Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“SHIYAL, BUGHAT, DAN KHAWARIJ “

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Bidang Studi Fiqih Jinayat


Ma’had Aly Al Musyaffa’
Dosen Pengampu
Agus Azhar Faiq, S. Ag.

Disusun Oleh :
Kelompok V

1. M. Fajrul Falah (426220200063)


2. M. Lucky Misbahul H. (426220200065)

MA’HAD ALY ALMUSYAFFA’

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Shiyal, Bughat Dan Khawarij“ ini dengan
tepat waktu.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Dosen Agus Azhar Faiq, S. Ag. pada mata kuliah Fiqih Jinayat. Juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi penyusun maupun pembaca.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnakan
makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen dan teman-
teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah
meridhoi segala usaha kami.
Amin.

Kampir, 31 Oktober 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Shiyal............................................................................................................2
B. Perihal Kerusakan Yang Disebabkan Binatang............................................3
C. Bughat...........................................................................................................4
D. Khawarij........................................................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
B. Kritik dan Saran............................................................................................6
BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam diri manusia, kebajikan dan keburukan itu sama-sama bersanding.


Oleh sebab itu, setiap manusia pasti memiliki potensi kebaikan dan juga
keburukan. Keburukan itu mendorong manusia pada perilaku kesewenang-
wenangan, sedangkan kebajikan selalu menghasilkan sebuah kebahagiaan.
Ketika keburukan itu mendorong pada kesewenang-wenangan, kebajikan
merintih dan berseru untuk menceganhnya, begitu juga sebaliknya.

Kemudian, dalam kajian fiqih kebetulan terdapat pembahasan tentang


kebajikan dan keburukan tersebut, yang akan kami jadikan pokok
pembahasan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Shiyal Dan Hal Yang Berkaitan Dengannya?


2. Apa Pengertian Bughot Dan Hal Yang Berkaitan Dengannya?
3. Apa Pengertian Khawarij Dan Hal Yang Berkaitan Dengannya?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Shiyal Dan Hal Yang Berkaitan Dengannya.


2. Mengetahui Pengertian Bughot Dan Hal Yang Berkaitan Dengannya.
3. Mengetahui Pengertian Khawarij Dan Hal Yang Berkaitan Dengannya.
4. Memenuhi Tugas Dari Bapak Dosen Agus Azhar Faiq, S. Ag.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Shiyal

Shiyal ialah memusuhi, maksudnya melakukan perbuatan jelek secara paksa


kepada orang lain. Seseorang diperbolehkan melawan orang muslim ataupun non
muslim baik itu telah mukallaf maupun belum yang hendak berbuat jelek kepada
orang yang dilindungi nyawanya atau anggota badan atau pemerkosaan dan
sesuatu yang menjerumus terhadap pemerkosaan, misalnya mencium dan
memeluk atau terhadap harta walaupun tidak bernilai, misalnya sebutir biji
gandum atau barang tertentu misalnya kulit dari bangkai binatang, baik itu milik
orang yang melawan atau milik orang lain.

Legalitas dari hal di atas berdasarkan pada hadits shohih yakni "sesungguhnya
orang yang terbunuh lantaran membela nyawanya atau hartanya atau keluarganya
maka orang itu mati syahid". Dari dihukumi kesyahidannya itu, bisa
ditetapkan bahwa ia diperbolehkan membunuh dan menyerang, maksudnya segala
perbuatan yang menjurus kepada pembunuhan penyerangan misalnya melukai.

Dan wajib melawan dari tindak kriminalitas yang mengancam nyawa,


walaupun yang menjadi sasaran itu adalah budak, yang dilakukan oleh orang non
muslim atau binatang atau muslim yang tidak terlindungi nyawanya, misalnya
orang yang berzina dalam kondisi mukhson, meninggalkan sholat atau pembegal
yang telah wajib dibunuh, maka haram menyerah kepada mereka. Jika yang
mengancam nyawa itu adalah orang muslim yang terpelihara hak kelanjutan
hidupnya, maka tidak wajib melawan tapi diperbolehkan menyerah kepadanya,
bahkan disunahkan karena ada keterangan dasar memerintahkannya.

Kemudian tidak ada kewajiban menolak tindak kejahatan terhadap harta


miliknya sendiri yang tidak bernyawa. Penjahat yang ma'shum hendaklah dilawan
dengan cara yang paling kecil resikonya lalu yang seatasnya dan seatasnya jika
memungkinkan.1

Kemudian dalam kitab Yaqut An Nafis dijelaskan bahwa hukum menolak


serangan orang lain dengan tindakan yang paling ringan dibagi menjadi dua, yaitu

1. Wajib, jika korban adalah orang yang terpelihara, baik diserang


nyawanya, anggota badannya, fungsi panca indera, kemaluan
(kehormatan), maupun perantara kepada kemaluan
(dicium atau dipeluk).
2. Boleh (tidak wajib), jika yang dirampas adalah harta atau barang yang
tidak bisa dimiliki namun bisa dimanfaatkan, misalnya pupuk kandang.
Demikian pula boleh (tidak wajib) menolak serangan dalam kasus
perampasan nyawa jika pelaku serangan adalah muslim yang
dilindungi darahnya (ma’shum), bahkan disunahkan menyerah jika
tidak memungkinkan untuk menghindar atau lari.2

B. Perihal Kerusakan Yang Disebabkan Binatang

Seseorang yang sedang bersama binatang walaupun ia menyewanya atau


menggoshobnya atau meminjamnya, maka ia harus mengganti rugi kerusakan

1
Terjemah Fathul Mu’in, (Kediri : Santri Salaf Press Dan Lirboyo Press, 2021) Hlm. 497-498
2
Terjemah Al-Yaqut An-Nafis, (Solo : Pustaka Arofah, 2021) Hlm. 438-439
sebab binatangnya. Akan tetapi jika ia tidak bersama binatang tersebut, makai a
tidak kerusakan yang disebabkan oleh binatang tersebut. Kecuali jika ia lalai
dalam mengikatnya, atau sengaja melepaskannya. Sementara pihak yang
dirugikan tidak teledor dalam meletakkan barang.3

Kerusakan pada burung atau makanan disebabkan oleh sejenis kucing yang
memang diketahui suka merusak maka pemilik kucing tersebut wajib ganti rugi
baik kejadiannya pada malam atau siang hari jika pemilik kucing itu terbukti
sembarangan dalam mengikatnya.

Kucing buas yang bermaksud memangsa burung atau makanan boleh untuk
dilawan sebagaimana perlawanan pada Sho'il (Orang Jahat), hanya saja harus
memperhatikan urutan cara melawannya.4

C. Bughat

Bughat secara bahasa berarti orang orang yang melampaui batas. Sedangkan
menurut syara’ bughat adalah kaum muslimin yang menentang atau
berseberangan kepada imam dengan takwil batil menurut prasangkaan, dan
mereka memiliki kekuatan.

Hukum memerangi bughat adalah wajib, namun harus menggunakan senjata


yang tidak membumihanguskan seperti halnya api, kecuali jika dhorurot.
Tawanan tawanan dari pihak mereka tidak dibunuh, namun dilepaskan jika
peperangan telah selesai. Juga tidak diperbolehkan membunuh mereka yang
melarikan diri dan menghabisi sekalian mereka yang sudah terluka. Tidak boleh
menggunakan harta mereka yang telah dirampas dan harus mengembalikan
kepada mereka jika kondisi telah aman dan kondusif.5

Dalam Al-Qur’an bughat disinggung dalam surat Al-Hujarat ayat 9 “Dan


sekiranya dua kumpulan orang beriman saling berperang maka damaikanlah
antara kedua-duanya, jika salah satu kumpulan telah menceroboh ke atas
kumpulan yang lain maka perangilah kumpulan yang menceroboh itu sehingga ia
kembali kepada Allah (dengan meninggalkan perbuatan menceroboh). Jika ia

3
Ibid hlm. 439
4
Ibid hlm. 507-508
5
Ibid Hlm. 441
telah kembali, maka damaikanlah kedua-duanya dengan adil dan berlaku
seksamalah, sesungguhnya Allah suka orang yang melakukan keseksamaan”

Dalam Fath Al-Qarib bughat diperangi dengan tiga syarat, yaitu:

1. Mereka memiliki kekuatan, dengan gambaran mereka memiliki


keahlian, pasukan, dan orang yang ditaati. Artinya, pemimpin yang
adil merasa kesulitan untuk mengembalikan mereka tunduk padanya,
seperti perlu menambah pembiayaan dan menggalang pasukan.
2. Keluar dari payung imam yang adil, baik tidak menaatinya atau
mengelak dari hak yang dibebankan pada mereka.
3. Mereka menggunakan penafsiran atau ta’wil yang batil. Maksudnya,
dalam memerangi imam dan penguasa yang sah mereka menggunakan
penafsiran tertentu untuk membenarkannya.6

D. Khawarij

Khawarij adalah kaum muslimin yang mengafirkan pelaku dosa besar dan
memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin. Hukum memerangi mereka adalah
wajib jika mereka memerangi kita atau mereka keluar dari ketaatan terhadap
imam. Mereka dihukumi seperti pemberontak. Jika mereka tidak memerangi kita,
maka kita tak boleh memerangi mereka.7

6
Terjemah Fath Al-Qarib, (Kediri : Anfa’ Press, 2019) Hlm. 633-635
7
Ibid hlm. 442
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Seseorang diperbolehkan melakukan perlawan terhadap orang yang akan


berbuat jelek kepadanya, bahkan ketika kejelekan tersebut belum terjadi,
maksudnya masih dalam prasangka. Kemudian seseorang harus mengganti rugi
kerusakan yang disebabkan oleh binatang yang sedang bersamanya.

Bughat (pemberontak) adalah komunitas muslim yang berseberangan kepada


imam adil. Sedangkan Khawarij adalah kaum muslimin yang mengafirkan pelaku
dosa besar dan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin. Hukum memerangi
mereka adalah wajib jika mereka memerangi kita, jika mereka tidak memerangi
kita, maka kita tak boleh memerangi mereka.

B. Kritik dan Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami sebagai penyusun sangat sadar masih
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberi manfa’at bagi kita semua.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Terjemah Fathul Mu’in, (Kediri : Santri Salaf Press Dan Lirboyo Press, 2021)
Terjemah Al-Yaqut An-Nafis, (Solo : Pustaka Arofah, 2021)
Terjemah Fath Al-Qarib, (Kediri : Anfa’ Press, 2019

Anda mungkin juga menyukai