Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rizki Ridwan Saputra

Kelas : XI IPS 1

No absen : 31

Ayahku Pahlawanku

Pagi itu, aku masih didalam kamarku yang masih tampak berantakan dan tampak
bermalas-malasan di tempat tidurnya. Jam weker yang ada di atas meja belajarnya telah
menunjukan pukul 05.00 pagi. Ia malah tampak menguap berkali-kali tanpa menghiraukan
matahari yang mulai bersinar dari ufuk selatan.

“Rizky bangun nak, udah siang, hari ini kamu mau sidangskripsi” teriak ayah membangunkan
aku .

Tetapi aku tetap tidak menghiraukan teriakan ayahnya.“ayo nak bangun, jam sudah
menunjukan pukul 05.00 nanti kamu terlambat!”.

“Iya yah bentar, masih ngantuk Sahut Rizky dengan suara ketus.

Dia tetap melanjutkan tidurnya untuk tetap menikmati surga di bawah alam sadar. Pada saat
itu iya merasa menjadi seorang raja dari kerajaan konglomerat dan ia merasa begitu gagah
dengan perisai yang dikenakanya begitu mewah.Tak hanya itu, ia juga mempunyai pengawal
yang setia menemaninya kemana pun ia pergi dan kapan pun ia pergi, para pengawal siap
menemaninya. Alhasil itu hanya sebuah mimpi.

“ayo nak bangun nanti kamu kesiangan”!

“iya yah ini rizky juga sudah bangun kok”,sahut aku .

“Iya udah nak sholat subuh dulu udah siang, setelah itu mandi ya, jangan lupa sarapan ayah
udah nyiapin makanannya di meja makan”. Kata ayah sambil beres-beres dapur kecintaanya.

Rizki merupakan anak satu-satunya pak Irwan yang masih hidup. Ibu rizki meninggal dunia di
saat Rizky umur 2 tahun, ia di vonis penyakit paru-paru oleh dokter. Tak lama kemudian di susul
kakak Rizky , yang di vonis sakit liver.Jadi sekarang yang menggantikan posisi ibu adalah pak
Irwan, Ia sosok ayah sekaligus ibu bagi aku

“yah Rizky berangkat kuliah dulu ya”, kata Rizky sambil berjabat tangan.

“iya nak, hati-hati di jalan. Naik sepeda montornya jangan ngebut-ngebut ya”,

“iya yah, Rizky berangkat, assalamualaikum”.

“walaikumsalam nak, hati-hati!” jawab ayah.

Ayah Rizki yang hanya berprofesi sebagai kuli bangunan tetapi iya tak pernah patah semangat
untuk menyekolahan anaknya agar bisa menjadi orang yang pintar dan nantinya bisa menjadi
orang yang sukses. Ia tak pernah mengeluh akan rejeki yang allah berikan.

Tttuuttuutt…. Bunyi hp rizky berdering. Dan dilihatnya ternyata bibi menelfon. Ada apa ya
tumben bibi jam segini nelfon, kata Rizky dalam hati.

“Hallo bi, ada apa ya? kok tumben jam segini nelfon” kata Rizky.

“Rizky kamu pulang ya, ayahmu di rawat di RS Permata Medika”, jawab bibi

,“Ayah kenapa bi! Ada apa dengan Ayah”, pikiran Rizky menjadi tak karuan air matanya pun ikut
menetes membasai pipinya.

“Pulang dulu nak, nanti bibi ceritain di Rumah Sakit” kata bibi sambil mematikan telfonya.

Sesampainya di Rumah Sakit Permata Medika, Rizky tak bisa menahan air matanya yang terus
membasi pipinya, iya tak tahan melihat bapaknya yang berbaring lemah di tempat tidur rumah
sakit. Jidadnya dan kakinya yang tertempel perban membuat rizky menangis terisak-isak. Ia pun
langsung memasuki ruang mawar dimana tempat ayahnya di rawat.

“Ayaahhhh…kenapa ayah bisa kaya gini yah,” isak tangis Rizky sambil memeluk badan ayahnya
yang tergores luka.

“ayah nggak papa nak, ayah baik-baik saja,” jawab pak Irwan untuk menguatkan anak satu-
satunya.Bibi Sipar yang memeluk Rizky dari belakang, sembari berbisik

“kamu yang sabar ya nak,doakan saja agar ayahmu lekas sembuh dan cepat pulang dari RS, bibi
mencoba untuk menenangkan rizky yang sembari tadi menangis terisak-isak. Di bawanya Rizky
keluar ruangan, agar pak Irwan dapat isirahat dan Rizky bisa menghela nafas.

“duduk nak, dan minum ini, kata bibi sambil menyodorkan segelas air putih. Ayahmu tadi
mengalami kecelakaan di saat iya sedang melakukan kegiatan kerja bakti nak, ayahmu
kerobohan tembok posyandu, dan sekarang ayah mengalami patah tulang, Akibat patah tulang
ini membuat ayah tidak bisa berjalan Karena tulang di bagian lututnya ada yang patah sehingga
harus melakukan operasi”. Kata bibi sambil mengegam tangan Rizky.

Rizky binggung harus melakukan apa, menangis, mengeluh dan terdiam hanya itu yang bisa ia
lakukan. Bagaimana tidak, di setiap malam Rizky hanya bisa menangis dan risau melihat
keadaaan ayah yang berbaring lemah di RS. Ingin rasanya aku mengulang waktu agar ayah tidak
mengalami hal buruk seperti ini. Tapi apalah daya aku tak mungkin bisa untuk mengulang
waktu yang telah berlalu. Aku hanya bisa mendoakannya semoga ayah lekas sembuh. Kata
Rizky dalam hati.

Hari ini, hari dimana ayah akan melakukan operasi, dan Rizky ikut mengantarnya sampai ruang
operasi. Isak tangis pun pecah sesampainya ruang operasi,

“aku nggak kuat nahan air mata ini ya tuhan”, keluh Rizky

“ayah…ayah semangat ya, ayah harus yakin ayah pasti sembuh, jangan lupa berdoa ya yah”

,“iya nak, doakan ayah ya, agar ayah operasinya lancar, jawab ayah dengan senyuman
manis,untuk menguatkan putranya

“iya yah, aku akan selalu mendoakan ayah di sini”. Jawab Rizky.

Dengan penuh rasa tegang menunggu ayah keluar dari ruang operasi, akhirnya ayah keluar
dengan senyuman manis,

“alhamdulilah nak, operasinya berjalan dengan lancar, terimakasih ya nak udah mendoakan
ayah”.

Iya yah, “alhamdulilah operasinya udah selesai dan berjalan dengan lancar”, jawab Rizky.

Selang 2 hari pak Irwan pun sudah boleh di bawa pulang, sambil menunggu mobil jemputan,
Rizky mengurus biaya RS.Ke esokan harinya, ayah berjemur menggunakan kursi roda di depan
rumah, aku yakin ayah sangat terpukul. sambil ku pijat punggungnya, ayah menoleh dan
tersenyum memendangku.

Setelahitu aku bertanya,“ayah kenapa yah?”

“ayah tidak apa-apa nak, katanya dengan bibir yang gemetar.“sabar ya, jangan ganggu
ayahmu,” bisik bibi di sampingku.
Aku hanya bisa menghela napas dan duduk di samping ayah sambil berpikir kenapa ini harus
terjadi di keluargaku. Ingin rasanyaaku menangis. Ibu, kakak, meninggalkanku beberapa tahun
yang lalu. Dan sekarang ayah sakit patah tulang.

Semakin hari berat badan ayah semakin menurun, ayah pun belum bisa berjalan, padahal
bekas oprasianya udah sembuh, dokter pun tidak menyarankan ayah untuk kontrol lagi. Lutut
kaki kiri yang bekas operasianya mulai membesar, membuat ayah tidak bisa berjalan lagi. Ketika
di bawa ke rumah sakit, ayah di vonis terkena penyakit dalam. Dan kemungkinan besar ada
kaitanyadengan kejadian robohnya bangunan.

Dokter memvonis peluang untuk sembuh kecil, tetapi keluarga tidak pernah berhenti untuk
mensupport dan memberi semangat, agar ayah tetap semangat.Terlebih teman-teman mengaji
di masjid hampir tiap malam datang untuk mendoakan agar ayah lekas sembuh. Berbulan-bulan
telah berlalu, banyak terapi dan RS yang di kunjungi untuk pengobatan ayah, tetapi sampai
saat ini pun tidak membawa hasil atau belum ada perubahan. Setiap hari Aku hanya binggung
dan terdiam, karena keadaan ayah sekarang yang terus menurun dan tidak mau makan. Ayah
hanya bisa berbaring di ranjang kamar. Tiap malam Rizky terkadang merasa takut, apakah ayah
tidur ataukah tidak. Maka dari itu Rizky tiap tengah malam bangun dan memperhatikan
ayahnya.

“ayah sarapan bubur dulu ya, biar ayah lekas sembuh”, Tanya Rizky sambil menyodorkan
sesendok bubur pada ayah.

“iya nak”. Jawab ayah

“ayah makan yang banyak ya yah, biar ayah lekas sembuh, biar kita bisa jalan – jalan
bersamalagi, dan ayah bisa menghadiri acara wisudaku nanti”. Kata Rizky untuk mensuport
ayahnya.

“iya nak, doakan ayah ya, biar ayah cepet sembuh, biar nanti ayah bisa melihat anak
kesayangan ayah naik panggung memakai toga, dan dapat gelar sarjana.Tapi itu semua jika
allah menghendaki nak, karena kita nggak tau sampai kapan kita hidup di dunia ini. Satu pesan
ayah nak, kuliah yang rajin ya, biar nanti kamu dapat gelar sarjana, syukur – syukur setelah itu
kamu bisa melanjutkan pendidikanmu ke S2”. Jawab ayah sambil mengengamtanganku.

“ayah jangan bilang gilu lah yah, ayah harus semangat dan harus optimis untuk sembuh”.Jawab
Rizky untuk menguatkan ayahnya.

Setelah selesai menyuapin ayah makan Rizky pun bergegas untuk berangkat kuliah. Karena hari
ini, ada jadwal sidang skripsi.

“yah, Rizky berangkat kuliah dulu ya”. Kata Rizky sambil berjabat tangan.
“iya nak, kamu hati – hati ya, nggak usah ngebut-ngebut naik sepada montornya.

“iya yah, siap, doakan ya yang siding skripsinya lancar. assalamuaikum”.

Sesampainya di kampus Rizky hanya terdiam mengingat kondisi ayahnya yang belum lekas
sembuh. Kenapa ya beberapa hari ini kondisi ayah belum lekas sembuh, dan belum ada
perubahan malah semakin memburuk, ayah pun sudah mulai tidak sadar. Gugam Rizky.

Tuttuuttutttttt….bunyi dering hp Rizky. Segera Rizky mengambil HandPhone yang di dalam


kantong sakunya. Tertanya ada pesan Whatapp dari bibinya.

“Rizky tolong pulang sekarang ya,ayahmu sudah tidak sadar”. Pikiran Rizky pun menjadi tak
karuan.

Sesampainya di rumah Rizky di kejutkan dengan keadaan ayahnya yang sudah tak sadar
diri.Matanya sudah tak bisa di pejacamkan, mulutnya sudah tidak bisa bicara lagi. Hanya air
mata yang bisa menetes di pipi Rizky. Rizky bergegas mengambil air wudhu untuk membacakan
surat Yasin untuk ayahnya. Air mata pun terus mengalir membasahi pipi Rizky. Rizky tidak ada
hentinya membacakan doa untuk ayahnya. Tetapi ayahnya tidak kunjung sadar.

Ya allah cobaan apa lagi yang kau berikan pada hamba-Mu ini. Aku sungguh tak sanggup
melihat ayah menahan sakit seperti ini.Aku sudah memafkan semua kesalahan ayah ya allah.
Isak tangis Rizky pun tak kunjung henti.

Rizky pun terus mendampingi ayahnya. Tepat pukul 02.49 ayah Rizky menghembuskan nafas
terakhirnya. Rizky pun teriak histeris menyembut nama ayahnya.

“Ayahhh…! kenapa secepat iniayah meninggalkan Rizky yah. Siapa yang akan menjaga Rizky
lagi yah”

Tibalah waktu pemakaman ayah rizky , hati rizky rasanya sungguh hancur sakit sekali,masih
berasa ini mimpi, Masih tidak percaya dengan ke pergian ayahnya untuk selama-
lamanya.Sekarang rizky harus menjalani ke hidupan barunya, tanpa pahlawan yang selalu
memotivasi Rizky. Kuliah terbengkalai, kuliah nggak fokus, skripsi tidak ke urus sama sekali.

Apa aku keluar saja ya, aku lanjut kerja aja. Pikir rizky .

Tapi keluarga dan teman-teman selalu mendukung Rizky untuk tetap melanjutkan kuliahnya,

“Rizky kamu harus tetap semangat, buktiin ke almarhum ayahdan ibu bahwa kamu bisa
membanggakan beliau”, kata bibi.
Dari situlah semangat rizky tumbuh kembali. Karena Rizky inget perjuangan ayahnya yang
begitu besar untuk Rizky selama ini.Akhirnya selesai sudah kuliah Rizky .

Hari ini adalah hari wisuda Rizky. Entah apa yang Rizky rasakan. Ada rasa bahagia dan sedih
karena Rizky wisuda tanpa ayah dan ibunya. Tapi Rizky bersyukur mendapat kumlot dan
mendapat IP tertinggi di kampusnya.

“Toga ini aku persembahkan untuk kedua orangtua ku. Untuk almarhum ayah dan ibuku, serta
untuk keluargaku yang selalu mensupport aku. Dan aku bersyukur aku mendapatkan beasiswa
S2 dari kampus ini”

.Kata Rizky dalam pidatonya di atas panggung.

Selesai

Anda mungkin juga menyukai