Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342976594

IDENTIFIKASI BAHAYA GEOTEKNIK DALAM PENGGALIAN LUBANG BUKAAN


TAMBANG BAWAH TANAH

Research · February 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.34320.84480

CITATIONS READS

0 4,177

2 authors, including:

Wahyu Nusantara Akbar


PT. Studio Mineral Batubara
11 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Internship Program PT. Freeport Indonesia View project

Masa Depan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Wahyu Nusantara Akbar on 16 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IDENTIFIKASI BAHAYA GEOTEKNIK DALAM PENGGALIAN
LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH

Wahyu Nusantara Akbar[1], Qoidul Masa’id[2]


Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Abstrak
Good Mining Practice adalah suatu kegiatan usaha pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan, kriteria, kaidah
dan norma-norma yang tepat sehingga pemanfaatan sumber daya mineral memberikan hasil yang optimal dan dampak
buruk yang minimal. Aspek yang perlu diperhatikan adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pertambangan dan
keselamatan operasional (KO) pertambangan yang bertujuan untuk menjamin dan melindungi operasional pertambangan
yang aman, efisien dan produktif. Penggalian lubang bukaan tambang bawah tanah (Underground Excavation)
merupakan proses yang sangat penting dalam operasional tambang bawah tanah dan semua operasional bergantung
terhadap berhasil atau tidaknya penggalian lubang bukaan terutama pada metode tambang bawah tanah block caving.
Penggalian lubang bukaan memiliki resiko yang tinggi dan berbahaya pada lingkungan kerja apabila tidak dapat
diidentifikasi dengan melakukan prosedur yang baik dan benar. Kondisi geologi dan geoteknik adalah faktor yang sangat
mempengaruhi dalam melakukan penggalian lubang bukaan bawah tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan metodologi yang
baik dan terencana dengan baik untuk mencegah bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Bahaya geoteknik
yang dapat terjadi pada metode penambangan runtuhan (block caving) yaitu runtuhan terowongan (tunnel collapse),
ledakan dinding batuan (rock burst), wet muck dan air blast. Penelitian ini akan mendiskusikan tentang metode
pendekatan geoteknik dalam mengidentifikasi dan memahami potensi bahaya yang dapat terjadi dalam penggalian lubang
bukaan tambang. Bahaya geoteknik perlu diketahui sebelum, selama dan setelah penggalian. Dalam metode ini penulis
akan menggunakan proses pengeboran geologi, monitoring geoteknik (cave back monitoring), dan indikator pergerakan
dinding terowongan (ground control monitoring) untuk mengidentifikasi bahaya goeteknik. Inti bor dari data pengeboran
akan diidentifikasi menggunakan geological strength index (Marinos, 2000) yang diketahui dengan data uji beban titik,
pengklasifikasian batuan dengan rock mass rating (Bieniawski, 1989) dan rock quality designation (Deere, 1963) untuk
mengenali kondisi batuan sebelum penggalian terowongan. Block caving monitoing dilakukan untuk mengetahui respon
dari peledakan terowongan serta respon dari perkembangan runtuhan atau caving. Terowongan yang telah terbentuk akan
diamati atau dilakukan monitoring dengan perangakat indikator pergerakan dinding untuk mengidentifikasi bahaya
geoteknik yang akan terjadi setelah dilakukan penggalian terowongan. Dari semua proses tersebut dilakukan analisis
untuk mendapatkan informasi bahaya geoteknik yang dapat terjadi sehingga dapat diketahui tindakan yang perlu
dilakukan kedepannya untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi baik dari segi ekonomi dan keselamatan kerja.

Kata kunci : good mining practice, penggalian lubang bukaan, bahaya geoteknik.
1. Pendahuluan melakukan prosedur yang baik dan benar. Manajemen
PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan risiko bawah tanah membutuhkan pemahaman yang
pertambangan bijih dengan mineral utama tembaga, emas memadai tentang faktor dan kondisi yang mengendalikan
dan perak, dimana saat ini kegiatan penambangan sedang bahaya dalam penggalian terowongan. Faktor geologis
difokuskan pada metode tambang bawah tanah. Tambang dan geoteknik adalah salah satu faktor yang
bawah tanah mulai dilakukan pada tahun 1980 pada blok mempengaruhi kondisi penggalian. Dimana, tantangan
Gunung Bijih Timur (GBT) dan saat ini ada 5 blok lain dalam mendapatkan data monitoring geoteknik yaitu
yaitu Grasberg Block Cave (GBC), Deep Ore Zone sumber daya yang memadai, pemilihan dan instalasi
(DOZ), Big-Gossan, Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan instrumen/alat pengukuran, dan pengumpulan data serta
Kucing Liar dengan total panjang terowongan yang telah analisis untuk mendapatkan keputusan yang perlu diambil.
dibangun yaitu sepanjang ±600 km (Gambar 1), dengan Proses manajemen tersebut harus dilakukan untuk
metode tambang tanah yang digunakan adalah runtuhan mencegah potensi bahaya yang dapat terjadi. Hal ini
(block caving). Penggalian lubang bukaan tambang bawah sesuai dengan tujuan dalam Good Mining Practice yaitu
tanah (Underground Excavation) merupakan proses yang untuk menjamin dan melindungi operasional
sangat penting dalam operasional tambang bawah tanah pertambangan yang aman, efisien dan produktif. Paper ini
dan semua operasional bergantung terhadap berhasil atau akan membahas metode pendekatan dalam geoteknik dan
tidaknya penggalian lubang bukaan. Penggalian lubang geologi untuk mengidentifikasi dan memahami potensi
bukaan memiliki resiko yang tinggi dan berbahaya pada bahaya yang dapat terjadi pada penggalian lubang bukaan
lingkungan kerja apabila tidak dapat diidentifikasi dengan bawah tanah.

1
N Grasberg
open pit
Grasberg
Grasberg

ing Liar

DMLZ
DMLZ
DOZ
DOZ

Big Gossan Grasberg


Block Cave
Kucing
Mill Liar
N Amole
tals
2,900 m elev DOZ
Plan View
Big
Kucing Liar Spur
Gossan
Grasberg
MLA
BC Spur DMLZ

Big Gossan Spur DMLZ Spur

Portals Common Infrastructure


2,500 m elev
(at Ridge Camp)

Gambar 1. Tambang Bawah Tanah PT. Freeport Indonesia

2. TINJAUAN PUSTAKA dapat terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


pertambangan. Geoteknik dalam operasional
2.1. GOOD MINING PRACTICE
penambangan menjadi salah satu aspek teknis yang sangat
Pertambangan adalah ilmu pengetahuan, teknologi
penting untuk menjaga keberlangsungan operasional yang
dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan
baik.
mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, pengangkutan, pemasaran dan 2.2. MODEL KONSEPTUAL BLOCK CAVING
penjualan, penutupan tambang dan rencana pasca- Metode penambangan runtuhan blok atau yang
penambangan (Pusat Penelitian dan Pengembangan lebih dikenal dengan Block Caving adalah salah satu
Teknologi Mineral, 1994). Sedangkan untuk Good Mining bagian dari metode penambangan bawah tanah yang
Pracice (GMP) adalah suatu kegiatan usaha memanfaatkan massa batuan yang tidak disangga untuk
pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan, dapat runtuh secara berkelanjutan.
kriteria, kaidah dan norma-norma yang tepat sehingga Model konseptual caving (Duplancic & Brady,
pemanfaatan sumber daya mineral memberikan hasil yang 1999) menjelaskan tentang gambaran dari zona-zona cave,
dengan menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda
optimal dan dampak buruk yang minimal. Hal ini meliputi
dari setiap zona. Model ini dikembangkan berdasarkan
perizinan, teknik pertambangan, keselamatan dan
penelitian pada tambang block caving Northparkes E26
kesehatan kerja, lingkungan, keterkaitan
Lift 1 Australia, permodelan didasarkan pada kejadian
hulu/hilir/konservasi/nilai tambah dan pengembangan microseismic pada area tambang, analisis metode numerik
masyarakat/wilayah di sekitar lokasi kegiatan, dalam dan monitoring open hole camera survey. Model
bingkai kaidah peraturan perundang-undangan, standar konseptual caving (Duplancic & Brady, 1999) digunakan
yang berlaku, sesuai tahap-tahap kegiatan pertambangan dalam analisis cave propagation dari proses inisiasi
(Suyartono, 2003). Untuk mencapai praktik pertambangan sampai kondisi breakthrough karena model ini
yang baik, pertambangan harus memperhatikan menjelaskan bahwa batuan dapat mengalami keruntuhan
aspek/kegiatan penunjang seperti lingkungan hidup, secara terus-menerus setelah dilakukan inisiasi cave pada
kesehatan dan keselamatan kerja, corporate social tahap undercutting. Karakteristik dari setiap zona yaitu
responsibility, good corporate governance, standardisai, (Gambar 3):
keterbukaan informasi terhadap publik dan kepatuhan • Pseudo-continuous domain atau elastic zone: Batuan
hokum. Prinsip dari pelaksanaan Good Mining Practice yang berada di atas zona seismogenic. Pada zona ini
dapat dilihat pada Gambar 2. Salah satu aspeknya yaitu hanya terjadi perubahan elastisitas karena pengaruh
keselamatan operasional (KO) pertambangan yang stress atau tekanan yang belum tinggi sehingga tidak
bertujuan untuk menjamin dan melindungi operasional dapat menginduksi batuan terdeformasi secara plastis.
pertambangan yang aman, efisien dan produktif sehingga

2
Pada zona ini batuan masih memiliki sifat yang sangat berpotensi untuk runtuh. Hal ini dikarenakan massa
masif. batuan telah kehilangan sebagian/seluruh dari nilai
• Seismogenic zone: Zona dimana terbentuknya stress kohesi massa batuannya. Pada zona ini aktivitas seismic
yang tinggi dimana kejadian seismic atau kegempaan tidak banyak terjadi bahkan menjadi zona tanpa adanya
yang berskala kecil terjadi. Zona ini dapat kejadian seismic
diidentifikasikan dengan banyaknya kejadian seismic • Airgap: Zona dimana jarak antara material yang telah
dan batuan mengalami deformasi pada bidang runtuh dengan cave back (atap gua). Pada zona ini
diskontinu akibat adanya pelepasan energi dari massa memiliki karakteristik zona hampa udara yang memiliki
batuan. tekanan tinggi yang dapat menginduksi batuan diatasnya
• Zone of loosening atau yielded zone: Zona dimana massa untuk runtuh.
batuan telah mengalami pergeseran yang menunjukkan • Caved zone: Zona dimana batuan telah mengalami
bahwa massa batuan sudah masuk pada kondisi tidak keruntuhan dan akan berkembang secara berkelanjutan
dapat bertahan dari batuan induknya sehingga seiring berkembangnya zona diatasnya.

Gambar 2. Prinsip Pelaksanaan Good Mining Practice (Suyartono, 2003)

Gambar 3. Model Konseptual Proses Caving (Duplancic and Brady, 1999)

3
2.3. GEOTEK MONITORING
Pemantauan geoteknik yang diperlukan untuk
manajemen resiko penggalian lubang bukaan bawah tanah
(geotechnical hazard) memiliki dua prosedur utama, yaitu:
• Cave back monitoring adalah pemantuan geoteknik
yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan cave,
dimana instrumen yang digunakan antara lain open
hole camera survey, time domain reflectory dan
microseismic. Dalam manajemen hazard instrumen
utama yang digunakan adalah metode microseismic
dari data tersebut dianalisis dengan model geoteknik
Gambar 4. Triaxial sensor microseismic detector
untuk mengetahui potensi bahaya (geotechnical
hazard) yang dapat terjadi.
• Pemantauan dinding terowongan (ground control
monitoring) adalah pemantaun dari dimensi
terowongan yang telah dilakukan penggalian dimana
instrumen yang digunakan antara lain extensometer,
laser scan device, dan stretch measurement to assess
reinforcement tension (SMART cable).
2.3.1. Cave back monitoring
Microseismic adalah instrumen pasif dari
pemantuan dengan tingkat kegempaan yang sangat kecil,
dimana seismic terjadi dari keadaan massa batuan yang
Gambar 5. Seismic digital data connector
melepaskan energi. Sumber dari seismic terjadi pada massa
batuan yang mengalami deformasi atau runtuh yang Manajemen ground control diperlukan untuk mengetahui
mengasilkan energi dalam bentuk microseismic event yang stabilitas secara geoteknis dalam operasional tambang.
disebabkan karena adanya stress/tegangan, struktur Manajemen terebut meliputi perencanaan, desain dan
geologi dan aktivitas penambangan. Kegempaan mikro metode operasional untuk mencegah kecelakaan kerja dan
sangat kecil untuk dirasakan di permukaan, tapi proses kerusakan alat karena runtuhnya dinding terowongan.
tersebut dapat dideteksi dengan peralatan yang sangat Penelitian ini menggunakan beberapa pengukuran yang
sensitive seperti geophone dan akselerometer (EGS biasa dilakukan untuk didiskusikan dan mengetahui
Solution, 2016). kelebihan serta kekurangan alat. Penelitian ini akan fokus
Beberapa parameter memiliki pengaruh langsung pada 3 alat yaitu Digital Tape Extensometer, Laser Scan
terhadap terjadinya seismic event. Blake & Hedley (2001) Device (3D I-site) dan SMART cable device.
menyebutkan ada 4 parameter utama yang mempengaruhi, • Digital Tape Extensometer adalah alat yang digunakan
yaitu: massa batuan, kedalaman, footprint penambangan, untuk mengukur perubahan panjang suatu objek,
dan tingkat produksi. Microseismic event terjadi ketika sehingga alat ini bias digunakan untuk mengukur
batu pecah, yang merupakan karakteristik dari seismogenic tegangan-regangan dan uji Tarik (Gambar 6).
zone yang terjadi sebelum yield zone dan cave back. Extensometer dapat mengukur deformasi dengan skala
Kejadian microseismic dapat diidentifikasi menggunakan yang sangat kecil dari submillimeter hingga beberapa
perangkat seperti sensor triaksial (Gambar 4) dan sinyal sentimeter dari setiap periode waktu pengukuran. Alat
digital kemudian dikirim melalui seismic digital connector ini dipasang pada tiap stasiun yang sebelumnya telah
(Gambar 5) ke server untuk dilakukan analisis. ditentukan pada bagain rib/dinding terowongan.
Data microseismic akan diinterpretasi dari setiap Kekurangannya yaitu membutuhkan waktu yang lama
waktu pengukuran (time by time) untuk mengidentifikasi dan lokasi kerja bias berada pada lingkungan yang tidak
lokasi potensi stress yang tunggi, microseismic event yang aman terutama pada lokasi abutment stress.
besar akan di re-interpretasi dan dilakukan back analisis • Laser scan device (3D I-site) adalah alat pengukuran
untuk mengidentifikasi penyebanya. Intensitas event dapat dengan teknologi pengamatan dengan resolusi tinggi
dikorelasikan pada keadaan geologi seperti zona kontak yang dapat membantu engineer dapat melihat secara
antar batuan, broken zone dan zona patahan. visual 3D terowongan secara real time sehingga dapat
2.3.2. Ground Control Monitoring meningkatkan tingkat kepercayaan data, tapi
Optimalisasi keselamatan dalam penggalian lubang memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengolahan
bukaan bawah tanah melibatkan beberapa pengukuran dan data serta perlu dilakukan back analisis dengan data
monitoring. Data tersebut akan dianalisis untuk pada pengukuran sebelumnya. Pengukuran ini juga
mengidentifikasi pergerakan dinding terowongan. memerlukan operator yang terlatih serta membutuhkan
waktu untuk mengidentifikasi pergerakan ground
(Gambar 7).

4
• SMART (Stretch Measurement to Assess terjadi seperti aktivitas seismic, penurunan fungsi massa
Reinforcement Tension) adalah alat otomatis untuk batuan dari waktu ke waktu karena adanya gangguan yang
pemantauan pergerakan terowongan. Termasuk alat diberikan seperti penggalian lubang bukaan tambang atau
terbaik yang digunakan pada operasional tambang kegiatan manusia lainnya.
bawah tanah (Gambar 8). Prinsip kerja SMART kabel Manajemen geohazards diaplikasikan untuk
sama seperti alat extensometer, perbedaan dalam melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin untuk
gerakan anchor atau ujung alat menunjukan adanya mengontrol kondisi geologi dan kondisi geomekanikal.
deformasi regangan pada terowongan. Kondisi geologi dari permukaan dan drilling data akan
membantu teknisi untuk mengidentifikasi resiko dalam
geotechnical hazard.
Metode penambangan block caving merupakan
metode penambangan yang memiliki resiko yang sangat
tinggi oleh karena itu peran geoteknik dan geologi sangat
penting untuk mencegah secepat mungkin agar resiko
dapat diminimalisir, selain itu diperlukan waktu yang
cukup lama agar tambang block cave dapat berproduksi
karena harus dilakukan pembangunan infrastruktur pada
tahap delopment tambang. Oleh karena itu, sangat
diperlukan perencanaan yang baik sebelum, saat dan
setelah pembukaan terowongan. Heslop (2000)
menyatakan terdapat 4 kategori dalam resiko block caving,
dimana yang akan dibahas pada penelitian ini adalah resiko
Gambar 6. Pemasangan Alat Extensometer operational hazard (Gambar 9) yang menjadi resiko yang
sangat tinggi pada operasional block caving.

Gambar 9. Klasifikasi Operational Hazard


(E.T.Brown, 2003)

Gambar 7. Pengukuran Laser Scan Device • Major Collapses adalah keadaan dimana pilar-pilar
utama pada level-level block cave mengalami
keruntuhan/hancur akibat adanya material batuan yang
jatuh dengan jarak air gap yang sangat tinggi, hal ini
menyebabkan batuan yang jatuh tersebut akan
memberikan tekanan yang sangat besar sampai
menginduksi pilar dan melebihi daya dukung pilar
sehingga pilar akan collapses. Selain itu juga
disebabkan apabila pada tiap drawpoint tidak
dilakukannya mucking atau pengambilan material oada
drawpoint sehingga pilar tidak mampu menahan
tekanan dari material yang telah runtuh. (Gambar 10).

Gambar 8. Pemasangan Alat SMART Cable

2.4. Geotechnical Hazard (Bahaya Geoteknik)


Geohazards dapat mempengaruhi keselamatan
kerja selama kegiatan operasioan dan konstruksi berjalan,
mempengaruhi terjadap scheduling tambang serta biaya,
mempengaruhi integritas perusahaan dan berdampak pada
kerusakan lingkungan (Porter et all, 2014). Sebagian besar Gambar 10. Pilar Collapse Drawpoint
dipicu oleh keadaan yang menyebabkan bahaya geoteknik

5
• Rock Burst adalah keadaan dimana batuan mengalami
ledakan akibat besarnya energi yang dilepaskan dan 1 2
merambat melalui keadaan elastic massa batuan, hal ini
ditandai dengan event seismic dengan konsentrasi yang
sangat tinggi (Gambar 11). Keadaan ini biasa terjadi
pada batas/boundaries dari cave front.
• Mud Rushes/Wet Muck adalah keadaan dimana
material batuan yang telah hancur pada setiap kolom
drawpoint menjadi lumpur karena adanya broken zone 4
3
yang struktur geologi yang berpotensi menjadi mud dan
adanya kandungan air tinggi (Gambar 12).

Gambar 13. Proses Air Blast (E.T.Brown, 2003)


2.5. Geological Hazard
Resiko geomekanika operasional tambang sangat
kompleks karena keadaan geologi di alam yang susah
untuk diinterpretasikan secara actual dan pendekatan
actual sangat memerlukan pemahaman parameter-
parameter geologi lainnya seperti contohnya material
properties batuan, struktur geologi, dan lain-lain. Pada
Gambar 11. Rock Burst Dinding Terowongan penelitian ini akan fokus terhadap metode geologi yaitu
proses drilling inti batuan yang memiliki tujuan untuk
mengetahui isu geologi yang dapat menyebabkan resiko
geoteknik. Proses kerja geologi dalam mengidentifikasi
resiko/hazard dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 12. Material Mud Rushes Drawpoint


• Air Blast adalah keadaan dimana air gap memiliki
jarak yang tinggi hal ini disebabkan karena tingginya
mucking pada setiap drawpoint tanpa adanya
monitoring cave back sehingga tidak diketahui
bagaimana perkembangan dari cave. Keadaan ini bias
menyebabkan pilar pada level dibawahnya akan
hancur/collapse akibat tekanan yang sangat tinggi pada
saat material batuan runtuh, tekanan yang diberikan
semakin tinggi apabila jarak jatuhnya atau air gap juga
tinggi. Proses air blast dapat dilihat pada Gambar 13 Gambar 14. Proses Kerja Geological Hazard
pada metode sub-level caving. • Mapping = proses mengidentifikasi struktur geologi
dari batuan.
• Sampling = pengambilan contoh batuan untuk
dianalisis secara petrografi sehingga dapat diketahui
karakteristik dari massa batuan. Proses ini biasa
dilakukan pada batuan di draw point.
• Core logging = proses yang dihasilkan dari kegiatan
drilling yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
secara detail seperti material properties batuan, struktur

6
geologi, dan area kontak batuan. Proses ini akan
meningkatkan kerpercayaan data geologi.
• Modelling = proses pengolahan data sehingga dapat
mengetahui keadaan visual dari data yang telah kita
dapatkan pada proses-proses sebelumnya. Sehingga
hasil yang diberikan dapat dijadikan pendekatan sesuai
dengan kondisi aktual.
• Recommendation = hasil akhir yaitu akan diberikan
suatu rekomendasi sesuai dengan keadaan aktual massa Gambar 16.a. Kondisi Masif Massa Batuan
batuan di lapangan, hal ini menjadi referensi untuk
melakukan tindakan yang akan diambil selanjutnya.

3. Drilling Data
Pengeboran di tambang pada umumnya akan
menghasilkan cutting rock atau coring (inti batuan).
Dengan mengidentifikasi kondisi batuan maka kita kita
dapat mengetahui kondisi massa batuan sebagai parameter
masukan dalam perencanaan tambang. Drilling core proses
pada Gambar 15 menggunakan metode diamond drill Gambar 16.b. Kondisi Broken Massa Batuan
yang memungkinkan menghasilkan batuan berbentuk
silinder yang digunakan untuk pengujian. 4. Diskusi
Penelitian ini akan mengidentifikasi Geotechnical
Hazzard dalam penggalian bawah tanah menggunakan
beberapa data dan metode. Bahaya akan diidentifikasi
menggunakan data inti pengeboran untuk mengidentifikasi
bahaya sebelum proses penggalian. Microseismic akan
membantu mengidentifikasi respons batuan selama dan
setelah penggalian dan indikator gerakan tanah (ground
control monitoring) meningkatkan informasi di
terowongan setelah penggalian atau dalam proses
Gambar 15.a. Proses Diamond Drill pemeliharaan.
Data inti pengeboran akan diidentifikasi
menggunakan metode indeks kekuatan geologi (GSI)
(Marinos, 2000). Data kualitas batuan seperti Rock Quality
Designation (setelah Deere 1963) dan pengklasifikasian
batuan (Bieniawski 1989) akan digunakan sebagai metode
pendekatan untuk mengidentifikasi kondisi massa batuan
(Gambar 17).
RQD (Rock Quality Designation) diidentifikasikan
dengan persentase dari intack rock yang memiliki panjang
Gambar 15.b. Proses Pelepasan Inti Batuan minimal 10 cm dari total panjang inti bor. Core pengeboran
Data pengeboran akan memberikan informasi menggunakan dimensi NW dengan ukuran diameter 54,7
tentang kekerasan batuan, distribusi air atau gas dan mm. Prosedur pengukuran dan perhitungan RQD dapat
kondisi lainnya seperti area void atau zona yang rusak dilihat pada Gambar 17 (Deree 1963 in Hoek, 2013).
(broken zone). Hasil dari pengeboran dapat dilihat pada Rumus perhitungan dari Joint Condition89 (Gambar 17)
Gambar 16, data yang didapatkan akan dianalisis dikalkulasikan dengan mengidentifikasikan beberapa
dengan data lainnya seperti informasi geologi kondisi sesuai dengan Tabel 1, proses tersebut akan
(alterasi, mineralisasi, struktur batuan) dan parameter mengidentifikasikan kondisi dari bidang diskontinu seperti
geotek dengan dilakukannya beberapa pengujian perlapukan, isian, kekasaran, aperture, dan kemenerusan.
seperti Rock Quality Designation (RQD), Indeks Gambar 17 akan membantu mengidentifikasi nilai GSI
Point Load, dan pengujian mekanika batuan lainnya. dengan keterangan dimana sumbu A didefinisikan dengan
Interpretasi dari data geologi dan geoteknik akan rumus 1.5 JCond89 dan sumbu B sebagai RQD/2. Maka
meningkatkan kepercayaan data dalam memberikan nilai dari GSI dapat dirumuskan dengan
GSI = 1.5 JCond89 + RQD/2.
rekomendasi bagaimana kondisi dari perencanaan
penggalian lubang bukaan bawah tanah.

7
a b

Gambar 17. (a) Grafik Nilai GSI. (Hoek, 2013); (b) Metode Perhitungan RQD (Deere, 1963).

Tabel 1. Joint Condition (after Bieniawski 1989 in Hoek 2013).

Nilai GSI akan digunakan dengan dengan data Microsesimic monitoring akan memberikan informasi
kekerasan batuan dari pengujian indeks point load dan kuat deformasi batuan sehingga dapat memberikan informasi
tekan uniaksial untuk mengidentifikasikan atau potensi bahaya yang dapat ditimbulkan. Pada Gambar 18
memperkirakan kondisi batuan pada penggalian lubang menunjukkan aktivitas seismic selama proses penggalian
bukaan tambang. lubang bukaan tambang sesuai dengan tingkat event
Bahaya geoteknik masih dapat terjadi walaupun seismicnya. Selain itu, indikator pergerakan dinding dapat
terowongan sudah memiliki penyanggaan, pengukuran memberikan informasi awal ketika gerakan yang lebih
tetap diperlukan untuk mengidentifikasi zona deformasi. massif dapat terjadi (Gambar 19)

Gambar 18. Distribusi Seismic pada Penggalian Bawah Tanah

8
Identifikasi bahaya bawah tanah sebelum, selama Identifikasi bahaya bawah tanah telah berkembang
dan setelah penggalian akan membangun kesadaran yang dalam beberapa dekade ini, dengan menggabungkan
baik dan tantangan yang teridentifikasi dalam penggalian teknologi dan sains kita dapat mengurangi kecelakaan
bawah tanah. Menggabungkan semua informasi dari kerja di zona bahaya. Mengembangkan perangkat yang
pengeboran, peristiwa seismik dan indikator gerakan tanah lebih canggih dan pemantauan langsung akan membangun
dapat membangun analisis yang kuat untuk membuat operasi penambangan bawah tanah yang lebih mudah dan
keputusan yang penting untuk membangun, memindahkan aman.
atau memprioritaskan proyek terowongan yang telah
direncanakan.

Gambar 19. 3D Scan pada Dinding Terowongan

5. Kesimpulan
Pemahaman dalam monitoring bahaya (Geo- Daftar Pustaka
Hazards) sangat penting untuk dilakukan dan memahami
Brown, E. 2003, Block Caving Geomechanics, Julius
bahaya yang dapat terjadi dalam penggalian bawah tanah.
Kruttschnitt Mineral Research Centre, The University of
Dengan melakukan semua instrumen alat pengukuran
Queensland, Australia.
seperti data pengeboran untuk mengetahui kondisi geologi,
data seismik, dan indikator gerakan tanah, maka kita telah
Cumming-Potvin, D 2018, An Extended Conceptual Model
dapat mengidentifikasi bahaya geoteknik sebelum
of Caving Mechanics, Doctor of Philosophy Thesis,
penggalian bawah tanah melalui area potensi air, area
University of Western Australia.
potensial gas, zona rusak dan potensi geotechnical hazard
lainnya. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementrian
Identifikasi bahaya geoteknik selama proses dan ESDM 2018. Laporan Kaidah Teknik Pertambangan Yang
setelah penggalian bawah tanah dapat menggunakan data Baik Aspek Teknis Pertambangan. Indonesia, Jakarta.
seismik di area dengan tekanan/stress yang tinggi dan area
dengan peledakan dengan respons tinggi. Dari semua data Geology DMLZ-Geo Engineering, 2019.
dari pemantauan bahaya geoteknik maka kita dapat
Hyett, A. et al. 1997, The S.M.A.R.T Cable Bolt An
menganalisis bahwa kita dapat membantu mengurangi dan
Instrument For The Determination of Tension In 7-Wire
menyiapkan langkah-langkah penting dalam penggalian
Strand Cable Bolts, Department of Mining Engineering,
bawah tanah kedepannya.
Queens’s University, Kingston, Canada.
Acknowledgment
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lett, J L. et al. 2016, ‘Geotechnical Challenges In Cave
PT. Freeport Indonesia khususnya Departemen Monitoring – A Modern Approach’, Proceedings of
UG-Geoteknik dan UG-Geologi DMLZ serta Divisi Geo- Seventh International Conference and Exhibition on Mass
Engineering yang telah memberikan kesempatan kepada Mining (MassMin 2016), hh.203–216 (The Australasian
penulis untuk melakukan tugas akhir di UG Geoteknik- Institute of Mining and Metallurgy), Melbourne, Australia.
Deep Mill Level Zone.

9
Mateusz, J. 2014, ‘Geotechnical Risk Assessment In The
Pyhäsalmimine With A Focus on Seismic Risk’, Master
Thesis Aalto University, Finland.

Porter, M, Lato, M, Quinn, P & Whittall, J 2019,


'Challenges with use of risk matrices for geohazard risk
management for resource development projects', in J
Wesseloo (ed.), Proceedings of the First International
Conference on Mining Geomechanical Risk, Australian
Centre for Geomechanics, Perth, hh. 71-84

Rahimi, B. et al. 2018, ‘Ground Behaviour Analysis,


Support System Design and Construction Strategies’, in
Deep Hard Rock Mining-Justified, Western Australian’s
Mines’, Vol. 1, No. 1, hh.1-2. Kalgoorlie, Australia.

Slaker, B. et al. 2018, ‘Analysis of Extensometer,


Photogrammetry and Laser Scanning Monitoring
Techniques for Measuring Floor Heave In An
Underground Limestone Mine’, Pittsburgh, PA, USA.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6492295/
. Last Accessed 10 Januari 2020.

10
Lampiran 1. Biodata

1. Ketua :
a. Nama : Wahyu Nusantara Akbar
b. Tempat, Tanggal Lahir : Bima, 10 Mei 1997
c. NIM : 112150136
d. Program Studi/Angkatan : Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta./2015
e. Jenis Kelamin : Laki-Laki
f. Alamat Rumah : Jalan Amarta No.20 A, Pringgolayan, Condong Catur, Sleman,
Yogyakarta.
g. No. Handphone : 082137935065
h. Id Line/Whatsapp : wahyunusantaraakbar/082137935065
i. Username Instagram : wahyunusantaraakbar
j. Email : wahyunusantaraakbar@gmail.com

2. Anggota :
a. Nama : Qoidul Masa’id
b. Tempat, Tanggal Lahir : Rembang, 02 Juli 1998
c. NIM : 112150084
d. Program Studi/Angkatan : Teknik Pertambangan/2015
e. Jenis Kelamin : Laki-Laki
f. Alamat Rumah : Masjid Nurul Hidayah Puluhdadi CT XX, Depok, Sleman, Yogyakarta.
g. No. Handphone : 081392426316
h. Id Line/Whatsapp : 081392426316
i. Username Instagram : qoidul_masaid
j. Email : masaidqoidul4@gmail.com

11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai