Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA IKAN KOKI BASTER (CARRASIUS AURATUS)

DIKOLAM TANAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Akuakultur


Dosen Pengampu: Ujang Dindin S.Pi., M. Si

disusun:

AGUSTINA : (2130411006)

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemampuan kepada saya
untuk mengerjakan makalah ini dengan lancar tanpa sebuah kendala apapun. Shalawat
berbingkai salam terlimpah curahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa sebuah perubahan besar dimuka bumi ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Akuakultur. Makalah ini berisi tentang hal-hal
mengenai Budidaya Ikan Koki Bster
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat memahami bahwa proses budidaya ikan
koki Baster itu sangat mudah akan tetapi harus konsisten dalam menjalanannya agar hasil
yang didapatkan optimal. Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan rasa bangga
terhadp diri pribadi yang telah mampu membagi watu untuk menuntaskan pengerjaan
makalah ini, karena melawan rasa malas adalah tantangan terberat ketika akan menggapai
kesuksesan.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena kesemprna hanya dimiliki oleh Allah
SWT, maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna membangun kembali rasa
semanngat agar tetap bergejolak dalam tubuh supaya nantinya dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan dan para mahasiswa yang membaca tulisan ini tetap semangat melawan rasa
malas, untuk sebuah perubahan yang lebih besar.

Sukabumi, 12 Januari 2023

Agustina
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ikan baster (Carassius auratus) merupakan komoditas ikan hias air tawar yang habitat
aslinya di Asia Timur. Ikan baster tergolong kelompok karper. Ikan baster memiliki
bentuk yang cukup beragam dengan variasi warna merah, hijau, kuning, keperak-
perakan, dan hitam (Afrianto dkk 1990 dalam Scholin 2012).

Melakukan budidaya ikan koki baster dijadikan alternatif tambahan untuk menambah
pemasukan keuangan, selain dari itu warnanya yang beragam serta ukurannya yang
munngil menjadikan ikan koki baster ini banyak digemari dan banyak digunakan
sebagai ikan hias didalam akuarium.

Banyak teknik yang dapat digunakan untuk budidaya ikan koki baster ini, bisa dengan
teknik pembenihan alami,semi buatan, dan buatan, serta tidak perlu memakan banyak
kolam yang luas, karena ikan koki baster ini memiliki ukuran yang kecil, kurangnnya
pengetahuan masyarakat mengenai cara pemeliaraan ikan koki baster yang baik
mengakibatkan tidak banyak petani ikan yang memilih ikan koki baster sebagai jenis
ikan utama dalam pemeliharaan, sehingga tingkat kebutuhan pasar tidak dapat
terpenuhi dengan baik.

Permintaan ikan baster cukup tinggi, yakni mencapai 6 juta ekor/minggu, namun
sampai saat ini baru bisa terpenuhi 25% (Mariam 2017). Hal ini dikarenakan
pengembangan ikan baster masih sedikit dan pembudidaya masih membudidayakan
skala kecil. Padahal permintaan pasar ikan baster yang tinggi tersebut dapat menjadi
peluang usaha bagi petani budidaya di masa yang akan datang. Permintaan dapat
dipenuhi jika kapasitas produksi ditingkatkan dan dikelola dengan baik dari hulu
sampai hilir. Budidaya dikolam tanah dapat menjadi jawaban untuk melakukan
budidaya ikan koki baster, selain dari ramah lingkungan kolam tanah juga kaya akan
mikroorganisme yang baik yang bisa dijadikan pakan alami selain dari pemberian
pupuk untuk menghasilkan pakan lami.
2. Rumusan Masalah
Budidaya ikan koki baster akan menguntungkan dan menghasilkan keuntungan yang
besar jika konsep dan tekhnik dalam melaukan proses budidayanya itu baik, dengan
adanya hal ini diharapkan menjadi dorongan semangat dalam membudidayakan ikan
koki baster, dan penulis akan mendalami mengenai:
a. Bagaimana proses pembeihan ikan koki baster?
b. Bagaimana pemeliharaan pada tahap pendederan satu benih ikan koki baster?
c. Bagaimana pemeliharaan pada tahap pendederan dua benih ikan koki baster?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembeihan ikan koki baster
b. Untuk mengetahui Bagaimana pemeliharaan pada tahap pendederan satu benih
ikan koki baster
c. Untuk mengetahui Bagaimana pemeliharaan pada tahap pendederan dua benih
ikan koki baster
4. Kerangka fikiran
Masih adanya ketidak tahuan dari manfaat melakukan budidaya ikan koki baster
menjadikan harus adanya sebuah literatur dan implementasi dari mahasiswa terhadap
masyarakat dan pembudidaya ikan, mengenai kepraktisan serta kemudahan dalam
melakukan proses budidaya ikan koki baster yang baik, ketika hal ini telah terlaksana
bukan tida mungkin pamor ikan koki baster akan naik, dan dapat memenuhi
kebutuhan pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ikan Koki Baster
Ikan baster (Carassius auratus) merupakan komoditas ikan hias air tawar yang habitat
aslinya di Asia Timur. Ikan baster tergolong kelompok karper. Ikan baster memiliki
bentuk yang cukup beragam dengan variasi warna merah, hijau, kuning, keperak-
perakan, dan hitam (Afrianto dkk 1990 dalam Scholin 2012). Sebagai salah satu
keluarga ikan mas (yang juga termasuk ikan koki dan karper krusia), ikan mas hias
adalah versi domestikasi budidaya dari ikan spesies carrasius auratus yang aslinya
tida terlalu berwarna, yang habitat aslinya di asia Timur. Ikan ini pertama kali
dipelihara di Tiongkok lebih dari seribu tahun yang lalu, dan seja itu beberapa ras
berbeda telah telah dikembangkan, ikan mas hias memiliki variasi yang berbeda mulai
dari ukuran, bentuk tubuh,susunan sirip, dan warna (berbagai kombiasi warna antara
lain putih, kuning, jingga, merah, cokelat, dan hitam).

Klasifikasi ikan Koki Baster


 Kerajaan : Animalia
 Filum : Chordata
 Kelas : Actinopterygii
 Ordo : Cypriniformes
 Famili : Cyprinidae
 Genus : Carassius
 Spesies : C.auratus
 Subspesies : C.a auratus

2. Pembenihan Ikan Koki Baster


Pembenihan merupakan upaya pengembangbiakan ikan untuk menghasilkan benih
yang sehat, tahan terhadap penyakit dan menghasilkan ukuran yang seragam.
Pembenihan ikan merupakan salah satu upaya penyediaan benih secara kontinu.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kegemaran dalam mememlihara ikan
menjadikan adanya tuntutan produksi perikanan semakin meningkat. Peningkatan
produksi perikanan salah satunya disuplai oleh budidaya perikanan. Namun, dalam
budidaya ikan baster sebagian besar mengandalkan pembenihan secara alami,
sehingga penyediaan benih masih terbatas karena pembudidaya lebih banyak
memperhatikan faktor yang mempengaruhi terjadinya pembuahan dan tingkat
penetasan telur adalah kualitas telur, sperma ikan dan kualitas air (Perar & Animal,
2006).

Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempercepat
ketersediaan benih yaitu melakukan rangsangan pada ikan melalui pemijahan secara
buatan. Pemijahan buatan dilakukan untuk memudahkan dalam pengontrolan terhadap
proses perkembangbiakan ikan dan menghasilkan benih yang berkualitas (Rachimi. et
al., 2017). Pemijahan ikan secara buatan adalah suatu proses pemijahan yang dibantu
oleh manusia dengan cara menyuntikkan hormon ovaprim (Montchowui et al., 2011)
dan pengurutan (stripping) di bagian perut indukan. Ovaprim merupakan suatu bahan
yang berasal dari campuran analog salmon Gonadotropihin Releasing Hormon
(sGnRH-a) dan anti dopamine.

Ovaprim adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang dan memacu hormon
gonadothropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan
pemijahan, yaitu pada proses pematangan gonad dan dapat memberikan daya
rangsang yang lebih tinggi, menghasilkan telur dengan kualitas yang baik serta
menghasilkan waktu laten yang relatif singkat juga dapat menekan angka mortalitas
(Satyani et al., 2007; Montchowui et al., 2011). Pemijahan ikan secara buatan telah
banyak dilakukan oleh para peneliti dan pembudidaya ikan untuk mempercepat
kematangan gonad ikan diantaranya Sinjal et al., 2014 tentang kombinasi pakan dan
estradiol 17β pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus); Rachmini. et al., 2017
tentang penggunaan hormone HCG dan ovaprim pada ikan kelabau (Osteochilus
melanopleura Blkr.) dan Maulianawati et al., 2020 tentang kombinasi pakan yang
mengandung kunyit dan hormone ovaprim pada ikan lele.

Penggunaan hormon gonadrotopin ini diterapkan juga pada proses pemijahan ikan
koki baster dengan cara menyuntikan hormon gonadotropin pada bagian punggung
ikan baster dengan kemiringan penyuntikan 45 derajat. Tahapan dari pemijahan ikan
koki baster ini meliputi
a. persiapan kolam pemeliharaan
persiapan kolam pemeliharaan ini bertujuan untuk menyiapkan kolam
pemeliharaan larva yang telah menetas, selain dijadikan tempat pemeliharaan
benih ikan sampai masa pendederan, kolam yang disipakan untuk
pemeliharaan benih ini juga dijadikan wadah untuk inkubasi ikan setelah
proses penyuntikan dilakukan, dengan menambahkan jaring hapa hijau yang di
perkuat dengan tancapan reng bambu, reng bambu digunakan untuk penopang
tali jaring hapa hijau. Adapun tahapan dari persiapan kola ini meliputi:

 membuang seluruh air dan ikan yang masi nampak didalam kolam sisa
pemeliharaan sebelumnya
 melakukan pengangatan atau pembalikan tanah yang ada didasar
kolam hal ini bisa disebut dengan keduk teplok, guna untuk
membalikan tanah yang berada didasar kolam, serta untuk
memperbaiki pematang kolam dan dasar kolam yang bocor akibat
hama, seperti kepiting yang membuat lubang di pematang kolam.
 Melakukan pengeringan kolam dicirikan dengan timbul retakan pada
bagian dasar kolam, keringnya kolam tergantung dari cuaca, jika cuaca
matahari sedang terik maka akan mempercepat proses pengeringan ini.
 Melakukan pengisian air kolam, hingga mencapai 80% dari tinggi
kolam, air yang digunakan berasal dari sunngai dengan spesifikasi
kandungan dan zat yang ad didalam air aman untuk proses budidaya
ikan bsater.
 Melakukan pemupukan serta pengapuran, pemupukan bertujuan untuk
menumbuhkan pakan alami didalam kolam, sehingga ketika larva
menetas akan memakan pakan alami yang ada didalam kolam, karena
jika diberikan pakan buatan bukaan mulut serta kondisi tubuh larva
belum sesuai, karena pada masa ini larva lebih banyak membutuhkan
protein untuk tumbuh kembangnya. Pengapuuran jug abertujuan untuk
mengembalikan PH agar tetap stabil pada kondisi basa atau bernilai PH
7. Proses pemupukan dan pengapuran dilakukan secara berkala.
 Larva siap ditebar kedalam kolam.

b. Pemilihan Induk Matang Gonad


Memilih induk jantandan betina yang siap dipijakan atau sebutan
parapembudidaya ikan itu matang gonad hal ini bertujua agar
mengoptimalkan hasil yang didapatkan baik dari telur yang keluar ataupun
sperma yang dihasilkan, adapun ciri dari indukan yang telah matang gonad ini
meliputi:
 Ikan jantan memiliki badna lebih kecil dan ramping serta gerakan yang
lincah, alat kelamin relatif kecil, dan apabila permukaan perut dekat
lubang kelamin diurut akan mengeluarkan cairan putih kental seperti
susu (sperma).
 Ikan Betina memiliki bentuk tubuh yang membulat, perut lembek
ketika dipegang serta terasa berisi, alat kelmain bundar, membulat dan
menonjol, berwarna kemerahan, dan apabila permukaan perut dekat
lubang kelamin diurut akan mengeluarkan telur berwarna orange.
c. Penyuntikan Ikan Koki Baster
Penyuntikan ini dilakukan pada sore hari tepatnya pukul 17:00 WIB.karena
ikan akan mengalami reaksi dari kinerja hormon gonadotropin pada malam
hari. Penyuntikan dilakukan menggunakan spuit/alat suntik, dan hormon
gonadotropin yang dipakai itu adalah ovaprim, dengan dosis yang telah
dilakukan, untuk dosis sendiri yaitu 0,5ml/kg. dan dibantu dengan aquabides
untuk memabantu pengenceran cairan ovaprim. Penyuntikan dilakukan dengan
menimbang berat indukan ikan yang akan disuntik, mengambil cairan ovaprim
dan akuabides menggunakan spuit, selanjutnya ikan diambil dan dipegang
menggunakan tangan dengan bantuan lap atau handuk untuk megurangi raeksi
licin yang dikeluarkan oleh lendir ikan, menyuntikan hormon kedalam tubuh
indukan baster baik jantan maupun betina dengan posisi miring mengarah pad
bagian punggung atau pada tubuh ikan dengan kemiringan 45 derajat, suntikan
secara perlahan, setelah indukan ian disuntik selanjutnya dimasukan kedalam
kolam inkubasi dimana jantan serta betinanya dipisah, pada jaring hapa yang
berbeda agar tid terjadi pemijahan yang tidak diinginkan. Inkubasi ini
dilakukan untuk menunggu reaksi dari hormon gonadrotopin untuk
mempercepat proses pengeluaran telur serta sperma pada proses striping yang
dilakukan pada pagi hari.inkubasi dilakukan selama kurang lebih 14 jam, dari
proses penyuntikan.

d. Proses pengeluaran,Pencampuran dan penebaran telur pada substrat


Setelah masa inkubasi selsai, indukan jantan dan betina kemudian dilakukan
pengeluaran telur dan sperma dengan cara pengurutan atatu striping, pada
tahapan ini dilakukan dengan hati-hati dan tenaga yang dikeluarkan pada
proses striping tidak terlau besar mengingat ukuran ikan koki baster itu kecil
dan rentan mati apabila prosedur yang dipakai salah pada tahapan kali ini.
 Mengambil indukan dikolam inkubasi baik jantan maupun betina
menggunakan seser dan dimasukan kedalam ember.
 Siapkan mangkuk kecil untuk wadah menampung telur dan sperma.
 Ambil indukan betina satu persatu secara berkala dengan hati-hati
danpastikan tangan yang akan digunakan untuk memegang indukan
telah dilapisi oleh kain atau lap dan sejenisnya, kkemudian striping
pada bagian perut ikan dengan perlahan sampai telur ikan keluar.
Lakukan hal yang serupa pada indukan jantan.
 Campurkan telur dan sperma menggunakan cairan NHCL dengan
bantuan spuit secara merata da berkala sampai dirasa semuanya telah
cercampur.
 Siapkan kajo sebagai substart menempelnya telur pada kolam
penetasan telur.
 masukan telur kedalam gayung kemudian campurkan dengan air untuk
kemudian di tebar secara merata, pastikan pada proses ini dilakukan
dengan teliti serta cepat. Karena telur jika tidak cepat di tebarakan akan
menempel pada bagian gayung.
 Masukan substrat/kajo pada kolam penetasan dengan posisi bagiankajo
yang terdapat telur diletakan dibagian bawah,tidak menghadap keatas,
nantinya untuk mempermudah larva berenang kebawah apabila telah
menetas.
 Telur akan menetas selama 2 s/d 3 hari.
3. Pendederan Ikan Koki Baster
Kegiatan pendederan dilakukan sebelum kegiatan pembesaran, pedederan adalah
kegiatan memelihara larva yang berasal dari kolam penetasan hingga mencapai benih
yang siap dijual, pedederan bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam, baik
panjang, maupun beratnya. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada benih
ikan koki baster untuk mendapatkan makanan sehingga tingkat pertumbuhannya juga
akan seragam. Pendederan yang dilakukan yaitu pendederan 1 dan 2, dengan konsep
dan teknik pemeliharaan yang berbeda.
Hal pertama yang menjadi acuan adalah persiapan kolam baik pendederan 1 maupun
2.
Seperti pada kebanyakan persiapan kolam dilakukan guna mengoptimalkan dan
memberikan kenyaman pada ikan yang akan ditebar. Persiapan kolam ini meliputi:
a. buanglah seluruh air yang masih tersisa didalam kolam bekas pemeliharaan
sebelumnya
b. Laukanlah pengangkatan tanah atau keduk teplok karena jenis kolam yang
dipakai adalah kolam tanah
c. Lakukanlah pengeringan setelah proses keduk teplok ini selsai, keringya
kolam tergantung dari terik matahari yang berrsinar.
d. Lakukanlah pengisian air, sebanyak 80% dari tinggi kolam. Selanjutnya
e. Lakukanlah pemupukan dan pengapuran pada air kolam secaraberkala.

Pembeda dari pendederan satu dan dua yang dilakukan pada pemeliharaan benih ikan
baster yang dilakukan selama praktikum dilapang yaitu, pada masa pendederan satu
benih ikan tidak terlau banyak diberikan pakan buatan karena benih di doping dengan
pakan alami yang dihasilkan dari proses pemupukan dari kotoran hewan yang ditebar
kedalam air kolam budidaya. Pada fase ini ikan sedang mengalami masa
pertumbuhan, sehingga suplai makanan yang mengandung banyak protein perlu
diberikan alternatif nya yaitu pakan alami yang mengandung proteing tingggi.

Pendederan dua dilakukan dengan memberikan tambahan pakan buatan untuk


menyeimbangkan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh ikan. Ketika ikan telah
mencapai ukuran jual, maka ikan siap untuk dipanen dan dipasarkan.
BAB III

PENUTUP

Budidaya ikan koki baster secara buatan dapat membantu epektifitas dari fekunditas
telur yang dihasilkan, sehingga dengan cara ini dapat membantu mempercepat proses
keluaran nya sperma serta telur pada indukan. Pemeliharaan yang baik juga tentunya
mempengaruhi pad apertemubuhan benih ikan, pada masa pendederan satu perlu
ditingkatkan asupan pakan berprotein tinggi, karen apada masa ini ikan sedang berada
pada kondisi pertumbuhan. Berbeda dengan pada pendederan dua benih telah siap
menerima asupan pakan buatan untuk memberikan keseimbangan nutrisi yang
didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifanto E, dan Liviawati E. 1990. Maskoki Budidaya dan Pemasarannya.


Yogyakarta. 112 hlm.

Bachtiar. (2004) dalam Noviyanti, Karin., Tarsim., Maharani, Heni Wijaya. 2015.
Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina Pada Pakan Buatan Terhadap Intesitas
Warna Ikan Koki (Carassius auratus). Volume III NO 2 Februari 2015. ISSN: 2302-
3600.

Ferianti,febri.2018.teknik pendederan ikan mas di UPTD balai benih air tawar


Bontomanai kabupaten Gowa provinsi Sulawesi Selatan. POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI PANGKEP

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas_14 Januari 2023.13:29 wib.

Anda mungkin juga menyukai