan:


1. Carilah e-book farmakologi yang berkaitan dengan obat-obatan pada gangguan sistem saraf!
2. Buat rangkuman klasifikasi obat dari e-book farmakologi tentang obat yang berhubungan
dengan penyakit gangguan sistem saraf!

PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Peserta didik melakukan:


1. Penelitian dari lingkungan sekitar berupa informasi.
2. Informasi yang dimiliki digunakan untuk mendeskripsikan informasi dan menjawab
pertanyaan singkat

Anda mungkin juga menyukai