Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PROSES PENYAMAKAN KULIT KAMBING

ARTIKEL PULL UP DI PT. JOGJA KURNIA LEATHER

DI SUSUN OLEH :
SADAM

Politeknik ATK Yogyakarta


2023
A.SORTASI PICKLE
Pickle merupakan treatment dengan garam dan juga asam untuk membawa
kulit pada pH yang diinginkan, baik untuk pengawetan maupun persiapan tanning.
pH akhir pickling tergantung metode tanning dan waktu antara bating dan tanning.
Dalam pelaksaan di industri terdapat beberapa grade untuk menentukan kualifikasi
kulit pickle, diantaranya yaitu:

 Kualitas 1- 4 = kerusakan ≤ 3% dari luas kulit.


 Kualitas 5 = kerusakan pada kulit hanya 1/3 bagian dari
luas kulit.
 Kualitas 6 = bentuk kulit sudah tidak beraturan, kerusakan
pada kulit sudah hampir merata tetapi pada bagian krupon
masih bagus.
 Kualitas R = kerusakan mulai merata, terdapat bekas kutu
namun masih belum sampai kutu pecah.
 Kualitas R2 s/d Low Grade = kerusakan merata, terdapat
bekas kutu pecah merata, dan kulit mulai sobek-sobek.

Dalam melakukan sortasi untuk menentukan kualifikasi kulit


pickle, terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan yaitu
memperhatikan bagian krupon terlebih dahulu kemudian
memperhatikan bagian sisi. Setelah dilakukan sortasi sesuai dengan
kerusakan, maka dilakukan pemilihan kembali sesuai dengan artikel
yang akan dibuat berdasarkan dengan luas kulit dan banyaknya
kerusakan pada kulit, seperti:

a. Untuk kualitas 1-4, ditujukan untuk kulit yang kualitas sudah


baik ( fine) yang kemudian dibedakan mnjadi dua yaitu kulit
fine lokal dan fine ekspor.
b. Untuk artikel carbreta sarung tangan, kualitas kulit yang
diambi yaitu kualitas 1 -3 .
c. Luas kulit ukuran ≤7,3 – 0,2 sqft ( ukuran tersebut
merupakan ukuran keterpaksaan, ukuran standar untuk artikel
sarung tangan carbreta yaitu 3 – 6,5 sqft) biasanya digunakan
untuk artikel kulit glove (pearl white).
d. Luas kulit ukuran ≥8 sqft biasanya digunakan untuk artikel
kulit bating atau jaket (garment).

Sortasi Pickle dapat dilakukan dengan :


1. Cek ukuran / feet dari kulit picklenya, apakah sesuai
standar atau tidak.
2. Mengukur luas kulit / feet, dapat menggunakan rumus :
 Untuk ukuran feet 30x30 : P x L /900
 Untuk ukuran feet 28x28 : P x L /800
3. Menentukan kualitas kulit dengan melihat defek yang
terdapat pada kulit.

B.TANNING

Tanning merupakan suatu proses untuk mengubah kulit mentah


menjadi kulit tersamak atau leather. Selain itu, tanning juga
merupakan proses yang berperan untuk menentukan kematangan
kulit.Bahan-bahan penyamakyang biasanya digunakan dalam proses ini
yaitu: bahan penyamak nabati, bahan penyamak mineral,bahan
penyamak aldehida, dan bahan penyamak sintetis. Pada PT. Jogja
Kurnia Leather memiliki urutan proses dalam menyamak kulit artikel
pull up yaitu:

No Proses Jumla Bahan Fungsi Bahan Waktu Keterangan


. h
1. Wetting 8% NaCl Mencegah 5’ Wetting back
Back (garam) swelling bertujuan untuk
0,5% Sabun Menurunkan mengembalikan kadar
tegangan air pada kulit dan
permukaan pada untuk membersihkan
kulit sisa-sisa kotoran
0,4% Minyak Menghilangkan maupun lemak yang
Tanah sisa-sisa lemak masih menempel pada
yang terdapat kulit yang berasal dari
pada kulit dan pada saat
mencegah penyimpanan.
tumbuhnya jamur
pada kulit
2. Cek ˚Be Dilakukan cek ˚Be
pada larutan dengan
menggunakan
Baumemeter, dimana
target ˚Be yang
diperlukan adalah
10˚Be.
PUTARAN 30’
3. Penyesuaian 2% Sodium Menaikkan pH 15’ Dilakukan
pH Asetat penyesuaian pH di
0,5% Sodium Menaikkan pH 15’ dalam drum dengan
Bikarbonat ditambahkan beberapa
0,5% Sodium 20’ bahan yang dapat
Bikarbonat menaikkan pH, hingga
0,5% Sodium 15’ pHnya mencapai
Bikarbonat target yaitu 5,3-5,5.
4. 4% Beta AB Membuka pori- 180’ Beta AB dilakukan
pori pada kulit selama 3 jam dengan
tujuan untuk
membuka pori-pori
pada kulit agar
nantinya bahan
penyamak yang
digunakan yaitu krom
dapat terpenetrasi
dengan optimal ke
dalam serat-serat
kulit, dan kulit dapat
tersamak dengan
sempurna.
OVERNIGHT
PUTARAN 15’
5. Tanning 0,5% FA Mengikat bahan 15’ Tanning dilakukan
0,5% FA 15’ dengan menggunakan
0,5% FA 20’ bahan penyamak
4% Chrome Sebagai bahan 30’ utama berupa chrome
penyamak yang dimasukkan
2% Minyak Menghilangkan 15’ sebanyak 2 kali.
Tanah sisa-sisa lemak Setelah dimasukkan
pada kulit dan chrome yang kedua,
mencegah dilakukan cek tembus
tumbuhnya jamur dengan memotong
4% Chrome Sebagai bahan 60’ kulit secara melintang
penyamak untuk dilihat sudah
seberapa masuk
chrome ke dalam
lapisan kulit.
CEK TEMBUS
6. Penyesuaian 2% Sodium Menaikkan pH 15’ Dilakukan
pH Asetat penyesuaian pH yaitu
2% Natrium Menaikkan pH 15’ dinaikkan dengan
Bikarbonat menggunakan sodium
0,5% Natrium 15’ asetat dan natrium
Bikarbonat bikarbonat (soda kue)
0,5% Natrium 15’ yang memiliki fungsi
Bikarbonat untuk meningkatkan
0,5% Natrium 15’ pH. Target pH yang
Bikarbonat dituju pada proses ini
0,5% Natrium 15’ yaitu 4,2-4,3. Setelah
Bikarbonat itu diberi anti jamur
0,5% Natrium 15’ agar pada permukaan
Bikarbonat kulit tidak ditumbuhi
0,02% Anti Mencegah 180’ dengan
Jamur tumbuhnya jamur mikroorganisme
pada permukaan seperti jamur yang
kulit yang dapat nantinya akan
menyebabkan meninggalkan defek
defek atau bekas pada kulit.

C. SAMPIR
Setelah dilakukan proses tanning, kemudian dilakukan proses
ageing atau sampir untuk memaksimalkan reaksi olasi dan oksolasi di
dalam kulit. Untuk kulit wet blue, sampir bertujuan hanya untuk
mengurangi kadar air pada kulit. Sedangkan untuk artikel Pearl White,
Snow White, dan warna, sampir bertujuan untuk membantu penetrasi
minyak pada kulit agar maksimal serta bertujuan untuk mengurangi
kadar airnyya. Ageing atau pemerahan merupakan suatu proses
menyempurnakan reaksi bahan kimia dengan serat kulit dengan
perlakuan terhadap kulit setelah disamak, dalam kondisi basah, ditumpuk
diatas kuda- kuda selama satu atau dua malam sebelum proses
selanjutnya, sebelum masuk proses pengetaman (shaving), selain itu
proses ageing sebagai penyempurna ikatan kimia/ fiksasi tanning.
Khusus untuk kulit yang disamak krom selama ageing akan terjadi reaksi
oxolation (olasi), yaitu proses terbentuknya jembatan oksigen antara
atom krom dengan menghasilkan sisa asam.
D.PERAH/SAMMYING
Proses perah/sammying bertujuan untuk mengurangi
kadar air yang ada di dalam kulit, sehingga dapat memudahkan
untuk proses selanjutnya. Selain itu, dilakukan proses sammying
pun bertujuan untuk membuka serat-serat kulit. sammying
diperlukan sebelum proses shaving karena kulit sebelum masuk
proses shaving harus dalam kondisi sedikit air. Umumnya yang
menjadi standard pengurangan kadar air adalah dengan
menggunakan mesin perah /Sammying (kadar air ± 40%).
Pengurangan kadar air yang stabil/tidak berubah ubah (kadang
terlalu basah atau terlalu kering) menjadi syarat yang penting ,
agar hasil ketebalan pada waktu shaving dan ketebalan kulit
setelah kering menjadi crust, tidak menyimpang terlalu jauh.
E.MILLING BASAH
Proses milling basah dilakukan dengan tujuan untuk
membuka serat kulut agar tidak menempel dan tidak timbul kerutan. Pada
proses milling basah ini tidak menggunakan bola milling dan dilakukan
selama 15 menit. Perbedaan milling basah dan milling kering yaitu milling
basah dilakukan pada saat kulit masih dalam bentuk wet blue, sedangkan
milling kering dilakukan setelah proses hanging dan keadaan kulit sudah
kering. Milling dilakukan secara terpisah antara kulit warna dan kulit putih,
agar warna pada masing-masing kulit tidak luntur.

F. SETTING OUT WET BLUE


Setting out wet blue bertujuan untuk
merentangkan, melebarkan, mengurangi lipatan – lipatan pada
kulit dan mengurangi kadar air supaya mempermudah sortasi
tebal tipis kulit untuk selanjutnya mempermudah proses shaving.

G.SHAVING
Shaving adalah proses yang bertujuan untuk mengatur
ketebalan kulit (terutama kulit wet blue) dengan cara menipiskan
sampai mencapai ketebalan yang diinginkan. Shaving dilakukan
untuk semua jenis kulit, kambing dan domba. Mekanisme
penggunaan mesin shaving yaitu, dimisalkan untuk bagian ekor
sampai batas punggung diatur ketebalan 0,5 mm. Setelah itu,
untuk daerah punggung sampai leher diatur ketebalan 0,45 mm
atau diatur lebih tipis.
Untuk bahan tipis diatur ketebalannya pada 0,45-0,5 mm,
apabila terlalu tipis dapat ditambah ketebalannya, dan apabila
masih tebal maka dapat dikurangi ketebalannya. Untuk bahan
kulit yang tipis dilakukan shaving dengan menggunakan pisau 21
dan untuk artikel yang di finishing. Namun, untuk bahan tebal
dilakukan shaving dengan menggunakan pisau 13 atau 15.
Kemudian, apabila menginginkan artikel yang tipis makan
di shaving kembali dengan menggunakan pisau 21. Pada saat
menggunakan pisau 13 atau 15 diatur ketebalannya pada 0,8 mm.
semakin besar angka pisau maka semakin jauh juga jarak pisau
dengan media, sedangkan semakin kecil angka pisau maka
semakin dekat jarak pisau dengan media.
Apabila kulit terlalu tebal, maka bisa dilakukan shaving
pickle. Shaving paling baik dilakukan pada saat setelah pickle,
karena lebih efisien dan dapat menghemat penggunaan bahan
kimia/ obat yang digunakan.

H.TRIMING
Trimming merupakan suatu proses merapihkan tepi atau
pinggir-pinggiran kulit agar simetris dan rapih menggunakan pisau,
cutter atau gunting. Untuk melanjutkan proses berikutnya, kulit
yang masih terdapat lubang sebaiknya ikut ditrimming, karena jika
kulit masih ada lubang nanti saat proses didalam drum, kulit dapat
menyangkut pada stik drum sehingga dapat memperluas lubang.
Oleh karena itu, kulit yang berlubang sebaiknya juga di trimming.
Selain itu juga agar lebih efisien dalam penggunaan bahan kimia
pada proses selanjutnya. Hasil kulit setelah ditrimming lebih rapih
dan berbentuk sehingga akan memudahkan pada proses selanjutnya
seperti toggling.

I.RETANNING
Retanning merupakan suatu proses yang dilakukan setelah
proses penyamakan, meliputi proses netralisasi, penyamakan
ulang, pewarnaan dan peminyakan untuk mendapatkan karakter
tertentu pada kulit jadinya. Berikut formulasi retanning untuk
artikel PULL UP :

No Proses Jumlah Bahan Fungsi Bahan Waktu Keterangan


.
1. Wetting 200% Air Pengencer dan 60’ Wetting back
Back pembantu dilakukan
penetrasi karena kadar air
surfaktan ke pada kulit
dalam serat sangatlah
kulit sedikit
0,5% Surfaktan Menurunkan dikarenakan
tegangan kulit
permukaan sebelumnya
pada kulit dan dilakukan aksi
mengembalikan mekanis seperti
kadar air pada perah
kulit (sammying),
sammying
setting-out, dan
shaving dimana
proses-proses
tersebut
mengurangi
kadar air pada
kulit sehingga
kadar air pada
kulit perlu
dikembalikan
lagi untuk
mempermudah
penetrasi
bahan-bahan
kimia yang
digunakan pada
proses
selanjutnya.
Proses wetting
back dilakukan
selama 60
menit kemudian
dicek
kebasahan kulit,
apabila kulit
masih belum
cukup basah
dan licin maka
dapat
ditambahkan
putaran.
DRAIN
2. Retannin 100% Air Pengencer 15’ Retanning
gI bahan-bahan dilakukan
yang lainnya dengan
0,3% FA Menurunkan menggunakan
pH dan bahan
mengikat penyamak
bahan-bahan berupa krom
lain yang diputar
1% Novaltan Novaltan PF 20’ selama 120’ (2
PF sebagai bahan jam).
penyamak Retanning
aldehyde dan dilakukan untuk
mempunyai membentuk
efek lemas dan karakter pada
lunak, serta kulit sesuai
menimbulkan dengan artikel
efek yang rata yang akan
terhadap cat dibuat.
tanpa
mengurangi
ketajaman
warna, juga
dapat
meningkatkan
kekuatan sobek
dari kulit dan
membuat lebih
halus serta
membuat kulit
lebih sponge
1% Tanit
LSW
2% Chromosal Sebagai bahan 120’
penyamak dan
menambah
kelemasan kulit
1,5% PSN 30’
1% Sodium Mengikat asam 10’
Asetat
1% Sodium 10’
Asetat
1% Sodium Menaikkan pH 30’
Bikarbonat secara bertahap
1% Sodium agar tidak 30’
Bikarbonat terjadi
overnetralisasi
PUTAR 15’
DRAIN, CUCI
3. Retannin 20% Air Pengencer 30’ Dilakukan
g II bahan-bahan retanning II
lainnya yang bertujuan
2% R. 40 untuk mengisi
2% Corectam 90’ bagian-bagian
AF yang loose atau
2% MF. 50 kosong pada
1% Mimosa Mengisi bagian kulit. Oleh
yang loose karena itu,
1% Quebraco Mengisi bagian digunakan
yang loose beberapa jenis
2% R. 7 bahan
2% Dyestuff Memberi warna penyamak
Havana pada kulit nabati untuk
mengisi bagian-
bagian yang
loose tersebut.
Ditambahkan
pula dyestuff
havana karena
tujuan hasil
akhirnya
berwarna pekat.
J.FATLIQUORING

Fatliquoring merupakan proses peminyakan pada kulit dengan


menggunakan minyak anionic agar kulit lebih lunak dan lemas.
Fatliqoring telah dikembangkan pada abad yang lalu. Awal fatliqouring
didasarkan campuran minyak alami dan sabun, bahan penggemuk lainya
yang mampu membentuk air dalam emulsi minyak seperti degra dan
lanolin yang mempunyai banyak manfaat, kuning telur yang yang
mengandung lechitin juga bernilai tinggi terutama dalam fatliqouring pada
sarung tangan kulit. Bahan utama yang digunakan pada proses ini adalah
minyak yang disebut dengan fatliquor. Jenis-jenis minyak yang dapat
digunakan sebagai bahan dasar pada proses fatliquoring adalah minyak
hewani, minyak nabati, dan minyak ikan.
Adapun tujuan dari peminyakan ini adalah untuk memberikan
pelicin pada jaringan kulit sehingga serat-seratnya lebih bebas untuk
digerakkan, dengan demikian kulit menjadi lebih awet dan lemas. Jenis
kulit jadi yang dikehendaki akan menentukan jenis minyak yang dipakai,
jumlah pemakian dan cara yang lebih memungkinkan penyerapan yang
merata. Setelah minyak sulfat berhasil dibuat, maka dilakukan beberpa uji
untuk mengetahui kualitasnya, antara lain uji kadar air, uji kadar SO3, uji
minyak dalam minyak dan sebagainya.
No Proses Jumlah Bahan Fungsi Bahan Waktu Keterangan
.
1. Fatliquorin 100% Air (60°C) Pengencer 60’ Proses
g bahan-bahan fatliquoring
lain bertujuan
1% Pellan Memberikan untuk
802 efek soft dan memberikan
anti air kelemasan
5% Yolkanol Meminimalisir pada kulit
LSTC limbah, sesuai dengan
meningkatkan artikel yang
daya tarik pada dituju.
kulit, dan Digunakan
menjaga beberapa
kelembapan jenis minyak
kulit yang
5% Leatherno Memberikan digunakan
l LLSB kelemasan pada proses
pada kulit, ini yang dapat
mencegah memberikan
grain pada kelemasan
kulit agar tidak pada kulit.
retak, dan Digunakan air
memberikan hangat agar
pegangan yang minyak-
baik minyak yang
0,02% Anti Mencegah digunakan
Jamur tumbuhnya mudah
mikrooganisme terpenetrasi
seperti jamur ke dalam
agar tidak kulit. Setelah
tumbuh pada ditambahkan
kulit yang beberapa
dapat jenis minyak,
menimbulkan ditambahkan
defek juga FA agar
2% FA Menurunkan minyak-
pH dan minyak yang
mengikat sebelumnya
bahan-bahan ditambah
yang dapat terikat
digunakan dengan baik
dengan serat
kulit.
DRAIN

K.DYEING
Dyeing merupakan proses untuk memberikan warna dasar pada kulit
tersamak agar dapat memperindah penampakan kulit jadi. Bahan yang
digunakan antara lain air, leveling agent, cat dasar, asam formiat.
Sedangkan fiksasi bertujuan untuk mengikat seluruh bahan kimia
yang telah digunakan untuk proses penyamakan. Fiksasi juga disebut
pengikatan dan biasanya dilakukan setelah proses dyeing dianggap cukup
(Purnomo, 2017).
No. Proses Jumlah Bahan Fungsi Bahan Waktu Keterangan
1. Dyeing 100% Air Pengencer 10’ Dyeing dilakukan
(50°C) bahan-bahan dengan
lain menggunakan air
0,05% Dyestuff Pemberi warna hangat agar bahan
Havana pada kulit pewarna atau
dyestuff mudah
larut dan mudah
terpenetrasi atau
masuk ke dalam
serat kulit.
Penambahan bahan
pewarna atau
dyestuff ini
dilakukan lagi
untuk menambah
kepekatan warna
pada kulit, karena
hasil akhir warna
yang dituju adalah
dark brown.
2. Fiksasi 0,5% FA Pengikat 30' Fiksasi dilakukan
dyestuff pada dengan
serat kulit menggunakan FA
untuk lebih
mengikat bahan
pewarna atau
dyestuff dengan
kulit, sehingga kulit
tidak akan luntur
dan lebih tahan lagi
terhadap pencucian.
DRAIN, CUCI

L.SAMPIR/AGEING
Setelah dilakukan proses retanning, kemudian dilakukan
proses ageing atau sampir untuk memaksimalkan reaksi olasi dan
oksolasi di dalam kulit. Untuk kulit wet blue, sampir bertujuan
hanya untuk mengurangi kadar air pada kulit. Sedangkan untuk
artikel Pull up, Snow White, dan warna, sampir bertujuan untuk
membantu penetrasi minyak pada kulit agar maksimal serta
bertujuan untuk mengurangi kadar airnyya. Ageing atau
pemerahan merupakan suatu proses menyempurnakan reaksi
bahan kimia dengan serat kulit dengan perlakuan terhadap kulit
setelah disamak, dalam kondisi basah, ditumpuk diatas kuda-
kuda selama satu atau dua malam sebelum proses selanjutnya,
sebelum masuk proses pengetaman (shaving), selain itu proses
ageing sebagai penyempurna ikatan kimia/ fiksasi tanning.
Khusus untuk kulit yang disamak krom selama ageing akan
terjadi reaksi oxolation (olasi), yaitu proses terbentuknya
jembatan oksigen antara atom krom dengan menghasilkan sisa
asam.

M.SAMMYING SETTING OUT


Sammiying setting out adalah proses yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada kulit dan membuka serat-serat pada kulit
wet blue, sehingga pada proses pasca tanning atau crusting nanti
bahan-bahan yang digunakan dapat terpenetrasi dan terikat dengan
sempurna pada serat kulit. Selain itu, sammiying setting out juga
dapat menambah luas pada kulit serta mengurangi lipatan-lipatan
pada kulit. Sammiying setting out biasanya menggunakan mesin
untuk prosesnya, yaitu menggunakan mesin sammiying setting out.

N.SAMMYING SET OUT DOUBLE SETTER


Sammying setting out double setter adalah aksi mekanik
yang dilakukan setelah sammying setting out sama halnya dengan
sammying set out, double setter ini lebih akan membuka serat kulit
dengan sempurna di setiap titik,kulit akan terbuka semua
kerutannya,dan menghilangkan lipatan kulit.

O. HANGING
Hanging merupakan proses untuk mempercepat
pengeringan kulit. Proses hanging dilakukan pada tiang kayu
yang saling berhadapan dengan bagian atas kayu diberi paku
untuk menancapkan kulit.
Posisi kulit saat hanging adalah miring dengan ujung kaki
atas ditancapkan pada paku ditiang kayu sebelah kanan kemudian
kaki bawah ditancapkan pada paku ditiang kayu bagian kanan
dengan jarak antar kulit sekitar 1 paku (penancapan kulit ke paku
tidak boleh terlalu tengah karena saat proses trimming akan
mengurangi feet kulit jadinya).
didalam ruangan agar minyak tanning didalam kulit tidak
menguap, karena penguapan minyak tanning akan
mempenagruhi pegangan kulit (kurang lemas). Waktu proses
hanging kira-kira 1 hari 1 malam apabila cuaca cerah, namun
bisa lebih apabila cuaca mendung/hujan.

P. STAKING MOLISA
Secara umum, proses staking bertujuan untuk memutus
urat/serat pada kulit sehingga dapat melemaskan kulit. Namun,
pada artikel yang berbeda tujuan staking pun sedikit mengalami
perbedaan.
Pada artikel kulit pull up, proses staking bertujuan untuk
melemaskan dan menambah luas kulit. Sedangkan untuk artikel
kulit batting, proses staking bertujuan untuk menambah luas kulit
dan membuat tekstur kulit menjadi lebih empuk/soft.
Waktu proses staking sangat fleksible, tergatung pegangan
kulit sebelum staking. Apabila tekstur kulit kenyal sebelum
staking, maka proses staking akan memakan waktu yang lebih
lama.
Q. TOOGLING
Toggling merupakan proses pementangan kulit pada
mesin toggle yang memiliki fungsi untuk memaksimalkan luas
kulit. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan kerutan
sekaligus meratakan kulit. Proses pementangan dilakukan dengan
meletakkan kukit pada mesin toggle dengan posisi bagian garis
punggung lurus berada ditengah. Suhu mesin dapat diatur
tergantung kondisi kulit yang akan ditoggling, suhu mesin biasa
diatur pada 46 - 47°C.
R. BUFFING
Toggling merupakan proses pementangan kulit pada
mesin toggle yang memiliki fungsi untuk memaksimalkan luas
kulit. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan kerutan
sekaligus meratakan kulit. Proses pementangan dilakukan
dengan meletakkan kukit pada mesin toggle dengan posisi
bagian garis punggung lurus berada ditengah. Suhu mesin dapat
diatur tergantung kondisi kulit yang akan ditoggling, suhu
mesin biasa diatur pada 46 - 47°C
S. FINISHING

Finishing pada industri kulit mendiskripsikan keseluruhan


serangkaian proses dan operasi yang memperbaiki sifat dan
penampilan kulit dan akhirnya mengubahnya menjadi bahan
yang lebih indah. Finishing merupakan proses kimia dan mekanis
terakhir dari kulit sebelum pembuatan produk akhir (sepatu, tas,
dompet, pakaian, dll).
Tujuan finishing secara umum adalah melapisi (protecting)
permukaan kulit atau memberikan lapisan tipis/film pada
permukaan kulit untuk melindungi permukaan kulit dari
pengaruh bahan kimia, panas, gosokan, air, benturan dll,
memperbaiki (upgrading) cacat, defek – defek pada permukaan
kulit sehingga permukaan (grain) tampak lebih natural., dan
memperindah, menghias (decorating) agar tampak lebih indah
dan Fashionable. Formulasi untuk finishing kulit berbeda-beda
tergantung pada sifat-sifat kulit yang diinginkan misalnya untuk
jaket, jok, atau bagian atas sepatu. Bahan-bahan untuk finishing
meliputi pigmen, binder, waxes, pengawet, plasticizer, thickener,
filler, dan penetrator. Untuk artikel pull up, digunakan bahan
minyak berupa FI 18383 untuk proses finishingnya. Selain itu
digunakan juga laq solvent berupa FL 2000 dan tinner sebagai
pelarutnya.
No Proses Bahan Fungsi Bahan Keterangan
.
1. Base Air Sebagai Base coat merupakan
Coat pengencer lapisan yang
Minyak Menimbulkan menempel langsung
efek pull up dengan kulit. Karena
artikel yang dituju
merupakan artikel
pull up, dimana
terdapat bekas
setelah dilakukan
tekanan, maka
digunakan minyak
atau wax untuk
menimbulkan efek
pull up tersebut.
Untuk perbandingan
air dan minyak yang
digunakan yaitu 1:1.
Untuk
pengaplikasiannya
dengan cara spray.
Spray minyak
dilakukan sebanyak 3
kali agar
mendapatkan efek
pull up yang strong.
Untuk plating
digunakan suhu 80°C
dengan tekanan 80
dan dengan waktu 2
detik.

PLATING (Suhu 80-90,tekanan rata-rata 80,waktu 2 detik)


Air Sebagai
pengencer
Minyak Menimbulkan
efek pull up
PLATING(Suhu 80-90,tekanan rata-rata 80,waktu 2 detik)
Air Sebagai
pengencer
Minyak Menimbulkan
efek pull up
PLATING(Suhu 80-90,tekanan rata-rata 80,waktu 2 detik)
2. Top Laq Sebagai Top coat merupakan
Coat Solvent bahan topcoat lapisan terluar pada
yang lapisan finishing.
menghasilkan Digunakan laq
efek solvent untuk
mengkilap menghasilkan efek
Tinner Sebagai mengkilap atau
pengencer glossy yang akan
dari laq muncul setelah
solvent dilakukan plating.
Untuk plating
dilakukan pada suhu
80°C dengan tekanan
80 dan waktu 2 detik.
PLATING(Suhu 80-90,tekanan rata-rata 80,waktu 2 detik)
Laq Sebagai
Solvent bahan topcoat
yang
menghasilkan
efek
mengkilap
Tinner Sebagai
pengencer
dari laq
solvent
PLATING(Suhu 80-90,tekanan rata-rata 80,waktu 2 detik)

T. TOGGLING
Toggling dilakukan menggunakan mesin toggling yang
berfungsi untuk menambah luas kulit, mengurangi kerutan-kerutan pada
kulit, dan juga untuk menjaga agar produk barang jadi kulit nantinya
tidak mudah mulur. Setelah kulit di toggling, kulit tidak lagi memiliki
kemuluran yang tinggi dan seluruh bagian kulit terbuka, dan tidak ada
kerutan maupun lipatan-lipatan yang mungkin timbul pada proses
sebelumnya.

U. TRIMMING
Trimming adalah proses merapikan bagian tepi kulit
dengan menggunakan gunting atau cutter, yang bertujuan untuk
membuang bagian-bagian pada tepi kulit yang tidak rapi atau tidak
digunakan, sehingga kulit menjadi lebih berbentuk dan rapi.

V. MEASURING
Measuring adalah pengukuran luas kulit dengan
menggunakan mesin. Cara kerja mesin measuring adalah dengan
memasukkan kulit terlebih dahulu dengan bagian flesh diatas dan
seluruh bagian kulit tidak ada yang terlipat, kemudian mesin akan
mendorong kulit untuk masuk sambil diukur luasnya dan kemudian
luas dari kulit akan muncul pada monitor dengan satuan sqft.

W. PACKING
Packing yaitu pengemasan yang bertujuan untuk
melindungi kulit jadi dari kotoran, debu, goresan, dan hal-hal lain yang
mungkin timbul pada saat proses penyimpanan. Packing atau
pengemasan dilakukan dengan mengelompokkan kulit berdasarkan
kualitasnya dan kemudian dihitung. Kulit dikelompokkan lagi menjadi
20-25 lembar perbundlenya. Kemudian luas dari masing-masing kulit
dicetak dan kemudian diselipkan pada kulit yang telah digulung
dengan rapi, kemudian kulit dibungkus dengan plastik dengan terdapat
total dari seluruh luas dan lembaran kulit yang telah dihitung
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai