TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH
PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Sindangbarang
WIRNO SUSANTO
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
RAWAT INAP SINDANGBARANG
NOMOR : 870/ /PKMSDB/SK/I/2022
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH DI
PUSKESMAS RAWAT INAP
SINDANGBARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaturan penyelenggaraan dan pelayanan di Puskesmas harus
sesuaidengan sistem acuan kerja, pelaksanaan penerapan kebijakan, program
dan kegiatan yang dilaksanakan pada keseluruhan institusi maupun bagian-
bagian yang mendukung kinerja salah satu bagian tersebut merupakan lingkup
administrasi umum meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan
dan akronim, kearsifan serta tata ruang perkantoran untuk mendukung suatu
institusi berjalan dengan optimal dan efisien.
Sebagai salah satu instansi pemerintah penyelenggara pelayanan dan
upaya kesehatan, Puskesmas juga perlu didukung oleh suatu mekanisme
administrasi, sehingga apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pengguna
pelayanan dan dilkasanakan secara efektif dan komprehensif.
Penyelenggaraan Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi
di Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang merupakan bagian komponen yang
penting serta meliputi tata naskah dan kearsipan dalam bentuk dokumen yang
digunakan untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan
sistem manajemen pelayanan antara lain meliputi, pengaturan tentang jenis
dan penyusunan naskah dinas, penggunaaan logo dan cap dinas, penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengurusan naskah dinas
korespondensi, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan produk
hukum dan ralat.
Ketentuan tentang tata naskah dinas yang berlaku untuk seluruh instansi
pemerintah telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Nugara Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Tata Naskah
Dinas Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan
Operasional ( SOP ), Tata naskah dinas di lingkungan Provinsi Jawa Barat
No.50 tahun 2014, dan Peraturan Bupati Cianjur Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Tata Naskah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun dan ditetapkan Pedoman
Penyusunan Tata Naskah dan Pengendalian Dokumen di Puskesmas Rawat
Inap Sindangbarang Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur.
C. Sasaran
1. Pendamping dan surveyor Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
2. Kepala Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang, penanggungjawab,
pelaksana dan Tim Mutu Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
3. Seluruh Karyawan Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
4. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
5. Pemerhati Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
D. Asas
Pedoman Tata Naskah di Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang disusun
berdasarkan asas sebagai berikut :
1. Efektif dan efisien
Penyelenggaraan Penyusunan dan pengendalian dokumen perlu dilakukan
secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar
tata naskah, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik, benar dan lugas.
2. Pembakua
Penyusunan dan pengelolaan dokumen diproses dan disusun menurut tata
cara dan bentuk yang telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan penyusunan dan pengendalian dokumen dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan dan
keabsahan.
4. Keterkaitan kegiatan penyelenggaraan penyusunan dan pengendalian
dokumen dilakukan dalam satu kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Penyusunan dan pengendalian dokumen harus dapat diselesaikan secara
cepat, tepat waktu dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural dan
distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah harus aman dalam penyusunan, klarifikasi, penyampaian
kepada yang berhak, pemberkasan, kerasipan dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman penyusunan dan pengendalian dokumen meliputi
pengaturan tentang jenis dan format naskah, penyusunan naskah, pengurusan
naskah, serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah.
F. Pengertian Umum
1. Naskah dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan
yang dibuat dan/ atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di
lingkungan instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan.
2. Tata naskah dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan,
distribusi, penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.
3. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan bentuk
redaksional, termasuk tata letak dan penggunaan lambang, logo dan
stempel.
4. Dokumen adalah naskah yang disusun dalam bentuk produk hukum yang
berlaku di Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang yang meliputi:
a. Dokumen eksternal yaitu segala produk hukum yang diterbitkan dan
berasal dari luar Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang dan berlaku
di Puskemas Rawat Inap Sindangbarang, seperti Undang-undang,
Pemenkes, Kepmenkes.
b. Dokumen internal yaitu semua produk yang dibuat dan digunakan
hanya di lingkungan Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang, seperti
kebijakan, pedoman, panduan, standar operasional prosedur.
5. Kewenangan Penandatanganan Naskah adalah hak dan kewajiban yang
ada pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab pada jabatannya. Bila berjenjang, makin ke kiri
dan ke sisi bawah, menunjuk pada hirarki jabatan yang makin tinggi. Dalam
hal penandatangan naskah, maka perlu dilihat kesesuaian header dengan
pejabatnya.
6. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi dalam naskah
berdasarkan sistem tata berkas yang berlaku di Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang yaitu dengan sistematika penomoran.
7. Logo adalah gambar dan Atau huruf sebagai identitas suatu intansi.
8. Pemilik dokumen adalah Unit/ Komite/ Tim/ Panitia yang bertanggun jawab
untuk menyusun dokumen dan atau merevisi dokumen baru kepada unit
terkait menarik dokumen yang tidak berlaku, serta menyerahkan dokumen
tidak berlaku kepada pengendali dokumen.
12. Stempel adalah cap (basah) yang dibubuhkan (lazimnya) di sisi kiri tanda
tangan pejabat, bila ada.
G. Referensi
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
BAB II
JENIS DOKUMENTASI AKREDITASI
PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
A. Kebijakan
Kebijakan adalah peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan
kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan dan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah – langkah dalam
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.
Penyusunan Peraturan/ Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada
Peraturan Perundangan, baik undang – undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan
Menteri dan Pedoman – pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian dalam Negeri, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Dinas Kesejatan Kabupaten/ Kota.
Peraturan / Surat Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam
pasal – pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/ keputusan.
Format Peraturan / Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan
Daerah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan tulis dengan huruf kapital:
A. Kebijakan :Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang,
B. Nomor :Ditulis sesuai sistem penomoran di Puskesmas
Rawat Inap Sindangbarang yang mengacu pada
peraturan yang berlaku,
C. Judul :Ditulis judul Peraturan/ Keputusan tentang,
D. Untuk SK, perlu menuliskan “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”
E. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakan di tengah
margin diakhiri dengan tanda koma (,)
2. Konsideran, meliputi :
A. Menimbang :
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf
awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:), dan diletakan dibagian kiri;
B. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke
dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Stilah dan Definisi
2. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekaman
3. Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus Pada Sasaran / Pasien
C. Kebujakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/ Mutu
E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
4. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
5. Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan Sumber Daya
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
6. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
B. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan Pengukuran
Kinerja
7. Proses yang berhubungan dengan sasaran
A. Penetapan Persyaratan sasaran
B. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
C. Komunikasi dengan sasaran
8. Pembelian (jika ada)
9. Penyelenggaraan UKM
A. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
B. Validasi proses penyelenggaraan upaya
C. Identifikasi dan mampu telusur
D. Hak dan kewajiban sasaran
E. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
F. Manajemen risiko dan keselamatan
10. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
A. Umum
B. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan
2) Audit Internal
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
C. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
D. Analisis data
E. Peningkatan berkelanjutan
F. Tindakan korektif
G. Tindakan preventif
1) Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
2) Perencanaan Pelayanan Klinis
3) Proses yang berhubungan dengan pelanggan
4) Pembelian/pengadaan barang terkati dengan pelayanan klinis
H. Penyelenggaraan pelayanan klinis
1) Pengendalian proses pelayanan klinis
2) Validasi proses pelayanan
3) Identifikasi da ketelusuran
4) Hak dan kewajiban pasien
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis,
dsb)
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
I. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien
1) Penilaian indikator kinerja klinis
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamaan klinis
J. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran
a) Kepuasan Pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses, Kinerja
d) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis Data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan Korektif
7) Tindakan Preventif
Penutup
Lampiran (Jika Ada)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen manual mutu yaitu:
1. Pengaturan jenis huruf dan ukuran Font diseragamkan dalam satu
Puskesamas, bisa menggunakan Arial ukuran 12.
2. Pengaturan ukuran kertas yang digunakan adalah F4.
3. Pengaturan margins Kanan (Right) : 2 cm, Kiri (Left) : 3 cm, Bawah
(Bottom) : 2,5 cm, Atas (Top) : 2,5 cm ( Khusus untuk halaman pertama
yang menggunakan kop puskesmas sebagai header ).
4. Pengaturan spasi yang digunakan adalah 1,5 lines.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen rencana kerja lima
tahunan, yaitu
1) Pengaturan jenis huruf dan ukuran Font diseragamkan dalam satu
Puskesamas, bisa menggunakan Arial ukuran 12.
2) Pengaturan ukuran kertas yang digunakan adalah legal atau F4.
3) Pengaturan margins Kanan (Right) : 2 cm, Kiri (Left) : 3 cm, Bawah
(Bottom) : 2,5 cm, Atas (Top) : 2,5 cm ( Khusus untuk halaman
pertama yang menggunakan kop puskesmas sebagai header ).
4) Pengaturan spasi yang digunakan adalah 1,5 lines.
D. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahunan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan secara urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang,
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas
yang dilakukan di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama, UKM baik esensial, maupun pengembangan sebagai
rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun daerah serta sumber dana lain.
1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi
usulan mencakup seluruh kegiatan Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah sesuai
dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui
kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk
kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang
disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK
tersebut dilakukan pada bulan Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil
kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1) dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada
akhir bulan Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian dibahas di Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh
persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi biaya yang
telah disetujui tersebut, secara rinci RUK dijabarkan ke dalam rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK). Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan
Januari tahun berjalan dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
2. Tahap penyusunan PTP
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan
Pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Kepala
Puskesmas membentuk Tim Penyusun PTP yang anggotanya terdiri
dari staf Puskesmas.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses
analisis terhadap data yang dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh
Kepala Puskesmas. Data-data tersebut mencakup data umum, dan
data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK
Penyusunan RUK memperhatikan hal-hal untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperhatikan
program/ upaya yang masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru
yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan diwilayan tersebut dan
kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui
kesepakatan Tim Penyusun PTP dan lintas sektoral Puskesmas
melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat (community
health analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagram sebab
akibat, pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat
digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial
dan pengembangan yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM
esensial dan pengembangan secara bersama-sama, terpadu dan
terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan, membandingkan alokasi kegiatan yang
disutujui dengan RUK,
b. Menyusun rancangan awal secara rinci,
c. Mengadakan lokakarya mini.
d. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan
menggunakan format-format sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Puskesmas yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan tahun 2016. Adapun
format-format untuk dilihat didalam lampiran buku panduan
penyusunan dokumen ini.
E. Pedoman/Panduan
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik
dan benar melalui penerapan SOP. Mengingat sangat bervariasinya bentuk
dan isi pedoman/ panduan maka Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
menyusun/ membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang untuk
pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-
3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk
suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang dalam membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada
pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman/ panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas Rawat
Inap Sindangbarang
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja BAB VI Uraian Jabatan
BAB VI Tata Hubungan Kerja
BAB VII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB VIII Kegiatan Orientasi
BAB IX Pertemuan/ Rapat
BAB X Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaraan Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan
2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh
karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan.
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
a. Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok
ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yang spesifik.
b. Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan)
harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut
dilaksanakan.
c. Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
d. Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil
yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat
terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%.
e. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya
kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat
sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih
serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-
batas tahun anggaran di Puskesmas.
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan
yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk ganttchart.
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi
pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut
akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga
apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan
jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan. Yang
dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus
dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepada siapa.
9. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan
laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus
diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara
menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan. Jika diperlukan,
dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi tidak
diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan anggaran.
Selain keterangan di atas juga dapat ditambahkan keterangan lain seperti
rencana pembiayaan dan anggaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen kerangka acuan
yaitu:
1) Pengaturan jenis huruf dan ukuran Font diseragamkan dalam satu
Puskesamas, bisa menggunakan Arial ukuran 12.
2) Pengaturan ukuran kertas yang digunakan adalah F4.
3) Pengaturan margins Kanan (Right) : 2 cm, Kiri (Left) : 3 cm, Bawah
(Bottom) : 2,5 cm, Atas (Top) : 2,5 cm ( Khusus untuk halaman
pertama yang menggunakan kop puskesmas sebagai header ).
4) Pengaturan spasi yang digunakan adalah 1,5 lines.
No. SOP : 5:
Tanggal Pengesahan: 1: 05-01- 2022
SOP
Tanggal Revisi : 0:
Halaman : 1: ½
Puskesmas
Wirno Susanto, SKM, M.Si
Rawat Inap
NIP. 197003121992031006
Sidangbarang
1) Kop/ Heading SOP Pukesmas Rawat Inap Sindangbarang
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Unit terkait
7. Diagram Alir
8. Rekaman historis
Akhir kegiatan:
Simbol Keputusan:
?
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
I. Rekam Implementasi
1. Rekam implementasi adalah : dokumen yang menjadi bukti obyektif dari
kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan
Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang dalam melaksanakan regulasi
internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga
harus dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi
untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan.
Catatan/rekam implementasi harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
3. Penomoran rekaman dilakukan oleh tim mutu
4. Penomoran rekaman adalah sebagai berikut : Kode
pelayanan/Bab/Rekaman Kegiatan (RK)/ Bulan/Tahun/Nomor urut
dokumen.
Contoh: RK/UKM/IV/6/2020/005 (RK: Rekaman Kegiatan/ UKM: nama
pelayanan upaya, IV: Bab IV, 6: bulan 6 atau Juni, 2020 tahun 2020, 005:
nomor urut RK)
BAB IV
PENUTUP
Ditetapkan di : Sindangbarang
Pada tanggal : 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG,
WIRNO SUSANTO
Lampiran 1. Contoh Kerangka Acuan Program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Permenkes nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
ditujukan untuk seluruh fasilitas kesehatan baik FKTP maupun untuk
rumah sakit, tanpa kecuali milik pemerintah maupun swasta.Pada Pasal 3
ayat (4) Permenkes 27 tahun 2017 tersebut, menyebutkan bahwa
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mencakup infeksi terkait pelayanan
kesehatan (HAIs) dan infeksi yang bersumber dari masyarakat. Penjelasan
tentang PPI terkait HAIs cukup detail, dengan asumsi penerapan PPI
berlaku sama baik untuk FKTP maupun rumah sakit. Sementara itu, PPI
yang bersumber dari masyarakat belum diatur secara jelas baik bentuk
program maupun kegiatannya.
Meskipun penerapan PPI di fasiltas pelayanan kesehatan berlaku
sama, namun karena adanya perbedaan ketersediaan sumber daya
manusia, kompetensi dan kewenangan, ketersediaan alat kesehatan,
sarana, prasarana, pembiayaan, lingkungan, sasaran maupun
pelaksanaan kegiatan maka penatalaksanaannya perlu penyesuaian.
Kemkes kemudian mengeluarkan Pedoman Teknis Penerapan PPI di
FKTP tahun 2022, agar dapat menjadi acuan bagi FKTP, khususnya
Puskesmas dalam menyusun perencanaan dan pelayanan PPI.
Atas berbagai pertimbangan tersebut maka Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang telah menyusun Kerangka 3Acuan PPI ini sebagai dasar
dalam memberikan pelayanan baik dalam fasilitas kesehatan maupun
pelayanan yang diluar faskes agar sesuai dengan standar PPI.
B. LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien di rawat di Puskesmas. Hal ini merupakan persoalan serius yang
dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien.
Beberapa kejadian infeksi ini mungkin tidak menyebabkan kematian pasien
akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien di rawat lebih lama.
Penyebabnya oleh kuman yang sudah di bawa oleh pasien sendiri, yaitu
kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi
adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah. Salah satu hal yang
perlu disadari bahwa kualitas pencegahan dan pengendalian infeksi di
Puskesmas yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahna mutu
pelayanan maupun bertambahna beban yang harus di tanggung oleh
penderita.
Suatu kejadian infeksi pada pasien akan mengakibatkan hal-hal
seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan
terjadinya kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan
yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien
lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang di tanggung oleh pasien.
Untuk meminimalkan terjadinya infeksi di Puskesmas, maka tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan insiden kejadian infeksi di Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang
b. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas akibat infeksi di
Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
c. Melindungi pasien dari penularan infeksi di Puskesmas
d. Melindungi pengunjung Puskesmas dan masyarakat di lingkungan
Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang
e. Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar Puskesmas Rawat Inap
Sindangbarang
TENTANG
PENETAPAN TIM MUTU PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Sindangbarang
Pada tanggal : 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG,
WIRNO SUSANTO
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT
INAP SINDANGBARANG
NOMOR : 870/029 /PKM Sdb/SK /I/2022
TENTANG : TIM MUTU PUSKESMAS
RAWAT INAP SINDANGBARANG
Ditetapkan di : Sindangbarang
Pada Tanggal : 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
WIRNO SUSANTO
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT
INAP SINDANGBARANG
NOMOR : 870/029/PKM Sdb/SK/I/2022
TENTANG : PENETAPAN TIM MUTU
PUSKESMAS RAWAT INAP
SINDANGBARANG
Anggota :
a. Wewenang
1) Meminta arahan dari penanggung jawab unit untuk melaksanakan tugas;
2) Meminta fasilitas dan waktu kepada penanggung jawab unit untuk
melaksanakan tugas;
3) Melakukan koordinasi dengan rekan kerja untuk terlaksananya monitoring
dan evaluasi unit kerja dalam hal mutu klinis dan keselamatan pasien.
b. Tanggung Jawab
Menerima dan menjembatani jika terjadi insiden di setiap unit pelayanan.
c. Uraian Tugas
1) Melaksanakan sensus harian indikator mutu dan indikator keselamatan
pasien di unit kerja;
2) Membuat laporan bulanan, tahunan indikator mutu dan indikator
keselamatan pasien;
3) Membuat dokumentasi pelaporan KTD, KNC dan KPC di unit kerja;
4) Menindaklanjuti pelaporan KTD, KNC dan KPC;
5) Mengkoordinir pelaksanaan kebijakan dan SPO mutu klinis dan
keselamatan pasien di unit kerjanya;
6) Bersama penanggung jawab unit membuat, mengevaluasi dan merevisi
indikator mutu, indikator keselamatan pasien.
3. Risiko
a. Wewenang
Memiliki wewenang untuk melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab
sebagai tim risiko di Puskesmas Rawat inap Sindangbarang.
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab penuh kepada kepala puskesmas atas pelaksanaan dan
hasil identifikasi, analisa, evaluasi dan tindak lanjut risiko-risiko yang terdapat
di Puskesmas Rawat inap Sindangbarang .
c. Uraian Tugas
1) Merencanakan pelaksanaan identifikasi risiko-risiko di Puskesmas Rawat
inap Sindangbarang meliputi risiko terhadap lingkungan, risiko terhadap
layanan klinis dan risiko terhadap pelaksanaan program;
2) Mengumpulkan bukti-bukti/ melaksanakan identifikasi risiko-risiko
berdasarkan indikator yang telah disepakati;
3) Menganalisa, mengevaluasi dan menentukan rencana tindak lanjut dari
risiko-risiko yang ditemukan;
4) Melaporkan hasil identifikasi, analisa, evaluasi dan tindak lanjut kepada
ketua tim mutu dan kepala puskesmas.
4. PPI
Ketua :
a. Tanggung Jawab
Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya terhadap
pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
b. Uraian Tugas
1) Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja PPI;
2) Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI;
3) Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan PPI;
4) Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB HAIs ( Healthcare Assosiated Infection);
5) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi;
6) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan puskesmas dan
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI;
7) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan kesehatan, cara pemrosesan
alat, penyimpanan alat dan linen yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan;
8) Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusul pangan dan
mengusulkan pelatihan untuk kan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan SDM puskesmas dalam PPI;
9) Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait;
10) Berkoordinasi dengan unit terkait PPI;
11) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan
dengan PPI;
12) Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara
kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif;
13) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
renovasi ruangan sesuai prinsip PPI.
Anggota :
a. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua Tim
PPI Puskesmas dalam pelaksanaan program kerja di setiap unitnya
masing-masing.
b. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan semua kegiatan di program PPI di unit masing-masing;
2) Memonitoring pelaksanaan PPI, penerapan SPO terkait PPI di unit
masing-masing;
3) Mengaudit pelaksanaan PPI di Unit masing-masing;
4) Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di unit;
5) Memberikan penyuluhan pendidikan kepada staff tentang upaya-upaya
PPI di unit.
5. Audit Internal
a. Wewenang
Memiliki wewenang dalam proses pengukuran dan penilaian sistematik,
objektif dan terdokumentasi untuk memastikan bahwa kegiatan mutu telah
sesuai dengan pengaturan.
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab atas hasil audit internalnya untuk menyelesaikan
permasalahan organisasi, terutama ditinjau dari perspektif mutu kepuasan
pelanggan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi secara umum.
c. Uraian Tugas
1) Merencanakan pelaksanaan audit internal puskesmas, meliputi pembagian
audite dan auditor, jadwal pelaksanaan, pembuatan surat kepada wakil ,
menyiapkan semua sarana untuk melakukan audit internal;
2) Melakukan tugas audit internal terhadap semua poli/ unit yang ada di
Puskesmas meliputi : mengamati proses, meminta;
3) Melaporkan semua hasil temuan audit kepada ketua /wakil ;
4) Merencanakan audit internal yang akan dilakukan periode selanjutnya.
Ditetapkan di : Sindangbarang
Pada Tanggal : 10 Januari 2022
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP SINDANGBARANG
WIRNO SUSANTO
NOTULEN
Sidang/Rapat :………………………………………………………………….
Hari/Tanggal :………………………………………………………………….
Waktu Panggilan : …………………………………………………………………
Waktu Sidang/Rapat :……………………………………………………………….....
Acara : 1. ………………………………………………………………
2. Dan seterusnya.
3. Penutup.
Pimpinan Sidang/Rapat
Ketua : ………………………………………………………………….
Sekretaris :………………………………………………………………......
Pencatat : ……………………………………………………………….....
Peserta Sidang/Rapat
1. …………………………………………………………….....
2. Dan seterusnya.
Kegiatan Sidang/Rapat
1.
…………………………………………………………………….
2. Dan seterusnya.
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN
TANDA
NO NAMA JABATAN/PANGKAT KET
TANGAN
1.
2.
3.
NAMA JABATAN