Anda di halaman 1dari 47

Topik 2: Kurikulum Merdeka

Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022


Tujuan Diskusi
Memahami struktur Kurikulum Merdeka dan penerapannya di tingkat satuan pendidikan
agar dapat memberikan sosialisasi serta pendampingan yang diperlukan kepada dinas
pendidikan.

Catatan
Rangkaian kegiatan sosialisasi ini dirancang sedapat mungkin untuk mencerminkan karakteristik
Kurikulum Merdeka, misalnya pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik (asesmen formatif di
awal, tengah, dan akhir untuk mengetahui kesiapan dan kebutuhan belajar), diskusi interaktif, serta
kegiatan refleksi yang menguatkan pengembangan kompetensi
Materi Diskusi
Struktur Kurikulum Merdeka, termasuk
A intrakurikuler dan kokurikuler, termasuk
pengelolaan sumber daya untuk
mendukung projek

Penyusunan kurikulum operasional satuan


B pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan satuan
pendidikan

Prinsip pembelajaran dan asesmen dan


C penerapannya, termasuk pembelajaran
sesuai tahap capaian peserta didik
(teaching at the right level) dan
penyusunan rapor peserta didik
Kesepakatan Kegiatan
1. Mengikuti kegiatan secara utuh sepanjang 120 menit
Moda “mute” dan video mati Moda “unmute” dan video nyala
2. Berpartisipasi dalam diskusi
3. Speaker dalam moda “mute” selama kegiatan
berlangsung kecuali bila dalam keadaan berdiskusi.

4. Mengaktifkan “raise hand” sebelum bertanya dan/atau


berbicara serta menunggu sampai dipersilahkan oleh
moderator. Menyalakan kamera dan speaker dalam moda
“unmute”. Setelah selesai, klik “lower hand”

5. Silakan sampaikan pertanyaan di kolom chat


6. Paparan akan diberikan melalui tautan YouTube sehingga
Bapak/Ibu tidak perlu merekam

7. Apa lagi yang bisa kita lakukan agar kegiatan ini


berjalan seoptimal mungkin?
Mari kita cek pemahaman terlebih dahulu
(Aktivitas self-assessment)

Kurikulum Merdeka & asesmen untuk pembelajaran: Silakan scan kode atau kunjungi
link berikut ini jika Anda bersedia
melakukan self-assessment:
Asesmen adalah bagian penting dari pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen digunakan untuk
menginformasikan pendidik dan peserta didik tentang
kebutuhan belajar mereka. Dengan demikian, asesmen dalam
pembelajaran tidak digunakan untuk memberikan nilai dan
ranking berdasarkan hasil belajar, tetapi justru memandu
proses belajar.

Sosialisasi merupakan proses belajar. Oleh karena itu, Ibu dan


Bapak peserta dapat menggunakan asesmen ini untuk
memandu proses yang Ibu dan Bapak lalui untuk memahami
kebijakan pemulihan pembelajaran. https://bit.ly/selfassessmentKM
Asesmen ini tidak wajib dan tidak memberi dampak apapun
selain untuk pembelajaran kita sendiri :)
Struktur Kurikulum Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum Merdeka?
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,


pembelajaran intrakurikuler untuk setiap projek dapat dilaksanakan dengan
mata pelajaran mengacu pada capaian menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
pembelajaran. semua mata pelajaran/muatan
2. Projek penguatan profil pelajar pembelajaran dan jumlah total waktu
Pancasila. Kegiatan khusus yang pelaksanaan masing-masing projek tidak
ditujukan untuk memperkuat upaya harus sama.
pencapaian profil pelajar Pancasila yang Alokasi waktu untuk setiap projek
mengacu pada Standar Kompetensi penguatan profil pelajar Pancasila tidak
Lulusan. harus sama. Satu projek dapat dilakukan
dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3
(tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;


dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum PAUD

Struktur Kurikulum untuk pendidikan anak usia dini Projek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk
terdiri dari memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
● Kegiatan pembelajaran intrakurikuler; dan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar
● projek penguatan profil pelajar Pancasila. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD).
Penguatan profil pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler di PAUD dirancang konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan
agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di internasional. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
dalam Capaian Pembelajaran (CP) fase fondasi. Intisari Pancasila menggunakan alokasi waktu kegiatan di PAUD.
kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain
Alokasi waktu di PAUD usia 4 - 6 tahun sebaiknya tidak
bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar,
kurang dari 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi
Merdeka Bermain”. Kegiatan yang dipilih harus
waktu di PAUD usia 3 - 4 tahun sebaiknya tidak kurang dari
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu.
bermakna bagi anak. Kegiatan perlu didukung oleh
penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada
di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak
tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan
dukungan teknologi dan buku bacaan anak.
Struktur Kurikulum PAUD
Persamaan: Perbedaan
Adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai
Alokasi waktu di PAUD usia 4 - 6 tahun
kegiatan khusus di luar intrakurikuler untuk memperkuat upaya
sebaiknya tidak kurang dari sekitar 900
pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada SKL
(sembilan ratus) menit per minggu.
PAUD (STPPA)
Pendekatan pembelajaran yang disarankan
Kegiatan intrakurikuler di PAUD dirancang agar anak dapat
adalah pendekatan bermain
mencapai kemampuan yang tertuang di dalam Capaian
#bermainadalahbelajar
Pembelajaran (CP) fase fondasi pada akhir partisipasinya di
Mengutamakan penggunaan nilai-nilai lokal PAUD.
dalam pemilihan kegiatan. Agar bermakna,
Untuk dapat mencapai CP, satuan memiliki kemerdekaan untuk
menggunakan sumber belajar nyata dari
memilih metode yang dirasa paling sesuai untuk diterapkan.
lingkungan sekitar.
Kegiatan yang dipilih harus memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi anak dan bermakna.

Peningkatan penggunaan buku bacaan anak sebagai sumber


belajar tidak nyata dalam upaya penguatan literasi dan karakter.
Kurikulum Merdeka

Jam belajar 900 menit/minggu atau 180 menit/hari (5 hari)

Kurikulum PAUD Struktur kegiatan Tiga elemen dalam Capaian Pembelajaran berikut ini

menguatkan kembali pembelajaran diajarkan secara terpadu dalam kegiatan bermain-


belajar:
pentingnya bermain 1) nilai agama dan budi pekerti,
bermakna dan 2) jati diri, dan
3) dasar-dasar literasi, matematika, sains,
kegiatan berbasis teknologi, rekayasa, dan seni
buku bacaan anak Untuk dapat mencapai CP, satuan memiliki
Penetapan Tujuan
sebagai salah satu Pembelajaran kemerdekaan untuk memilih metode yang dirasa
paling sesuai untuk diterapkan. Metode yang
strategi penguatan diterapkan harus memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi anak dan bermakna.
literasi dini dan
karakter Strategi penguatan ●

Melalui kegiatan bermain yang bermakna
Eksplorasi lingkungan sekitar
literasi dan numerasi
● Menggunakan buku buku bacaan anak untuk
menumbuhkan berbagai kemampuan literasi
dini, seperti kemampuan menyimak,
pengutaraan gagasan, pemahaman makna, dll.
Struktur Kurikulum SD
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
a. pembelajaran intrakurikuler; dan penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) harus sama.
beban belajar per-tahun.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu


Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit per tahun
(minggu) TAHUN
* Diikuti oleh peserta didik sesuai
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dengan agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
masing-masing.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144


** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dan/atau Seni Tari). Peserta didik
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Seni Tari).
Matematika 144 (4) 36 180
PJOK 108 (3) 36 144 *** Maksimal 2 JP per minggu atau
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 72 JP per tahun.
o Seni Musik
o Seni Rupa **** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Teater pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
o Seni Tari
Lokal, dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 tambahan yang diselenggarakan
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 oleh satuan pendidikan.

Total****: 828 (23) 252 1080


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER


1 JP = 35 menit (minggu) per tahun TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 * Diikuti oleh peserta didik sesuai
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dengan agama/kepercayaan
masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
dan/atau Seni Tari). Peserta didik
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324 Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Matematika 180 (5) *** 36 216 Seni Tari).
PJOK 108 (3) 36 144
*** Maksimal 2 JP per minggu
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
atau 72 JP per tahun.
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater **** Total JP tidak termasuk mata
o Seni Tari pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 Lokal, dan/atau mata pelajaran
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 tambahan yang diselenggarakan
Total****: 900 (25) 252 1152 oleh satuan pendidikan.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:

Bagaimana menyusun
pedoman penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan?
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan


kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan
mengelola kurikulum operasional, satuan pendidikan
sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
termasuk siswa, komite sekolah, dan masyarakat.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum


operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan
contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan

1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan
perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi
rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah

2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial
budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau
kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)

3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami

4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan


komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai
sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau
kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan
kewenangannya.
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan
pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.

Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan


pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar
yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang
mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan
kurikulum operasional satuan pendidikan.
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara Umum

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

SNP

Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
TETAP Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat
. .

1 3
Menganalisis konteks Menentukan
KARAKTERISTIK PENGORGANISASIAN
SATUAN
PENDIDIKAN
2 PEMBELAJARAN 4
Merumuskan Menyusun
VISI RENCANA
FLEKSIBEL/DINAMIS MISI PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan TUJUAN
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai karakteristik
dan kebutuhan satuan
pendidikan
DINAS
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan UPT
MKKS
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan
Berikut adalah pilihan cara untuk
analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota
mengumpulkan informasi
komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh
● Kuesioner, dengan pertanyaan
warga satuan pendidikan.
disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran yang dibutuhkan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar:
● Wawancara, untuk mendapatkan
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
data secara langsung.
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan
● Diskusi kelompok terpumpun
pendidikan
(FGD) dengan mengundang
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis
perwakilan dari seluruh warga
dan dokumentasi data
satuan pendidikan dan tokoh
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan
masyarakat.
strategi atau solusi
● Observasi
● Rapor pendidikan, terkait mutu
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan
dan hasil belajar, kompetensi dan
pendidikan:
kinerja guru dan tenaga
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
kependidikan, mutu dan relevansi
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
pembelajaran
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh
warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
Beberapa alat yang dapat digunakan
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai
untuk menganalisis informasi:
profil Pelajar Pancasila?
● Analisis SWOT
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
● Root Cause
● Fish Bone
[CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Analisis lingkungan belajar Visi - Misi - Tujuan Analisis kebutuhan satuan pendidikan
DINAS
Sumber daya alam, sosial, dan budaya ● Seperti apakah gambaran ideal tentang
UPT
● Bagaimana mendokumentasikan masa depan dan ingin diwujudkan oleh MKKS
semua informasi sistem, sumber daya satuan pendidikan? Peserta didik
dan fasilitas dan mitra yang ada? ● Bagaimana satuan pendidikan bisa ● Siapa sajakah peserta didik yang ada di sekolah? Bagaimana
● Apakah ada sumber daya dari mencapai gambaran ideal tersebut? sekolah bisa mengklasifikasi peserta didik tersebut?
lingkungan sekitar yang dapat Berdasarkan apakah klasifikasi tersebut?
Review Visi Misi ● Dari klasifikasi tersebut, apa saja kebutuhan masing-masing
dimanfaatkan oleh satuan
● Bagian mana yang perlu ditajamkan kelompok? Apakah ada kelompok tertentu yang memerlukan
pendidikan dalam proses belajar? dalam visi dan misi? perhatian dan pendampingan yang lebih banyak?
● Apakah perlu membuat visi dan misi baru
Sumber pendanaan yang lebih sesuai dengan kondisi
● Bagaimana proses pendanaan satuan Guru dan tenaga kependidikan
lingkungan dan karakteristik peserta ● Profil atau kompetensi guru yang diperlukan untuk
pendidikan? didik??
● Bagaimana penggunaan dana ini? pembelajaran yang optimal menuju visi-misi sekolah
● Apa saja prioritasnya? ● Apa saja kelompok-kelompok guru dan tenaga kependidikan
Sistem dan kebijakan di daerah yang ada di satuan pendidikan? Apa saja kebutuhan setiap
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah? Review Tujuan kelompok tersebut?
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan ● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan ● Apakah ada kelompok guru dan tenaga kependidikan yang
terkait indikator? pendidikan (atau program keahlian untuk membutuhkan bantuan/dampingan lebih banyak?
● Apa saja perubahan sistem yang SMK) dalam mendukung kompetensi ● Apakah guru siap memfasilitasi peserta didik dengan berbagai
terjadi? peserta didik? latar belakang dan kebutuhan?
● Apakah ada integrasi aktivitas untuk ● Apa yang mendasari tujuan ini?
mendukung pencapaian indikator? ● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki Sarana dan prasarana
oleh peserta didik? ● Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
Kemitraan ● Mengapa kompetensi ini dianggap pembelajaran yang optimal?
● Siapa saja pihak-pihak yang dapat penting? ● Apakah satuan pendidikan menjadi lingkungan yang aman dan
dilibatkan untuk mendukung program ● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai sehat (fisik dan mental) bagi warganya?
satuan pendidikan? (organisasi, peserta didik? ● Apakah satuan pendidikan memiliki perangkat yang memadai
komunitas, tokoh, dll.) ● Apa karakteristik individu yang ingin untuk menyelenggarakan pembelajaran yang optimal dan
dibangun? mengelola data?
● [SMK] Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja
yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan Strategi
Bagaimana pengelolaan
pembelajaran dapat dilakukan di
satuan pendidikan?
Pengelolaan Pembelajaran di Satuan PAUD
● Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
● Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mencapai Capaian
Pembelajaran (CP) disertai projek untuk penguatan profil pelajar
Pancasila.
● Tujuan pembelajaran dirumuskan dari CP dan sudah dikontekskan
sesuai karakteristik satuan pendidikan. Saat perencanaan
pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
melihat tujuan pembelajaran dan merancang kegiatan-kegiatan
yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pada akhir fase fondasi, anak menunjukkan kegemaran mempraktikkan dasar-dasar nilai agama dan budi
pekerti; kebanggaan terhadap dirinya; dasar-dasar kemampuan literasi, matematika, sains, teknologi,
rekayasa, dan seni untuk membangun sikap positif terhadap belajar dan kesiapan untuk mengikuti
pendidikan dasar.
Ada 3 elemen di CP PAUD, yaitu:

Nilai Agama dan Budi Pekerti:


Jati Diri: Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi,
Anak percaya kepada Tuhan Yang Anak mengenali, mengekspresikan, dan Rekayasa, dan Seni:
Maha Esa, mulai mengenal dan mengelola emosi diri serta membangun Anak mengenali dan memahami berbagai informasi,
mempraktikkan ajaran pokok sesuai hubungan sosial secara sehat. Anak mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara lisan, tulisan,
dengan agama dan kepercayaanNya. mengenal dan memiliki perilaku positif atau menggunakan berbagai media serta membangun
Anak berpartisipasi aktif dalam terhadap diri dan lingkungan (keluarga, percakapan. Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan
menjaga kebersihan, kesehatan dan sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan pramenulis.
keselamatan diri sebagai bentuk rasa serta rasa bangga sebagai anak Anak mengenali dan menggunakan konsep pramatematika
sayang terhadap dirinya dan rasa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Anak menyesuaikan diri dengan Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif,
Anak menghargai sesama manusia lingkungan, aturan, dan norma yang dan kolaboratif. Anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui
dengan berbagai perbedaannya dan berlaku. Anak menggunakan fungsi observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan menggunakan
mempraktikkan perilaku baik dan gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) lingkungan sekitar dan media sebagai sumber belajar, untuk
berakhlak mulia. Anak menghargai untuk mengeksplorasi dan mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial.
alam dengan cara merawatnya dan memanipulasi berbagai objek dan Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan
menunjukkan rasa sayang terhadap lingkungan sekitar sebagai bentuk merekayasa teknologi serta untuk mencari informasi, gagasan,
makhluk hidup yang merupakan pengembangan diri. dan keterampilan secara aman dan bertanggung jawab. Anak
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya
serta mengapresiasi karya seni.
“Bermain bermakna” membangun pemahaman anak terhadap dunia melalui
kegiatan eksploratif, kolaboratif, dan pengalaman yang menyenangkan

Wayan Wijania (KS TK Sai Prema Kumara - Denpasar):


“Sangat senang melihat semua warga sekolah bahagia, sekolah benar-benar menjadi taman bermain yang
menyenangkan bagi semuanya. Tidak hanya anak yang belajar tapi guru dan orangtua juga belajar banyak dari
anak-anak dan kegiatan di sekolah. Saya lebih semangat untuk mengembangkan sekolah dan memberi yang
lebih baik lagi untuk anak dan warga sekolah ”
25
Buku sebagai sarana belajar dan bermain untuk mengembangkan
fondasi literasi dan karakter anak
Pengalaman anak dengan
buku akan menjadi fondasi
bagi pengembangan literasi
dan karakter mereka.
PAUD perlu memberi
pengalaman yang membuat
anak senang dan terbiasa
dengan buku sebagai
teman belajar dan bermain.
Jangan menekankan baca
tulis sebagai keterampilan
mekanis. Biarlah itu
menjadi konsekuensi logis
dari pengalaman berliterasi
melalui buku.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mengeksplorasi buku dapat menjadi aktivitas
untuk menumbuhkan nilai-nilai moral, imajinasi,
empati, nalar, kreativitas, dan banyak karakter
lain.

https://literacycloud.org/stories/309-i-like-your-way/

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


PAUD adalah pijakan pertama di dunia pendidikan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan upaya
khusus agar karakter Pancasila terbangun sejak dini melalui kegiatan yang dirancang dalam konteks tradisi
perayaan lokal, keagamaan, hari besar nasional dan internasional.

Membuat penjor dan hiasan lain


Membuat Anak -anak membuat eco print untuk dalam perayaan Hari Raya Keagamaan
sanan ogoh-ogoh sebagai rangkaian merayakan Hari Bumi dalam rangka sebagai rangkaian kegiatan projek
kegiatan projek penguatan profil penguatan profil pelajar Pancasila tema penguatan profil pelajar Pancasila
pelajar Pancasila tema aku cinta aku sayang bumi untuk menguatkan tema Bermain dan Bekerja Sama
Indonesia untuk menguatkan karakter akhlak kepada alam untuk menguatkan karakter
karakter bergotong royong beriman, bertakwa kepada Tuhan
(PAUD Sanggar Alam - Yogjakarta) YME dan berakhlak mulia
(TK Sai Prema Kumara) (PAUD Cemara Kasih - Jembrana)

28

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Contoh desain pembelajaran di Kurikulum Merdeka PAUD

Guru menetapkan tujuan


Guru mengolah data
pembelajaran yang
asesmen (asesmen
dirumuskan dari Capaian Guru mengelola kegiatan
sebelumnya telah
Pembelajaran (CP) dan pembelajaran
dilaksanakan sepanjang
menerjemahkannya
pembelajaran)
menjadi tujuan kegiatan

Guru menemukan minat Guru membuat rencana


anak pembelajaran

Guru memilih media yang Guru membuat peta


digunakan menjadi konsep dan rancangan
inspirasi kegiatan kegiatan
Contoh Pembelajaran tematik di PAUD
● Pembelajaran tematik disusun
dengan cara menyusun TP yang
sesuai dengan tema
● Saat perencanaan pembelajaran,
guru dan wakil kepala sekolah
bidang kurikulum melihat CP dan
mengidentifikasi tema- tema yang
dapat menjadi fokus pembelajaran

Contoh peta konsep


pembelajaran tematik di
PAUD dalam Kurikulum
Merdeka
Peta Konsep Contoh Peta Konsep Kegiatan Berbasis Buku Bacaan Anak
Buku “The Very Hungry
Caterpillar” ● Menghitung
● Membandingkan
● Memasangkan Jumlah benda ● Mengelompokkan
● Mengurutkan
● Menggambar ulat
Urutan angka ● Melukis ulat
telur ● Membuat pola
badan ulat
● Mencoba ulat
membaca Kosakata:
nama-nama metamorfosis
hari Nama2 hari kepompong
● Bercerita
kegiatan per
hari Bermain di
kupu-kupu taman
mencari
Lapar dan kupu-kupu
mencari
Memperkaya makan
imajinasi Makanan ulat

Membuat cerita baru,


misalnya “The Very ● Eksplorasi buah (apel, pir,
Hungry Cat” Motorik strowbery, dsb)
● Eksplorasi daun
● Menirukan gerakan ulat
● Mengukur jarak
Perangkat ajar :

Bagaimana guru
menggunakan dan
memilih perangkat ajar
yang tepat?
Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:

a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta
didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan
peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat;

c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;

d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya
peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan

e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.


Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:

a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan
kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya;

d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;
dan

e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan
hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan
khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program
Pembelajaran Individual (PPI).

2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.

3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk pada
modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar sebagai dokumen
perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.

5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras dengan
prinsip-prinsip asesmen.

6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK
dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam
upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.

Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran (dalam satuan PAUD berupa buku
panduan guru), modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila,
contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta
bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai
sumber.

Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun


sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran.
Modul Ajar

Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur
tujuan pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi


modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta
didik.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi


untuk satuan pendidikan. Pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan
Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
Contoh cuplikan modul ajar PAUD
Tujuan menjaga kebersihan dan merawat lingkungan alam sekitar yang merupakan Tahapan Uruta Ragam Kegiatan
Pembelajaran karunia Tuhan YME Projek n Hari

Tujuan ● Anak menyayangi pohon sebagai makhluk ciptaan Tuhan.


Permulaan 1 ● Memantik ide anak (diskusi awal)
Kegiatan ● Anak dapat berkreasi dan berimajinasi tentang pohon. ● Mendengarkan cerita buku tentang pohon

2 • Review pohon yang diamati


● Merencanakan kunjungan ke taman kota

Pengembang 3 ● Kunjungan lapangan (penelitian lebih luas dan mendalam)


an ● Tanya jawab dengan narasumber

4 ● Mencari informasi dari sumber lain (buku/video/artikel)


● Mengumpulkan data hasil penelitian

5 ● Menonton video tentang proses pertumbuhan pohon


● Menanam pohon (dari biji dan bagian lain)

6 ● Membuat sajak/lagu tentang pohon


● Dramatisasi gerakan pohon tumbuh

7 ● Kolaborasi membuat karya besar pohon

8 ● Membuat diorama hutan dari media konstruktif


● Berkreasi menggunakan bagian-bagian pohon

Penyimpulan 9 • Merencanakan Pameran Karya


● Menata display ruang pameran (karya, data yang
ditampilkan)
● Berlatih tampilan yang akan ditunjukkan

10 ● Pameran karya pohon


● Refleksi bersama
Contoh Cuplikan Modul Ajar PAUD
Tujuan mengenal dan menyebutkan ciri-ciri
pembelajara alat transportasi
n diobservasi melalui indra yang dimilikinya
Tujuan •Anak mengetahui kegunaan alat
Kegiatan transportasi
•Anak dapat berkreasi dan berimajinasi
tentang alat transportasi

Kegiatan disajikan dengan menata lingkungan belajar dan anak bebas


memilih mana yang akan dilakukan*
1.Menggambar alat beroda yang paling disukai
2.Mengundang orang tua yang berprofesi terkait roda/alat transportasi
3.Menggambar atau bercerita tentang profesi tamu
4.Bermain mencari suku kata macam-macam alat transportasi
5.Membuat alat transportasi imajinasiku
Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung

Perangkat ajar (buku teks, buku panduan guru, contoh-contoh alur tujuan
pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan projek
penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital bagi
guru. Sekolah dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan
BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan

Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak
mandiri
Pelaporan Kemajuan Belajar
1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-
peserta didik. kurangnya pada setiap akhir semester.

2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
semester/triwulan, tinggi badan dan berat badan, deskripsi
8. Pada PAUD, Standar Kompetensi Lulusan (STTPA)
perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua.
tidak digunakan untuk penentuan kelulusan,
3. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan sehingga selesainya masa belajar anak di PAUD
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang dipertimbangkan dari kesiapan anak, rekomendasi
tua/wali. satuan, dan pertimbangan orang tua.
Contoh Laporan Hasil Belajar
Sejauh mana Bapak/Ibu
Silakan scan kode atau kunjungi
link berikut ini jika Anda bersedia
melakukan self-assessment:

memahami Struktur
Kurikulum Merdeka? Silakan
isi self-assessment pada
tautan berikut:

https://bit.ly/asestopik2
Kesimpulan

● Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara
muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan
capaian pembelajaran pada mata pelajaran.

● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing
projek tidak harus sama.

● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri
atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian
pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.

● Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta
bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau
inspirasi dalam merancang pembelajaran
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB

Kegiatan bermain Penguatan kompetensi Penyesuaian Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar yang mendasar dan dengan penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
yang utama pemahaman holistik: perkembangan diberlakukan hanya untuk yang memiliki
teknologi digital, Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
Pembelajaran bermakna • Untuk memahami mata pelajaran Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran,
dengan sumber belajar lingkungan sekitar, Informatika menyiapkan diri untuk yaitu Umum dan Kejuruan. Untuk pelajar di SLB yang
yang nyata dan ada di mata pelajaran IPA menjadi mata menentukan pilihan mata Persentase kelompok kejuruan tidak memiliki hambatan
lingkungan sekitar anak. dan IPS digabungkan pelajaran wajib pelajaran di kelas 11. Mata meningkat dari 60% ke 70% intelektual, capaian
Bermain-belajar berbasis sebagai mata pelajaran yang dipelajari pembelajarannya sama
buku bacaan anak dan pelajaran Ilmu Panduan untuk serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran dengan sekolah reguler yang
teknologi sebagai Pengetahuan Alam guru Informatika berbasis projek dengan sederajat, dengan menerapkan
sumber belajar yang dan Sosial (IPAS) disiapkan untuk Di kelas 11 dan 12 pelajar mengintegrasikan mata pelajaran prinsip modifikasi kurikulum
tidak tersedia secara membantu guru- mengikuti mata pelajaran terkait.
nyata • Integrasi guru pemula, dari Kelompok Mapel Wajib, Sama dengan pelajar di
computational sehingga guru mata dan memilih mata pelajaran Praktek Kerja Lapangan (PKL) sekolah reguler, pelajar di SLB
Penguatan literasi dini thinking dalam mata pelajaran tidak dari kelompok MIPA, IPS, menjadi mata pelajaran wajib juga menerapkan
dan penanaman karakter pelajaran Bahasa harus berlatar Bahasa, dan Keterampilan minimal 6 bulan (1 semester). pembelajaran berbasis projek
Indonesia, belakang Vokasi sesuai minat, bakat,
Fase Fondasi untuk untuk menguatkan Pelajar
Matematika, dan IPAS pendidikan dan aspirasinya
meningkatkan kesiapan Pelajar dapat memilih mata Pancasila dengan mengusung
informatika pelajaran di luar program tema yang sama dengan
bersekolah • Bahasa Inggris Pembelajaran berbasis
sebagai mata keahliannya sekolah reguler, dengan
Pembelajaran projek untuk penguatan
Pembelajaran berbasis pelajaran pilihan kedalaman materi dan
berbasis projek profil Pelajar Pancasila
projek untuk penguatan aktivitas sesuai dengan
untuk penguatan dilakukan minimal 3 kali
profil Pelajar Pancasila Pembelajaran berbasis karakteristik dan kebutuhan
profil Pelajar dalam satu tahun ajaran, dan
dilakukan melalui projek untuk penguatan pelajar di SLB
Pancasila dilakukan pelajar menulis esai ilmiah
kegiatan perayaan hari profil Pelajar Pancasila
minimal 3 kali sebagai syarat kelulusan
besar dan perayaan dilakukan minimal 2 kali
dalam satu tahun
tradisi lokal dalam satu tahun ajaran
ajaran
Refleksi

Silakan masuk ke tautan


berikut untuk mengisi refleksi

https://bit.ly/refleksitopik2
Terima Kasih
Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022

Anda mungkin juga menyukai