Anda di halaman 1dari 3

MATERI KELAS 6

Guru gatra adalah banyaknya baris (gatra) dalam satu bait (pada). Gurung wilangan adalah
jumlah suku kata (wanda) dalam satu baris. Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal pada suku
kata terakhir di setiap barisnya. Bunyi lagu pada akhir gatra antara lain adalah a, i, u, e, dan o.
berikut 11 contoh tembang macapat, :
1. Maskumambang
Maskumambang adalah tembang macapat yang menceritakan tentang keadaan manusia saat
masih di alam ruh yang kemudian ditanamkan dalam rahim atau gua garba seorang ibu.

Tembang Maskumambang memiliki 4 gatra dengan susunan 12-i; 6-a; 8-i; dan 8-a. Berikut
contoh tembang macapat Maskumambang,

Tembang tersebut menggambarkan tentang akibat dari anak yang tidak patuh pada orang tua.
Seorang anak yang durhaka biasanya akan mendapatkan balasan berupa kesengsaraan, baik di
dunia maupun di akhirat nanti.

2. Mijil

Mijil merupakan ilustrasi dari proses kelahiran manusia. Mijil atau mbrojol dan keluarlah
jabang bayi bernama manusia.Tembang ini memiliki 6 gatra dengan struktur 10-i; 6-a; 10-
e; 10-i; 6-i; dan 6-u. Berikut contoh tembang macapat Mijil,
Tembang tersebut mengandung pesan tentang bagaimana cara menjadi orang yang baik, yakni
adalah dengan bersikap rendah hati dan ramah.

3. Sinom
Sinom berarti penggambaran masa muda. Masa muda yang indah, penuh dengan harapan dan
angan-angan.

Sinom memiliki 9 gatra dengan susunan 8-a; 8-i; 8-a; 8-i; 7-i; 8-u; 7-a; 8-i; 12a. Berikut contoh
tembang macapat Sinom,

embang tersebut mengandung pesan tentang bagaimana menjadi orang baik, yakni dengan
meneladani perilaku utam. Tujuannya agar dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi
masyarakat, dengan cara mengendalikan hawa nafsu, hidup prihatin, dan berkarya.

4. Kinanthi

Tembang macapat Kinanthi bercerita tentang masa pembentukan jatidiri dan meniti jalan menuju
cita-cita. Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan
tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud.

Tembang kinanthi memiliki 6 gatra dengan susunan 8-u; 8-i; 8-a; 8-i; 8-a; 8-i. berikut contoh
tembang macapat Kinanthi,
Tembang ini juga mengandung pesan tentang bagaimana menjadi manusia yang utama, yakni
dengan selalu rajin berupaya siang dan malam, berlatih menajamkan perasaan, serta
mengendalikan hawa nafsu.

5. Asmaradana
Asmara artinya cinta. Sehingga ilustrasi pada pola metrum ini mengisahkan akan masa-masa
kisah asmara, percintaan, atau larut dalam lautan kasih cinta.

Tembang Asmarandana memiliki 7 gatra dengan susunan 8-i; 8-a; 8-e; 8-a; 8-a; 8-u; 8-a. Berikut
contoh tembang macapat Asmarandana,

Tembang tersebut memiliki pesan kepada siapa saja yang sedang mencari jodoh. Hendaknya
dalam memilih jodoh hendaknya jangan hanya melihat kecantikan, ketampanan wajah atau
karena kekayaan harta benda. Berumah tangga itu sekali pilih untuk selamanya. Kebahagiaan
dalam sebuah keluarga tak dapat ditukar dengan harta atau benda.

6. Gambuh

Awal kata gambuh adalah jumbuh atau bersatu. Jadi pola metrum ini menceritakan soal
komitmen dalam perkawinan untuk menyatukan cinta dalam satu biduk rumah tangga.

Gambuh memiliki 5 gatra dengan susunan 7-u; 10-u; 12-i; 8-u; 8-o. Berikut contoh tembang
macapat Gambuh,

Tembang tersebut mengandung pesan bahwa pesan-pesan tentang kebaikan dan kebenaran layak
untuk ditiru, meskipun pesan tersebut keluar dari mulut orang yang rendah derajatnya.

7. Dhandhanggula
Gambaran pola metrum ini, yakni kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan sosial serta
kesejahteraan, cukup sandang, papan, dan pangan.

Tembang Dhandhanggula memiliki 10 gatra dengan susunan 10-i; 10-a; 8-e; 7-u; 9-i; 8-a; 6-u; 8-
a; 12-i; 7-a. Berikut contoh tembang macapat Dhandhanggula,

Tembang tersebut secara garis besar memiliki pesan tentang bagaimana memilih seseorang yang
layak dianut. Sosok yang layat dianut adalah sosok yang baik martabatnya, rajin beribadah, dan
paham hukum/norma.

8. Durma

Durma berasal dari kata darma. Pola metrum ini menggambarkan bahwa seseorang sedianya
harus melakukan sedekah dan berbagi kepada sesama.

Tembang Durma memiliki 7 guru gatra berstruktur 12-a; 7-i; 6-a; 7-a; 8-i; 5-a; 7-i. Berikut
contoh tembang macapat Durma,
Tembang ini mengandung pesan anjuran agar berpuasan dan mengendalikan hawa nafsu agar
bisa hidup bahagia.

9.Pangkur
Pola metrum ini menggambarkan hawa nafsu manusia. Pangkur atau mungkur memiliki arti
menyingkirkan hawa nafsu dan angkara murka, serta nafsu negatif yang menggerogoti jiwa.

Tembang Pangkur mempunyai 7 guru gatra dengan susunan 8-a; 11-i; 8-u; 7-a; 12-u; 8-a; 8-i.
Inilah contoh tembang macapat Pangkur,

Tembang ini bercerita tentang cara mendidik anak dengan puisi dan syair yang indah, agar anak
dapat memahami nilai-nilai luhur nenek moyang dan nilai agama.

10. Megatruh

Megatruh atau megat roh berarti terpisahnya nyawa dari jasad kita, terlepasnya ruh atau nyawa
menuju keabadian. Jadi pola metrum ini mengisahkan tentang kematian manusia.

Tembang Megatruh terdiri dari 5 guru gatra dengan susunan 12-u; 8-i; 8-u; 8-i; 8-o. berikut
adalah contoh tembang macapat Megatruh,

11. Pocung

Pocung berarti pocong atau jasad manusia yang dibungkus kain mori putih. Pola metrum ini
menceritakan tubuh manusia yang hanya menyisakan jasad yang dibungkus kain kafan (mori)
saat dikuburkan di tempat peristirahatan abadi.

Tembang ini terdiri dari 4 guru gatra dengan susunan 12-u; 6-a; 8-i; 12-a. Berikut adalah contoh
tembang macapat Pocung,

Tembang tersebut mengandung pesan tentang bagaimana proses menuntut ilmu yang benar,
yakni harus didasari dengan niat yang tulus dan ikhlas, serta upaya yang sungguh-sungguh. 

Anda mungkin juga menyukai