Cabaiiiii 1
Cabaiiiii 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nyalah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “Makalah
tentang Cabe Merah.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril yang sangat
bermanfaat bagi penulis.Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan banyak ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata “sempurna”. Karen itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
sifatnya membangun demi untuk penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para pelajar.
Semoga Allah SWT, memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Amin.Demikian yang dapat penulis sampaikan
Wassallammualaikum wr.wb.
Kangkung, Januari 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………...........………i
KataPengantar........................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................... iii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
Bab II
Permasalahan..........................................................……..…....................….............. 2
Bab III
Teknologi budidaya Cabai Merah...........................……..…....................…............ 3
1.1.Syarat Tumbuh Cabai Merah..............................……..…....................….......... 3
1.2 Teknik Budidaya .........................................……..…....................…................... 4
1.3 Panen Dan Pasca..................................................……..…....................…........... 9
BAB IV
Penutup
Kesimpulan.........................................……..…....................….................................. 12
Saran .........................................……..…....................…........................................... 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………./………………13
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa masalah yang masih dijumpai pada sistem usahatani cabai merah yang diusahakan
petani adalah sebagai berikut :
a. Varietas
Masih banyak petani menggunakan varietas lokal setempat yang diturunkan terus menerus
tanpa pemuliaan. Kelemahan menggunakan varietas lokal ini selain produksi rendah dan umur
genjah juga kurang tahan terhadap hama dan penyakit.
b. Cara dan Waktu Tanam
Penanaman yang dilakukan petani beberapa tahun terakhir ini nampak ada perubahan
perilaku ke arah perbaikan, namun demikian penanaman sistem tradisional masih umum
dilakukan terutama pada lahan-lahan kering, lereng-lereng gunung pada musim hujan.
Demikian juga pada penanaman dengan menggunakan teknologi anjuran masih banyak
dijumpai kendala sehingga menyebabkan penurunan produksi, kendala ini tidak lepas kaitannya
dengan penerapan komponen teknologi yang belum tepat sebagaimana diharapkan.
c. Pengolahan Tanah dan Penggunaan Mulsa
Pada penanaman sistem tradisional belum melakukan pengolahan tanah, hanya saja
menggali menjelang tanam. Sedangkan pada teknologi anjuran pengolahan tanah baru dilakukan
1-2 kali dan dibuat bedengan, drainase yang baik serta pemasangan mulsa MPHP maupun
jerami.
d. Persemaian Benih
Persemaian benih pada paket usahatani tradisional masih menggunakan system cabutan,
sedangkan pada teknologi anjuran sebahagian sudah dilakukan system bumbungan.
e. Pemupukan melalui Akar dan Daun
Pada sistem usahatani tradisional pupuk yang digunakan Urea 100-150 kg/ha, SP-36 antara
75-100 kg/ha. Sedangkan pada sistem teknologi anjuran, pemupukan juga belum dilakukan
secara optimal serta belum menggunakan PPC/ZPT yang tepat.
f. Pemangkasan/Perempelan
Pemangkasan/perempelan tunas bawah pada usahatani tradisional belum dilakukan sama
sekali, akan tetapi pada teknologi anjuran sudah dilakukan walaupun belum sempurna seperti
yang diharapkan.
g. Pemberantasan Hama
Pada umumnya pemberantasan hama yang dilakukan belum sesuai dengan konsep
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
BAB III
TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI MERAH
a. Jenis Tanah
Tanah yang paling sesuai untuk tanaman cabai merah (terutama cabai hibrida) adalah
tanah yang bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat, dan tidak terlalu poros serta kaya
bahan organik. Tanah yang terlalu liat kurang baik karena sulit diolah, drainasenya jelek,
pernafasan akar tanaman dapat terganggu dan dapat menyulitkan akar dalam mengadopsi
unsur hara. Tanah yang terlalu poros/banyak pasir juga kurang baik, karena mudah tercucinya
pupuk oleh air. Penambahan pupuk kandang 20-25 ton/ha dapat memperbaiki tanah terlalu liat
atau terlalu poros.
d. Iklim
Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabai merah adalah angin, curah hujan,
cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Angin sepoi-sepoi akan membawa uap air dan
melindungi tanaman dari terik matahari sehingga penguapan yang berlebihan akan berkurang.
Selain lebah, angin juga berperan penting sebagai perantara penyerbukan, namun angin yang
kencang justru akan merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-2500
mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim A, B, C, dan D (tipe
iklim menurut Schmid dan Ferguson). Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga
tidak terserbuki dan banyak rontok. Lamanya penyinaran (foto periodisitas) yang dibutuhkan
tanaman cabai antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya ini dibutuhkan untuk fotosintesis,
pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk perkecambahan
benih paling baik antara 25-30 0C. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28 0C. Pada
suhu <15 0C >32 0C buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang terlalu dingin menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah
lebih lama.
Kelembaban relatif yang diperlukan 80% dan sirkulasi udara yang lancar. Adanya curah
hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban
yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum
penyebab layu akar serta merangsang perkembang biakan cendawan dan bakteri. Untuk
mengurangi kelembaban yang tinggi jarak tanam diperlebar dengan sistem tanam segitiga
(zigzag) dan gulma-gulma dibersihkan.
Tabel 2. Beberapa Varietas cabai hibrida, Negara Asal dan Produksi/Batang Cabai Merah.
No Nama Varietas Negara Asal Buah/ Batang
Produksi (Kg)
1 Hot beauty (457) Taiwan 1,2 - 1,4
2 Long Chili (455) Taiwan 1,5 - 2,0
3 Hero (459) Taiwan 1,9 - 2,1
4 Ever flavor (462) Taiwan 1,2 - 1,5
5 Passion (451) Taiwan 1,3 - 1,4
6 Amando Belanda 0,8 - 1,2
7 Red beauty Taiwan 1,0 - 1,15
8 Hot chili Korea 1,2 - 1,4
9 Wonder Hot Korea 1.2 - 1,5
10 Arimbi Thailand 1,0 - 1,2
11 TM.999 Korea 0,8 - 1,2
12 TM.888 Korea 1,1 - 1,4
13 Maraton Taiwan 1,0 - 1,5
14 CTH-01 Taiwan 1,2 - 1,6
h. Persiapan Polybag
Sebaiknya persemaian cabai merah dilakukan dalam polybag sebelum penanaman ke
lapangan. Media tanam dalam polybag merupakan campuran tanah yang telah diayak terlebih
dahulu kemudian dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, dengan dosis 1:1.
Pemberian pupuk an-organik dan kapur pada media persemaian masing-masing pupuk
majemuk NPK sebanyak 2 kg dan kapur 10 kg/ton media kompos dan tanah. Setelah media
tanam diisi dalam polybag, lalu dibiarkan antara 5-7 hari sebelum benih disemai.
i. Persemaian Benih
Sebelum disemai, benih yang terpilih terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida
sampai 12 jam dan dikering-anginkan hingga airnya kering. Setelah itu, benih ditebarkan
kedalam media tanam (polybag) sebanyak 1 biji benih per polybag. Perawatan persemaian
terdiri dari penyiraman, pengaturan cahaya, dan pemberantasan hama/penyakit.
j. Penanaman dan Model Tanam
Setelah umur bibit di persemaian 18-25 hari, bibit sudah dapat dipindahkan kelapangan,
pemindahan sebaiknya dilakukan pagi-pagi sebelum terik matahari atau sore hari. Jarak tanam
dianjurkan bervariasi 60 x 50 cm, 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, hal ini tergantung tingkat
kesuburan tanah dan varietas yang digunakan. Bentuk pertanaman sebaiknya dengan sistem
tanam segitiga (zigzag).
k. Penyulaman
Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Bibit sulaman yang baik
diambil dari tanaman yang sehat dan tepat waktu (umur bibit) untuk penanaman. Penyulaman
dilakukan pada minggu pertama atau selambat-lambatnya minggu kedua. Sebaiknya
penyulaman dilakukan pagi atau sore hari.
l. Perempelan
Perempelan bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas produksi. Bagian
yang dirempel yaitu tunas samping, yang keluar di ketiak daun pada saat tanaman berumur
10-20 hari. Perempelan dilakukan 2-3 kali sampai terbentuk percabangan utama yang ditandai
dengan munculnya bunga pertama, sekitar umur 18-22 HST dataran rendah, dan 25-30 HST
dataran tinggi.
Selain perempelan tunas, perempelan bunga pertama dan bahkan sampai bunga kedua
pada tanaman yang cukup sehat perlu dilakukan. Perempelan bunga bertujuan untuk
mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif dengan menunda pertumbuhan generatif.
m. Pemasangan Ajir (sokongan)
Sokongan harus dipasang sedini mungkin, yaitu dimulai pada saat tanam atau maksimal 1
(satu) bulan setelah penanaman. Sokongan dipasang sekitar 10 cm dari pangkal batang
tanaman. Ukuran sokongan 125 - 150 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm. Sisi ajir
perludihaluskan untuk mengurangi kerusakan mekanis pada tanaman akibat gesekan.
n. Pengairan
Pengairan harus senantiasa diperhatikan, karena air merupakan faktor vital bagi tanaman
cabai. Penyiraman yang paling banyak (2 hari sekali) yaitu, pada fase vegetative < 40 HST.
Sistem pengairan dapat dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke mulsa plastik
melalui lubang tanaman, hingga posisi selang air tepat di tengah-tengah tempat tanaman
cabai. Untuk pertanaman pada lahan sawah, sistem pengairan dilakukan dengan cara
penggenangan pada saluran drainase antar bedengan dengan ketinggian air sekitar 3/4 tinggi
bedengan.
o. Pengendalian Hama/penyakit
Berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT), pestisida merupakan salah satu
teknik atau komponen PHT yang termasuk dalam pengendalian secara kimiawi.
Pestisida ini bukanlah suatu obat, melainkan bahan racun yang berbahaya bagi manusia,
hewan peliharaan, dan lingkungan bila salah dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, dalam
penggunaan pestisida harus tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan tepat guna.
Gangguan hama pada tanaman cabai merah dapat berbahaya bila tidak segera diatasi, jenis-
jenis hama yang sering menyerang tanaman cabai merah dan system pengendaliannya seperti
dalam Tabel 3. Demikian juga, penyakit pada cabai merah pun banyak ragamnya, jenis
penyakit dan sistem pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Jenis Hama, Gejala Serangan dan Sistem Pengendalian pada Tanaman Cabai Merah.
NO JENIS HAMA GEJALA SERANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Memotong batang tanaman muda yang baru ditanam.
(Brachytypes portentosus Jangan menanam bibit yang terlalu muda. Penyiraman
1 Gansir
Licht) dengan insektisida pada liang gangsir.
Tabel 4. Jenis Penyakit, Gejala Serangan dan Sistem Pengendalian pada Tanaman Cabai Merah.
No Jenis Penyakit Gejala Serangan Sistim Pengendalian
1. Rebah semai Bibit tidak Perendaman benih selama 4-6 jam dalam larutan
berkecambah fungisida
dan tiba-tiba Sterilkan media semai dengan Basamid G
mati
2. Layu fusarium Memucatkan tulang daun Penyemprotan dengan fungisida
disebelah atas dan Pengapuran lahan sebelum penanaman
menundukkan tangkai Pengaturan sistem irigasi
Pencabutan tanaman yang terserang Pembuangan air
secara tuntas
3. Layu bakteri Layu pada muda dan Penyemprotan dengan bakterisida Agrimycin 1,2 g/l.
(Pseudomo nas menguning pada daun tua Lakukan pergiliran tanaman
solancearum)
4. Antraknosa / Terdapat bintik kecil pada Merendam benih dalam larutan fungisida Derosal 60
potek buah yang berwarna WP
kehitaman dan berlekuk Pemisahan buah yang terserang
5. Busuk Busuk pada batang warna Penyemprotan fungisida Pemotong-an tanaman yang
Phytophthora coklat kehitaman, tanaman terserang. Sanitasi lingkungan
layu dan mati
6. Bercak daun Bercak bulat kecil kebasah- Membuang daun terserang
basahan, berwarna pucat Penyemprotan fungisida
Pemusnahan daun dan dibakar
7. Busuk kuncup/ Ranting berwarna kehitaman Sterilkan media semai dengan fumigan Basamid G
teklik Pengaturan aerasi udara/air
Penyemprotan fungisida
8. Bercak bakteri Gugurnya daun, pada buah Pengaturan jarak tanam
terdapat bercak putih dan Pembuagan daun yang terserang
coklat kehitaman Penyemprotan fungisida
9. Penyakit tepung Daun menguning, daun bercak Hindari merokok dilahan
(Oidiopsissicula seperti tepung Pembersihan semua gulam
Scal.) Membakar tanaman terserang
10. Penyakit virus Daun keriting, belang-belang Penyemprotan insektisida
kuning, pertumbuhan kerdil
A. Kesimpulan
Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk
dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional
maupun komoditas ekspor. Dengan berkembangnya teknologi budidaya cabai secara intensif maka
tingkat produksi lebih meningkat sehingga kebutuhan konsumsi dapat tercapai.
B. Saran
Untuk penanaman cabai merah sebaiknya benih yang digunakan sebelum tanam diseleksi dan
diperlakukan untuk menghindari kontaminasi penyakit bawaan dari benih tersebut dapat berkembang.
Perlu diadakan percobaan lapangan untuk mengetahui pengaruh di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=MAKALAH+TENTANG+CABE
https://www.academia.edu/19179178/MAKALAH_CABE
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-2-2-54211-613413107-bab1-04042018115656.pdf