Anda di halaman 1dari 13

Konferensi Meja Bundar dan Perkembangan Ideologi

Komunis di Indonesia

Disusun Oleh
Arisa Verisca S.
Farrel Ahmad L.
Haikal Analsi
Hiroyuki Diva V.H
Siti Aisyah S.
Vito Ramadhan W.F

Kelas XII IPA-1


Tahun Pelajaran 2023/2024

SMA NEGERI 20 BATAM


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konferensi Meja Bundar
dan Perkembangan Ideologi Komunis di Indonesia” dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian
laporan ini. Khususnya untuk ibu Diana yang telah membimbing penulis dalam membuat makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan bernilai bagi pembaca dan penulis pada
khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diperlukan demi kesempurnaan penulisan
laporan ini.

Batam, Juli 2023

Penulis

1
ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang aplikasi Konferensi Meja Bundar (KMB) dan perkembangan
ideologi komunis di Indonesia. Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan atau konferensi di
mana peserta duduk mengelilingi meja bundar untuk membahas isu-isu tertentu atau mencari solusi atas
permasalahan yang ada. Ideologi komunis adalah suatu sistem politik, sosial, dan ekonomi yang berakar
dari ajaran filsafat Karl Marx dan Friedrich Engels, yang dikemukakan dalam karyanya yang terkenal,
"Manifesto Partai Komunis" pada tahun 1848. Ideologi komunis menyuarakan cita-cita kesetaraan
sosial dan kepemilikan kolektif atas sumber daya dan produksi.

Dalam kesimpulan, makalah ini akan menjelaskan tentang Konferensi Meja Bundar dan
perkembangan ideologi komunis di Indonesia secara ringkas.

Kata Kunci: Konferensi meja bundar, KMB, komunis, komunisme, perkembangan komunisme di
Indonesia.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1

ABSTRAK.................................................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3

BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.................................................................................................................................................5

BAB II: PEMBAHASAN..........................................................................................................................6


2.1 Pengertian Konferensi Meja Bundar.....................................................................................................6
2.2 Latar Belakang Konferensi Meja Bundar.............................................................................................6
2.3 Hasil Konferensi Meja Bundar..............................................................................................................7
2.4 Dampak Konferensi Meja Bundar........................................................................................................7
2.5 Pengertian Ideologi Komunis................................................................................................................8
2.6 Awal Penyebaran Ideologi Komunis di Indonesia................................................................................8
2.7 Perkembangan Partai Komunis di Indonesia........................................................................................9
2.8 Akhir dari Partai Komunis di Indonesia..............................................................................................11

BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................12


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda,
dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO
(Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di
kepulauan Indonesia. Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda
dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati , Perjanjian Renville , dan Perjanjian Roem-Royen.
Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik
Indonesia Serikat.

Ideologi komunis adalah ideologi yang berkenaan dengan filsafat, politik, sosial, dan ekonomi yang
tujuan utamanya menciptakan masyarakat dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan
bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara. Ideologi komunis yang berakar
dari ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels telah memiliki sejarah panjang di Indonesia. Ideologi ini
mempengaruhi perjalanan sejarah politik dan sosial Indonesia, dan pengaruhnya masih dapat dirasakan
hingga saat ini.

Makalah ini akan membahas tentang latar belakang, negosiasi, hasil, dan dampak konferensi meja
bundar, serta perkembangan ideologi komunis di Indonesia dari awal masuknya hingga berbagai
peristiwa bersejarah yang mempengaruhi eksistensinya di negara ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan yang dinyatakan pada bagian latar belakang, makalah ini akan membahas tentang latar
belakang, hasil, dan dampak Konferensi Meja Bundar, serta perkembangan ideologi komunis di
Indonesia dari awal masuknya hingga berbagai peristiwa bersejarah yang mempengaruhi eksistensinya
di negara ini.

1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membahas tentang peristiwa bersejarah Konferensi Meja
Bundar dan perkembangannya ideologi komunis di Indonesia.

4
1.4 Manfaat

Karya ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:

1. Pembaca dapat mengetahui latar belakang, hasil, dan dampak Konferensi Meja Bundar.
2. Pembaca dapat mengetahui bagaimana perkembangan ideologi komunis di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda,
dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO
(Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di
kepulauan Indonesia. Konferensi ini bertujuan untuk membahas dan mencari solusi terkait status
Indonesia sebagai negara merdeka setelah masa penjajahan Belanda.

2.2 Latar Belakang Konferensi Meja Bundar

Pada 18 Desember 1948, Belanda melakukan Agresi Militer II terhadap Indonesia yang melanggar
Perjanjian Renville yang telah disepakati bersama. Sebelumnya, Belanda juga melakukan Agresi Militer
I yang melanggar Perjanjian Linggarjati. Setelah melaukan Agresi Militer II, Belanda mendapatkan
kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dunia internasional. Terlebih lagi, Belanda
menangkap sejumlah pimpinan Indonesia termasuk Soekarno, Moh. Hatta, Haji Agus Salim, dan
beberapa menteri kabinet yang tengah bertugas di ibu kota waktu itu, Yogyakarta.

Pada 29 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB menegur Belanda dan menuntut pengembalian
seluruh petinggi RI beserta pemulihan pemerintahannya. Kemudian pada 4 April 1949, digelarlah
Perundingan Roem-Royen antara Belanda dan Indonesia. Perundingan ini berakhir pada 7 Mei 1949 dan
menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain disetujuinya pelaksanaan KMB di Den Haag,
kembalinya Pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949, dan gencatan senjata.

6
2.3 Hasil Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar secara resmi ditutup di gedung parlemen Belanda pada 2 November 1949.
Berikut adalah hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar.

1.Serah terima kedaulatan atas wilayah Hindia Belanda dari pemerintah kolonial Belanda kepada
Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah
Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat
negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena
itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serah terima, dan bahwa
masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
2. Status Irian Barat diselesaikan dalam waktu satu tahun setelah pengakuan
kedaulatan. 3.Akan dibentuknya Uni Indonesia-Belanda dengan pemimpin Kerajaan
Belanda.
4. Republik Indonesia Serikat mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi serta izin
baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
5. Pengembalian utang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.

Parlemen Belanda memperdebatkan kesepakatan tersebut, dan Majelis Tinggi dan Rendah
meratifikasinya pada tanggal 21 Desember oleh mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan. Terlepas dari
kritik khususnya mengenai asumsi utang pemerintah Belanda dan status Papua Barat yang belum
terselesaikan, legislatif Indonesia, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), meratifikasi kesepakatan
tersebut pada tanggal 14 Desember 1949. Kedaulatan dipindahkan kepada Republik Indonesia Serikat
pada tanggal 27 Desember 1949.

2.4 Dampak Konferensi Meja Bundar

Tanggal 27 Desember 1949, pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi


Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri, yang membentuk Kabinet Republik Indonesia
Serikat. Indonesia Serikat dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang terdiri dari 16 negara bagian
dan merupakan persekutuan dengan Kerajaan Belanda.

7
Tanggal penyerahan kedaulatan oleh Belanda ini juga merupakan tanggal yang diakui oleh Belanda
sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia. Barulah sekitar enam puluh tahun kemudian, tepatnya pada 15
Agustus 2005, pemerintah Belanda secara resmi mengakui bahwa kemerdekaan de facto Indonesia
bermula pada 17 Agustus 1945. Dalam sebuah konferensi di Jakarta, Perdana Menteri Belanda Ben Bot
mengungkapkan "penyesalan sedalam-dalamnya atas semua penderitaan" yang dialami rakyat Indonesia
selama empat tahun Revolusi Nasional, meski ia tidak secara resmi menyampaikan permohonan maaf.
Reaksi Indonesia kepada posisi Belanda umumnya positif; Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan
Wirayuda mengatakan bahwa, setelah pengakuan ini, "akan lebih mudah untuk maju dan memperkuat
hubungan bilateral antara dua negara".

Terkait utang Hindia Belanda, pemerintahan Sukarno membayar sebanyak kira-kira 4 miliar gulden
dalam kurun waktu 1950-1956 namun kemudian memutuskan untuk tidak membayar sisanya akibat
memanasnya hubungan akibat sengketa Irian Barat. Di awal pemerintahan Suharto, sebagai prasyarat
untuk diberikannya dana bantuan untuk krisis ekonomi saat itu oleh IGGI, Indonesia memulai kembali
pembayaran hutang yang dihentikan Sukarno kepada Belanda dan juga pembayaran ganti rugi
nasionalisasi perusahaan Belanda dengan total sebesar 2,4 milyar dolar Amerika saat itu. Pembayaran ini
terus berlangsung selama 35 tahun hingga pembayaran terakhir yang dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia pada tahun 2003, bersamaan dengan ditutupnya Claimindo dan Belindo, kedua entitas
penerima dana tersebut yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek Belanda.

2.5 Pengertian Ideologi Komunis

Ideologi komunis adalah suatu sistem politik, sosial, dan ekonomi yang berakar dari ajaran filsafat
Karl Marx dan Friedrich Engels, yang dikemukakan dalam karyanya yang terkenal, "Manifesto Partai
Komunis" pada tahun 1848. Tujuan utamanya menciptakan masyarakat dengan aturan sosial ekonomi
berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara.

2.6 Awal Penyebaran Ideologi Komunis di Indonesia

Sebelum munculnya ideologi komunisme di Indonesia, pemikiran sosialis dan radikal telah tersebar
melalui pergerakan intelektual dan pekerja awal abad ke-20. Buku-buku dari pemikir Eropa seperti Karl
Marx, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan
mempengaruhi pemikiran para aktivis.

8
Komunisme masuk ke Indonesia dipelopori oleh Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet,
disingkat Henk Sneevliet. Henk Sneevliet merupakan warga Belanda yang datang ke Indonesia pada
tahun 1913. Bersama Adolf Baars, Henk Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV).

Awalnya organisasi ini tidak mempropagandakan komunis, namun lambat laun mengubah diri
menjadi berpandangan komunis. Setelah keberhasilan revolusi di Rusia, mereka memasuki
organisasi- organisasi massa untuk menyebarkan paham ini, salah satunya Sarekat Islam (SI)
pimpinan Semaun.

2.7 Perkembangan Partai Komunis di Indonesia

Karena penyebaran ideologi komunis yang dilakukan ISDV, SI terbelah menjadi SI Merah
(komunis) dan SI Putih (agamis). Pada Kongres ISDV di Semarang Mei 1920, nama organisasi ISDV
diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH). Semaun adalah ketua partai dan Darsono
menjabat sebagai wakil ketua. Sekretaris, bendahara, dan tiga dari lima anggota komite adalah orang
Belanda. PKH adalah partai komunis Asia pertama yang menjadi bagian dari Komunis Internasional.
Henk Sneevliet mewakili partai pada kongres kedua Komunis Internasional 1921. Pada 1924 nama partai
ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Selama masa penjajahan Belanda, PKI menjadi salah satu organisasi yang mengajukan tuntutan
keadilan sosial dan kemerdekaan Indonesia. Aktivitas politiknya terus berkembang, dan partai ini
menjadi salah satu kekuatan politik yang cukup berpengaruh pada periode tersebut.

PKI muncul kembali di panggung politik setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, dan secara aktif
mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan dari Belanda. Banyak unit bersenjata berada di
bawah kontrol atau pengaruh PKI. Meskipun milisi PKI memainkan peran penting dalam memerangi
Belanda. Selama pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II, PKI menunjukkan perlawanan terhadap
penindasan Jepang dan juga mendapatkan beberapa keuntungan dalam mencari dukungan massa.

9
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, PKI mendukung perjuangan
kemerdekaan dan berpartisipasi dalam pemerintahan. Namun, hubungannya dengan pemerintah
nasionalis semakin memanas karena beberapa alasan, termasuk sikap PKI yang semakin radikal.

Pada 1948 di Madiun, kelompok militer PKI menolak untuk pergi bersama dengan perlucutan senjata
para anggota yang dibunuh pada bulan September tahun yang sama. Pembunuhan itu memicu
pemberontakan kekerasan. Hal Ini memberikan alasan untuk menekan PKI. Hal ini diklaim oleh sumber-
sumber militer bahwa PKI telah mengumumkan proklamasi 'Republik Soviet Indonesia' pada tanggal 18
September dengan menyebut Musso sebagai presiden dan Amir Syarifuddin sebagai perdana menteri.
Pada saat yang sama PKI mengecam pemberontakan dan meminta tenang.

Pada 30 September, Madiun diambil alih oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai
terbunuh dan dipenjara. Di antara beberapa pemimpin yang dieksekusi termasuk Musso yang dibunuh
pada 31 Oktober saat tertangkap di Desa Niten Kecamatan Sumorejo, Ponorogo. Diduga ketika Musso
mencoba melarikan diri dari penjara, sedangkan Aidit dan Lukman pergi ke pengasingan di Republik
Rakyat Tiongkok. Namun, PKI tidak dilarang dan terus berfungsi. Rekonstruksi partai dimulai pada
tahun 1949.

Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya, dengan organ-organ utamanya yaitu
Harian Rakjat dan Bintang Merah. Pada 1950-an, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di
bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang
diambil oleh Presiden Soekarno.

Pada 1965, Sukarno bertindak menyeimbangkan antara PKI, militer, fraksi nasionalis, dan
kelompok- kelompok Islam yang terancam oleh kepopuleran PKI. Pengaruh pertumbuhan PKI
menimbulkan keprihatinan bagi pihak Amerika Serikat dan kekuatan barat anti-komunis lainnya. Situasi
politik dan ekonomi menjadi lebih tidak stabil, Inflasi tahunan mencapai lebih dari 600 persen dan
kehidupan Indonesia memburuk.

10
2.8 Akhir dari Partai Komunis di Indonesia
Pada malam 30 September dan 1 Oktober 1965, enam jenderal senior Indonesia dibunuh dan mayat
mereka dibuang ke dalam sumur. Pembunuh para jenderal mengumumkan keesokan harinya bahwa
Dewan Revolusi baru telah merebut kekuasaan, yang menyebut diri mereka "Gerakan 30 September’.
Dengan banyaknya jenderal tentara senior yang mati atau hilang, Jenderal Suharto mengambil alih
kepemimpinan tentara dan menyatakan kudeta yang gagal pada 2 Oktober. Tentara dengan cepat
menyalahkan upaya kudeta PKI dan menghasut dengan kampanye propaganda anti-Komunis di seluruh
Indonesia. Dan pada tanggal 22 November, Aidit ditangkap dan dibunuh.

Meskipun mendapat perlawanan secara sporadis, PKI berdiri dengan lumpuh setelah pembunuhan
1965-1966. Sebagai hasil dari pembunuhan massal ini, kepemimpinan partai lumpuh di semua tingkat,
meninggalkan banyak mantan pendukung dan kekecewaan simpatisan, tanpa pemimpin lagi, dan tidak
terorganisir.

Pada masa Orde Baru yang dimulai dari tahun 1966 dengan Soeharto sebagai presiden, PKI dianggap
sebagai musuh negara dan semua bentuk ekspresi komunisme secara ketat dilarang. Pemerintahan Orde
Baru mengambil langkah-langkah keras untuk menghilangkan setiap jejak komunisme dan melarang
pembentukan partai politik berdasarkan ideologi tersebut.

Setelah runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, pembatasan terhadap ideologi komunis perlahan-
lahan berkurang. Beberapa mantan anggota PKI mengajukan permohonan rehabilitasi dan diakui sebagai
korban politik. Meskipun begitu, komunisme tetap menjadi isu sensitif dalam politik Indonesia hingga
saat ini.

Sampai tahun 2004, mantan anggota PKI masih dilarang dan masuk daftar hitam dari banyak
pekerjaan termasuk apabila ingin bekerja di pemerintahan, sebagaimana kebijakan rezim Soeharto yang
telah dijalankan sejak pembersihan PKI tahun 1965.

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah konferensi yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23
Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO
(Bijeenkomst voor Federaal Overleg) untuk membahas status kemerdekaan Indonesia. Konferensi Meja
Bundar menghasilkan kedaulatan terhadap Hinda Belanda, pengembalian utang Hinda Belanda, dan lain-
lain.

Ideologi komunis di Indonesia berasal dari Henk Sneevliet, salah satu pendiri ISDV yang
menyebarkan paham komunis ke berbagai organisasi-organisasi di Indonesia. Penyebaran paham
komunis tersebut mengakibatkan pendiriannya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berperan penting
dalam sejarah Indonesia. Karena tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap Indonesia oleh PKI, paham
komunis sangat keras dilarang di Indonesia.

3.2 Saran

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengetahui apa yang telah dialami para leluhur kita, kita
juga harus berjuang untung mempertahankan nilai-nilai pancasila. Dengan itu, diharapkan masyarakat
Indonesia dapat menghadapi tantangan sejarah dan ideologi dengan lebih bijaksana dan penuh
kesadaran. Upaya ini penting untuk membangun kebersamaan, toleransi, dan kohesi sosial dalam rangka
mencapai masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.

12

Anda mungkin juga menyukai