alovirus – CMV adalah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga memiliki
kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah, transplantasi organ ,
kontak seCytomegksual, air susu , air seni dan air liur ; transplansental atau kontak langsung saat janin
melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam.
30 – 60% anak usia sekolah memperlihatkan hasil seropositif CMV, dan pada wanita hamil 50 – 85%.
Data ini membuktikan telah adanya infeksi sebelumnya. Gejala infeksi menyerupai infeksi
mononukleosis yang subklinis. Ekskresi virus dapat berlangsung berbulan bulan dan virus mengadakan
periode laten dalam limfosit, kelenjar air liur, tubulus renalis dan endometrium. Reaktivasi dapat terjadi
beberapa tahun pasca infeksi primer dan dimungkinkan adanya reinfeksi oleh jenis strain virus CMV
yang berbeda.
DIAGNOSIS
Virus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain.
Tes serologis mungkin terjadi peningkatan IgM yang mencapai kadar puncak 3 – 6 bulan pasca infeksi
dan bertahan sampai 1– 2 tahun kemudian.
Kenaikan IgM yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat
CMV adalah infeksi virus kongenital yang utama di US dan mengenai 0.5 – 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi
plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat
terjadi pada ibu yang asimptomatik.
Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 – 50%.
1.Retardasi mental
2.Gangguan visual
Seberapa besar kerusakan janin tidak tergantung saat kapan infeksi menyerang janin.
CMV rekuren berkaitan dengan penurunan resiko janin dengan angka penularan ibu ke janin sebesar
0.15% – 1%
Usaha untuk membantu diagnosa infeksi CMV pada janin adalah dengan melakukan :Ultrasonografi
untuk identifikasi PJT simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat Pemeriksaan biakan
cytomegalovirus dalam cairan amnion