DI SUSUN OLEH :
SADAM
B.TANNING
C. SAMPIR
Setelah dilakukan proses tanning, kemudian dilakukan proses
ageing atau sampir untuk memaksimalkan reaksi olasi dan oksolasi di
dalam kulit. Untuk kulit wet blue, sampir bertujuan hanya untuk
mengurangi kadar air pada kulit. Sedangkan untuk artikel Pearl White,
Snow White, dan warna, sampir bertujuan untuk membantu penetrasi
minyak pada kulit agar maksimal serta bertujuan untuk mengurangi
kadar airnyya. Ageing atau pemerahan merupakan suatu proses
menyempurnakan reaksi bahan kimia dengan serat kulit dengan
perlakuan terhadap kulit setelah disamak, dalam kondisi basah, ditumpuk
diatas kuda- kuda selama satu atau dua malam sebelum proses
selanjutnya, sebelum masuk proses pengetaman (shaving), selain itu
proses ageing sebagai penyempurna ikatan kimia/ fiksasi tanning.
Khusus untuk kulit yang disamak krom selama ageing akan terjadi reaksi
oxolation (olasi), yaitu proses terbentuknya jembatan oksigen antara
atom krom dengan menghasilkan sisa asam.
D.PERAH/SAMMYING
Proses perah/sammying bertujuan untuk mengurangi
kadar air yang ada di dalam kulit, sehingga dapat memudahkan
untuk proses selanjutnya. Selain itu, dilakukan proses sammying
pun bertujuan untuk membuka serat-serat kulit. sammying
diperlukan sebelum proses shaving karena kulit sebelum masuk
proses shaving harus dalam kondisi sedikit air. Umumnya yang
menjadi standard pengurangan kadar air adalah dengan
menggunakan mesin perah /Sammying (kadar air ± 40%).
Pengurangan kadar air yang stabil/tidak berubah ubah (kadang
terlalu basah atau terlalu kering) menjadi syarat yang penting ,
agar hasil ketebalan pada waktu shaving dan ketebalan kulit
setelah kering menjadi crust, tidak menyimpang terlalu jauh.
E.MILLING BASAH
Proses milling basah dilakukan dengan tujuan untuk
membuka serat kulut agar tidak menempel dan tidak timbul kerutan. Pada
proses milling basah ini tidak menggunakan bola milling dan dilakukan
selama 15 menit. Perbedaan milling basah dan milling kering yaitu milling
basah dilakukan pada saat kulit masih dalam bentuk wet blue, sedangkan
milling kering dilakukan setelah proses hanging dan keadaan kulit sudah
kering. Milling dilakukan secara terpisah antara kulit warna dan kulit putih,
agar warna pada masing-masing kulit tidak luntur.
G.SHAVING
Shaving adalah proses yang bertujuan untuk mengatur
ketebalan kulit (terutama kulit wet blue) dengan cara menipiskan
sampai mencapai ketebalan yang diinginkan. Shaving dilakukan
untuk semua jenis kulit, kambing dan domba. Mekanisme
penggunaan mesin shaving yaitu, dimisalkan untuk bagian ekor
sampai batas punggung diatur ketebalan 0,5 mm. Setelah itu,
untuk daerah punggung sampai leher diatur ketebalan 0,45 mm
atau diatur lebih tipis.
Untuk bahan tipis diatur ketebalannya pada 0,45-0,5 mm,
apabila terlalu tipis dapat ditambah ketebalannya, dan apabila
masih tebal maka dapat dikurangi ketebalannya. Untuk bahan
kulit yang tipis dilakukan shaving dengan menggunakan pisau 21
dan untuk artikel yang di finishing. Namun, untuk bahan tebal
dilakukan shaving dengan menggunakan pisau 13 atau 15.
Kemudian, apabila menginginkan artikel yang tipis makan
di shaving kembali dengan menggunakan pisau 21. Pada saat
menggunakan pisau 13 atau 15 diatur ketebalannya pada 0,8 mm.
semakin besar angka pisau maka semakin jauh juga jarak pisau
dengan media, sedangkan semakin kecil angka pisau maka
semakin dekat jarak pisau dengan media.
Apabila kulit terlalu tebal, maka bisa dilakukan shaving
pickle. Shaving paling baik dilakukan pada saat setelah pickle,
karena lebih efisien dan dapat menghemat penggunaan bahan
kimia/ obat yang digunakan.
H.TRIMING
Trimming merupakan suatu proses merapihkan tepi atau
pinggir-pinggiran kulit agar simetris dan rapih menggunakan pisau,
cutter atau gunting. Untuk melanjutkan proses berikutnya, kulit
yang masih terdapat lubang sebaiknya ikut ditrimming, karena jika
kulit masih ada lubang nanti saat proses didalam drum, kulit dapat
menyangkut pada stik drum sehingga dapat memperluas lubang.
Oleh karena itu, kulit yang berlubang sebaiknya juga di trimming.
Selain itu juga agar lebih efisien dalam penggunaan bahan kimia
pada proses selanjutnya. Hasil kulit setelah ditrimming lebih rapih
dan berbentuk sehingga akan memudahkan pada proses selanjutnya
seperti toggling.
I.RETANNING
Retanning merupakan suatu proses yang dilakukan setelah
proses penyamakan, meliputi proses netralisasi, penyamakan
ulang, pewarnaan dan peminyakan untuk mendapatkan karakter
tertentu pada kulit jadinya. Berikut formulasi retanning untuk
artikel PULL UP :
K.DYEING
Dyeing merupakan proses untuk memberikan warna dasar pada kulit
tersamak agar dapat memperindah penampakan kulit jadi. Bahan yang
digunakan antara lain air, leveling agent, cat dasar, asam formiat.
Sedangkan fiksasi bertujuan untuk mengikat seluruh bahan kimia
yang telah digunakan untuk proses penyamakan. Fiksasi juga disebut
pengikatan dan biasanya dilakukan setelah proses dyeing dianggap cukup
(Purnomo, 2017).
No. Proses Jumlah Bahan Fungsi Bahan Waktu Keterangan
1. Dyeing 100% Air Pengencer 10’ Dyeing dilakukan
(50°C) bahan-bahan dengan
lain menggunakan air
0,05% Dyestuff Pemberi warna hangat agar bahan
Havana pada kulit pewarna atau
dyestuff mudah
larut dan mudah
terpenetrasi atau
masuk ke dalam
serat kulit.
Penambahan bahan
pewarna atau
dyestuff ini
dilakukan lagi
untuk menambah
kepekatan warna
pada kulit, karena
hasil akhir warna
yang dituju adalah
dark brown.
2. Fiksasi 0,5% FA Pengikat 30' Fiksasi dilakukan
dyestuff pada dengan
serat kulit menggunakan FA
untuk lebih
mengikat bahan
pewarna atau
dyestuff dengan
kulit, sehingga kulit
tidak akan luntur
dan lebih tahan lagi
terhadap pencucian.
DRAIN, CUCI
L.SAMPIR/AGEING
Setelah dilakukan proses retanning, kemudian dilakukan
proses ageing atau sampir untuk memaksimalkan reaksi olasi dan
oksolasi di dalam kulit. Untuk kulit wet blue, sampir bertujuan
hanya untuk mengurangi kadar air pada kulit. Sedangkan untuk
artikel Pull up, Snow White, dan warna, sampir bertujuan untuk
membantu penetrasi minyak pada kulit agar maksimal serta
bertujuan untuk mengurangi kadar airnyya. Ageing atau
pemerahan merupakan suatu proses menyempurnakan reaksi
bahan kimia dengan serat kulit dengan perlakuan terhadap kulit
setelah disamak, dalam kondisi basah, ditumpuk diatas kuda-
kuda selama satu atau dua malam sebelum proses selanjutnya,
sebelum masuk proses pengetaman (shaving), selain itu proses
ageing sebagai penyempurna ikatan kimia/ fiksasi tanning.
Khusus untuk kulit yang disamak krom selama ageing akan
terjadi reaksi oxolation (olasi), yaitu proses terbentuknya
jembatan oksigen antara atom krom dengan menghasilkan sisa
asam.
O. HANGING
Hanging merupakan proses untuk mempercepat
pengeringan kulit. Proses hanging dilakukan pada tiang kayu
yang saling berhadapan dengan bagian atas kayu diberi paku
untuk menancapkan kulit.
Posisi kulit saat hanging adalah miring dengan ujung kaki
atas ditancapkan pada paku ditiang kayu sebelah kanan kemudian
kaki bawah ditancapkan pada paku ditiang kayu bagian kanan
dengan jarak antar kulit sekitar 1 paku (penancapan kulit ke paku
tidak boleh terlalu tengah karena saat proses trimming akan
mengurangi feet kulit jadinya).
didalam ruangan agar minyak tanning didalam kulit tidak
menguap, karena penguapan minyak tanning akan
mempenagruhi pegangan kulit (kurang lemas). Waktu proses
hanging kira-kira 1 hari 1 malam apabila cuaca cerah, namun
bisa lebih apabila cuaca mendung/hujan.
P. STAKING MOLISA
Secara umum, proses staking bertujuan untuk memutus
urat/serat pada kulit sehingga dapat melemaskan kulit. Namun,
pada artikel yang berbeda tujuan staking pun sedikit mengalami
perbedaan.
Pada artikel kulit pull up, proses staking bertujuan untuk
melemaskan dan menambah luas kulit. Sedangkan untuk artikel
kulit batting, proses staking bertujuan untuk menambah luas kulit
dan membuat tekstur kulit menjadi lebih empuk/soft.
Waktu proses staking sangat fleksible, tergatung pegangan
kulit sebelum staking. Apabila tekstur kulit kenyal sebelum
staking, maka proses staking akan memakan waktu yang lebih
lama.
Q. TOOGLING
Toggling merupakan proses pementangan kulit pada
mesin toggle yang memiliki fungsi untuk memaksimalkan luas
kulit. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan kerutan
sekaligus meratakan kulit. Proses pementangan dilakukan dengan
meletakkan kukit pada mesin toggle dengan posisi bagian garis
punggung lurus berada ditengah. Suhu mesin dapat diatur
tergantung kondisi kulit yang akan ditoggling, suhu mesin biasa
diatur pada 46 - 47°C.
R. BUFFING
Toggling merupakan proses pementangan kulit pada
mesin toggle yang memiliki fungsi untuk memaksimalkan luas
kulit. Selain itu juga berfungsi untuk menghilangkan kerutan
sekaligus meratakan kulit. Proses pementangan dilakukan
dengan meletakkan kukit pada mesin toggle dengan posisi
bagian garis punggung lurus berada ditengah. Suhu mesin dapat
diatur tergantung kondisi kulit yang akan ditoggling, suhu
mesin biasa diatur pada 46 - 47°C
S. FINISHING
T. TOGGLING
Toggling dilakukan menggunakan mesin toggling yang
berfungsi untuk menambah luas kulit, mengurangi kerutan-kerutan pada
kulit, dan juga untuk menjaga agar produk barang jadi kulit nantinya
tidak mudah mulur. Setelah kulit di toggling, kulit tidak lagi memiliki
kemuluran yang tinggi dan seluruh bagian kulit terbuka, dan tidak ada
kerutan maupun lipatan-lipatan yang mungkin timbul pada proses
sebelumnya.
U. TRIMMING
Trimming adalah proses merapikan bagian tepi kulit
dengan menggunakan gunting atau cutter, yang bertujuan untuk
membuang bagian-bagian pada tepi kulit yang tidak rapi atau tidak
digunakan, sehingga kulit menjadi lebih berbentuk dan rapi.
V. MEASURING
Measuring adalah pengukuran luas kulit dengan
menggunakan mesin. Cara kerja mesin measuring adalah dengan
memasukkan kulit terlebih dahulu dengan bagian flesh diatas dan
seluruh bagian kulit tidak ada yang terlipat, kemudian mesin akan
mendorong kulit untuk masuk sambil diukur luasnya dan kemudian
luas dari kulit akan muncul pada monitor dengan satuan sqft.
W. PACKING
Packing yaitu pengemasan yang bertujuan untuk
melindungi kulit jadi dari kotoran, debu, goresan, dan hal-hal lain yang
mungkin timbul pada saat proses penyimpanan. Packing atau
pengemasan dilakukan dengan mengelompokkan kulit berdasarkan
kualitasnya dan kemudian dihitung. Kulit dikelompokkan lagi menjadi
20-25 lembar perbundlenya. Kemudian luas dari masing-masing kulit
dicetak dan kemudian diselipkan pada kulit yang telah digulung
dengan rapi, kemudian kulit dibungkus dengan plastik dengan terdapat
total dari seluruh luas dan lembaran kulit yang telah dihitung
sebelumnya.