Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nyalah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “Makalah
tentang Cabe Merah.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril yang sangat
bermanfaat bagi penulis.Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan banyak ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata “sempurna”. Karen itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
sifatnya membangun demi untuk  penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para pelajar.
Semoga Allah SWT, memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Amin.Demikian yang dapat penulis sampaikan
Wassallammualaikum wr.wb.
 
                                       
                                                                                              Kangkung, Januari 2023

                                                                                             Penulis
                                                                                              
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………...........………i
KataPengantar........................................................................................................... ii
Daftar  isi.................................................................................................................... iii
Bab I
Pendahuluan
A.     Latar Belakang................................................................................................... 1
Bab II
Permasalahan..........................................................……..…....................….............. 2
Bab III
Teknologi budidaya Cabai Merah...........................……..…....................…............ 3
1.1.Syarat Tumbuh Cabai Merah..............................……..…....................….......... 3
1.2 Teknik Budidaya .........................................……..…....................…................... 4
1.3 Panen Dan Pasca..................................................……..…....................…........... 9
BAB IV
Penutup
Kesimpulan.........................................……..…....................….................................. 12
Saran .........................................……..…....................…........................................... 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………./………………13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk
dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional
maupun komoditas ekspor. Dengan makin beragamnya kebutuhan manusia dan makin berkembangnya
teknologi obat-obatan, kosmetik, zat warna, pencampur an minuman dan lainnya, maka kebutuhan
bahan baku cabai merah akan terus meningkat setiap tahunnya.
Pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam terus menerus serta masih
banyak komponen teknologi pra-panen lainnya belum diterapkan secara tepat guna seperti pemupukan
berimbang melalui akar, aplikasi PPC/ZPT melalui daun, pemeliharaan tanaman secara intensif,
penggunaan mulsa plastik atau jerami, pengendalian hama/penyakit serta gulma.
Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan pengembangan cabai secara intensif :
a. Peningkatan produksi sehingga mampu memenuhi permintaan untuk skala nasional maupun
ekspor.
b. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya lahan baik lahan perkarangan, lahan kering/tegalan kebun
maupun lahan sawah.
c. Peningkatan pemanfaatan tenaga kerja dan bahan baku yang tersedia seperti pupuk kandang,
jerami padi, kayu sokongan, dan lain-lain.
d. Peningkatan konsumsi sayuran sebagai sumber vitamin untuk kebutuhan hidup setiap individu
manusia.
e. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta keluarganya.
f. Dapat meningkatkan kesuburan tanah pasca panen cabai bila dirotasi dengan komoditas
BAB II
PERMASALAHAN

Beberapa masalah yang masih dijumpai pada sistem usahatani cabai merah yang diusahakan
petani adalah sebagai berikut :
a. Varietas
Masih banyak petani menggunakan varietas lokal setempat yang diturunkan terus menerus
tanpa pemuliaan. Kelemahan menggunakan varietas lokal ini selain produksi rendah dan umur
genjah juga kurang tahan terhadap hama dan penyakit.
b. Cara dan Waktu Tanam
Penanaman yang dilakukan petani beberapa tahun terakhir ini nampak ada perubahan
perilaku ke arah perbaikan, namun demikian penanaman sistem tradisional masih umum
dilakukan terutama pada lahan-lahan kering, lereng-lereng gunung pada musim hujan.
Demikian juga pada penanaman dengan menggunakan teknologi anjuran masih banyak
dijumpai kendala sehingga menyebabkan penurunan produksi, kendala ini tidak lepas kaitannya
dengan penerapan komponen teknologi yang belum tepat sebagaimana diharapkan.
c. Pengolahan Tanah dan Penggunaan Mulsa
Pada penanaman sistem tradisional belum melakukan pengolahan tanah, hanya saja
menggali menjelang tanam. Sedangkan pada teknologi anjuran pengolahan tanah baru dilakukan
1-2 kali dan dibuat bedengan, drainase yang baik serta pemasangan mulsa MPHP maupun
jerami.
d. Persemaian Benih
Persemaian benih pada paket usahatani tradisional masih menggunakan system cabutan,
sedangkan pada teknologi anjuran sebahagian sudah dilakukan system bumbungan.
e. Pemupukan melalui Akar dan Daun
Pada sistem usahatani tradisional pupuk yang digunakan Urea 100-150 kg/ha, SP-36 antara
75-100 kg/ha. Sedangkan pada sistem teknologi anjuran, pemupukan juga belum dilakukan
secara optimal serta belum menggunakan PPC/ZPT yang tepat.
f. Pemangkasan/Perempelan
Pemangkasan/perempelan tunas bawah pada usahatani tradisional belum dilakukan sama
sekali, akan tetapi pada teknologi anjuran sudah dilakukan walaupun belum sempurna seperti
yang diharapkan.
g. Pemberantasan Hama
Pada umumnya pemberantasan hama yang dilakukan belum sesuai dengan konsep
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
BAB III
TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI MERAH

1.1 Syarat Tumbuh Cabai Merah


Tanaman cabai merah memiliki daya adaptasi yang luas, karena itu dapat ditanam di
berbagai lahan dan sembarang waktu, tanaman ini dapat diusahakan baik di lahan sawah,
kering, pinggir laut (dataran rendah ataupun pegunungan (dataran tinggi). Pengusahaannya
juga dapat dilakukan pada musim kemarau, musim hujan maupun rendengan. Namun
demikian ada beberapa persyaratan tertentu yang harus diperhatikan.

a. Jenis Tanah
Tanah yang paling sesuai untuk tanaman cabai merah (terutama cabai hibrida) adalah
tanah yang bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat, dan tidak terlalu poros serta kaya
bahan organik. Tanah yang terlalu liat kurang baik karena sulit diolah, drainasenya jelek,
pernafasan akar tanaman dapat terganggu dan dapat menyulitkan akar dalam mengadopsi
unsur hara. Tanah yang terlalu poros/banyak pasir juga kurang baik, karena mudah tercucinya
pupuk oleh air. Penambahan pupuk kandang 20-25 ton/ha dapat memperbaiki tanah terlalu liat
atau terlalu poros.

b. Derajat Kemasaman (pH)


Derajat kemasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5,5-6,8 dengan pH
optimum 6,0-6,5. Cendawan berkembang pada hampir semua tingkatan pH, cendawan
penyebab layu Fusarium dan cendawan penyebab rebah kecambah seperti Rhizoctoma sp,
Phythium sp. berkembang baik pada tanah-tanah asam. Cendawan yang hidup pada pH > 5,5
kehidupannya bersaing dengan bakteri, karena bakteri berkembang baik pada pH > 5,5.
Pengaturan pH dapat dilakukan dengan penambahan kapur pertanian pada pH rendah dan
belerang (S) pada pH tinggi.
c. Air
Air berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur hara ke organ tanaman, air berperan
dalam proses fotosintesis (pemasakan makanan) dan proses respirasi (pernafasan).
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang
diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang bersih yang membawa mineral
atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman, bukan air yang berasal dari suatu daerah
penanaman cabai yang terserang penyakit, karena air ini dapat menyebabkan tanaman cabai
yang sehat akan segera tertular, dan bukan air yang berasal dari limbah pabrik yang berbahaya
bagi tanaman cabai.

d. Iklim
Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabai merah adalah angin, curah hujan,
cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Angin sepoi-sepoi akan membawa uap air dan
melindungi tanaman dari terik matahari sehingga penguapan yang berlebihan akan berkurang.
Selain lebah, angin juga berperan penting sebagai perantara penyerbukan, namun angin yang
kencang justru akan merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-2500
mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim A, B, C, dan D (tipe
iklim menurut Schmid dan Ferguson). Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga
tidak terserbuki dan banyak rontok. Lamanya penyinaran (foto periodisitas) yang dibutuhkan
tanaman cabai antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya ini dibutuhkan untuk fotosintesis,
pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk perkecambahan
benih paling baik antara 25-30 0C. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28 0C. Pada
suhu <15 0C >32 0C buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang terlalu dingin menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah
lebih lama.
Kelembaban relatif yang diperlukan 80% dan sirkulasi udara yang lancar. Adanya curah
hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban
yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum
penyebab layu akar serta merangsang perkembang biakan cendawan dan bakteri. Untuk
mengurangi kelembaban yang tinggi jarak tanam diperlebar dengan sistem tanam segitiga
(zigzag) dan gulma-gulma dibersihkan.

1.2 Teknik Budidaya


a. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah struktur tanah menjadi gembur sesuai untuk
perkembangan akar tanaman, menstabilkan peredaran air, peredaran udara dan suhu di dalam
tanah. Sebelum dibajak lahan digenangi sehari semalam agar tanah menjadi lunak dan tidak
melekat pada mata bajak saat pembajakan. Setelah dibajak lahan dikeringkan dan digaru,
kemudian diangin-anginkan selama 5-7 hari. Plot dibuat dengan ukuran panjang 10-12 m.
lebar 110-20 cm, tinggi 30-40 cm (untuk musim kemarau) 50-70 cm (untuk musim hujan),
lebar parit 50-55 cm (musim kemarau), dan 60-70 cm (musim hujan).
b. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah, selain itu juga untuk menambahkan
unsur hara Calsium (Ca) maupun unsur Magnesium (Mg). Kebutuhan Kapur sangat
tergantung tinggi rendahnya pH. Pada pH < 5 dibutuhkan kapur 5-10 ton/ha, sedangkan pada
pH > 6 diperlukan kapur 1- 4 ton.
c. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang di butuhkan tanaman, unsur
tersebut terdiri dari unsur makro yaitu N, P, K, Ca, S, C, H danMg dan unsur mikro yaitu Fe,
B, Zn, Cu danMo. Jenis dan dosis pupuk makro dan mikro, yang diberikan melalui akar
maupun melalui daun.
Tabel 1. Jenis, Dosis dan Jumlah (kali) Pemberian Pupuk pada Tanaman Cabai Merah. Jenis
Pupuk Dosis Jumlah Pemberian (kali)
Pupuk kandang = 15-20 ton/ha
Urea = 100 kg/ha
ZA = 300 kg/ha
SP-36 = 200 kg/ha
KCl = 150 kg/ha
NPK = 150 kg/ha
Boret = 10 kg/ha
PPCGandasil D&B = 1,5 gr/liter air
ZPT Dharmasri = 60 ml/500 liter air
ZPT Hidrasil = 0,2 ml/liter air
Atonik = 750 cc/ha
Furadan = 10 kg/ha

d. Waktu dan Cara Pemupukan


Pemupukan pertama masing-masing pupuk kandang (pupuk organik) sebanyak 100%,
pupuk buatan (an-organik) sebanyak 40% dan nematisida furadan diberikan 7-10 hari sebelum
tanam menjelang pemasangan mulsa. Pemupukan kedua dan ketiga masing-masing 30%
pupuk buatan diberikan pada umur 30 dan 60 hari setelah tanam melalui lubang yang dibuat
antar tanaman.
Aplikasi ZPT masing-masing jenis diberikan tiap 10 hari sekali secara bersamaan.
Sedangkan pupuk daun Gandasil D diberikan pada awal pertumbuhan vegetatif dan Gandasil
B diberikan pada akhir masa vegetatif sampai akhir masa generatif.
e. Pemasangan Mulsa
Selain mulsa plastik hitam-perak (MPHP) mulsa jerami dapat juga diberikan sebanyak 5
ton/ha. Pemasangan mulsa dikerjakan setelah penyiraman secukupnya dan pemberian pupuk
dasar.
f. Pembuatan Lubang Tanaman
Bedengan yang telah ditutup mulsa dibiarkan selama 5-7 hari agar unsur hara dengan
pupuk bereaksi dan dalam bentuk tersedia hingga segera dapat diserap tanaman muda. Satu
atau dua hari sebelum penanaman, lubang tanaman sudah dipersiapkan dengan ukuran
diameter 10cm.
g. Pemilihan Varietas hibrida
Berbagai varietas cabai merah introduksi yang telah beredar di Indonesia, antara lain
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Beberapa Varietas cabai hibrida, Negara Asal dan Produksi/Batang Cabai Merah.
No Nama Varietas Negara Asal Buah/ Batang
Produksi (Kg)
1 Hot beauty (457) Taiwan 1,2 - 1,4
2 Long Chili (455) Taiwan 1,5 - 2,0
3 Hero (459) Taiwan 1,9 - 2,1
4 Ever flavor (462) Taiwan 1,2 - 1,5
5 Passion (451) Taiwan 1,3 - 1,4
6 Amando Belanda 0,8 - 1,2
7 Red beauty Taiwan 1,0 - 1,15
8 Hot chili Korea 1,2 - 1,4
9 Wonder Hot Korea 1.2 - 1,5
10 Arimbi Thailand 1,0 - 1,2
11 TM.999 Korea 0,8 - 1,2
12 TM.888 Korea 1,1 - 1,4
13 Maraton Taiwan 1,0 - 1,5
14 CTH-01 Taiwan 1,2 - 1,6

Sumber : Prajnanta (1995) ; (1998).

h. Persiapan Polybag
Sebaiknya persemaian cabai merah dilakukan dalam polybag sebelum penanaman ke
lapangan. Media tanam dalam polybag merupakan campuran tanah yang telah diayak terlebih
dahulu kemudian dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, dengan dosis 1:1.
Pemberian pupuk an-organik dan kapur pada media persemaian masing-masing pupuk
majemuk NPK sebanyak 2 kg dan kapur 10 kg/ton media kompos dan tanah. Setelah media
tanam diisi dalam polybag, lalu dibiarkan antara 5-7 hari sebelum benih disemai.
i. Persemaian Benih
Sebelum disemai, benih yang terpilih terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida
sampai 12 jam dan dikering-anginkan hingga airnya kering. Setelah itu, benih ditebarkan
kedalam media tanam (polybag) sebanyak 1 biji benih per polybag. Perawatan persemaian
terdiri dari penyiraman, pengaturan cahaya, dan pemberantasan hama/penyakit.
j. Penanaman dan Model Tanam
Setelah umur bibit di persemaian 18-25 hari, bibit sudah dapat dipindahkan kelapangan,
pemindahan sebaiknya dilakukan pagi-pagi sebelum terik matahari atau sore hari. Jarak tanam
dianjurkan bervariasi 60 x 50 cm, 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, hal ini tergantung tingkat
kesuburan tanah dan varietas yang digunakan. Bentuk pertanaman sebaiknya dengan sistem
tanam segitiga (zigzag).
k. Penyulaman
Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Bibit sulaman yang baik
diambil dari tanaman yang sehat dan tepat waktu (umur bibit) untuk penanaman. Penyulaman
dilakukan pada minggu pertama atau selambat-lambatnya minggu kedua. Sebaiknya
penyulaman dilakukan pagi atau sore hari.
l. Perempelan
Perempelan bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas produksi. Bagian
yang dirempel yaitu tunas samping, yang keluar di ketiak daun pada saat tanaman berumur
10-20 hari. Perempelan dilakukan 2-3 kali sampai terbentuk percabangan utama yang ditandai
dengan munculnya bunga pertama, sekitar umur 18-22 HST dataran rendah, dan 25-30 HST
dataran tinggi.
Selain perempelan tunas, perempelan bunga pertama dan bahkan sampai bunga kedua
pada tanaman yang cukup sehat perlu dilakukan. Perempelan bunga bertujuan untuk
mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif dengan menunda pertumbuhan generatif.
m. Pemasangan Ajir (sokongan)
Sokongan harus dipasang sedini mungkin, yaitu dimulai pada saat tanam atau maksimal 1
(satu) bulan setelah penanaman. Sokongan dipasang sekitar 10 cm dari pangkal batang
tanaman. Ukuran sokongan 125 - 150 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm. Sisi ajir
perludihaluskan untuk mengurangi kerusakan mekanis pada tanaman akibat gesekan.
n. Pengairan
Pengairan harus senantiasa diperhatikan, karena air merupakan faktor vital bagi tanaman
cabai. Penyiraman yang paling banyak (2 hari sekali) yaitu, pada fase vegetative < 40 HST.
Sistem pengairan dapat dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke mulsa plastik
melalui lubang tanaman, hingga posisi selang air tepat di tengah-tengah tempat tanaman
cabai. Untuk pertanaman pada lahan sawah, sistem pengairan dilakukan dengan cara
penggenangan pada saluran drainase antar bedengan dengan ketinggian air sekitar 3/4 tinggi
bedengan.
o. Pengendalian Hama/penyakit
Berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT), pestisida merupakan salah satu
teknik atau komponen PHT yang termasuk dalam pengendalian secara kimiawi.
Pestisida ini bukanlah suatu obat, melainkan bahan racun yang berbahaya bagi manusia,
hewan peliharaan, dan lingkungan bila salah dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, dalam
penggunaan pestisida harus tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan tepat guna.
Gangguan hama pada tanaman cabai merah dapat berbahaya bila tidak segera diatasi, jenis-
jenis hama yang sering menyerang tanaman cabai merah dan system pengendaliannya seperti
dalam Tabel 3. Demikian juga, penyakit pada cabai merah pun banyak ragamnya, jenis
penyakit dan sistem pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Jenis Hama, Gejala Serangan dan Sistem Pengendalian pada Tanaman Cabai Merah.
NO JENIS HAMA GEJALA SERANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Memotong batang tanaman muda yang baru ditanam.
(Brachytypes portentosus Jangan menanam bibit yang terlalu muda. Penyiraman
1 Gansir
Licht) dengan insektisida pada liang gangsir.

 Memotong batang atau tangkai bibit tanaman muda


yang baru ditanam Mengisap cairan daun muda
sehingga menimbulkan bercak-bercak keperakan dan
2 Ulat tanah (Agrotis ipsilonhufn) daun menjadi keriting. Daun meranggas dan
berlubang- lubang. Penyemprotan insektisida pada
sore hari.
 Penanaman harus serentak dalam minggu.

Terdapat luka titik tusukan pada buah. Penyemprotan


3 Kutu thrips (Thripsparvispinus Karny). insektisida secara bergilir. Sanitasi lingkungan

 Buah yang terserang tampak berlubang.


4 Ulat gerayak (Spodop-teralitura F.)  Penyemprotan insektisida.
 Pemasangan perangkap sexpheromone.

 Daun mengulung, keriting, klorosil menguning dan


akhirnya gugur.
5 Lalat buah (Dacusdorsalin Hend)  Penyemprotan insektisida secara selang seling.
 Bersihkan buah yang ter-serang dan penyiagan
gulma

 Warna daun kecoklatan, daun yang terserang


menebal dan ujung tanaman mati.
6 Ulat buah (Helicoverpa spp.HSN)  Penyemprotan Insektisida
 Pemberian tanaman inang
 Pemanfaatan musuh alami (pemangsa kutu daun)

 Daun-daun menguning, pertumbuhan lambat, layu


serta ujung tanaman mati
Kutu persik/aphid
7 (Myzuspersicae Sulz)  Penyemprotan dengan In-sektisida
hijau
 Pencabutan tanaman dan memotong pucuk daun
 Penyemprotan Insektisida dan
 Akarisida
Tungau/mites  Mensterilkan media semai
8
 Pembersihan gulma
 Pencabutan tanaman yang terserang
 Perotasian tanaman

Tabel 4. Jenis Penyakit, Gejala Serangan dan Sistem Pengendalian pada Tanaman Cabai Merah.
No Jenis Penyakit Gejala Serangan Sistim Pengendalian
1. Rebah semai Bibit tidak  Perendaman benih selama 4-6 jam dalam larutan
berkecambah fungisida
dan tiba-tiba  Sterilkan media semai dengan Basamid G
mati
2. Layu fusarium Memucatkan tulang daun  Penyemprotan dengan fungisida
disebelah atas dan  Pengapuran lahan sebelum penanaman
menundukkan tangkai  Pengaturan sistem irigasi
 Pencabutan tanaman yang terserang Pembuangan air
 secara tuntas
3. Layu bakteri Layu pada muda dan  Penyemprotan dengan bakterisida Agrimycin 1,2 g/l.
(Pseudomo nas menguning pada daun tua  Lakukan pergiliran tanaman
solancearum)
4. Antraknosa / Terdapat bintik kecil pada  Merendam benih dalam larutan fungisida Derosal 60
potek buah yang berwarna WP
kehitaman dan berlekuk  Pemisahan buah yang terserang
5. Busuk Busuk pada batang warna Penyemprotan fungisida Pemotong-an tanaman yang
Phytophthora coklat kehitaman, tanaman terserang. Sanitasi lingkungan
layu dan mati
6. Bercak daun Bercak bulat kecil kebasah-  Membuang daun terserang
basahan, berwarna pucat  Penyemprotan fungisida
 Pemusnahan daun dan dibakar
7. Busuk kuncup/ Ranting berwarna kehitaman  Sterilkan media semai dengan fumigan Basamid G
teklik  Pengaturan aerasi udara/air
 Penyemprotan fungisida
8. Bercak bakteri Gugurnya daun, pada buah  Pengaturan jarak tanam
terdapat bercak putih dan  Pembuagan daun yang terserang
coklat kehitaman  Penyemprotan fungisida
9. Penyakit tepung Daun menguning, daun bercak  Hindari merokok dilahan
(Oidiopsissicula seperti tepung  Pembersihan semua gulam
Scal.)  Membakar tanaman terserang
10. Penyakit virus Daun keriting, belang-belang Penyemprotan insektisida
kuning, pertumbuhan kerdil

1.3 PANEN DAN PASCA


a. PANEN
Menjelang panen, perlu dipantau terlebih dahulu blok-blok yang akan dipanen. Hal ini
sebagai pedoman untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang di perlukan dan prediksi
volume panen selain itu, wadah panen timbangan, dan plastic atau kardus untuk mengemas
hasil panen harus juga dipersiapkan sebelumnya. Seminggu sebelum panen staf pemasaran
sudah harus sudah menghubungi pedagang pengumpul. Staf pemasaran juga harus memantau
harga cabe di berbagai pasar sebelum menjual hasil panen ke salah satu pasar. Kalau perlu
hasil panen dijual keluar daerah yang harga jauh lebih tinggi daripada harga di setempat.
1. Kriteria Panen
Cabai Hibrida dapat dipanen dapat saat buah memiliki bobot maksimal, bentuknya
padat dan warna tepat merah nyala dengan sedikit garis hitam (90% masak) dari satu
hamparan.
2. Cara Panen
Cabai hibrida dipetik dengan menyertakan tangkai buahnya. Cabai yang dipanen
tanpa menyertakan tangkai buah akan lebih cepat membusuk bila disimpan dan
mengurangi bobot hasil panen.
b. PASCA PANEN
1. Sortir hasil panen
Cabai hasil panen dikumpulkan disatu harapan untuk dilakukan sortir (pemilihan).
Dalam sortir ini dipilah-pilah antara cabai yang utuh dan yang sehat cabai utuh tetapi
abnormal, cabai yang rusak sewaktu pemanenan dan cabai yang terserang hama dan
penyakit.
2. Pengepakan
Cabai yang sudah disortir kemudian dikemas menurut keperluan pengemasan untuk
pasar local cukup dengan menggunakan karung-karung plastik yang berlubang-lubang
dengan kapasitas 25 sampai 30 Kg. cabai yang akan dipasarkan keluar biasa dikemas
dalam kardus-kardus yang sudah dilubangi sebagai ventilasi udara.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk
dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional
maupun komoditas ekspor. Dengan berkembangnya teknologi budidaya cabai secara intensif maka
tingkat produksi lebih meningkat sehingga kebutuhan konsumsi dapat tercapai.

B. Saran
Untuk penanaman cabai merah sebaiknya benih yang digunakan sebelum tanam diseleksi dan
diperlakukan untuk menghindari kontaminasi penyakit bawaan dari benih tersebut dapat berkembang.
Perlu diadakan percobaan lapangan untuk mengetahui pengaruh di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=MAKALAH+TENTANG+CABE

https://www.academia.edu/19179178/MAKALAH_CABE

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-2-2-54211-613413107-bab1-04042018115656.pdf

Anda mungkin juga menyukai