PERBANKAN
Masa order baru terjadi pada tanggal 25 juli 1966 terbentuk nya Kabinet
Ampera yang menggantikan Kabinet Dwikora
Tugas Kabinet Ampera :
Melaksanakan progam stabilitas
Rehabilitasi yang berkonsentransi pada pengendalian inflasi
Percukupan kebutuhan pangan
Rehabilitas prasana ekonomi
Peningkatan ekspor
Percukupan kebtuhan sadang
KEBIJAKAN PERBANKAN
KEBIJAKAN PERBANKAN MEMPUNYAI TUJUH ATURAN DAN
KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT:
1. Aturan paket 1 Juni 1983
Paket 1 Juni 1983 (Pakjun 1983) merupakan paket deregulasi pertama yang di
lakukan, serta memberikan kemudahan bagi bank untuk menentukan sendiri
suku bunga deposito dan di hapuskan nya campur tangan Bank Indonesia
terhadap bank dalam penyaluran kredit. Deregulasi pertama itu juga
memperkenalkan adanya sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga surat
Berharga Pasar Uang (SBPU).
2. Aturan Paket Oktober 1988
Paket oktober 1988 (pakto) dianggap telah banyak mengubah kehidupan
perbankan nasional. Keberhasilan itu di nyatakan dalam angka absolut,
seperti pada jumlah bank, kantor cabang, jumlah dana yang dihimpun,
jumlah kredit yang disalurkan, tenaga kerja yang mampu di pekerjakan, serta
volume usaha dalam bentuk aset dan hasilnya. Secara kualitas, keberhasilan
tampak pada peningkatan sumber daya manusia yang lebih profesional, mutu
pelayanan perbankan yang lebih baik, menggunakan perangkat keras dan
lunak yang supercanggih, juga komunikasi antarpelaku perbankan yang tidak
terlalu birokratis.
3. Aturan Paket 25 Maret (penyempurnaan Pakto 88)
Memberi kesempatan luas bagi bank untuk melakukan penyertaan dana pada
lembaga lain dan memberikan kredit investasi jangka menengah dan
panjang.
4. Aturan Paket Januari 1990
Membatasi jumlah kredit likuiditas bank Indonesia dan mengharuskan bank
membagi 20 persen dari kreditnya kepada kredit usaha kecil (KUK).
5. Aturan Paket 25 Februari 1991
Pemerintah meluncurkan paktri yang di keluarkan pada tanggal 25 Febuari
1991. Paket ini mengatur syarat bahwa modal sendiri bank haruslah sebesar 8%
dari seluruh aset. Kentuan yang lazim di sebut Capital Adequacy Ratio (CAR),
yaitu perbandingan antara modal sendiri dan aset sebesar 8%. Banyak bank
yang CAR- nya hanya 5%. Paket ini di tandai dengan berbagai kejadian pahit di
dunia perbankan Indonesia.
6. Aturan UU Perbankan NO. 7 Tahun 1992
UU Perbankan no. 7 tahun 1992: Mengatur berbagai syarat pendirian susunan
organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian dibidang perbankan, kelayakan
kerja, dan lain-lain. Syarat itu ditetapkan oleh menteri keuangan.
7. Peraturan Pemerintah No 70 Tahun 1992
Peraturan pemerintah no 70 tahun 1992 : pemerintah menaikan modal minimun
pendirian bank dari Rp10 miliar menjadi Rp50 miliar. Pada tahun 1992 tercatat
ada 17 ribu bank, 8.400 diantaranya Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
8. Aturan Paket 9 Mei 1993
Bank boleh memasukan semua laba tahun sebelum nya, berbeda dengan aturan
sebelum nya yang hanya 50 persen dari labah tahun lalu.pemberian kredit oleh
bank bagi usahanya di turunkan dari 50% hingga menjadi 20% dari total kredit
yang disalurkan dan cadangan minimum turun dari 1% menjadi 0,5 % dari
aktiva lancar.akibat dari pelonggaran tersebut jelas menaikan kapasitas
pemberian kredit.
Inflasi:
Kenaikan harga barang dan jasa terus menerus meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya.
Antimperialisme:
penentangan terhadap sebuah sistem, bukan penentangan terhadap orang-orang atau sebuah bangsa.
Antikolonialisme:
merujuk kepada menolak segala bentuk penguasaan yang dilakukan oleh bangsa asing kepada
Indonesia.
IMPERIALISME
Imperialisme ialah sebuah [kebijakan] di mana sebuah negara besar dapat memegang
kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau
berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau
menempati tanah-tanah itu.
KOLONIALISME
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia
di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya,
tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan
keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama
kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan