Anda di halaman 1dari 3

B.

Etiologi Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu:

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada


kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:

 a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X


 b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
 c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol

2. kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi


menahun
3. faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan, dan
toksoplasmosis.
4. kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus.

Karakteristik ibu hamil dengan abortus yaitu:

1. Umur

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di
bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada
usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu
yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan
pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.

Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang
tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga nonprofesional dapat
menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada
remaja terjadi karena mereka belum matured dan mereka belum memiliki sistem transfer
plasenta seefisien wanita dewasa.

Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi
kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi
janin intra uterine.

2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik,
persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih
dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua
tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III,
termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
3. Paritas ibu

Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat
persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.

4 Riwayat Kehamilan yang lalu

Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah
73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn Jones memberi prognosis
yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007).

Maternal

Penyebab dari segi Maternal

Penyebab secara umum:

 Infeksi akut

1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.


2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
3. Parasit, misalnya malaria.

 Infeksi kronis

1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.


2. Tuberkulosis paru aktif.
3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4. Penyakit kronis, misalnya:
1. hipertensi
2. nephritis
3. diabetes
4. anemia berat
5. penyakit jantung
6. toxemia gravidarum
5. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6. Trauma fisik.

 Penyebab yang bersifat lokal:

1. Fibroid, inkompetensia serviks.


2. Radang pelvis kronis, endometrtis.
3. Retroversi kronis.
4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia
dan abortus.
Penyebab dari segi Janin:

 Kematian janin akibat kelainan bawaan.


 Mola hidatidosa.
 Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

Anda mungkin juga menyukai