Skripsi
Oleh
MUHAMMAD HUSNI HAMDANI
NPM : 16310199
Skripsi
Oleh
MUHAMMAD HUSNI HAMDANI
NPM : 16310199
NPM : 16310199
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
NPM : 16310199
Judul Skripsi : Hubungan Efikasi Diri dengan Kecemasan pada Mahasiswa Baru
di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahun 2019
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
NPM : 16310199
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini Universitas Malahayati berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya ilmiah
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai
pemilik hak cipta.
Yang menyatakan
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
ABSTRAK
Latar belakang: Efikasi diri adalah keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk
melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian
dalam lingkungan. Efikasi diri pada mahasiswa saat akan menghadapi ujian dapat
menjadi faktor penting dalam mengurangi kecemasan mahasiswa dalam menghadapi
ujian itu sendiri. Kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau keadaan
khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
Hasil: Dari jumlah populasi 154 diambil 110 sampel, nilai median 55.00(sedang), nilai
min-max(29-71) untuk variabel efikasi diri, sedangkan median 15.00(rendah), nilai min-
max(3-39) untuk tingkat kecemasan. Hasil analisis Bivariat uji Spearman didapatkan
nilai P Value 0.011 dan nilai r -0.161.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara efikasi diri dan tingkat kecemasan pada
mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun 2019, dengan
kekuatan korelasi rendah dan arah korelasi negatif yaitu semakin tinggi efikasi diri
maka semakin rendah tingkat kecemasan mahasiswa.
vii
MEDICAL FACULTY
MALAHAYATI UNIVERSITY
ABSTRACT
Objective: to find out the relationship between self-efficacy and anxiety levels in facing
the CBT exam for new students at the medical Faculty of Malahayati University in 2019
Methods: This type of research uses observational analytic methods with cross
sectional approach. The sample in this study were 110 respondents. How to take a
sample with purposive sampling technique. Bivariate analysis uses Spearman’s non-
parametric statistical test.
Results: From a population of 154, 110 samples were taken, the median value was
55.00 (moderate), the min-max value (29-71) for self-efficacy variables, while the
median was 15.00 (low), the min-max value (3-39) for the level of anxiety. The results of
the Bivariate Spearman test obtained P value of 0.011 and r -0.161.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan efikasi diri
dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT pada mahasiswa baru di Fakultas
Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, maka dengan
selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih serta rasa hormat kepada:
1. Dr. Achmad Farich, dr., M.M Selaku Rektor Universitas Malahayati Bandar
Lampung
3. Sri Maria Puji Lestari, dr. M. Pd, Ked selaku Kepala Prodi Pendidikan Dokter
juga ketua payungan penelitian saya yang dengan sangat sabar memberikan
5. Octa Reni Setiawati, S.Psi. M.Psi selaku penguji yang telah bersedia
6. Seluruh dosen staf Program Pendidikan Kedokteran Umum yang dengan penuh
ix
7. Ayahanda saya Bapak H.Sadikin,S.Km dan ibunda saya Ibu HJ.Yuliani,S.Pd
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI..................................................... vi
ABSTRAK....................................................................................................... vii
ABSTRACT...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 5
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Penelitian................................................................... 44
4.2 Karakteristik Responden............................................................. 45
4.3 Hasil Penelitian............................................................................ 46
4.4 Pembahasan................................................................................. 47
4.5 Keterbatasan Penelitian............................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.6 Hasil uji bivariat hubungan Efikasi diri dan tingkat kecemasan......50
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR SINGKATAN
IQ Intelligent Quotient
UN Ujian Nasional
xv
DAFTAR LAMPIRAN
9 Kuesioner
10 Dokumentasi Penelitian
11 Biodata
12 Persembahan
13 Jurnal Penelitian
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu hal yang belum jelas. Mahasiswa yang mengalami kecemasan disebabkan
oleh kesenjangan antara apa yang diharapkan oleh mahasiswa dan kenyataan yang
ada dari faktor internal dan ada dari faktor eksternal. Internal sebagai contohnya
adalah faktor pengalaman, respon terhadap stimulus, usia, dan juga faktor gender.
Sedangkan dari faktor eksternal berikut contohnya adalah faktor dukungan keluarga
Salah satu faktor munculnya kecemasan yaitu saat akan menghadapi ujian
Menurut Miriam Schapiro, karena adanya rasa khawatir dengan hasil yang akan
dicapainya, atau khawatir akan medapatkan nilai yang kurang memuaskan. (Nevid
et al, 2005).
menerapkan ujian CBT pada mahasiswa semester pertama. CBT merupakan metode
ujian dengan soal jenis pilihan ganda tipe A (one best answer) yang dilakukan
2016).
1
2
3
Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Fitri Maiziani (2016). Ujian
CBT sendiri memiliki kelebihan seperti pelaksanaan yang jujur dan bersih dari
didalamnya mungkin masih ada kekurangan dari ujin CBT seperti system error yang
mana bisa membuat jawaban tidak terdeteksi oleh sistem yang ada.
kondisi tempat kuliah, dan sarana belajar yang digunakan. (Warsito, 2012).
kemampuan diri) dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT pada mahasiswa
seseorang pada prestasi yang lebih baik dalam berbagai bidang karena self-efficacy
akan mengaktifkan perubahan psikologi yang mengurangi rasa sakit dan lebih dapat
dalam skenario tertentu seperti percaya pada kemampuan mereka untuk melakukan
suatu tugas atau belajar diberi informasi. Self-eficacy adalah perasaan berperan
Dengan demikian, efikasi diri pada mahasiswa saat akan menghadapi ujian
mengatur kegiatan belajar mereka sendiri, dan hidup dengan harapan akademis
Masruroh (2017), didapatkan bahwa efikasi diri dari 175 mahasiswa yang menjadi
54 (31,8%) mahasiswa lainya memiliki efikasi diri tinggi dan 43 (25,3%) mahasiswa
dikarenakan perbedaan atau transisi metode ujian yang dihadapi semasa masih
berada di bangku sekolah menengah atas (SMA), maka peneliti tertarik untuk
mengetahui hubungan efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan efikasi diri
dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT pada mahasiswa baru di Fakultas
2019.
2019.
peneliti, pembaca, dan instansi terkait mengenai hubungan efikasi diri dengan
6
Hubungan efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT pada
2.1 Kecemasan
perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari
respon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada
yang tidak jelas. Kecemasan akibat terpajan pada peristiwa traumatik yang
atau cedera serius atau ancaman fisik diri sendiri. (Audith, 2004).
merupakan suatu hal yang dapat terjadi saat individu mengalami stress,
35
7
kecemasan dapat timbul ketika menemukan hal baru yang membuat individu
kecemasanya dapat diketahui, masih dala taraf sehat, dapat ditolerir dan tidak
2012).
sindrom nyeri dan respon terkait stress yang menimbulkan defisiensi imun.
jantung, otot, dan sistem saraf pusat. Lonjakan adrenalin menyebabkan satu-
bahaya telah berakhir, serabut saraf parasimpatis menghambat proses ini dan
adalah salah satu proses yang tidak diperlukan, maka asupan energi ke sistem
Sundeen (2007).
1. Faktor internal
a) Pengalaman
timbul.
c) Usia
d) Gender
2. Faktor Eksternal
1. Dukungan Keluarga
2. Kondisi Lingkungan
menghadapi permasalahan.
1. Teori Psikoanalitik
3. Teori keluarga
11
4. Teori biologis
1. Kecemasan Ringan
2. Kewaspadaan meningkat.
kreatifitas.
2. Kecemasan Sedang
lebih tegas, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan
3. Kecemasan Berat
pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir
untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang
muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual,
tegang.
persepsi menyempit.
dapat dilakukan dengan alat ukur yang digunakan yaitu Hamilton Anxiety
kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat, dan berat sekali. HARS
1. Anxious Mood
ketakutan yang luar biasa terhadap ketidak pastian masa depan, merasa
2. Ketegangan (tension)
pasien sedikit tegang. Skor 2: pasien nampak sedikit lebih gelisah, Skor
3. Ketakutan (fear)
jarum suntik apabila melihat darah dll. Skor 1: tidak menyatakan apa-
biasa, skor 2: durasi tidur sedikit terganggu tetapi kepulasan tidur tidak,
skor 3: durasi tidur dan kepulasan tidur sedikit terganggu, skor 4: durasi
pengambilan keputusan.
6. Depressed mood
secara jelas pengalaman sedihnya, walapun dia sedikit tanpa harapan dan
depresi.
sehari-hari.
dada. atau rasa seperti tercekik. Skor 1: tidak ada gejala, skor 2: agu-ragu
keroncongan dan diare. Skor 1: tidak ada gejala, skor 2: ragu-ragu untuk
intestinal.
18
urinary)
Seperti mulut terasa kering, pucat, sering keluar keringat dingin dan
Skor 3: satu atau lebih gejala otonomik lainnya muncul tetapi dapat
pasien secara nyata terlihat agak cemas, dan skor 4: pasien terlihat cemas
sekali.
cemas ringan (total nilai: 14-20); cemas sedang (total nilai: 21-27);
cemas berat (total nilai 28-41); cemas berat sekali (total nilai 42-56).
Bandura adalah tokoh yang mengenalkan istilah efikasi diri atau self-
lainya.
dan menjadi sukses dari pada yang memiliki efikasi diri rendah. Bandura dan
seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, efikasi diri
akan mampu melaksanakan tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu tugas.
Kinicki, 2003).
Menurut Bandura, efikasi diri pada diri tiap individu akan berbeda
antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga aspek. Hal ini
pada tugas-tugas yang mudah, sedang dan tugas-tugas yang sulit, sesuai
atau dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu
Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat efikasi diri seseorang dapat
dengan memilih dari lima gradiasi derajat efikasi diri. Gradiasi tersebut
antara lain: 1) sama sekali tidak yakin mampu melakukan, 2) tidak yakin
Aspek ini berhubungan luas bidang tugas tingkah laku yang mana
bervariasi.
tugas itu tidak hanya terbatas pada satu aspek saja, akan tetapi
langsung dengan aspek level, yaitu semakin tinggi taraf kesulitan tugas,
dari Bandura dengan lima pilihan gradiasi pilihan jawaban dan pilihan
jawaban tersebut memiliki rentang skor dari 1-5. Menurut Baron dan
Byrne (2004), terdapat tiga aspek efikasi diri yang menjadi prediktor
penting pada tingkah laku, antara lain: efikasi diri akademis, efikasi
c. Self-Regulatory
terdapat tiga aspek yang menjadi prediktor penting pada tingkah laku,
antara lain: efikasi diri akademis, efikasi diri sosial dan self-regulatory.
sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang
lain dapat mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya
diri secara negatif, yaitu dengan mengurangi reaksi emosi yang terlalu
dari bimbingan karir yang sudah lama diikutinya sehingga siswa yakin
b. Usaha motivasi, misalnya orang akan mencoba lebih keras dan lebih
banyak berusaha pada suatu tugas dimana efikasi diri mereka lebih tinggi
c. Daya tahan, misalnya orang dengan efikasi diri tinggi akan mampu
rintangan.
perkataan pada diri sendiri (self-talk) seperti orang dengan efikasi diri
tinggi mungkin mengatakan pada diri sendiri, “Saya tahu saya dapat
dengan efikasi diri rendah mungkin berkata pada diri sendiri, “Saya
tahu saya tidak bisa melakukan hal ini, saya tidak mempunyai
kemampuan”.
e. Daya tahan terhadap stres, misalnya orang dengan efikasi diri rendah
tekanan dengan percaya diri dan kepastian dan dengan demikian dapat
efikasi diri yang tinggi dengan keberhasilan dalam tugas fisik dan mental
2003).
antara lain, yaitu individu dapat memilih perilaku yang tepat, memiliki
Mengutip dari Jurnal Hisbah, Vol. 13, No. 1, Desember 2016 individu
yang memiliki efikasi diri tinggi akan cenderung memilih terlibat langsung
efikasi diri yang tinggi cenderung mengerjakan suatu tugas tertentu, atau
sebagai suatu ancaman yang harus mereka hindari. Mereka yang gagal
ancaman bagi mereka. Individu seperti ini memiliki aspirasi yang rendah
serta komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan yang mereka pilih
atau mereka tetapkan. Individu yang memiliki efikasi diri rendah tidak
yang memiliki efikasi diri tinggi dan rendah memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
sulit.
dan keterampilan.
(Smith, et al. 2010). Kuesioner GSE pertama kali dibuat oleh Matthias
Jerusalem dan Ralf Schwarzer dalam bahasa Jerman, yang terdiri dari
menggunakan empat poin skala Linkert. Kuesioner ini sudah melewati uji
dimensi efikasi diri yang belum ada pada kuesioner yang dibuat oleh
Masruroh (2016) telah melalui uji validitas dan reliabilitas, dengan hasil
terdapat empat item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 1, 2, 9, dan
11. Kuesioner dengan item pertanyaan yang tidak valid tersebut, diperbaiki
terdapat 14 item pertanyaan yang valid dan satu item pertanyaan yang
tidak valid yaitu item nomor 1. Item pertanyaan yang valid tersebut, diuji
reliabilitas.
untuk mengen dalikan, baik digital maupun analog teknik pengujian dan evaluasi
kualitas komponen dan produk. Sistem computer based testing (CBT) atau
kumpulan-kumpulan soal dan proses penskoran otomatis, media audio, video dan
interaktif serta autorun. Menurut Sri Lestari, CBT adalah suatu metode administrasi
tes yang dilakukan secara elektronik dengan dica- tat, dinilai, atau keduanya (Sri,
2010). CBT merupakan sistem penilaian berdasarkan komputer serta bagian dari
dan ker- tas, mengurangi biaya, uji penghitungan skor valid, menghemat waktu,
lebih cepat dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari pelaksanaan tes. CBT
ketentuan memenuhi kriteriasebagai tools atau alat pelaksana tes hasil belajar. (Sri,
2010).
Ujian
Ujian sekolah seperti ujian harian, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir
semester (UAS), dan ujian nasional (UN) merupakan rutinitas yang biasa dialami
oleh siswa. Namun bagi sebagian siswa yang memiliki efikasi diri yang
rendah, ujian dapat menjadi penyebab kecemasan karena siswa kurang memiliki
ketakutan yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu yang akan terjadi
dengan diikuti beberapa gangguan fisik maupun psikis. Dalam hal ini siswa sering
apa yang diharapkan oleh siswa dan kenyataan yang terjadi pada siswa dalam
menyelesaikan tugas akademik. Sehingga dalam hal ini siswa merasa tertekan
menimbulkan kecemasan.
Kecemasan sering muncul pada siswa saat menghadapi ujian, bahkan dapat
33
mengganggu aspek psikis, fisik maupun sosial siswa. Sehingga hal ini dapat
menghadapi ujian. Ketika gangguan ini muncul pada siswa, kecemasan dan
sekolah. Siswa terus menerus merasa khawatir jika tidak dapat melakukan tugas
sekolah dengan baik, bahkan siswa merasa khawatir pada situasi ketika siswa
Kecemasan pada siswa ini lebih disebabkan karena siswa kurang yakin
dengan kemampuan mereka sendiri. Kondisi kurang yakin pada diri sendiri atau
kurang percaya diri ini mempunyai hubungan dengan motivasi seseorang dan
berkaitan. Karena ketika seseorang yang memiliki efikasi diri rendah dalam
efikasi diri memiliki pengaruh penting terhadap kecemasan yang dialami oleh
siswa. Dengan efikasi diri yang tinggi siswa tidak akan mengalami kecemasan,
terlebih siswa akan yakin berhasil dalam menempuh ujian. Sehingga peneliti
(Efikasi diri)
Usia
Gender
2.7 Hipotesa
Ho: Tidak ada hubungan efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian
Tahun 2019.
Ha: Ada hubungan Efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT
2019.
BAB III
METODE PENELITIAN
diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT pada mahasiswa baru di
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
1. Besar sampel
sebagai berikut:
35
36
N
n= 2
1+ N (d )
146
n=
1+ 146 ( 0,05 )
2
146
n=
1+ 146(0,0025)
146
n=
1+ 0,36
n = 107
Jadi besar sample yang diperlukan dalam penelitian ini berjumlah 107
sampel mahasiswa.
2. Teknik Sampel
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan dari ciri atau sifat-sifat
ringan, sedang, berat, atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen)
yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat
ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci
Skor Gejala
0 Tidak ada gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala
1 1% - 25% gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala
2 26% - 50% gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala
3 51% - 75% gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala
4 76% - 100% gejala yang timbul pada tiap kelompok gejala
39
seseorang, yaitu:
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksudkan untuk
ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater), sedang kan untuk
mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur
dan Ralf Schwarzer yang berdasar pada teori Bandura. Pertanyaan dalam
kuesioner ini terdiri dari item favorable dan unfavorable dengan skala
pemberian skor pada kuesioner GSE ini dapat dilihat dalam table berikut:
40
a. Uji Validitas
tersebut valid.
nilai korelasi antara data pada tiap-tiap pertanyaan dengan skor total
N Σ xy − (ΣxΣy)
r=
NΣx² − (Σx) ² [NΣy2 −Σy2 ]
Dimana:
b. Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini cara yang digunakan penulis untuk menguji reliabilitas
a. Apabila hasil koefisien Cronbach Alpha > taraf signifikansi 60% atau 0,6
b. Apabila hasil koefisien Cronbach Alpha <taraf signifikansi 60% atau 0,6
lembar kuesioner secara langsung diisi oleh responden yang bersedia menjadi
Pengolahan data dalam penelitian ini dengan melalui 4 tahap yaitu sebagai berikut:
1. Editing
2. Coding
Kegiatan data merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka
3. Processing
42
dianalisis.
4. Cleaning
terdapat kesalahan.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
menggunakan uji statistic ya itu uji pearson product moment merupakan uji
hubungan duavariab elatau lebih, namun bila distribusi data tidak normal
2010).
43
Pembuatan laporan
44
bulan Oktober tahun 2019. Data diambil dari pengisian lembar kuesioner secara
langsung diisi oleh responden yang bersedia menjadi responden, untuk responden
atau sampel menggunakan tehnik Purposive sampling yang didasari pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Data dalam penelitian ini
Berikut ini hasil penelitian dapat ditampilkan dalam bentuk tabel yang
terdiri atas serta hasil dari uji variabel independent dan variabel dependen.
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dari peserta yang
44
45
2. Usia
Data frekuensi responden berdasarkan usia, disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
mahasiswa.
1. Efikasi Diri
Rendah (13-26) 0 0
Sedang(27-40) 2 1.8
Dari tabel 4.3 dapat dilihat sebagian besar efikasi diri dari peserta
2. Tingkat Kecemasan
Dari tabel 4.5 dapat dilihat hasil yang lebih dominan sebagian besar
tingkat kecemasan dari peserta yang mengikuti ujian CBT pada mahasiswa
Dari hasil uji normalitas diatas terlihat bahwa efikasi diri dari peserta yang
Malahayati tahun 2019 memiliki nilai 0.013 sedangkan kecemasan diri dari
peserta yang mengikuti ujian CBT pada mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati tahun 2019 memiliki nilai 0.035 Hal ini menunjukkan
bahwa P-value lebih kecil dari α= 0,05. Dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
dan kecemasan berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Dari hasil
uji normalitas di atas maka uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi
Spearman’s dengan nilai alpha 0,05 yang berarti apabila nilai p < 0,05 maka
terdapat hubungan yang bermakna antar kedua variabel (H0 ditolak) dan apabila
nilai p > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna (H 0 diterima). Dalam
penelitian ini dicari pula nilai keeretan korelasi untuk melihat kekuatan hubungan
antar variabel.
48
Tabel 4.6 Hasil Uji Bivariat Hubungan antara Efikasi Diri Terhadap Tingkat
Kecemasan
Kecemasan 15 3-39
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat dari hasil uji signifikansi korelasi
0.011 atau p< 0.05 yang artinya hubungan positif antara efikasi diri dengan
terbukti dan diterima. Dan untuk nilai korelasi r = -0.161, artinya kekuatan
korelasi negatif yang dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi efikasi diri
4.3 Pembahasan
1. Jenis Kelamin
banyak dari laki-laki. Jumlah ini dapat dipengaruhi oleh total seluruh
2. Usia
dan dewasa awal. Hurlock (2003) dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
sampai umur 40 tahun, saat perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
dari peserta yang mengikuti ujian CBT pada mahasiswa baru di Fakultas
tinggi sebanyak 108 orang (98.2%). Dan untuk efikasi diri sedang sebanyak
2 orang (1,8%) , sedangkan untuk efikasi rendah dan tinggi sekali tidak ada.
pada stress yang akan timbul maka efikasi dirinya meyakinkan akan
terjadinya reaksi terhadap suatu situasi atara reaksi emosi dan usahanya
dalam menghadapi kesukaran. Efikasi diri yang dimiliki individu itu dapat
cenderung menghindari atau bahkan lari dari situasi yang diyakini bahwa
efikasi diri sebagai persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat
diharapkan.
4.3.3 Kecemasan
ketakutan yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu yang akan terjadi
dengan diikuti beberapa gangguan fisik maupun psikis. Dalam hal ini siswa
ketidak sesuaian antara apa yang diharapkan oleh siswa dan kenyataan yang
mengganggu aspek psikis, fisik maupun sosial siswa. Sehingga hal ini dapat
reduksi sel yang dirangsang dan kemudian sel beraktifitas dengan lamban.
sendiri adalah utusan kimia khusus yang membantu informasi bergerak dari
sel saraf ke sel saraf. Jika neurotransmitter keluar dari keseimbangan, pesan
tidak bisa melalui otak dengan benar. Hal ini dapat mengubah cara otak
Misalnya, cemas mendapat nilai buruk membuat siswa belajar keras dan
berlebihan saat akan ujian justru membuat siswa mengalami blocking dan
tidak bisa menjawab pertanyaan ujian. (Fitri Fausiah & Julianti Widury,
2005).
pada diri sendiri atau kurang percaya diri ini mempunyai hubungan dengan
minimum 29, dan nilai maksimum 71 untuk efikasi diri dan didapatkan nilai
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah
hara (2014) pada siswa kelas ixdi MTS Al Hikmah Brebes dimana ada
dengan pendapat Nevid dkk (2005), bahwa kecemasan adalah suatu keadaan
buruk akan terjadi. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Haber dan
Runyon.
menghadapi ujian CBT, perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
Dari data yang diperoleh peserta yang mengikuti ujian CBT terlihat
mengalami kecemasan sedang sebanyak 4 orang (3.6%) dan tidak ada yang
(perry, 2005). Selain itu seseorang yang memiliki efikasi diri juga akan
efikasi diri yang tinggi seseorang tidak akan mengalami kecemasan, terlebih
orang tersebut akan yakin berhasil dalam menempuh ujian. Dari penelitian
di atas peserta yang mengikuti ujian CBT sebagian besar sudah dapat
respon terhadap stimulus (Efikasi diri) dan Usia sehingga didapatkan hasil
tingkat kecemasan peserta yang mengikuti ujian CBT banyak berada pada
disaat yang kurang tepat yang berujung pada ketidak fokusan dan kurangnya
sebelumnya sudah pernah atau belum melaksanakan ujian CBT agar lebih
tinggi.
\
58
BAB V
1. Diketahui efikasi diri dari peserta yang mengikuti ujian CBT pada mahasiswa
2. Diketahui tingkat kecemasan dari peserta yang mengikuti ujian CBT pada
tahun 2019”. Nilai korelasi r = -0.161, artinya kekuatan korelasi penelitian ini
memiliki keterkaitan rendah dan mempunyai arah korelasi negatif yang dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah tingkat
kecemasan seseorang.
5.2 Saran
59
menjalani ujian CBT terutama pada mahasiswa baru yang mana baru
yang tepat. Hasil penelitian ini belum sempurna dan masih memiliki
dalam satu waktu untuk menilai kejujuran serta, subjektivitas pada subjek
Stuart, & Sundeen. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Supriyati, Octa Reni Setiawati ,& Vira Sandayanti Hubungan antara self-
efficacy (keyakinan kemampuan diri) dengan kelulusan retaker
UKMPPD di Universitas Malahayati
Frequencis
Statistics
kesemasan Efikasi_diri
Missing 0 0
Frequency Table
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Efikasi_diri
Crosstabs
Cases
kesemasan
Correlations
Descriptive Statistics
Symmetric Measures
Risk Estimate
Correlations
Efikasi_diri kesemasan
N 110 110
Nonparametric Correlations
Correlations
Efikasi_diri kesemasan
N 110 110
N 110 110
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
INFORMED CONSENT
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur : Tahun
Untuk melakukan penelitian dengan judul ‘’HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI UJIAN CBT PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2019’’.Saya akan memberikan yang sebenar-benarnya demi
kepentingan penelitian ini.
Peneliti Responden
1. Responden
c. Apakah Mahasiswa baru Fakultas kedokteran Universitas Malahayati tahun 2019? Ya/Tidak
e. Apakah Mahasiswa yang bersedia mengisi kuesioner dan mengumpulkan kuesioner? Ya/Tidak
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai
dengan diri Anda, dan tidak ada jawaban yang dianggap salah. Jawaban Anda akan dijamin kerahasiaannya,
maka jawablah dengan jujur. Setelahselesai menjawab semua pertanyaan, harap untuk langsung
mengembalikannya kepada peneliti.
No Gejala Kecemasan √
a. Cemas
b. Firasat buruk
d. Mudah tersinggung
2 Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3 Ketakutan
a. Pada gelap
c. Ditinggal sendiri
4 Gangguan Tidur
f. Mimpi buruk
g. Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan
a. Sulit konsentrasi
6 Perasaan Depresi
a. Hilangnya minat
c. Sedih
b. Kaku
c. Kedutan otot
d. Gigi gemerutuk
b. Penglihatan kabur
9 Gejala kardiovaskular
b. Berdebar-debar
c. Nyeri di dada
b. Rasa tercekik
d. Nafas pendek/sesak
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
g. Mual
h. Muntah
j. Ejakulasi (L)
m. Impotensi (L)
13 Gejala autonom
a. Mulut kering
b. Muka merah
c. Mudah berkeringat
d. Kepala pusing
g. Bulu-bulu berdiri
a. Gelisah
b. Tidak tenang
c. Jari gemetar
d. Kerut kening
e. Muka tegang
h. Muka merah
Petunjuk :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menggambarkantentang diri anda.
Keterangan jawaban :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
No Pertanyaan SS S TS STS
.
BIODATA PENULIS
A. Identitas
1. Nama : Muhammad Husni Hamdani
2. NPM : 16310199
3. Agama : Islam
4. Tempat, tanggal lahir : Kotabaru, 6 Maret 1997
5. Jenis kelamin : Laki-laki
6. Alamat : Tegalrejo, Kel. Hilir Kotabaru, Kalimantan Selatan
B. Riwayat pendidikan
1. SD Negeri 1Tegalrejo
2. SMP Darul Hijrah Putera
3. SMAS Muhammadiyah 1 Yogyakarta
4. Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun 2016
C. Indentitas keluarga
1. Ayah : H. Sadikin, S.Km
2. Ibu : Hj. Yuliani, S.Pd
3. Kakak : 1. Rahmat Ikhsan Perdana.
MOTTO
Puji syukur ku panjatkan pada-Mu ya Allah SWT atas besar karunia yang telah Engkau
limpahkan kepadaku dan juga kedua orang tuaku yang telah berusaha membesarkan dan
mendidikku hingga akhir studiku
Abah (Sadikin) Mamah (Yuliani) selaku kedua orang tua saya yang sangat saya cintai dan
saya hormati, inilah sebuah kado yang Husni persembahkan untuk Abah dan Mamah,
prioritas utama dalam hidupku yang selalu mendoakan, memberikan semangat, yang selalu
sabar dan berkerja keras hingga aku sampai ke titik ini. Aku tahu begitu banyak
pengorbanan kalian untuk diriku, terimakasih Abah dan Mamah ku.
Terimakasih untuk kakak-kakak ku ( Ikhsan dan Husnan) dan ading ku ( Jamil) yang selalu
memberikan dukungan serta memberikan senyuman semangat disetiap pertemuan kami yang
sangat kami manfaatkan untuk saling berbagi.
Kepada dokter pembimbing saya Sri Maria Puji Lestari, dr., M.Pd. M.Ked dan Rakhmi
Rafie, dr., M.Kes yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat kepada saya
Kepada ibu Octa Reni Setiawati, S.Psi.M.Psi sebagai penguji saya, yang telah memberikan
banyak masukkan yang bermanfaat kepada saya
Terimakasih untuk Teman-teman Lorong ku tercinta yaitu Gedung D lantai 3 yang selalu
menghiburku dengan berbagai macamnya candaan dan perjalanan yang sudah kita hadapi
bersama sehingga saya bisa terus bersemangat menyelesaikan studi saya.
Terimakasih banyak juga untuk semua anggota Keluarga besar Muhammad Squad yang
mana tanpa saya sadari membantu saya dalam pembentukan karakter saya pribadi,
terimakasih atas 3,5 tahun nya, bagi saya menjadi bagian dari kelompok Muhammad adalah
hal yang benar-benar tidak mungkin bisa saya lupakan.
saya hanya mengucapkan banyak terimakasih untuk semua yang menolongku, memberiku
semangat, yang selalu aku repotkan, semoga Allah yang akan membalas kemuliaan hati
kalian. saya mencintai semuanya, terimakasih.
Lampiran 13 Jurnal penelitian
ABSTRAK
Latar belakang: Efikasi diri adalah keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu
bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Efikasi diri pada
mahasiswa saat akan menghadapi ujian dapat menjadi faktor penting dalam mengurangi kecemasan
mahasiswa dalam menghadapi ujian itu sendiri. Kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau
keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Tujuan: Untuk
mengetahui hubungan efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian CBT pada mahasiswa baru di
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun 2019. Metode Penelitian:Jenis penelitian ini menggunakan
metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 110
responden. Cara pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji
statistik non parametrik Spearman’s. Hasil: Dari jumlah populasi 154 diambil 110 sampel, nilai median
55.00(sedang), nilai min-max(29-71) untuk variabel efikasi diri, sedangkan median 15.00(rendah), nilai min-
max(3-39) untuk tingkat kecemasan. Hasil analisis Bivariat uji Spearman didapatkan nilai P Value 0.011 dan
nilai r -0.161. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara efikasi diri dan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru
di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun 2019, dengan kekuatan korelasi rendah dan arah korelasi
negatif yaitu semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah tingkat kecemasan mahasiswa.
ABSTRACT
Background: Self-efficacy is one's belief in one's ability to exercise some form of control over the functioning
of that person and events in the environment. Self-efficacy of students when they are going to face an exam can
be an important factor in reducing student anxiety in facing the exam itself. Anxiety is a state of apprehension
or state of worry that complains that something bad is about to happen.Objective: to find out the relationship
between self-efficacy and anxiety levels in facing the CBT exam for new students at the medical Faculty of
Malahayati University in 2019. Methods: This type of research uses observational analytic methods with cross
sectional approach. The sample in this study were 110 respondents. How to take a sample with purposive
sampling technique. Bivariate analysis uses Spearman’s non-parametric statistical test. Results: From a
population of 154, 110 samples were taken, the median value was 55.00 (moderate), the min-max value (29-
71) for self-efficacy variables, while the median was 15.00 (low), the min-max value (3-39) for the level of
anxiety. The results of the Bivariate Spearman test obtained P value of 0.011 and r -0.161. Conclusion: There
is a relationship between self-efficacy and anxiety levels in new students at the Faculty of Medicine, University
of Malahayati in 2019, with the strength of low correlation andthe direction of negative correlation, the higher
the self-efficacy,
.Keywords: Self-efficacy, Anxiety, CBT Exam
Literature : 22 (2003-2019)
PENDAHULUAN kecemasan yang dialami kebanyakan
terancam pada suatu hal yang belum hasil yang akan dicapainya, atau
kenyataan yang terjadi pada mahasiswa mulai menerapkan ujian CBT pada
Faktor yang dapat mempengaruhi jenis pilihan ganda tipe A (one best
ada dari faktor internal dan ada dari menggunakan program komputer,
respon terhadap stimulus, usia, dan juga penguasaan teori yang telah di pelajari
faktor dukungan keluarga dan faktor dilakukan oleh Fitri Maiziani (2016).
Salah satu faktor munculnya bersih dari kecurangan, waktu yang bisa
ujian yang mana merupakan masalah dilakukan pengacakan soal, dan juga
mempermudah dalam mengoreksi diperlukan untuk mencapai hasil
mungkin masih ada kekurangan dari efficacy yang tinggi akan mengarahkan
ujin CBT seperti system error yang seseorang pada prestasi yang lebih baik
mana bisa membuat jawaban tidak dalam berbagai bidang karena self-
itu sendiri lebih lanjut. Self-efficacy semasa masih berada di bangku sekolah
baru yang telah mengikuti ujian CBT. dapat disimpulkan bahwa responden
yang berusia 16-18 tahun lebih
Untuk kriteria inklusi pada penelitian
mendominasi dengan jumlah frekuensi
ini adalah Mahasiswa baru Fakultas 85 responden (72,3%) dari seluruh
Kedokteran Universitas Malahayati jumlah responden yang berjumlah 110
mahasiswa.
tahun 2019 yang akan melakukan ujian
Berdasarkan tabel 1. di atas
CBT Mahasiswa baru yang bersedia dapat dilihat bahwa dari 106 mahasiswa
menjadi responden. Mengerti cara Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati Angkatan 2019 yang
operasional pengisian CBT. Sedangkan
mengisi kuesioner, di dapatkan
responden mahasiswa berjenis kelamin
HASIL PENELITIAN perempuan lebih banyak yang
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Dan Usia
berjumlah 62 dengan persentase 58,5%.
Jenis Frekuens Persentase Berdasarkan Usia didapatkan
Kelamin i (%)
Laki-laki 47 42.8 mahasiswa yang paling banyak berusia
Perempuan 63 57.2
18 tahun dengan jumlah 52 responden
Total 110 100
dengan persentase 49,1%.
Tabel 2. Dstribusi efikaasi diri
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa responden dari peserta Efikasi diri Frekuensi Presentase (%)
Kecemasan 15 3-39
antara efikasi diri dengan kecemasan
menghadapi ujian CBT Jadi hipotesis
dalam penelitian ini terbukti dan
Berdasarkan tabel 3. di atas diterima. Dan untuk nilai korelasi r = -
menunjukan bahwa distribusi college 0.161, artinya kekuatan korelasi negatif
adjustment pada mahasiswa Fakultas yang dapat disimpulkan bahwa semakin
Kedokteran Universitas Malahayati tinggi efikasi diri maka semakin rendah
angkatan 2019 menunjukan nilai mean tingkat kecemasan mahasiswa dalam
sebesar 190,59 dan masuk kedalam ujian CBT.
college adjustment dengan kategori
Berdasarkan hasil uji regresi
sedang, dan di dapatkan nilai standar
linier berganda dari tabel 5. di atas
deviasi sebesar 16,162. Untuk distribusi
diketahui nilai koefisien regresi R =
self-efficacy pada mahasiswa Fakultas
0,578 dan didapatkan nilai signifikan
Kedokteran Universitas Malahayati
sebesar p = 0,000 yang berarti p<0,05.
angkatan 2019 menunjukan nilai mean
Hal ini menunjukan bahwa self-efficacy
sebesar 52,25 dan masuk kedalam self-
dan optimisme secara bersama-sama Malahayati angkatan 2019 didapakan
berperan terhadap college adjustment. nilai mean sebesar 190,59 dan masuk
Di dapatkan Koefisien determinasi kedalam college adjustment dengan
regresi sebesar adjusted R2 = 0,321 hal kategori sedang, dan di dapatkan nilai
ini menunjukan bahwa kedua variabel standar deviasi sebesar 16,162.
independent (self-efficacy dan Kemampuan college adjustment
optimisme) mampu menjelaskan
merupakan hal yang harus dimiliki oleh
kejadian college adjustment sebesar
32,1% dan sisanya yaitu sebesar 67,9% mahasiswa. Hal ini berguna untuk
dijelaskan oleh faktor lainnya. mencegah terjadinya goncangan psikis
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan
dan ujian CBT pada mahasiswa baru di
pada masing- masing variabel
didapatakan variabel self-efficacy Fakultas Kedokteran Universitas
memiliki koefisien beta terstandarisasi
Malahayati tahun 2019 diperoleh P-
0,438 dengan nilai signifikan sebesar p
= 0,000 (p<0,05) yang berarti self- value adalah 0.011 atau p< 0.05 yang
pribadi atas kemampuan seseorang yang dimiliki akan lebih gigih berusaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. rintangan. Self-efficacy yang tinggi juga
yang dapat mendorong seseorang untuk ancaman tanpa rasa cemas dan
dipengaruhi oleh 4 aspek besar, yakni sumber kognitifnya dengan lebih efektif
dukungan sosial dan self-efficacy yang sesuatu maka dia tidak akan berusaha
andexcute the courseof action required efficacy yang tinggi memandang tugas-
yang diharapkan. Keyakinan efikasi diri yang mengikuti ujian CBT terlihat
4 orang (3.6%) dan tidak ada yang mengeluarkan bakat serta kemampuan
CBT muncul karena mahasiswa berfikir (perry, 2005). Selain itu seseorang yang
bahwa adanya ancaman akan kegagalan memiliki efikasi diri juga akan terhindar
dalam bentuk rasa khawatir dan karena dia yakin akan kemampuan
disertai oleh ketidakyakinan diri dan berpendapat bahwa efikasi diri memiliki
Sehingga dapat dikatakan bahwa efikasi yang dialami oleh seseorang. Dengan
diri mempengaruhi kecemasan yang efikasi diri yang tinggi seseorang tidak
mengatasi tantangan baru, meyakini diri mengendalikan ketiga aspek yaitu tidak
terkendalinya manisfestasi kognitif, (57.3%). Didapatkan nilai median
hasil tingkat kecemasan peserta yang tingkat kecemasan pada mahasiswa baru
mengikuti ujian CBT banyak berada dalam menghadapi ujian CBT adalah
kecemasan, karena dapat menggangu waktu yang tepat. Hasil penelitian ini
konsentrasi para peserta ujian sehingga belum sempurna dan masih memiliki
ujian tersebut, oleh sebab itu diharapkan kontrol terhadap pengambilan subjek
terus mengelola dengan baik dan yang dimiliki peneliti dan responden.
dapat terhindar dari faktor-faktor yang langsung dari responden dalam satu
6623943/Fax. 061-6614002;
http://fip.unimed.ac.id/ppb.html
Bersama ini, redaksi Jurnal Psikologi dan Konseling memberitahukan bahwa naskah dengan
identitas sebagai berikut:
Judul : Hubungan Efikasi Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian CBT Pada
Mahasiswa Baru Di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahun 2019
Penulis : Muhammad Husni Hamdani1, Sri Maria Puji Lestari2, Rakhmi Rafie3
Artikel tersebut dinyatakan telah memenuhi kriteria publikasi pada Jurnal Psikologi dan
Konseling, dan akan diterbitkan pada Volume 18 No. 1 Juni 2021 dalam versi cetak dan elektronik.