Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 6

PENGERTIAN,
SEJARAH, DAN
DASAR ATURAN
PERBANKAN
DOSEN PENGAMPU : MISNI ERWATI, S.E., M.Si
Anggota
Kelompok
YOHANA KRISTIN BATE’E ANNISA SAFITRI
C1C022155 C1C022050

WAHYU HIDAYAT DHYAN MARCHELA ANDYANTI


C1C022093 C1C022118
DAFTAR ISI
Pengertian dan Sejarah Perbankan
UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan
UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia
UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan

Lembaga Penjamin Simpanan


Pengertian dan
Sejarah
Perbankan
Pengertian Perbankan
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1967 yang digantikan dengan UU
No.7 tahun 1992 pasal 1, Perbankan adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.

Menurut Kep. SK Menkeu RI no. 792 tahun 1990,


lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang
ada di bidang keuangan, di mana lembaga-
lembaga tersebut melakukan penghimpunan dana,
menyalurkan kepada masyarakat dan memberikan
biaya investasi pembangunan.
Sejarah Perbankan
1. Pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk
mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Indonesia.

2. Seiring perjalanannya, De Bank van Leening tidak beroperasi dengan


baik. Akhirnya pada tanggal 1 september 1752 didirikan De Bank
Courant en Bank van leening. Namun, De Bank Courant en Bank van
leening juga tidak berhasil beroperasi dengan baik yang berakhir
dengan kebangkrutan.

3. Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil oleh pemerintahan


kerajaan Belanda. Hindia Timur jatuh ke tangan inggris setelah
masa pemerintahan Herman William Daendels dan Janssen.

4. Bank Belanda yang berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank
sentral Indonesia adalah De Javasche Bank. De Javasche Bank untuk
mengeluarkan uang yang mana pengedaran uangnya ditangani oleh
pemerintahannya sendiri.
5. Menjelang perang Dunia II, Hindia Belanda
melikuidasi tiga bank Jepang yang beroperasi pada
saat itu. Namun, ketika Jepang menguasai Asia
Pasifik, bank-bank Belanda, Inggris dan beberapa
bank China dilikuidasi oleh pihak Jepang.

6. Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil


mengalahkan Jepang, akhirnya bank-bank Belanda dan
bank-bank asing kembali beroperasi.

7. Akhirnya pada tahun 1953 untuk memberikan


kemudahan menjalankan kebijakan moneter dan
kebijakan perekonomian lainnya, ditetapkan Undang-
Undang Pokok Bank Indonesia yang tertera dalam
Undang-Undang no. 11 Tahun 1953.

8. Seiring waktu berjalan pemerintah Indonesia


melakukan pemantapan kedudukan Bank Negara
Indonesia. Akhirnya ketika Konferensi Meja Bundar,
Pemerintah Indonesia dan Belanda setuju untuk
mengubah fungsi Bank Negara Indonesia menjadi bank
umum, yang awalnya menjadi bank sentral.
UU No. 10 Tahun
1998 Tentang
Perbankan
UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan
Undang-Undang Nomor Terdiri dari 60 pasal dalam 10
10 Tahun 1998 tentang BAB :
Perbankan merupakan BAB I Ketentuan Umum
BAB II Asas, Fungsi dan
hasil amandemen atas
Tujuan BAB III Jenis dan
Undang-Undang Nomor 7 Usaha Bank
Tahun 1992 tentang BAB IV Perizinan, Bentuk
Perbankan Hukum, dan Kepemilikan
BAB V Pembinaan dan
Pengawasan
Terdapat dua pasal yang BAB VI Dewan Komisaris,
Direksi, dan Tenaga Asing
dihapus dalam UU no.10
BAB VII Rahasia Bank
tahun 1998 tentang BAB VIII Ketentuan Pidana
Perbankan, yaitu pasal dan Sanksi Administratif
(17) dan pasal (32) BAB IX Ketentuan Peralihan
BAB X Ketentuan Penutup
UU NO. 10 TAHUN 1998 TENTANG
PERUBAHAN UU NO. 7 TAHUN 1992
TENTANG PERBANKAN
Penegasan kemandirian Bank Indonesia Indonesia dalam pembinaan dan
pengawasan perbankan dengan mengalihkan kewenangan seluruh perijinan yang
semula berada di menteri keuangan kepada gubernur Bank Indonesia

Pembentukan badan khusus sebagai pelaksana program penyehatan


perbankan
Perubahan cakupan rahasia bank untuk meningkatkan transparansi
dan pengawasan tanpa mengurangi hak-hak kerahasiaan nasabah
penyimpan
Penyesuaian ketentuan pendirian dan kepemilikan bank :
menghapus bank campuran

Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan


usaha bank : Dual System Bank
UU No. 23
Tahun 1999
Tentang
Bank
Indonesia
Hal-hal yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 1999
meliputi :
Status,
• menetapkan
Tempat, • Bank Indonesia (BI) adalah
Bank Sentral Republik
dan Kedudukan, Indonesia.
melaksanakan •
kebijakan
dan Modal BI lembaga yang
independent.
moneter;
Tujuan BI adalah
• mengatur dan
menjaga
Tugas BI Tujuan BI mencapai dan
memelihara
kelancaran kestabilan nilai
sistem rupiah.
pembayaran

• mengatur dan
mengawasi
bank.
Hal-hal yang diatur dalam UU No. 23
Tahun 1999 meliputi :
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengatur dan menjaga kelancaran sistem
moneter BI berwenang: pembayaran, BI berwenang
1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter 1. Melaksanakan dan memberikan
dengan memperhatikan laju inflasi yang persetujuan dan izin atas peyelenggaraan
ditetapkan. jasa sistem pembayaran.
 
2. Melakukan pengendalian moneter dengan 2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem
menggunakan cara-cara antara lain: pembayaran untuk menyampaikan laporan
1. Operasi pasar terbuka di pasar uang tentang kegiatannya.
baik rupiah maupun valuta asing;
2. Penetapan tingkat diskonto; dan 3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
3. Penetapan cadangan wajib minimum.
Hal-hal yang diatur dalam UU No. 23 Tahun
1999 meliputi :
1. Melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank.

2. Dalam UU ini diamanatkan bahwatugas mengawasi bank akan


dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang
independent.

3. Dalam melaksanakan tugasanya, BI dipimpin oleh Dewan Gubernur,


yang terdiri atas seorang Gubernur, seorang Depuri Gubernur
Senior, dan min. 4 orang atau max. 7 orang Deputi Gubernur.

4. Agar independensi yang diberikan kepada BI dapat dilaksanakan


dengan penuh tanggung jawab, kepada BI dituntut untuk transparan
dan memenuhi prinsip akuntabilitas publik.

5. Transparansi dan prinsip akuntabiitas publik dilakukan dengan


cara a.l:
 Menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui
media.
 Menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK untuk dilakukan
pemeriksaan.
UU No. 21 Tahun
2011 Tentang
Otoritas Jasa
Keuangan
Pada UU No. 21 Tahun 2011
membahas perihal Otoritas
Jasa Keuangan yang disingkat
menjadi OJK merupakan suatu
lembaga yang melindungi,
mengatur, dan mengawasi
lembaga keuangan yang telah
dijelaskan pada setiap BAB-
nya sebagaimana mestinya.
Berikut ini isi dari UU No. 21 Tahun 2011
mengenai OJK:
BAB II BAB III
BAB I BAB IV BAB V
Pembentukan, Tujuan,
Ketentuan Dewan Organisasi
Status, dan Fungsi,
Umum Komisioner dan
Tempat Tugas, dan
Kepegawaian
Kedudukan Wewenang
BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X
Perlindungan Kode Etik dan Rencana Pelaporan Hubungan
Konsumen Kerahasiaan Kerja dan dan Kelembagaa
dan Informasi Anggaran Akuntabilita n
Masyarakat
BAB XII BAB XIII BABs XIV
BAB XI
Ketentuan Ketentuan Ketentuan
Penyidikan
Pidana Peralihan Penutup
LEMBAGA
PENJAMIN
SIMPANAN
Pengertian Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS)
Lembaga Penjamin Simpanan adalah lembaga
independen didirikan oleh pemerintah di bawah UU
RI No. 24 Tahun 2004 yang berfungsi untuk
menjamin dan melindungi simpanan/tabungan
nasabah perbankan di Indonesia. Saat terjadi
konflik antar nasabah dan lembaga keuangan, LPS
berwenang menjadi penengah dan memutuskan
solusi dari konflik tersebut.
Latar Belakang Berdirinya
LPS
Awal mula terbentuknya LPS hadir sebagai solusi atas Dengan adanya blanket
Lembaga Penjamin Simpanan masalah tersebut. Hal ini guarantee atau jaminan
adalah saat krisis moneter di didasarkan pada Keputusan simpanan maka kepercayaan
Indonesia 1998 Presiden No. 26 Tahun 1998 masyarakat terhadap industri
mengakibatkan 16 bank perbankan tumbuh kembali.
dilikuidasi sehingga
masyarakat tidak percaya
kepada bank.
Tugas Lembaga Penjamin
Simpanan
Merumuskan dan Melakukan penjaminan
menetapkan kebijakan simpanan setelah
terkait penjaminan nasabah mengajukan
dan perlindungan klaim
simpanan nasabah.

Berperan aktif
Bertanggung jawab
dalam perumusan
dalam menyelesaikan
dan penetapan
masalah Bank Gagal
kebijakan untuk
yang tidak
memelihara
berdampak secara
stabilitas sistem
sistemik.
perbankan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai