Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MEMBACA : Complementary Therapies in Clinical Practice

Faktor lingkungan fisik dan lingkungan klinis akan berdampak terhadap kesehatan fisik
dan mental. Maka dari itu, desain dari rumah sakit harus mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut agar tercipta lingkungan yang memberi dampak terhadap pasien maupun tenaga kerja
di rumah sakit. Lingkungan terapeutik (therapeutic environments) ini harus dapat menciptakan
lingkungan yang dapat mempercepat penyembuhan pasien dengan desain yang mengurangi
stres, kecemasan, dan rasa sakit. Menurut jurnal “Complementary Therapies in Clinical
Practice”, terdapat 10 faktor yang dalam lingkungan terapeutik sebagai berikut:
1. Artwork and healing process
2. Optimizing environmental light and views in hospital rooms
3. Hospital auditory environment
4. Incorporating musical sound for therapy
5. Landscape and therapeutic gardens
6. Colour and its impact in hospital environment
7. Personal control and access to privacy
8. Access to social support
9. Cleanliness and ease of maintenance
10. Architectural design impact on hospital occupants
Dari 10 faktor tersebut terdapat tiga faktor yang saya kurang setuju, yaitu Artwork and
healing process, Incorporating musical sound for therapy, dan Personal control and access to
privacy. Penjabaran argumentasi dari tiga faktor tersebut sebagai berikut:
1. Artwork and healing process
Peletakan karya seni pada rumah sakit bertujuan untuk mengurangi perasaan
terisolasi, meningkatkan emosi positif, dan menenangkan pasien. Namun, karya seni
sendiri bersifat sangat subjektif yang akan menimbulkan persepsi atau pandangan yang
berbeda pada tiap individu yang melihatnya. Umumnya karya seni naturalisme yang
menunjukkan pemandangan alam dapat menciptakan rasa tenang bagi individu yang
melihatnya, tetapi ini tidak berlaku untuk semua individu. Sebagai contohnya, beberapa
individu yang memiliki pengalaman trauma akan suatu hal yang tergambarkan pada
lukisan tersebut atau individu yang mentalnya sedang tidak baik sehingga muncul
fikiran-fikiran negatif akibat lukisan tersebut atau timbul rasa takut. Contoh
gambar-gambar lukisan yang memiliki kemungkinan berdampak buruk bagi pasien:
Sumber:
https://lh6.googleusercontent.com/proxy/tnNbRduzQcSvhg4Mw4nFT7o2qyk0y7nocb8VcYzsnaT
6KMyvPaQyNAVtuWI98X1wwS5eK3JxITnXpNm3-SD79DJz7cvu8TbzG_Gm8Gc7WP5U9Zoyy5
Aj7W6Sif4wr-O-oOtSMdNtXlX0TSmHHbmeLcttBzLbaa-D=w1200-h630-p-k-no-nu

Sumber:https://p4.wallpaperbetter.com/wallpaper/506/770/524/digital-art-nature-landscape-cloud
s-wallpaper-preview.jpg

2. Incorporating musical sound for therapy


Terapi musik merupakan metode yang digunakan untuk meredakan stres
fisiologis dan psikologis oleh pasien. Metode ini dilakukan dengan melalui beberapa
tahap, salah satunya adalah wawancara dengan pasien mengenai jenis musik yang
dapat dijadikan sebagai terapi. Jenis-jenis terapi musik terdapat pada gambar dibawah
ini.
Sumber:
https://pict.sindonews.net/infografis/slider/2020/01/742/berguna-untuk-terapi-musik-bisa-
meningkatkan-mental-manusia-ixc.jpg
Dapat dilihat bahwa jenis terapi musik sangat beragam akibatnya memungkikan
terdapat kesalahan dalam pemilihan jenis terapi musik. Kesalahan tersebut mungkin
hanya berdampak tidak berhasilnya meredakan stres dari pasien, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga berdampak memicu stres pada pasien. Kemungkinan lainnya adalah
tidak ada satupun jenis terapi musik yang cocok atau bekerja untuk meredakan stres
pada pasien.

3. Personal control and access to privacy.


Sumber:
https://jual-alkes.com/wp-content/uploads/2018/04/Beberapa-Kasur-Pasien-Tertentu-Har
us-Menggunakan-Kasur-Decubitus-300x300.jpg

Pemberian kontrol pribadi dan akses privasi kepada pasien bertujuan agar
pasien mendapatkan kenyamanan emosional dan kemudahan penggunaan fasilitas
rumah sakit. Hal ini dapat diterapkan dengan pemberian akses dan kontrol terhadap
fasilitas rumah sakit ,seperti kontrol tempat tidur,peredup samping tempat tidur, televisi,
dan lain sebagainya. Adanya pemberian akses dan kontrol ini tentu akan memberikan
kenyaman kepada pasien, tetapi jika diberikan tanpa adanya pengawasan justru akan
menimbulkan ketidaknyamanan dan ketidakamanan. Sebagai contoh, pemberian remote
control atau alat kontrol tempat tidur pasien sehingga pasien dapat mengatur ketinggian
sandaran. Jika pasien tidak diawasi, ada kemungkinan pasien melakukan kesalahan
dalam pengontrolan tempat tidurnya sehingga menyebabkan kecelakaan. Kemudian, jika
pasien menyalakan TV sepanjang waktu sehingga tidak beristirahat atau bahkan
mengganggu pasien lainnya. Maka dari itu, perlunya pengawasan dan pembatasan akan
kontrol pribadi dan akses privasi terhadap pasien.

Disamping tiga faktor diatas, terdapat dua faktor yang saya sangat setuju. Dua faktor itu
meliputi, Optimizing environmental light and views in hospital rooms dan Architectural design
impact on hospital occupants. Penjabaran argumentasi dari kedua faktor tersebut sebagai
berikut:
1. Optimizing environmental light and views in hospital rooms

Sumber: Pinterest
Pencahayaan alami dan pemandangan pada jendela kamar rumah sakit
memberikan banyak efek positif terhadap pasien. Adanya pencahayaan alami dari
matahari membantu pemulihan pasien secara emosional .melalui meningkatkan suasana
hati, mengurangi ketegangan. Secara ilmiah, cahaya juga mengontrol produksi hormon,
meningkatkan metabolisme protein, merangsang produksi sel darah putih, dan
menurunkan tekanan darah. Selain itu, penggunaan cahaya alami dapat menghemat
energi. Adanya pemandang pada jendela kamar rumah sakit berfungsi untuk
menghubungkan pasien dengan dunia luar sehingga pasien tidak merasa terisolasi dan
mengetahui waktu berdasarkan terang gelapnya langit. Pemandangan indah dan alami
juga akan membantu pasien menghilangkan stres dan penat.

2. Architectural design impact on hospital occupants


Desain arsitektur pada rumah sakit memberikan dampak yang signifikan
terhadap tenaga kerja rumah sakit. Maka dari itu, arsitek memiliki tugas untuk mengatur
tata letak ruang dan tata letak bangsal pasien. Tata letak ruang yang tercipta harus
memudahkan dalam melakukan aktivitas tenaga kerja dan pasien di dalam rumah sakit.
Selain itu, desain-desain lainnya juga perlu diperlukan seperti peletakan area service,
sirkulasi udara, sirkulasi pencahayaan, dan penutup termal. Berikut adalah contoh denah
dari rumah sakit.

Sumber:
https://i2.wp.com/www.multidesainarsitek.com/wp-content/uploads/2015/11/Bangunan-In
duk-LT-1-RS-Narariya-Husada.jpg

Dari penjabaran diatas, maka kita sebagai arsitektur perlu mempertimbangkan segala
faktor-faktor diatas sehingga bangunan yang tercipta dapat mempengaruhi perilaku
penggunanya kearah yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai