Notes 230905 210429
Notes 230905 210429
administrasi dapat
membantu dalam
pencegahan tindak pidana
korupsi dalam pengelolaan
keuangan negara
Bagaimana hukum
administrasi memberi
dampak terhadap tindak
pidana korupsi dalam
pengelolaan keuangan
negara?.
Bagaimana proses hukum
yang diterapkan dalam
kasus tindak pidana korupsi
dalam pengelolaan
keuangan negara
Dalam pengelolaan
keuangan negara, terdapat
doktrin hukum administrasi
negara dan doktrin hukum
pidana. Korupsi sebagai
tindak pidana berpijak pada
doktrin
hukum pidana, sedangkan
keuangan negara dalam
pengelolaan serta
tanggungjawabnya, berpijak
doktrin hukum administrasi
negara[3][4][5]. Dalam
hukum pidana, tindak
pidana korupsi dapat terjadi
ketika ada kerugian
keuangan negara yang
disebabkan oleh perbuatan
melawan hukum, adanya
hubungan sebab akibat
antara perbuatan melawan
hukum dengan kerugian,
dan adanya kesalahan
(schuld) [2]. Dalam hukum
administrasi negara,
pemerintah memiliki
kewajiban dalam
memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang
mempunyai konsekuensi
terhadap
hak negara untuk dapat
memungut sejumlah dana
secara paksa dari
masyarakat yang dikenal
dengan nama pajak
ataupun penerimaan
negara lainnya. Dalam
pengelolaan keuangan
negara, pemerintah selalu
berusaha menghindarkan
terjadinya kekurangan
kekayaan karena alasan
apapun yang disebabkan
kesalahan dalam
pengelolaan oleh
pejabatnya, agar
pemerintah tetap dapat
menyediakan layanan
kepada masyarakat sesuai
dengan rencana yang telah
ditetapkan[5]. Oleh karena
itu, hukum administrasi
negara dapat memberikan
dampak terhadap tindak
pidana korupsi dalam
pengelolaan keuangan
negara dengan memastikan
bahwa pengelolaan
keuangan negara dilakukan
dengan baik dan
bertanggung jawab.
Citations:
[1]
https://jdih.kemenkeu.go.id/f
ulltext/2004/1tahun2004uu.
htm
[2]
https://repository.unsri.ac.id/
16483/1/agus_n_iza_05_20
12.pdf
[3]
http://openjournal.unpam.ac
.id/index.php/sks/article/vie
w/8048
[4]
https://simpus.mkri.id/opac/
detail-opac?id=9520
[5] https://online-
journal.unja.ac.id/JSSH/arti
cle/view/7084
[6] https://online-
journal.unja.ac.id/JSSH/arti
cle/view/9776Unsur-
unsur tindak pidana korupsi
dalam pengelolaan
keuangan negara
sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999
adalah sebagai berikut[1]:
- Pelaku (subjek), sesuai
dengan Pasal 2 ayat (1).
Unsur ini dapat
dihubungkan dengan Pasal
20 ayat (1) sampai (7),
yaitu:
- Dalam hal tindak pidana
korupsi dilakukan oleh
orang perseorangan, maka
subjeknya adalah orang
tersebut.
- Dalam hal tindak pidana
korupsi dilakukan oleh dua
orang atau lebih secara
bersama-sama, maka
subjeknya adalah orang-
orang tersebut.
- Dalam hal tindak pidana
korupsi dilakukan oleh
orang perseorangan atau
dua orang atau lebih secara
bersama-sama atas nama
badan hukum, maka
subjeknya adalah orang-
orang tersebut.
- Dalam hal tindak pidana
korupsi dilakukan oleh
badan hukum, maka
subjeknya adalah badan
hukum tersebut.
- Objek, yaitu kekayaan
negara atau perekonomian
negara, sesuai dengan
Pasal 2 ayat (2).
- Perbuatan melawan
hukum, sesuai dengan
Pasal 2 ayat (3). Perbuatan
melawan hukum dalam
tindak pidana korupsi dapat
berupa penerimaan hadiah
atau janji,
memberikan hadiah atau
janji, atau melakukan
perbuatan lain yang
merugikan keuangan
negara atau perekonomian
negara.
- Adanya hubungan sebab
akibat antara perbuatan
melawan hukum dengan
kerugian, sesuai dengan
Pasal 2 ayat (4).
- Kesalahan (schuld), yaitu
unsur subjektif yang
menunjukkan bahwa pelaku
mengetahui atau
seharusnya mengetahui
bahwa perbuatannya
melawan hukum dan dapat
merugikan keuangan
negara atau perekonomian
negara, sesuai dengan
Pasal 2 ayat (5).
Citations:
[1]
https://djpb.kemenkeu.go.id/
kppn/manokwari/id/data-
publikasi/berita-terbaru/
3026-tindak-pidana-korupsi-
pengertian-dan-unsur-
unsurnya.html
[2]
https://aclc.kpk.go.id/materi-
pembelajaran/hukum/buku/
penerapan-unsur-
merugikan-keuangan-
negara-dalam-delik-tindak-
pidana-korupsi
[3]
https://antikorupsi.org/sites/
default/files/doc/Umum/ICW
_Unsur%20Merugikan
%20Keuangan%20Negara
%20dalam%20Tipikor-
Emerson.pdf
[4]
https://journal.untar.ac.id/ind
ex.php/PSERINA/article/vie
w/19630/12099
[5]
http://openjournal.unpam.ac
.id/index.php/sks/article/vie
w/8048
[6]
https://moraref.kemenag.go.
id/documents/article/986721
54161188931Hukum
administrasi dapat
membantu dalam
pencegahan tindak pidana
korupsi dalam pengelolaan
keuangan negara dengan
mengatur perbendaharaan
negara dan pengelolaan
keuangan negara secara
terbuka dan bertanggung
jawab[1][2][3][5]. Berikut
adalah beberapa cara
hukum administrasi dapat
membantu dalam
pencegahan tindak pidana
korupsi dalam pengelolaan
keuangan negara:
1. Menerapkan prinsip-
prinsip transparansi dan
akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan
negara[1][2][3][5].
2. Mengatur tata cara
pengelolaan keuangan
negara yang jelas dan
terbuka[1][2][3][5].
3. Menerapkan sistem
pengawasan dan
pengendalian yang efektif
terhadap pengelolaan
keuangan negara[1][2][3][5].
4. Menetapkan sanksi yang
tegas bagi pelaku tindak
pidana korupsi dalam
pengelolaan keuangan
negara[1][2][3][5].
Dengan menerapkan
hukum
administrasi yang baik,
diharapkan pengelolaan
keuangan negara dapat
dilakukan secara
profesional, terbuka, dan
bertanggung jawab
sehingga dapat mencegah
terjadinya tindak pidana
korupsi dalam pengelolaan
keuangan negara[3].
Citations:
[1]
https://jdih.kemenkeu.go.id/f
ulltext/2004/1tahun2004uu.
htm
[2]
https://jdih.kemenkeu.go.id/f
ulltext/2004/1TAHUN2004U
UPenjel..pdf
[3]
https://repository.unsri.ac.id/
16483/1/agus_n_iza_05_20
12.pdf
[4]
https://etheses.uinsgd.ac.id/
11039/1/2.%20BUKU
%20ADMINISTRASI
%20KEUANGAN
%20NEGARA.pdf
[5]
https://www.dpr.go.id/jdih/in
dex/id/1
[6]
http://jiip.stkipyapisdompu.a
c.id/jiip/index.php/JIIP/articl
e/view/2847Berikut adalah
beberapa kaidah-kaidah
hukum administrasi
keuangan negara yang
mengatur pengelolaan dan
pertanggungjawaban
keuangan negara:
1. Prinsip-prinsip
transparansi dan
akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan
negara[1][2][3][5].
2. Tata cara pengelolaan
keuangan
negara yang jelas dan
terbuka[1][2][3][5].
3. Sistem pengawasan dan
pengendalian yang efektif
terhadap pengelolaan
keuangan negara[1][2][3][5].
4. Sanksi yang tegas bagi
pelaku tindak pidana
korupsi dalam pengelolaan
keuangan negara[1][2][3][5].
Kaidah-kaidah hukum
administrasi keuangan
negara tersebut diatur
dalam undang-undang
perbendaharaan negara
dan peraturan-peraturan
yang terkait dengan
pengelolaan keuangan
negara[1][2][3][4]. Dalam
pengelolaan keuangan
negara, perlu dipahami
kaidah-kaidah hukum
administrasi keuangan
negara tersebut agar
pengelolaan keuangan
negara dapat dilakukan
secara profesional, terbuka,
dan bertanggung jawab[5]
[6].
Citations:
[1]
https://jdih.kemenkeu.go.id/f
ulltext/2004/1tahun2004uu.
htm
[2]
https://peraturan.beacukai.g
o.id/index.html?page=detail
%2Fjenis
%2F1%2F77%2Fundang-
undang%2Fuu-1-
2004%2Fperbendaharaan-
negara.html
[3]
https://www.dpr.go.id/jdih/in
dex/
id/1
[4]
https://simpuh.kemenag.go.i
d/regulasi/uu_01_04.pdf
[5]
https://www.kpu.go.id/berita/
baca/11249/komitmen-kpu-
kelola-keuangan-negara-
profesional-terbuka-dan-
bertanggung-jawab
[6]
https://etheses.uinsgd.ac.id/
11039/1/2.%20BUKU
%20ADMINISTRASI
%20KEUANGAN
%20NEGARA.pdfDalam
kasus tindak pidana korupsi
dalam pengelolaan
keuangan negara, terdapat
proses hukum yang
diterapkan. Berikut adalah
beberapa proses hukum
yang diterapkan dalam
kasus tindak pidana korupsi
dalam pengelolaan
keuangan negara:
1. Pengembalian kerugian
keuangan negara atau
perekonomian negara[1].
2. Pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan
negara melalui kerja sama
Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan
Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) [2].
3. Penjatuhan sanksi
tambahan berupa pidana
pembayaran uang
pengganti relevan untuk
diterapkan pada tindak
pidana korupsi[3].
Dalam Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi,
pengertian keuangan
negara adalah seluruh
kekayaan negara dalam
bentuk apapun yang
dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan termasuk di
antaranya[3]: