DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA
Jalan Pasirpari Ds. Sindangkerta Kec. Pagelaran Cianjur (43266)
e-mail : pkmsindangkerta@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA
NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH
DI UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Sindangkerta
Pada tanggal : 02 Januari 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS
SINDANGKERTA,
TUTI AMALIA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
NOMOR :
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaturan penyelenggaraan dan pelayanan di Puskesmas harus sesuai dengan sistem
acuan kerja,pelaksanaan penerapan kebijakan,program dan kegiatan yang dilaksanakan
pada keseluruhan institusi maupun bagian – bagian yang mendukung kinerja salah satu
bagian tersebut merupakan lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas,
penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsifan serta tata ruang perkantoran untuk
mendukung suatu institusi berjalan dengan optimal dan efisien.
Sebagai salah satu instansi pemerintah penyelenggara pelayanan dan upaya
kesehatan, Puskesmas juga perlu didukung oleh suatu mekanisme administrasi ,sehingga
apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pengguna pelayanan dan dilkasanakan secara
efektif dan komprehensif.
Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas sebagai salah satu unsur administrasi di
Puskesmas Sindangkerta merupakan bagian komponen yang penting serta meliputi tata
naskah dan kearsipan dalam bentuk dokumen yang digunakan untuk membangun dan
membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan antara lain
meliputi ,pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas,penggunaaan logo dan
cap dinas ,penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ,pengurusan naskah dinas
korespondensi,kewenangan ,perubahan ,pencabutan,pembatalan produk hukum dan ralat.
Ketentuan tentang tata naskah dinas yang berlaku untuk seluruh instansi pemerintah
telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Nugara Nomor 80
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah,Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Standar
Pelayanan Operasional (SOP),Tata naskah dinas di lingkungan Provinsi Jawa Barat
No.50 tahun 2014 ,
dan Peraturan Bupati Cianjur Nomor 36 Tahun 2011 tentang Tata Naskah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Cianjur.
Sehubungan dengan hal tersebut ,perlu disusun dan ditetapkan Pedoman
Penyusunan Tata Naskah dan Pengendalian Dokumen di UPTD Puskesmas Sindangkerta
Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Cianjur.
C. Sasaran
a. Pendamping dan surveyor UPTD Puskesmas Sindangkerta
b. Kepala UPTD Puskesmas Sindangkerta, penanggungjawab, pelaksana dan Tim
Mutu UPTD Puskesmas Sindangkerta
c. Seluruh Karyawan UPTD Puskesmas Sindangkerta
d. Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindangkerta
e. Pemerhati UPTD Puskesmas Sindangkerta
D. Asas
Pedoman Tata Naskah di UPTD Puskesmas Sindangkerta disusun berdasarkan asas
sebagai berikut :
1. Efektif dan efisien
Penyelenggaraan Penyusunan dan pengendalian dokumen perlu dilakukan secara
efektif dan efisien dalam penulisan,penggunaan ruang atau lembar tata naskah,
spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar
dan lugas.
2. Pembakuan
Penyusunan dan pengelolaan dokumen diproses dan disusun menurut tata cara dan
bentuk yang telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan penyusunan dan pengendalian dokumen dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan dan keabsahan.
4. Keterkaitan kegiatan penyelenggaraan penyusunan dan pengendalian dokumen
dilakukan dalam satu kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Penyusunan dan pengendalian dokumen harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat
waktu dan tepat sasaran dalam redaksional ,prosedural dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah harus aman dalam penyusunan , klarifikasi, penyampaian kepada yang
berhak,pemberkasan,kerasipan dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman penyusunan dan pengendalian dokumen meliputi pengaturan
tentang jenis dan format naskah, penyusunan naskah, pengurusan naskah, serta
perubahan ,pencabutan, pembatalan, dan ralat naskah.
F. Pengertian Umum
1. Naskah dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat
dan/ atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan instansi
pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan.
2. Tata naskah dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi,
penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi
kedinasan.
3. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan bentuk redaksional,
termasuk tata letak dan penggunaan lambang, logo dan stempel.
4. Dokumen adalah naskah yang disusun dalam bentuk produk hukum yang berlaku di
UPTD Puskesmas Sindangkerta yang meliputi:
a. Dokumen eksternal yaitu segala produk hukum yang diterbitkan dan berasal dari luar
UPTD Puskesmas Sindangkertadan berlaku di UPTD Puskemas Sindangkerta,
seperti Undang-undang, Pemenkes, Kepmenkes.
b. Dokumen internal yaitu semua produk yang dibuat dan digunakan hanya di
lingkungan UPTD Puskesmas Sindangkerta, seperti kebajikan, pedoman, panduan,
standar operasional prosedur.
5. Kewenangan Penandatanganan Naskah adalah hak dan kewajiban yang ada pada
seorang pejabat untuk menandatangani naskah sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab pada jabatannya. Bila berjenjang, makin ke kiri dan ke sisi bawah, menunjuk
pada hirarki jabatan yang makin tinggi. Dalam hal penandatangan naskah, maka
perlu dilihat kesesuaian header dengan pejabatnya.
6. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi dalam naskah
berdasarkan sistem tata berkas yang berlaku di UPTD Puskesmas Sindangkerta yaitu
dengan sistematika penomoran.
7. Logo adalah gambar dan. Atau huruf sebagai identitas suatu intansi.
8. Pemilik dokumen adalah Unit/ Komite/ Tim/ Panitia yang bertanggun jawab untuk
menyusun dokumen dan atau merevisi dokumen baru kepada unit terkaitm menarik
ddokuen yang tidak berlaku, serta menyerahkan dokumen tidak berlaku kepada
pengendali dokumen.
9. Pengguna dokumen adalah Unit/ Komite/ Tim/ Panitia yang menggunakan dokumen
terkendali untuk proses pelayanan.
10. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi yang
dilakukan antar unit kerja di lingkungan UPTD Puskesmas Sindangkerta secara
vertikal dan horisontal.
11. Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi yang dilakukan
pihak UPTD Puskesmas Sindangkerta dengan pihak lain di luar lingkungan UPTD
Puskemas Sindangkerta.
12. Stempel adalah cap (basah) yang dibubuhkan (lazimnya) di sisi kiri tanda tangan
pejabat, bila ada.
G. Referensi
1. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
BAB II
JENIS DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
SINDANGKERTA
A. Kebijakan
Kebijakan adalah peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala FKTP yang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung
jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah – langkah
dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.
Kebijakan adalah Peraturan / Surat Keputasan yang ditetapkan oleh kepala Puskesmas
yang merupakan garis besar yang bersifat mingkat dan wajib dilaksanakan oleh
penganggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun
pedoman/ panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan
langkah – langkah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Penyusunan Peraturan/ Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada Peraturan
Perundangan, baik undang – undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan Pedoman – pedoman
teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian
dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesejatan Kabupaten/ Kota.
Peraturan / Surat Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal – pasal
dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/ keputusan.
Format Peraturan / Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan tulis dengan huruf kapital:
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala (sebutkan nama Puskesmas)
b. Nomor : Ditulis sesuai sistem penomoran di Puskesmas
c. Judul : Ditulis judul Peraturan/Keputusan
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakan di tengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang :
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:), dan diletakan dibagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
dan dimuai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda baca (;)
b. Mengingat :
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Pertaruan/Surat Keputusan tersebut.
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan
hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal dengan nomor 1, 2, dst,
dan diahkiri dengan tanda baca (;)
c. Diktum :
1) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital;
2) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua(:);
3) Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)
4) Batang Tubuh
(a) Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan / Surat Keputusan
yang dirumuskan dalam diktum – diktum, misalnya: Kesatu :
Kedua :
(b) Dicantumkan saat berlakuna Peraturan / Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
(c) Materi kebiakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat
Keputusan, dan pada halam terkahir ditandatangai oleh pejabat yang
menetapkan Peraturan / Surat Keputusan.
5) Kaki :
Kaki Peraturan/ Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penanda tangan penerapan Peraturan/ Surat Keputusan,
pengundangan peraturan / Keputusan yang terdiri dari :
(a) Tempat dan tanggal penetapan,
(b) Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,)
(c) Tanda tangan pejabat, dan
(d) Nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
6) Penandatanganan :
Peraturan / Surat Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas, dituliskan nama tanpa gelar.
7) Lampiran Peratuarn / Surat Keputusan :
(a) Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/Surat
Keputusan;
(b) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh kepala UPTD Puskesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/Surat Keputusan
yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun
terjadi penggantian Kepala Puskesmas hingga adanya kebutuhan revisi atau
pembatalan .
2. Untuk kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai
diktum tetapi dalam bentuk bab – bab dan pasal – pasal.
B. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam maupun
ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu, ditetapkan, dandipelihara oleh
organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Stilah dan Definisi
2. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekaman
3. Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus Pada Sasaran / Pasien
C. Kebujakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/ Mutu
E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
4. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
5. Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan Sumber Daya
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
6. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
7. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan Pengukuran Kinerja
8. Proses yang berhubungan dengan sasaran
a. Penetapan Persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
9. Pembelian (jika ada)
10. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
11. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan
2) Audit Internal
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
1) Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
2) Perencanaan Pelayanan Klinis
3) Proses yang berhubungan dengan pelanggan
4) Pembelian/pengadaan barang terkati dengan pelayanan klinis
h. Penyelenggaraan pelayanan klinis
1) Pengendalian proses pelayanan klinis
2) Validasi proses pelayanan
3) Identifikasi da ketelusuran
4) Hak dan kewajiban pasien
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
i. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien
1) Penilaian indikator kinerja klinis
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamaan klinis
j. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan
Bab III Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
Bab IV Analisis Kinerja
A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung dan penghambat
pencapaian kinerja
Bab V Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang
akan dilakukan yang meliputi antara lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan
SDM, seminar, workshop, dsb.
2. Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan
alat-alat kesehatan, dsb
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan seterusnya.
4. Program Kerja Pengembagan UKM dan UKP da seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap
program kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara
garis besar
Bab VI Pemantauan dan Penilaian
Bab VII Penutup.
Lampiran : matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas/ Klinik,
E. Pedoman/Panduan
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik
dan benar melalui penerapan SOP. Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi
pedoman/panduan maka Puskesmas Sindangkerta menyusun/membuat sistematika buku
pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas Sindangkerta untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas Sindangkerta tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas Sindangkerta.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas Sindangkerta dalam membuat
pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman/panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas Sindangkerta
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas Sindangkerta
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas Sindangkerta
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika pedoman/panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai dengan
materi/isi pedoman/panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di UPTD Puskesmas Sindangkerta yang
dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen penilaian.
F. Kerangka Acuan Program/Kegiatan
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh
Puskesmas Sindangkerta. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai
dengan Standar Akreditasi, antara lain: Program Pengembangan SDM, Program
Peningkatan Mutu Puskesmas Dan Keselamatan Pasien, Program Pencegahan Bencana,
Program Pencegahan Kebakaran, kegiatan pelatihan triase gawat darurat dan
sebagainya.
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan
tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan khusus yang
merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan
harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penjadualan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
Kerangka acuan dapat menggunakan format yang diterapkan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota masing-masing atau contoh Sistematika Kerangka Acuan sebagai
berikut :
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan upaya/ kegiatan
2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara
tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok
dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
a. Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan
cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.
b. Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan
apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
c. Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung
target yang tidak layak.
d. Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang
ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan
rawat inap sebesar 50%.
e. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang
dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses
anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas- batas tahun anggaran di
Puskesmas.
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Schedule atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan.
Algoritma/Clinical Pathway
Karena beranekaragamnya istilah tentang prosedur dan untuk menghindari salah
tafsir serta dalam rangka menyeragamkan istilah maka dalam pedoman penyusunan
dokumen ini digunakan istilah “Standar
Operasional Prosedur“ (SOP) sebagaimana yang tercantum dalam Permenpan
Nomor 35 tahun 2012.
Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar Operasional Prosedur
(SOP)“ bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi sehingga dianggap
lebih tepat karena prosedur yang dimaksud dalam pedoman penyusunan dokumen
akreditasi FKTP ini adalah prosedur yang bersifat institusi maupun perorangan
sebagai profesi, sementara istilah “Standar Prosedur Operasional“ (SPO)
yang dipergunakan dalam undang-undang Praktik Kedokteran maupun dalam
undang-undang Kesehatan lebih bersifat perorangan sebagai profesi.
Sindangkert NIP.
b) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya
SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Komponen SOP
1 Pengertian
2 Tujuan
3 Kebijakan
4 Referensi
6 Bagan Alir
8 Unit Terkait
9 Dokumen Terkait
Akhir kegiatan:
?
Simbol Keputusan:
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
h) Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP.
Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
tilik/check list:
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-
mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik :
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
(1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format
tertentu,
(5) Lakukan uji-coba,
(6) Lakukan perbaikan daftar tilik,
(7) Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak
2) Evaluasi isi SOP
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
Adanya perubahan fasilititas
d) Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi Kepala
Puskesmas.
2. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas, Penanggung jawab Admen di Puskesmas
Sindangkerta, dan Penanggung jawab UKM dan UKP bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan identifikasi/perubahan serta penyusunan dokumen.
Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/tim akreditasi
UPTD Puskesmas Sindangkerta dengan mekanisme sebagai berikut :
a. SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim
mutu/tim akreditasi,
b. Fungsi tim mutu/tim akreditasi Puskesmas didalam penyusunan dokumen
adalah :
1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang telah
disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun
penulisan.
2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi duplikasi
/tumpang tindih dokumen antar unit,
3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani oleh
Kepala UPTD Puskesmas Sindangkerta.
3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala UPTD Puskesmas Sindangkerta.
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk melaksanakan
SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi dan Penarikan Dokumen
Kepala UPTD Puskesmas Sindangkerta menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/Tim
Akreditasi sebagai Petugas Pengendali Dokumen.
Petugas tersebut bertanggung jawab atas:
a. Penomoran dokumen
1) Tata cara penomoran Dokumen
Penomoran diatur pada kebijakan pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
a) Semua dokumen harus diberi nomor,
b) UPTD Puskesmas Sindangkerta agar membuat kebijakan tentang
pemberian nomor sesuai dengan tata naskah yang dijadikan pedoman,
c) Pemberian nomor mengikuti tata naskah UPTD Puskesmas Sindangkerta,
atau ketentuan penomoran (bisa menggunakan garis miring atau dengan
sistem digit).
d) Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat.
2) Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal
3) Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
4) Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel terkendali
5) Tata Cara Pendistribusian dokumen
a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada
unit upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan
ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha UPTD Puskesmas
Sindangkerta sesuai pedoman tata naskah.
b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan atau formulir tanda terima.
c) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga
untuk seluruh unit kerja lainnya.
d) Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka distribusi
dokumen bisa melalui jejaring area local, dan diatur kewenangan otorisasi
disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas
kewenangan dalam membuka dokumen.
6) Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/penarikan dokumen
7) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
8) membubuhkan stempel “Kedaluwarsa” dan kemudian menyimpan dokumen
tersebut selama 2 tahun
9) Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
6. Tata Cara Penyimpanan dokumen
a. Dokumen asli (master dokumen yang sudah dinomori dan sudah ditandatangani)
agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi UPTD Puskesmas Sindangkerta atau
Bagian Tata Usaha UPTD Puskesmas Sindangkerta, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di organisasi tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen yang
diatur dalam pedoman/tata naskah. Penyimpanan dokumen yang asli harus rapi,
sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
b. Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya UPTD Puskesmas
Sindangkerta, dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila tidak berlaku lagi
atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan dokumen yang
sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha
sehingga di unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat
Tim Mutu atau Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy
dokumen yang tidak berlaku tersebut, namun untuk dokumen yang asli agar
tetap disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan
retensi dokumen yang berlaku di UPTD Puskesmas Sindangkerta.
c. Dokumen di unit upaya UPTD Puskesmas Sindangkerta harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
7. Penataan Dokumen.
Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi Puskesmas Sindangkerta
dikelompokan masing-masing bab/kelompok pelayanan/UKM dengan diurutkan
setiap urutan kriteria dan elemen penilaian, dan diberikan daftar secara berurutan.
8. Revisi atau perubahan dokumen
a) Dilakukan setelah proses pengkajian serta mendapat pengesahan sesuai pejabat
yang berwenang.
b) Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan
c) Isi revisi atau perubahan harus tercatat pada Riwayat Perubahan Dokumen
d) Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit
dokumen terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
I. Rekam Implementasi
1. Rekam implementasi adalah : dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan UPTD Puskesmas
Sindangkerta dalam melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang
direncanakan.
2. Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.
Untuk memperjelas, buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi UPTD
Puskesmas Sindangkerta dilengkapi dengan contoh-contoh dokumen sebagai
lampiran dari pedoman ini.
BAB IV
TATA CARA PENULISAN
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat dan meyakinkan
dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunan perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Ketelitian
Dalam Menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan, dilihat dari
bentuk, susunan pengetikan, isi,struktur, kaidah Bahasa dan penerapan kaidah ejaan
didalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalam
mengurangi kesalahan pengambilan putusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik dan materi
3. Singkat dan Padat
Naskah Dinas harus menggunakan bahsa Indonesia yang baik dan benar (Bahasa formal,
efektif, singkat, padat dan lengkap).
B. Nomor Halaman
1. Nomor halaman Lampiran SK ditulis dengan menggunakan nomor urut dan dicantumkan
secara simetris ditengah atas, kecuali halaman pertama naskah dinas yang menggunakan
kop naskah dinas dan judul lampiran tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
2. Nomor halaman untuk Pedoman, Panduan, Keraka Acuan. Ditulis dengan menggunakan
nomor urut dan dicantumkan secara sistematis ditengah bawah.
D. Penggunaan Huruf
1. Naskah dinas menggunakan huruf Arial dengan ukuran 12 atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Logo Sugih Mukti berwarna dengan ukuran disesuaikan.
3. Pada KOP baris pertama tulisan PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
menggunakan huruf Arial ukuran 14
4. Pada KOP baris kedua menggunakan tulisan DINAS KESEHATAN menggunakan huruf
Arial ukuran 14
5. Pada KOP baris ketiga tulisan UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA menggunakan
huruf Arial ukuran 18.
6. Alamat pada KOP seperti Jalan : Pasirpari Ds. Sindangkerta Kec. Pagelaran Cianjur
(43266) huruf Arial ukuran 11.
7. Nomor Telepon pada KOP (0263) 2361111
8. Email pada KOP seperti email : pkmsindangkerta@gmail.com diletakan dibawah alamat
dengan huruf Arial lurus ukuran 11.
9. Nomor Keputusan ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
10. Nomor SK seperti no urut/Pkm.Sdk/bulan/tahun
11. Nomor surat keluar seperti Kode surat/no urut/Pkm.Sdk/Bulan/Tahun.
12. Ditetapkan di : Sindangkerta
13. Pada tanggal : tanggal/bulan/tahun.
14. Penulisan nomor pada SK dan SOP dengan cara diketik atau ditulis tangan
15. Cara penulisan Notulen bisa diketik atau ditulis tangan
F. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam naskah dinas harus jelas, tepat dan menguraikan maskud, tujuan,
serta isi naskah. Untuk itu perlu diperhatikan pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang
baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata Bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku
Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan dalam naskah dinas
adalah Ejaan Bahasa Indonesia sesuai dengan ketemntuan peraturan perundang-undangan.
G. Media/Sarana Dokumen
Media/sarana naskah dinas adalah alat untuk merekam informasi yang
dikomunikasikan dalam bentuk media konvensional (kertas).
1. Naskah dinas menggunakan kertas jenis HVS 70 gram.
2. Naskah dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lama, menggunakan kertas
jenis HVS lebih dari 70 gram atau kertas jenis lain.
3. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah F4 yang berukuran 330 mm x 215 mm.
disamping kertas F4, untuk kepentingan tertentu dapat digunakan kertas dengan ukuran
berikut :
a. A4 (210 x 297 mm)
a. A5 setengah kuarto (210 x 148 mm)
b. Folio (210 x 330 mm)
c. Folio ganda (420 x 330 mm).
H. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut dengan
angka. Nomor halaman lampiran merupakan lanjutan dari halaman sebelumnya.
J. Regulasi
1. Penomoran SK dan SOP disesuaikan dengan bulan dan tahun yang terbaru
2. SK perubahan, dijelaskan dalam tulisan menimbang poin b (jelaskan penyebab
perubahan).
BAB V
PENUTUP
KERANGKA ACUAN
PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
PUSKESMAS SINDANGKERTA
A. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri dari pelayanan di dalam
gedung yaitu di poli gigi dan pelayanan luar gedung yaitu program usaha kesehatan gigi
sekolah (UKGS) dan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM). Masalah kesehatan
gigi yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi, hal ini terjadi karena kurangnya
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari
mulai bayi dalam kandungan sampai tua (life sicle).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan
untuk masyarakat terutama pada kelompok rawan/resiko tinggi, yang termasuk
kelompok rawan tersebut adalah : Ibu Hamil, Balita, Anak Pra Sekolah Dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi puskesmas x yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna melalui pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan, pemberian pelayan yang cepat dan tepat sasaran sesui dengan tata
nilai UPT puskesmas X yang telah ditetapkan yaitu Cekatan, Informatif, Profesional,
Akurat, Handal, Optimal, Responsif, Efisien.
B. Latar belakang
Puskesmas X terletak di wilayah kecamatan A yang terdiri dari 4 desa dengan jumlah
penduduk 12.000 jiwa, 23 ibu hamil, 120 balita, 100 anak pra sekolah
dan lansia berdasarkan data penduduk tahun 2017.
Dari hasil penilaian kinerja puskesmas tahun 2016 jumlah kunjungan bumil yang
diperiksa kesehatan gigi dan mulut hanya 40%, anak pra sekolah yang telah diperiksa
kesehatan gigi dan mulut 50% dan lansia yang telah diperiksa kesehatan gigi dan mulut
20%.
Berdasarkan data tersebut di atas maka disusunlah kerangka acuan program Usaha
kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) Puskesmas X tahun 2017 yang disusun
berdasarkan RUK/RKP puskesmas X tahun 2017.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum : meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut di masyarakat khususnya pada kelompak rawan
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
b. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigibdan mulut pada anak para sekolah
c. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada lansia
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Rujukan
Rujukan
Rujukan
E. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran :
No Kegiatan Pelaksanaan Lintas program Lintas sektor Ket
Pokok Program UKM terkait terkait
1 Pemeriksaan - Menyusun 1. Program KIA 1. Kader Sumb
Kesehatan gigi rencana - Menyusun - er
dan kegiatan jadwal mengkoo pemb
mulut ibu - Koordinasi kegiatan ada rdinir iayaa
hamil dengan LP/LS pemeriksaan bumil n
- Menentukan kes. Gigi dan untuk BOK
tempat dan mulut bagi diperiksa KIA
waktu ibu hamil kesehata n
pelaksanaan pada saat gigi
kegiatan pelaksanaan dan
- Menyiapkan kelas ibu mulut
form laporan hamil -
dan rujukan Memanta
- Menyiapkan u kesehata
penyuluhan n gigi
- Menyiapkan dan
alat mulut
pemeriksaan bumil
kes. Gigi dan
mulut
- Membuat
laporan
kegiatan
2 Pemeriksaan - Menyusun 1. Program Gizi 1. Kader Sumb
Kesehatan rencana - Menyusun - er
Gigi dan kegiatan jadwal Mengkoo pemb
Mulut anak - Koordinasi kegiatan ada rdinir iayaa
Pra sekolah dengan LP/LS pemeriksaan anak n
- Menentukan kesehatan gigi prasekol BOK
tempat dan dan ah untuk Gizi
waktu mulut bagi diperiksa
pelaksanaan balita pada kesehata n
kegiatan saat gigi
- Menyiapkan pelaksanaan dan mulut
form laporan penimbanga n di
dan rujukan balita posyand u
- Menyiapkan posyandu
bahan - Menyusun
penyuluhan jadwal
- Menyiapkan pemeriksaan
alat kes. Gigi dan
pemeriksaan Mulut pada
kes gigi dan anak yang
mulut BGM dan
- Membuat Gizi Kurang
laporan
kegiatan
F. Sasaran
a. Anak Pra Sekolah
b. Ibu Hamil
c. Masyarakat Lanjut Usia
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Pemeriksaan x x X x X x x x X x x x x
Kesehatan
Gigi dan
Mulut Ibu
2 Pemeriksaan x x X x X x x x X x x x x
Kesehatan
Gigi dan
Mulut anak
Pra sekolah
3 Pemeriksaan x x X x X x x x X x x x x
Kesehatan
Gigi dan
Mulut Lansia
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA
NOMOR : 009/Pkm.Cbn/I/2018
TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN DI UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA
Menimbang : a. bahwa perlunya standar dan SOP tentang Kebijakan Mutu dan
Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Sindangkerta; bahwa
b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Sindangkerta tentang penyusunan standar dan SOP Kebijakan
Mutu dan Keselamatan Pasien ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691
Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien UPTD Puskesmas
Sindangkerta;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; Keputusan
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentag Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Sindangkerta
Pada tanggal : 02 Januari 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS SINDANGKERTA,
TUTI AMALIA
Lampiran 3. Contoh Standar Oprasional Prosedur (SOP) Penyampaian
Informasi Kepada masyarakat
PENYAMPAIAN INFORMASI
KEPADA MASYARAKAT
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
7. Hal-hal yang
perlu di
perhatikan
NOTULEN
Sidang/Rapat : ………………………………………………………………………………..
Hari/Tanggal : ………………………………………………………………………………..
Waktu Panggilan : ………………………………………………………………………………..
Waktu Sidang/Rapat : ………………………………………………………………………………..
Acara : 1. …………………………………………………………………………….
2. Dan seterusnya.
3. Penutup.
Pimpinan Sidang/Rapat
Ketua : ………………………………………………………………………………..
Sekretaris : ………………………………………………………………………………..
Pencatat : ………………………………………………………………………………..
Peserta Sidang/Rapat
1. …………………………………………………………………………
2. Dan seterusnya.
Kegiatan Sidang/Rapat
1. ……………………………………………………………………………
2. Dan seterusnya.
1. Kata Pembukaan : …………………………………………………………………………….
2. Pembahasan : …………………………………………………………………………….
3. Peraturan :
………………………………………………………………………………….
PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN
Hari : ………………………………………………………………………………………..
Tanggal : ………………………………………………………………………………………..
Waktu : ………………………………………………………………………………………..
Tempat : ………………………………………………………………………………………..
Acara : ………………………………………………………………………………………..
TANDA
NO NAMA JABATAN/PANGKAT KET
TANGAN
1.
2.
3.
Yang bertanda tangan dibawah ini dokter UPTD Puskesmas Sindangkerta menerangkan
bahwa :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
- Tekanan Darah.............................mmHg
- Berat Badan : …………….Kg …………………………….
- Tinggi badan................................Cm