Anda di halaman 1dari 5

MASA ORDE BARU PERBANKAN DAN KEBIJAKAN

PERBANKAN

MASA ORDE BARU SUATU KEBIJKAN DARI PEMERINTAH UNTUK


MENGGANTI ORDE SEBELUMNYA KARENA PEMERINTAH ORDE
BARU INGIN KONSISTEN MENERAPKAN SISTEM ANGGARAN
BERIMBANG DAN LALU LINTAS DEVISA BEBAS .

Masa order baru terjadi pada tanggal 25 juli 1966 terbentuk nya Kabinet
Ampera yang menggantikan Kabinet Dwikora
Tugas Kabinet Ampera :
 Melaksanakan progam stabilitas
 Rehabilitasi yang berkonsentransi pada pengendalian inflasi
 Percukupan kebutuhan pangan
 Rehabilitas prasana ekonomi
 Peningkatan ekspor
 Percukupan kebtuhan sadang

Program Kabinet Ampera dikenal dengan nama CATUR KARYA Kabinet


Ampera.
Catur Karya meliputi hal hal berikut :
 Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
 Melaksankan pemilihan umum dalam batas waktu yang ditetapkan ,yaitu
tanggal 5 juli 1968.
 Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingn
nasional .
 Melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan antikolonialisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya.
 Setelah sidng MPRS pada tanggal 27 maret 1968,menetapkan soeharto
sebagai presiden RI untuk masa jabatan lima tahun.
Guna merealisasikan catur karya di atas dibentuklah cabinet pembangun.
Tugasnya disebut Panca Krida yang meliputi:
 Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
 Menyusun dan Melaksanakan pemilihan umum
 Mehilangkan sisa-sisa Gerakan 30 september
 Membersihkan aparatur negara di pusat dan daerah dari pengaruh PKI

Perbaikan perbankan pada pemerintahan orde baru dimulai dengan memperkuat


perundang-undangan yang mengatur perbankan.Hal-hal ini ditunjukkan dengan
Pembuatan undang undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang pokok pokok
perbankan dan penggantian undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang bank
sentral guna mengganti undang undang nomor 11 Tahun 1953 tentang pokok
pokok bank Indonesia.
Perbaikan kelembagaan perbankan dengan memperkuat landasan hukum
merupakan pilar bagi terselanggarannya pembinaan dan pengawasan yang
berlanjutan.Pembinaan dan pengawasan berkelanjutan mendukung peningkatan
kemampuan perbankan dalam menjalankan fungsi secara Sehat, Wajar, dan
Efisien serta melakukan penyesuaian yang diperlukan sejalan dengan
perkembangan norma-norma perbankan Iternasional.
Undang -undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang pokok pokok perbankan jelas
mengatur usaaha perbankan termasuk masalah perkreditan sehingga kesalahan
pengelolaan bisa di hindari .dibuka kesempatan untuk pendirian bank asing
melalui peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 1968 tentang bank asing.

KEBIJAKAN PERBANKAN
KEBIJAKAN PERBANKAN MEMPUNYAI TUJUH ATURAN DAN
KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT:
1. Aturan paket 1 Juni 1983
Paket 1 Juni 1983 (Pakjun 1983) merupakan paket deregulasi pertama yang di
lakukan, serta memberikan kemudahan bagi bank untuk menentukan sendiri
suku bunga deposito dan di hapuskan nya campur tangan Bank Indonesia
terhadap bank dalam penyaluran kredit. Deregulasi pertama itu juga
memperkenalkan adanya sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga surat
Berharga Pasar Uang (SBPU).
2. Aturan Paket Oktober 1988
Paket oktober 1988 (pakto) dianggap telah banyak mengubah kehidupan
perbankan nasional. Keberhasilan itu di nyatakan dalam angka absolut,
seperti pada jumlah bank, kantor cabang, jumlah dana yang dihimpun,
jumlah kredit yang disalurkan, tenaga kerja yang mampu di pekerjakan, serta
volume usaha dalam bentuk aset dan hasilnya. Secara kualitas, keberhasilan
tampak pada peningkatan sumber daya manusia yang lebih profesional, mutu
pelayanan perbankan yang lebih baik, menggunakan perangkat keras dan
lunak yang supercanggih, juga komunikasi antarpelaku perbankan yang tidak
terlalu birokratis.
3. Aturan Paket 25 Maret (penyempurnaan Pakto 88)
Memberi kesempatan luas bagi bank untuk melakukan penyertaan dana pada
lembaga lain dan memberikan kredit investasi jangka menengah dan
panjang.
4. Aturan Paket Januari 1990
Membatasi jumlah kredit likuiditas bank Indonesia dan mengharuskan bank
membagi 20 persen dari kreditnya kepada kredit usaha kecil (KUK).
5. Aturan Paket 25 Februari 1991
Pemerintah meluncurkan paktri yang di keluarkan pada tanggal 25 Febuari
1991. Paket ini mengatur syarat bahwa modal sendiri bank haruslah sebesar 8%
dari seluruh aset. Kentuan yang lazim di sebut Capital Adequacy Ratio (CAR),
yaitu perbandingan antara modal sendiri dan aset sebesar 8%. Banyak bank
yang CAR- nya hanya 5%. Paket ini di tandai dengan berbagai kejadian pahit di
dunia perbankan Indonesia.
6. Aturan UU Perbankan NO. 7 Tahun 1992
UU Perbankan no. 7 tahun 1992: Mengatur berbagai syarat pendirian susunan
organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian dibidang perbankan, kelayakan
kerja, dan lain-lain. Syarat itu ditetapkan oleh menteri keuangan.
7. Peraturan Pemerintah No 70 Tahun 1992
Peraturan pemerintah no 70 tahun 1992 : pemerintah menaikan modal minimun
pendirian bank dari Rp10 miliar menjadi Rp50 miliar. Pada tahun 1992 tercatat
ada 17 ribu bank, 8.400 diantaranya Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
8. Aturan Paket 9 Mei 1993
Bank boleh memasukan semua laba tahun sebelum nya, berbeda dengan aturan
sebelum nya yang hanya 50 persen dari labah tahun lalu.pemberian kredit oleh
bank bagi usahanya di turunkan dari 50% hingga menjadi 20% dari total kredit
yang disalurkan dan cadangan minimum turun dari 1% menjadi 0,5 % dari
aktiva lancar.akibat dari pelonggaran tersebut jelas menaikan kapasitas
pemberian kredit.

9. Aturan Paket Juli 1997


Satu pekan sebelum pertemuan Consultive Group on Indonesia (CGI) di tokyo
pemerintah mengeluarkan 7 paket tujuh Juli (Pakjul) yang menentukan
pembatasan kredit oleh bank umum kepada pengembang properti karena kredit
macet bidang properti sudah kelewat tinggi.
10. Pengumuman Pemerintah 1 November 1997
Pengumuman Pemerintah 1 November 1997 Likuidasi serempak terhadap 16
bank telah menjawab rumor yang sejak lama beredar di Jakarta. Sejumlah bank
lain akan melakukan merger.
Lalu lintas devisa bebas:
perpindahan aset dan kewajiban finansial antara penduduk/residen dan non penduduk/non resident
termasuk aset dan kewajiban luar negeri antar penduduk dibebaskan.

Inflasi:
Kenaikan harga barang dan jasa terus menerus meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya.

Politik luar negeri bebas aktif:


salah satu perwujudan dari tujuan Pemerintah Negara Republik Indonesia, yaitu melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum.

Antimperialisme:
penentangan terhadap sebuah sistem, bukan penentangan terhadap orang-orang atau sebuah bangsa.

Antikolonialisme:
merujuk kepada menolak segala bentuk penguasaan yang dilakukan oleh bangsa asing kepada
Indonesia.

HASIL SIDANG MPRS

1. Mencabut kekuasaan pemerintahan dari tangan Presiden Soekarno


2. Menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Soekarno dengan segala kekuasaannya sesuai
UUD 1945
3. Mengangkat pengemban Tap Nomor IX/MPRS/1966 tentang supersemar itu sebagai pejabat
Presiden hingga terpilihnya Presiden menurut hasil pemilihan umum

IMPERIALISME
Imperialisme ialah sebuah [kebijakan] di mana sebuah negara besar dapat memegang
kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau
berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau
menempati tanah-tanah itu.

KOLONIALISME
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia
di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya,
tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan
keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama
kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan

Anda mungkin juga menyukai