Anda di halaman 1dari 8

Nama : Wita Rahmawati

NIM : 2200103931170006
NO UKG : 6881803248037

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Rendahnya motivasi SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi
siswa dalam 1. Minat menurut Slameto penyebab masalah tentang
mempelajari bahasa (dalam Munawaroh, 2011;15) rendahnya motivasi belajar
Jepang adalah kecenderungan yang tetap siswa dalam mempelajari
untuk memperhatikan dan bahasa Jepang adalah :
mengenang beberapa kegiatan. 1. Kurangnya
Kegiatan yang diminati Pengetahuan dasar
seseorang, diperhatikan terus siswa tentang
menerus yang disertai dengan rasa bahasa Jepang
senang. 2. Waktu belajar siswa
http://eprints.uny.ac.id/7781/3/ba yang begitu padat
b%202%20- 3. Kurangnya fasilitas
%2008108249137.pdf buku ajar, bacaan,
2. Menurut Sardiman 2018, majalah Jepang di
Motovasi adalah keseluruhan perpustakaan
daya penggerak didalam diri 4. Siswa menganggap
siswa yang menimbulkan bahasa Jepang
kegiatan belajar yang menjamin sebagai bahasa yang
kelangsungan dari kegiatan tidak penting
belajar dan memberi arah pada 5. Siswa tidak
kegiatan belajar sehingga tujuan memiliki tujuan
yang dikendaki oleh untuk pergi ke
subjek belajar itu dapat tercapai. jepang maka mereka
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/ tidak terlalu
BAB%20II.pdf menekuni pelajaran
3. Menurut Uno, 2017, mengatakan tersebut.
6. Kurangnya
Bahwa motivasi belajar
pemberian stimulus
merupakan dorongan internal dan
semangat belajar.
eksternal pada siswa-siswa yang
7. Kurangnya
sedang belajar untuk mengadakan
perhatian dan
perubahan tingkah laku, pada
dorongan dari
umumnya dengan beberapa
orang tua
indikator atau unsur yang
mendukung. Dari beberapa
pengertian motivasi belajar
menurut para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi
belajar merupakan dorongan yang
timbul baik dari dalam maupun
dari luar diri siswa, yang mampu
menimbulkan semangat dan
kegairahan belajar serta
memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai.
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/
BAB%20II.pdf
Sumber Wawancara 1:
Siswa Balqis Qistia
1. Siswa kurang menyukai
pembelajaran bahasa jepang
karena dirasa asing dan sulit
2. Siswa tidak fokus belajar ketika
sudah menginjak pelajaran
disiang hari
3. Siswa tidak bisa memotivasi
dirinya.
4. Guru kurang memotivasi diri
5. Pergaulan yang salah
Sumber Wawancara 2:
Teman sejawat Sri Sroraya, S.Pd
Untuk membangun motivasi, kita
perlu pengondisian di awal
pembelajaran. Di awal bisa
dibuatkan stimulasi-stimulasi yang
dapat membangun rasa semangat.
Misalnya menayangkan video
yang sedang tren saat ini yang
menjadi daya tarik bagi remaja,
menayangkan masalah atau kasus
yang menjadi daya tarik remaja,
masalah-masalah yang ada di
kelas. Misalnya, dalam suatu
topik bisa lebih fokus melihat
masalah yang membuat siswa
perlu berpikir kritis, memulai
dengan ice breaking, mengaitkan
materi dengan kehidupan nyata.
Banyak sekali hal-hal yang dapat
kita bangun sebagai strategi
setelah pengondisian.
2 Kesulitan belajar SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi
siswa dalam 1. Faktor-faktor kesulitan belajar penyebab masalah
menghafal kosakata siswa MIN Janti Slahung oleh tentang kesulitan
Jepang Hadi Cahyono 2019 Hasil belajar siswa dalam
penelitian ini menunjukkan siswa menghafal kosakata
di MIN Janti Slahung: Jepang, adalah:
Mengalami kesulitan belajar, 1. Siswa lebih sering
yaitu faktor internal dan faktor berbicara
eksternal. Faktor internal yaitu menggunakan bahasa
faktor kurangnya motivasi dari Ibu dibanding untuk
guru, kurangnya minat meng berlatih
mengikuti pelajaran karena menggunakan bahasa
kurangnya penggunaan alat Jepang.
peraga. Sedangkan, faktor 2. Siswa sering keliru
eksternal yaitu guru masih masih dalam pengucapan
bingung menjalankan kurikulum Kosakata.
yang berjalan kurangnya buku- 3. Siswa ragu-ragu untuk
buku bacaan pendukung. mengucapkan
https://journal.umpo.ac.id/index.p kosakata maupun
hp/dimensi/article/view/1636/0 4. Keterbatasan waktu
2. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa untuk menghafal
Jepang Siswa SMK Bagimu Negeri Kosakata.
Semarang oleh Diyah Istiqomah 5. Minimnya
2015: Kesulitan siswa SMK ketersediaan buku ajar
Bagimu Negeriku Semarang dalam perpustakaan sekolah.
belajar bahasa Jepang adalah: 6. Siswa tidak mengikuti
a. Sebesar 79,3% responden pembelajaran dengan
b. kesulitan dalam menyusun pola baik, tidak sungguh-
kalimat bahasa Jepang. sungguh latihan
c. Sebesar 62,8% respoden hafalan kosakata.
kesulitan dalam membedakan
huruf hiragana dan katakana
yang bentunya mirip.
d. Sebesar 47,9% responden
kesulitan dalam berbicara
menggunakan bahasa Jepang .
e. Sebesar 47,3% responden
kesulitan menggunakan
kosakata dalam menyusun pola
kalimat bahasa Jepang.
http://journal.unnes.ac.id/sju/inde
x.php/chie
http://lib.unnes.ac.id/18201/1/230
2909033.pdf
Sumber Wawancara Pakar:
Dr. Barnas Sabunga, M.M.Pd,
1. Siswa terkendala dalam
mengucapkan kosakata bahasa
jepang karna terpengaruh
bahasa Ibu.
2. Kurang percaya diri
3. Kurangnya waktu untuk
berlatih kosakata Jepang
4. Siswa kurang berlatih menulis
huruf Jepang sesuai langkah
penulisan yang benar
5. Siswa malas untuk belajar
membaca menggunakan huruf
hiragana.
6. Siswa tidak fokus belajar
ketika sudah menginjak jam
pelajaran disiang hari

3 Siswa kurang SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi


menguasai 1. Menurut Sutedi (2009:32) salah penyebab masalah
pembelajaran huruf satu tujuan pembelajaran bahasa tentang kesulitan
hiragana Jepang di Sekolah Menengah belajar siswa dalam
yaitu untuk mengembangkan pembelajaran huruf
pemahaman siswa supaya dapat hiragana adalah:
mengenal huruf-huruf hiragana. 1. Jumlah huruf
Berdasarkan pendapat tersebut hiragana yang
banyak
dalam mempelajari huruf Jepang,
menyebabkan siswa
tidak akan lepas dengan huruf kesulitan untuk
hiragana. mengingatnya
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/ 2. Kesulitan dalam
JUR._PEND._BAHASA_JEPAN membedakan huruf
G/196605071996011- hiragana. Banyak
DEDI_SUTEDI/Artikel- jumlah huruf
Makalah_%28PDF%29/08_Meng hiragana yang cukup
atasi_Masalah_Pengajaran_Sakub menyulitkan bagi
un.pdf siswa ketika
mengingatnya,
ditambah lagi dengan
bentuk hurufnya
2. Hal tersebut sependapat dengan yang mirip.
Danasasmita (2002: 86-90) 3. Siswa masih belum
mengenai kesulitan dalam paham materi
mempelajari hururf Jepang, hiragana dibanding
masalah yang seringkali dihadapi materi lain
oleh siswa ketika pertama 4. Siswa mengalami
mempelajari huruf bahasa Jepang kesulitan dalam
yaitu perbedaan huruf, Misalnya menulis huruf
membedakan huruf あ dan お [a] hiragana,
dan [o], わ ね dan れ [wa], [ne] dikarenakan huruf
dan [re], る dan ろ [ru] dan [ro] hiragana dianggap
rumit oleh siswa,
dikarenakan huruf tersebut
5. Siswa mengalami
memiliki kemiripan bentuk.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/ kebingungan dalam
menulis urutan
JUR._PEND._BAHASA_JEPAN
hiragana, sehingga
G/196605071996011-
siswa menulis
DEDI_SUTEDI/Artikel-
hiragana sesuai
Makalah_%28PDF%29/08_Meng
dengan apa yang
atasi_Masalah_Pengajaran_Sakub
dilihat tetapi tidak
un.pdf
mengikuti aturan
Sumber Wawancara Teman
urutan penulisan
sebaya: Nurul Hadianti, S.Pd
huruf hiragana.
1. Siswa sulit mengingat bentuk
huruf hiragana
2. Siswa sulit membaca huruf
3. Siswa terkadang keliru
menyebutkan huruf yang
bentuknya hampir mirip seperti
wa, ne, re, ru, ro
4. Siswa sulit menulis huruf
hiragana
4 Model pembelajaran SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi
guru saat di kelas 1. Menurut Arend penyebab masalah tentang
masih menggunakan model pembelajaran saat
(dalam Mulyono, 2018:89),
metode ceramah dikelas adalah :
Model belajar merupakan
1. Guru kurang
merupakan kerangka konseptual menggali terhadap
yang menggambarkan prosedur kemampuan dirinya
sistematik dalam 2. Guru kurang
pengorganisasian pengalaman mengikuti pelatihan
belajar guna mencapai kompetensi tentang model -
belajar. model pembelajaran
3. Guru kesulitan
http://eprints.umpo.ac.id/8392/3/
Artikel%20Asli.pdf dalam memfasilitasi
2. Penggunaan Metode pembelajaran siswa mencapai
dalam peningkatan hasil siswa kompetensi
oleh Mardiah Kalsum Nasution, 4. Guru belum
2018 hasil belajar siswa dapat menguasai
ditingkatkan dengan adanya teknologi dan media
penggunaan metode pembelajaran yang dapat
yang tepat dan baik oleh guru. menunjang
dalam proses pembelajaran di pembelajaran.
sekolah.
https://jurnal.uinbanten.ac.id/inde
x.php/studiadidaktika/article/view
/7339
Sumber Wawancara:
Wakil kepala staff bidang
kurikulum,
Narsum : HJ. Lina Herlina, M.Pd
1. Guru kurang mengeksplor
beragam model pembelajaran
inovatif.
2. Guru kurang mendapatkan
pelatihan model pembelajaran
inovatif
3. Guru masih bingung memilih
model pembelajaran yang
tepat.
4. Guru kesulitan dalam
mengembangkan
kompetensinya.

5 Siswa kesulitan dalam SUMBER KAJIAN LITERATUR Analisis eksplorasi


memahami dan 1. Menurut Rofiah, dkk : HOTS penyebab masalah
menjawab soal HOTS adalah sebuah kemampuan untuk tentang kurangnya
menggunakan pengetahuan dan penguasaan siswa
pengalaman-seseorang untuk terhadap soal HOTS,
memecahkan masalah ketika adalah:
menghadapi situasi baru. 1. Guru tidak
Kemampuan ini tergolong tingkat memiliki banyak
tinggi karena harus mampu pengetahuan
mengonfrontasikan, memanipulas, memadai tentang
dan memodifikasi pengetahuan HOTS sehingga
secara kritis dan kreatif. jarang digunakan di
http://digilib.ikippgriptk.ac.id/id/e kelas.
print/1105/3/BAB%20II.pdf 2. Guru jarang
2. Implementasi soal HOTS pada mengikuti
kurikulum 2013 oleh Fuaddillah pelatihan
Ali sofyan 2019 HOTS (Higher pembuatan soal
Order Kognitif Thingking Skill) HOTS
adalah suatu strategi yang dapat 3. Siswa belum
diterapkan atau digunakan untuk terbiasa untuk
dapat menjawab persoalan- mengerjakan soal
persoalan dari dampak HOTS, karena
globalisasi dan pendidikan mereka
nasional dalam rangka menganggap
beradaptasi dengan masa depan semua soal bahasa
dan dunia Internasional. Jepang adalah
https://jurnal.unipasby.ac.id/inde HOTS terutama bila
x.php/jurnal_inventa/article/view soal tersebut ditulis
/1803 kedalam huruf
3. Penerapan Metode HOTS Jepang.
(Higher Order Thinking Skill)
dalam Pembelajaran Bahasa
Jepang di SMA oleh Febi Ariani
Saragih 2019, pembelajaran yang
digunakan guru untuk penerapan
HOTS mengikuti model Problem
Based Learning yangdidalamnya
terdapat proses pembelajaran
menganalisis(C4), mengevaluasi
(C5), dan mencipta (C6). Faktor
penghambat yang muncul dalam
proses penerapan metode HOTS
terdiri dari keraguan guru dalam
merencanakan perangkat
pembelajaran, perbedaan
pemahaman masing-masing guru
dalam menginterpretasikan bahan
ajarberbasis HOTS, keterbatasan
media pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran,
sekolah yangkurang memadai.
fasilitas, dan siswa yang
cenderung pasif.
https://www.researchgate.net/publ
ication/338474818_Penerapan_M
etode_HOTS_Higher_Order_Thin
king_Skill_dalam_Pembelajaran_
Bahasa_Jepang_di_SMA
Sumber Wawancara:
Wakil kepala bidang kurikulum
Narsum : Dr Budie Agung, M. Ag
1. Metode yang diterapkan guru
kurang menstimulus
kemampuan berpikir siswa
2. Siswa belum siap untuk
melakukan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
3. Guru kurang pelatihan
membuat soal HOTS.
4. Siswa kesulitan untuk
mempelajari konsep, prinsip,
dan menyelesaikan masalah
Soal-soal yang biasa diberikan
kepada siswa hanya menguji
ingatan tidak melatih
keterampilan berpikir
5. Guru belum mampu
mengembangkan instrumen
soal

Anda mungkin juga menyukai