Anda di halaman 1dari 17

KEPEMIMPINAN DALAM

PENGATURAN ORGANISASI
KELOMPOK V
2326000076 AHMAD FAUZI
2326000062 KIYAT YUNI SAPTOKO
2326000103 MOCHAMAD DEDY TRIANA
2326000056 M. RIZA SYAMSUDDIN
2326000073 GUNUNG SIMARMATA
MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN
DAN KEPEMIMPINAN BERSAMA.

q Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana


mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar
mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.

q Kepemimpinan bersama atau kepemimpinan


kolektif adalah sebuah distribusi kekuasaan dalam sebuah
struktur organisasional. Ini dianggap merupakan bentuk
ideal dari pemerintahan partai komunis, baik di dalam
maupun di luar negara sosialis.

2
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL

Seseorang yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional


memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari orang
lain. Dilansir dari jurnal Karakteristik Kepemimpinan
Transformasional oleh Shalahuddin, terdapat empat
karakteristik, antara lain:

Ø Idealisasi Pengaruh.
Ø Motivasi yang Menginspirasi.
Ø Stimulus Intelektual .
Ø Konsiderasi Individual.

3
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL

Adalah pemimpin yang memberikan motivasi pada bawahannya


untuk bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan
perusahaan, sedangkan kepemimpinan
transaksional merupakan sikap pemimpin yang membimbing dan
memotivasi pengikutnya dengan memberikan penghargaan atas
hasil kerja mereka.

Ø Mengapa kepemimpinan transformasional penting untuk


perubahan organisasi?
Karena kepemimpinan transformasional mendorong hal positif
perilaku dan mendorong budaya serta praktik sumber daya
manusia yang mampu memotivasi karyawan untuk berpartisipasi
dalam pengembangan organisasi.

4
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

Perbedaan kepemimpinan transaksional dengan


kepemimpinan transformasional yang mana yang lebih
efektif?

Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang


memberikan motivasi pada bawahannya untuk bekerja secara
maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.

Sedangkan kepemimpinan transaksional merupakan


sikap pemimpin yang membimbing dan memotivasi pengikutnya
dengan memberikan penghargaan atas hasil kerja mereka.

5
Ciri-ciri teori perilaku kepemimpinan yang
berorientasi tugas adalah sebagai berikut :
a. Memberikan kritikan pada pelaksanaan
pekerjaan yang jelek.
b. Menekankan pentingnya batas waktu
dalam pelaksanaan tugas kepada
bawahan.
c. Selalu memberitahu apa yang dikerjakan
bawahan dan memberi petunjuk
d. Memberikan standar tertentu pada
pekerjaan.
e. Memaksa bawahan mengikuti standar
yang ditentukan
f. Selalu mengawasi bawahan apakah
bekerja sepenuhnya tersebut.
Ciri-ciri teori perilaku kepemimpinan
yang berorientasi Melayani
Seorang pemimpin harus mempunyai Value
People untuk melayani, mempercayai orang lain.
Dengan melayani kebutuhan orang lain terlebih
dahulu dibandingkan dengan kebutuhan pribadi,
ramah dan banyak mendengarkan orang lain
secara empati.

Hal senada juga diungkapkan oleh Russel &


Stones (2002) bahwa tujuan utama dari seorang
pemimpin pelayan adalah melayani dan
memenuhi kebutuhan pihak lain, yang secara
optimal seharusnya menjadi motivasi utama
kepemimpinan.
Model Fiedler's Contingency
dan Model keputusan normatif
ialah mempertimbangkan bagaimana pemimpin
menggunakan sumber daya dan gaya pemimpin
efektif disesuaikan dengan situasi serta Model
kontingensi mengasumsikan bahwa gaya
pemimpin (skala LPC) ditentukan oleh sifat-sifat
internal karena itu sulit untuk diubah
Model Kontingensi fiedler
Ø Fred Fiedler adalah peneliti pertama yang mengusulkan
pandangan kontingensi kepemimpinan. Model
Kontingensinya adalah pendekatan kontingensi
kepemimpinan tertua dan paling banyak diteliti
(Fiedler,1967).
Ø Premis dasar Fiedler adalah bahwa efektivitas
kepemimpinan adalah fungsi dari kecocokan antara
gaya pemimpin dan situasi kepemimpinan.Jika gaya
pemimpin sesuai dengan situasi, pemimpin akan efektif;
jika tidak, pemimpin tidak akan efektif.
Ø Fiedler mempertimbangkan bagaimana pemimpin
menggunakansumber daya yang tersedia untuk
membuat kelompok menjadi efektif.
Model Kontingensi fiedler

Gaya Pemimpin KONTROL SITUASI


Untuk menentukan gaya seorang pemimpin, Karena efektivitas tergantung pada kecocokan antara
Fiedler menggunakan skala rekan kerja yang orang dan situasi, Fiedlermenggunakan tiga faktor
paling tidak disukai (LPC), ukuran yang untuk menggambarkan situasi kepemimpinan.
menentukan apakah pemimpin terutama Urutankepentingannya adalah (1) hubungan antara
dimotivasi oleh penyelesaian tugas atau pemimpin dan pengikut, (2) jumlah struktur tugas,dan
denganmempertahankan hubungan. (3) kekuatan posisi pemimpin. Ketiga elemen tersebut
digabungkan untuk menentukanbesarnya kendali yang
dimiliki pemimpin atas situasi tersebut.

prediksi Model Kontingensi Evaluasi Dan Aplikasi


inti dari Model Kontingensi adalah konsep kecocokan. seorang konsultan kepemimpinan terkenal, telah
Model Kontingensi memprediksi bahwa LPC rendah, menyarankan bahwa para pemimpin harus fokus pada
pemimpin dengan motivasi tugas akan efektif dalam pengembangan kekuatan mereka daripada mencoba
kontrol situasi tinggi dan rendah, sedangkan pemimpin untuk mengimbangi kelemahan mereka (Buckingham,
dengan LPC tinggi, motivasi hubungan akan efektif dalam 2005), saran yang konsisten dengan pendekatan
kontrol situasi sedang. Fiedler.
Teori Jalur-Tujuan

The Path-Goal Theory of leadership, dikembangkan pada awal 1970-an, mengusulkan bahwa peran pemimpin
adalah untuk membersihkan jalur yang digunakan bawahan untuk mencapai tujuan.(Rumah, 1971; House dan
Dessler,1974). Dengan demikian, pemimpin memungkinkan bawahan untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan
sebagai hasilnya, para pemimpin mencapai tujuan mereka sendiri juga. Konsep pertukaran antara pemimpin
dan bawahan,apakah itu kontrak implisit atau eksplisit, adalah inti dari model ini. Pemimpin dan pengikut
membangun hubungan yang berkisar pada pertukaran bimbingan atau dukungan untuk produktivitas dan
kepuasan.

Kerangka Kerja Evaluasi dan Aplikasi


Dasar konseptual utama untuk JalanTeori Tujuan
01 adalah model harapan motivasi(Vroom, 1964). 02 Terlepas dari temuan yang kontradiktif,
Path-Goal Theory berkontribusi pada
Teori harapan menjelaskan bagaimana individu pemahaman kita tentang kepemimpinan
membuat rasional pilihan tentang perilaku dengan sekali lagi memusatkan perhatian
mereka, berdasarkan persepsi mereka tentang pada perilaku memberikan bimbingan dan
sejauh mana upaya dan kinerjamereka dapat dukungan kepada pengikut.
mengarah pada hasil yang mereka hargai.
Teori kepemimpinan implisit
merupakan keyakinan dan asumsi tentang karakteristik
dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya
melibatkan stereotipe dan prototipe tentang ciri,
keterampilan atau perilaku yang relevan.

Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin


diantara berbagai jenis pemimpin (misalnya manajer,
politikus, perwira militer).

Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu


sebagai hasil dari pengalaman aktual dengan para
pemimpin, keterpaparan terhadap literatur tentanng
pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya
lainnya
Teori kepemimpinan implisit
v Stereotip (stereotype) sesuai dengan makna bahasa
inggrisnya berarti penilaian atau anggapan terhadap
seseorang berdasarkan kelompok sosial orang tersebut
berada. Tanpa bermaksud menyinggung,

contoh stereotip yang sering didengar ialah “Orang


beretnis tionghoa itu pelit” atau “Orang Batak itu kasar”

v Prototipe kepemimpinan: cerminan mental dari sifat-


‐sifat dan perilaku yang dimiliki oleh para pemimpin.
Prototipe kepemimpinan dipengaruhi oleh nilai budaya
nasional.
Karakter Pemimpin yang Efektif
§ Memiliki Pendirian Teguh
§ Jujur
§ Adil
§ Cerdas
§ Mampu Bersikap Tenang Dalam Kondisi Apapun
§ Komunikasi Yang Baik
§ Bertanggung Jawab
§ Menginspirasi
§ Keyakinan
§ Empati
Persamaan dan perbedaan budaya dan gender
dalam kepemimpinan
v Persamaan kepemimpinan gender dan budaya saat ini akan dapat
memperkuat satu sama lain berdasarkan sebuah bentuk revolusi
budaya dan perjuangan kesetaraan gender guna melawan sistem
patriarki yang telah mengakar sejak dulu.

v Perbedaan kepemimpinan terjadi karena mendapat dukungan


dari sistem kepercayaan gender. Sistem kepercayaan gender ini
berdasarkan pada sejumlah pendapat mengenai laki-laki yang
dianggap maskulin, dan perempuan yang dianggap feminin. Dan
juga fungsi produktif dan fungsi reproduktif antara kaum laki-laki
dan perempuan dan menjadikan kaum perempuan hanya memiliki
konsen dan dieksploitasi atas fungsi reproduktifnya. Dengan
adanya tokoh-tokoh perempuan terdahulu yang mendobrak
budaya patriarki dan memperjuangkan hak-hak kaum perempuan
menjadi panutan banyak kaum perempuan untuk berani berjuang
demi dirinya.
Naik delman pergi ke kota
Jangan lupa membeli alpukat
Demikian presentasi kelompok lima
Semoga bisa menjadi manfaat.
TERIMA KASIH
Kesempatan datang hanya satu kali. Ingatlah kesempatan datang kapada yang tidak
pernah berhenti mencoba.
TETAP SEMANGAT!!!

Anda mungkin juga menyukai