Anda di halaman 1dari 4

Efek terlalu sering mengonsumsi pil tidur

SMA Bangun Insan Mandiri

Anggota :
 Kevin Kevin.D.Kusumo@sekolahbim.sch.id
 Lily lily.a.nainggolan@sekolahbim.sch.id
 Marvellyno marvellynowillys@sekolahbim.sch.id
 Winzhent Winzhent.L.keliat@sekolahbim.sch.id

Bab 1 pendahuluan
1.Latar belakang masalah
Penggunaaan berlebihan atau keseringan mengonsumsi pil tidur dapat memiliki
beberapa efek negative pada kesehatan.Ini bisa termasuk ketergantungan fisik
dan psikilogis terhadap pil tidur,penurunan kualitas tidur alami,gangguan
kognitif seperti masalah konsentrasi dan ingatan penurunan respons tubuh
terhadap pengobatan,dan resiko overdosis yang berpotensi fatal.Selain itu,pil
tidur juga menyebabkan efek samping seperti kantuk berlebihan di siang
hari,pusing,dan masalah pencernaan.Penting untuk berkonsultasi dengan
professional medis.

2.Rumusan masalah
Bagaimana efek keserigan mengonsumsi pil tidur terhadap kesehatan fisik dan
psikologis seseorang,serta apakah terdapat dampak janga Panjang yang perlu
diperhatikan?

3.Tujuan penelitian
-Menganalisis dampak kesehatan fisik dan psikologis yang mungkin timbul
akibat penggunaan berlebihan atau keseringan mengonsumsi pil tidur
-Menilai apakah penggunaan jangka Panjang pil tidur dapat mengabikatkan
ketergantungan fisik dan psikologis
-Mengindentifikasi perubahan dalam pola tidur alami dan kualitas tidur

4.Batasan masalah
-Rentang usia : Penelitian ini hanya berfokus pada orang dewasa (18 tahun
keatas)
untuk menghindari variasi dalam respons terhadap pil tidur pada
berbagai tahap perkembangan
-Jenis pil tidur : penelitian akan membatasi penggunaan pil tidur yang umum
dig-
unakan dan dijual bebas

Bab 2 kajian pustaka


Bagi orang yang memiliki gangguan tidur, seperti insomnia, mengonsumsi obat
tidur bisa menjadi solusi agar dapat tidur nyenyak. Meskipun penggunaannya
diperbolehkan, obat tidur sebenarnya memiliki efek samping dan risiko yang
signifikan. Hal ini mungkin tidak disadari banyak orang.

Konsumsi obat tidur memang cukup aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Namun, apabila penggunaannya tidak benar, seseorang bisa menghadapi
masalah. Perlu diwaspadai, konsumsi obat tidur bisa menjadi suatu
ketergantungan. Untuk itu, penting untuk memahami cara kerja dan efek
samping obat tidur yang mungkin terjadi.

Dampak langsung dan jangka panjang dari konsumsi obat tidur seringnya tidak
disadari. Efek berbahaya dari obat tidur yaitu kejang hingga sesak napas.
Beberapa orang juga mengalami reaksi alergi yang dapat menyebabkan
kesulitan bernapas, nyeri dada, mual, dan bengkak.Beberapa dari efek samping
ini bisa menyebabkan overdosis yang mematikan. Hanya saja, gejala umum dan
efek samping yang sering terjadi, meliputi:
- Pusing;
- Mulut kering;
- Kesulitan dalam koordinasi;
- Mengantuk di siang hari;
- Mimpi yang tidak biasa;
- Gatal dan bengkak;
- Sakit kepala ringan;
- Pernapasan terasa tertekan;
- Ketergantungan pada obat tidur;
- Minum obat tidur hanya agar bisa merasakan efek euforia;
- Mengidam obat tidur di siang hari.
Seseorang yang menggunakan obat tidur dalam jangka waktu lama, cenderung
mengalami efek samping yang meningkat. Ketika ia terus mengonsumsi obat
dari waktu ke waktu, substansi menumpuk di tubuh dan menghasilkan efek
samping yang tidak diinginkan. Efek sampingnya termasuk tekanan darah
tinggi, detak jantung tidak teratur dan depresi.Beberapa obat tidur memiliki efek
samping yang lebih berpotensi berbahaya, termasuk parasomnia. Parasomnia
adalah gerakan, perilaku, dan tindakan yang tidak dapat dikendalikan, seperti
tidur berjalan. Selama parasomnia, kamu tertidur dan tidak menyadari apa yang
terjadi.Parasomnia merupakan perilaku tidur yang kompleks, kamu mungkin
bisa makan saat tidur, menelpon, atau berhubungan seks dalam keadaan tidur.
Mengemudi dalam tidur adalah efek samping obat tidur yang lebih serius
lainnya. Meskipun jarang terjadi, parasomnia sulit dideteksi begitu obat mulai
bekerja.Perlu diketahui, kapan pun kamu mengalami perilaku tidur yang
kompleks (meskipun sekali) harus segera berhenti menggunakan obat tidur
resep. Hanya saja saat berusaha untuk berhenti menggunakan obat tidur, akan
terjadi gejala ketergantungan. Untuk mengelola gejala putus obat ini yaitu
dengan menjalani detoksifikasi medis.Perawatan kecanduan obat tidur dapat
dilakukan dengan rawat inap atau rawat jalan. Rehabilitasi rawat inap, yaitu di
mana pasien tinggal di fasilitas rehabilitasi dan di bawah pengawasan medis,
dan psikologis secara terus-menerus. Cara ini dianggap sebagai metode terbaik
untuk mendapatkan ketenangan.Rehabilitasi rawat inap juga dianjurkan bagi
orang-orang yang mengalami kecanduan obat tidur, mereka yang rehabilitasinya
belum tuntas di masa lalu, dan orang yang tinggal di lingkungan di mana obat-
obatan dan alkohol mudah dijangkau.Sementara itu, meskipun rehabilitasi rawat
jalan tidak mendapatkan fasilitas medis, pasien tetap harus bertemu dengan
psikolog dan dokter beberapa kali seminggu selama beberapa jam setiap kali
pertemuan.

Bab 3 Metode penelitian


Gangguan yang terjadi apabila terlalu sering menonsumsi pil tidur yaitu
gangguan koordinasi motoric,vertigo serta ketidakmampuan untuk untuk focus
atau mengingat sesuatu.Jika dikonsumsi terus menerus maka efek yang timbul
akan semakin parah.

Bab 4 Hasil penelitian


Efek mengonsumsi pil tidur dirancang untuk komsunsi jangka pendek. Jika
digunakan untuk jangka Panjang, maka potensi ketergantungan pun Bisa
meningkat. Kebergantungan obat tidur dapat menyebabkan efek Samping
seperti gangguan koordinasi motorik, vertigo serta ketidak- Mampuan untuk
fokus atau mengingat sesuatu.

Bab 5 Kesimpulan
Efek keseringan memakai pil tidur dapat membuat orang yang meminumnya
Merasa lupa, merasa pusing, bingung, dan sulit untuk berpikir keesokan
harinya. Berlebihan dalam mengonsumsinya, akan memaksa kita untuk
meningkatkan Asupan agar kita benar-benar tidur. Mengonsumsi obat tidur
kebanyakan dapat Menyebabkan kecanduan dan ketergantungan.

Anda mungkin juga menyukai