Masalah yang telah Analisis eksplorasi No Hasil eksplorasi penyebab masalah diidentifikasi penyebab masalah 1 Rendahnya motivasi SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi siswa dalam 1. Minat menurut Slameto penyebab masalah tentang mempelajari bahasa (dalam Munawaroh, 2011;15) rendahnya motivasi belajar Jepang adalah kecenderungan yang tetap siswa dalam mempelajari untuk memperhatikan dan bahasa Jepang adalah : mengenang beberapa kegiatan. 1. Kurangnya Kegiatan yang diminati Pengetahuan dasar seseorang, diperhatikan terus siswa tentang menerus yang disertai dengan rasa bahasa Jepang senang. 2. Waktu belajar siswa http://eprints.uny.ac.id/7781/3/ba yang begitu padat b%202%20- 3. Kurangnya fasilitas %2008108249137.pdf buku ajar, bacaan, 2. Menurut Sardiman 2018, majalah Jepang di Motovasi adalah keseluruhan perpustakaan daya penggerak didalam diri 4. Siswa menganggap siswa yang menimbulkan bahasa Jepang kegiatan belajar yang menjamin sebagai bahasa yang kelangsungan dari kegiatan tidak penting belajar dan memberi arah pada 5. Siswa tidak kegiatan belajar sehingga tujuan memiliki tujuan yang dikendaki oleh untuk pergi ke subjek belajar itu dapat tercapai. jepang maka mereka http://repositori.unsil.ac.id/618/4/ tidak terlalu BAB%20II.pdf menekuni pelajaran 3. Menurut Uno, 2017, mengatakan tersebut. 6. Kurangnya Bahwa motivasi belajar pemberian stimulus merupakan dorongan internal dan semangat belajar. eksternal pada siswa-siswa yang 7. Kurangnya sedang belajar untuk mengadakan perhatian dan perubahan tingkah laku, pada dorongan dari umumnya dengan beberapa orang tua indikator atau unsur yang mendukung. Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. http://repositori.unsil.ac.id/618/4/ BAB%20II.pdf Sumber Wawancara 1: Siswa Balqis Qistia 1. Siswa kurang menyukai pembelajaran bahasa jepang karena dirasa asing dan sulit 2. Siswa tidak fokus belajar ketika sudah menginjak pelajaran disiang hari 3. Siswa tidak bisa memotivasi dirinya. 4. Guru kurang memotivasi diri 5. Pergaulan yang salah Sumber Wawancara 2: Teman sejawat Sri Sroraya, S.Pd Untuk membangun motivasi, kita perlu pengondisian di awal pembelajaran. Di awal bisa dibuatkan stimulasi-stimulasi yang dapat membangun rasa semangat. Misalnya menayangkan video yang sedang tren saat ini yang menjadi daya tarik bagi remaja, menayangkan masalah atau kasus yang menjadi daya tarik remaja, masalah-masalah yang ada di kelas. Misalnya, dalam suatu topik bisa lebih fokus melihat masalah yang membuat siswa perlu berpikir kritis, memulai dengan ice breaking, mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Banyak sekali hal-hal yang dapat kita bangun sebagai strategi setelah pengondisian. 2 Kesulitan belajar SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi siswa dalam 1. Faktor-faktor kesulitan belajar penyebab masalah menghafal kosakata siswa MIN Janti Slahung oleh tentang kesulitan Jepang Hadi Cahyono 2019 Hasil belajar siswa dalam penelitian ini menunjukkan siswa menghafal kosakata di MIN Janti Slahung: Jepang, adalah: Mengalami kesulitan belajar, 1. Siswa lebih sering yaitu faktor internal dan faktor berbicara eksternal. Faktor internal yaitu menggunakan bahasa faktor kurangnya motivasi dari Ibu dibanding untuk guru, kurangnya minat meng berlatih mengikuti pelajaran karena menggunakan bahasa kurangnya penggunaan alat Jepang. peraga. Sedangkan, faktor 2. Siswa sering keliru eksternal yaitu guru masih masih dalam pengucapan bingung menjalankan kurikulum Kosakata. yang berjalan kurangnya buku- 3. Siswa ragu-ragu untuk buku bacaan pendukung. mengucapkan https://journal.umpo.ac.id/index.p kosakata maupun hp/dimensi/article/view/1636/0 4. Keterbatasan waktu 2. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa untuk menghafal Jepang Siswa SMK Bagimu Negeri Kosakata. Semarang oleh Diyah Istiqomah 5. Minimnya 2015: Kesulitan siswa SMK ketersediaan buku ajar Bagimu Negeriku Semarang dalam perpustakaan sekolah. belajar bahasa Jepang adalah: 6. Siswa tidak mengikuti a. Sebesar 79,3% responden pembelajaran dengan b. kesulitan dalam menyusun pola baik, tidak sungguh- kalimat bahasa Jepang. sungguh latihan c. Sebesar 62,8% respoden hafalan kosakata. kesulitan dalam membedakan huruf hiragana dan katakana yang bentunya mirip. d. Sebesar 47,9% responden kesulitan dalam berbicara menggunakan bahasa Jepang . e. Sebesar 47,3% responden kesulitan menggunakan kosakata dalam menyusun pola kalimat bahasa Jepang. http://journal.unnes.ac.id/sju/inde x.php/chie http://lib.unnes.ac.id/18201/1/230 2909033.pdf Sumber Wawancara Pakar: Dr. Barnas Sabunga, M.M.Pd, 1. Siswa terkendala dalam mengucapkan kosakata bahasa jepang karna terpengaruh bahasa Ibu. 2. Kurang percaya diri 3. Kurangnya waktu untuk berlatih kosakata Jepang 4. Siswa kurang berlatih menulis huruf Jepang sesuai langkah penulisan yang benar 5. Siswa malas untuk belajar membaca menggunakan huruf hiragana. 6. Siswa tidak fokus belajar ketika sudah menginjak jam pelajaran disiang hari
3 Siswa kurang SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi
menguasai 1. Menurut Sutedi (2009:32) salah penyebab masalah pembelajaran huruf satu tujuan pembelajaran bahasa tentang kesulitan hiragana Jepang di Sekolah Menengah belajar siswa dalam yaitu untuk mengembangkan pembelajaran huruf pemahaman siswa supaya dapat hiragana adalah: mengenal huruf-huruf hiragana. 1. Jumlah huruf Berdasarkan pendapat tersebut hiragana yang banyak dalam mempelajari huruf Jepang, menyebabkan siswa tidak akan lepas dengan huruf kesulitan untuk hiragana. mengingatnya http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/ 2. Kesulitan dalam JUR._PEND._BAHASA_JEPAN membedakan huruf G/196605071996011- hiragana. Banyak DEDI_SUTEDI/Artikel- jumlah huruf Makalah_%28PDF%29/08_Meng hiragana yang cukup atasi_Masalah_Pengajaran_Sakub menyulitkan bagi un.pdf siswa ketika mengingatnya, ditambah lagi dengan bentuk hurufnya 2. Hal tersebut sependapat dengan yang mirip. Danasasmita (2002: 86-90) 3. Siswa masih belum mengenai kesulitan dalam paham materi mempelajari hururf Jepang, hiragana dibanding masalah yang seringkali dihadapi materi lain oleh siswa ketika pertama 4. Siswa mengalami mempelajari huruf bahasa Jepang kesulitan dalam yaitu perbedaan huruf, Misalnya menulis huruf membedakan huruf あ dan お [a] hiragana, dan [o], わ ね dan れ [wa], [ne] dikarenakan huruf dan [re], る dan ろ [ru] dan [ro] hiragana dianggap rumit oleh siswa, dikarenakan huruf tersebut 5. Siswa mengalami memiliki kemiripan bentuk. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/ kebingungan dalam menulis urutan JUR._PEND._BAHASA_JEPAN hiragana, sehingga G/196605071996011- siswa menulis DEDI_SUTEDI/Artikel- hiragana sesuai Makalah_%28PDF%29/08_Meng dengan apa yang atasi_Masalah_Pengajaran_Sakub dilihat tetapi tidak un.pdf mengikuti aturan Sumber Wawancara Teman urutan penulisan sebaya: Nurul Hadianti, S.Pd huruf hiragana. 1. Siswa sulit mengingat bentuk huruf hiragana 2. Siswa sulit membaca huruf 3. Siswa terkadang keliru menyebutkan huruf yang bentuknya hampir mirip seperti wa, ne, re, ru, ro 4. Siswa sulit menulis huruf hiragana 4 Model pembelajaran SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi guru saat di kelas 1. Menurut Arend penyebab masalah tentang masih menggunakan model pembelajaran saat (dalam Mulyono, 2018:89), metode ceramah dikelas adalah : Model belajar merupakan 1. Guru kurang merupakan kerangka konseptual menggali terhadap yang menggambarkan prosedur kemampuan dirinya sistematik dalam 2. Guru kurang pengorganisasian pengalaman mengikuti pelatihan belajar guna mencapai kompetensi tentang model - belajar. model pembelajaran 3. Guru kesulitan http://eprints.umpo.ac.id/8392/3/ Artikel%20Asli.pdf dalam memfasilitasi 2. Penggunaan Metode pembelajaran siswa mencapai dalam peningkatan hasil siswa kompetensi oleh Mardiah Kalsum Nasution, 4. Guru belum 2018 hasil belajar siswa dapat menguasai ditingkatkan dengan adanya teknologi dan media penggunaan metode pembelajaran yang dapat yang tepat dan baik oleh guru. menunjang dalam proses pembelajaran di pembelajaran. sekolah. https://jurnal.uinbanten.ac.id/inde x.php/studiadidaktika/article/view /7339 Sumber Wawancara: Wakil kepala staff bidang kurikulum, Narsum : HJ. Lina Herlina, M.Pd 1. Guru kurang mengeksplor beragam model pembelajaran inovatif. 2. Guru kurang mendapatkan pelatihan model pembelajaran inovatif 3. Guru masih bingung memilih model pembelajaran yang tepat. 4. Guru kesulitan dalam mengembangkan kompetensinya.
5 Siswa kesulitan dalam SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi
memahami dan 1. Menurut Rofiah, dkk : HOTS penyebab masalah menjawab soal HOTS adalah sebuah kemampuan untuk tentang kurangnya menggunakan pengetahuan dan penguasaan siswa pengalaman-seseorang untuk terhadap soal HOTS, memecahkan masalah ketika adalah: menghadapi situasi baru. 1. Guru tidak Kemampuan ini tergolong tingkat memiliki banyak tinggi karena harus mampu pengetahuan mengonfrontasikan, memanipulas, memadai tentang dan memodifikasi pengetahuan HOTS sehingga secara kritis dan kreatif. jarang digunakan di http://digilib.ikippgriptk.ac.id/id/e kelas. print/1105/3/BAB%20II.pdf 2. Guru jarang 2. Implementasi soal HOTS pada mengikuti kurikulum 2013 oleh Fuaddillah pelatihan Ali sofyan 2019 HOTS (Higher pembuatan soal Order Kognitif Thingking Skill) HOTS adalah suatu strategi yang dapat 3. Siswa belum diterapkan atau digunakan untuk terbiasa untuk dapat menjawab persoalan- mengerjakan soal persoalan dari dampak HOTS, karena globalisasi dan pendidikan mereka nasional dalam rangka menganggap beradaptasi dengan masa depan semua soal bahasa dan dunia Internasional. Jepang adalah https://jurnal.unipasby.ac.id/inde HOTS terutama bila x.php/jurnal_inventa/article/view soal tersebut ditulis /1803 kedalam huruf 3. Penerapan Metode HOTS Jepang. (Higher Order Thinking Skill) dalam Pembelajaran Bahasa Jepang di SMA oleh Febi Ariani Saragih 2019, pembelajaran yang digunakan guru untuk penerapan HOTS mengikuti model Problem Based Learning yangdidalamnya terdapat proses pembelajaran menganalisis(C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Faktor penghambat yang muncul dalam proses penerapan metode HOTS terdiri dari keraguan guru dalam merencanakan perangkat pembelajaran, perbedaan pemahaman masing-masing guru dalam menginterpretasikan bahan ajarberbasis HOTS, keterbatasan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, sekolah yangkurang memadai. fasilitas, dan siswa yang cenderung pasif. https://www.researchgate.net/publ ication/338474818_Penerapan_M etode_HOTS_Higher_Order_Thin king_Skill_dalam_Pembelajaran_ Bahasa_Jepang_di_SMA Sumber Wawancara: Wakil kepala bidang kurikulum Narsum : Dr Budie Agung, M. Ag 1. Metode yang diterapkan guru kurang menstimulus kemampuan berpikir siswa 2. Siswa belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 3. Guru kurang pelatihan membuat soal HOTS. 4. Siswa kesulitan untuk mempelajari konsep, prinsip, dan menyelesaikan masalah Soal-soal yang biasa diberikan kepada siswa hanya menguji ingatan tidak melatih keterampilan berpikir 5. Guru belum mampu mengembangkan instrumen soal