Anda di halaman 1dari 9

Menguatkan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Era

Globalisasi
Nama : Poeti Jelita
NIM : 235150701111032
Fakultas : Ilmu Komputer
Cluster : 33

Pendahuluan

Pemahaman mengenai wawasan kebangsaan dan Pancasila memegang


peran yang sangat penting dalam menangani berbagai tantangan yang terkait
dengan persatuan dan kesatuan bangsa. Konsep wawasan kebangsaan, memiliki
kepentingan strategis dalam mencapai kelangsungan hidup negara dan
masyarakat yang bersatu. Kesadaran terhadap wawasan kebangsaan berfungsi
sebagai pendorong semangat cinta terhadap tanah air, yang pada akhirnya
mengembangkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan nasional.
Kehadiran wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila berfungsi sebagai
landasan utama dalam mengelola kehidupan negara dan masyarakat,
mencerminkan esensi dari UUD NKRI Tahun 1945 dan Pancasila.

Setiap bangsa memiliki visi wawasan kebangsaan sebagai arah pandangan


menuju masa depan. Dalam konteks negara, pandangan ini memiliki signifikansi
penting dalam menjaga kesatuan wilayah, kebulatan bangsa, dan identitasnya.
Bagi Indonesia, proses perkembangan wawasan dimulai sejak 1908 dalam
perjuangan menuju kemerdekaan, yang berakar pada semangat nasionalisme. Inti
dari wawasan nusantara adalah komitmen untuk bersatu, yang tumbuh dari
prinsip-prinsip Pancasila dan UUD 1945, serta menghargai keragaman geografis
wilayah. Wawasan nusantara menjadi panduan dalam pengaturan kehidupan dan
pendorong persatuan, yang tercermin dalam nilai-nilai dasar Pancasila dan UUD
1945. Semangat perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan penolakan terhadap
segala bentuk diskriminasi membentuk dasar konsep kebangsaan ini, dengan
tujuan memperkokoh persatuan yang kuat.
Wawasan kebangsaan melibatkan semangat dan prinsip yang menjadi
pondasi kehidupan berbangsa di suatu negara. Semangat dan hakikat
kebangsaan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kelangsungan eksistensi
negara tersebut. Jika semangat kebangsaan membara di dalam suatu negara,
negara tersebut mampu menjaga keberlangsungannya dan mendapatkan
pengakuan dari negara-negara lain. Sebaliknya, bila semangat dan hakikat
kebangsaan itu redup, maka identitas bangsa dan negara tersebut tampaknya
telah lenyap, meskipun entitas fisiknya masih bertahan.
Sebagai sebuah negara berdaulat dengan wilayah yang amat luas, serta
jumlah penduduk yang padat dengan beragam ras, suku, budaya, dan agama,
Indonesia memiliki identitas khas yang timbul dari keragaman ini. Menghadapi
keragaman tersebut, makna nilai-nilai nasionalisme menjadi semakin jelas dalam
kehidupan bersama di Indonesia. Konsep nasionalisme dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mencakup Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Semboyan Negara "Bhinneka Tunggal Ika." Pancasila berfungsi
sebagai ideologi dan dasar bagi NKRI. Pentingnya posisi Pancasila sebagai
ideologi dan dasar bagi bangsa dan negara Indonesia tercermin dalam pengantar
UUD 1945, yang menjadi dasar bagi NKRI dan harus terus diwujudkan dalam
aktivitas sosial serta pemerintahan. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi
bangsa melibatkan pandangan menyeluruh, aspirasi, keyakinan, dan nilai-nilai
yang membentuk jati diri masyarakat Indonesia, dan perlu diimplementasikan
dalam relasi masyarakat, proses identitas nasional, serta penyelenggaraan
negara.
Dampak yang kuat dari globalisasi memiliki potensi untuk mengubah nilai
budaya yang menjadi karakteristik identitas kita sebagai bangsa, bahkan
berpotensi mengurangi semangat nasionalisme. Nasionalisme adalah pandangan
di mana warga negara memberikan prioritas pada loyalitas terhadap negara dan
bangsa di atas hal-hal materi. Walaupun pada awalnya ditanamkan dalam prinsip-
prinsip demokratis seperti kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, namun
nasionalisme dalam masing-masing bangsa biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai
masyarakatnya sendiri, membentuk identitas unik bagi setiap bangsa. Wawasan
kebangsaan Indonesia memiliki peran penting dalam mengajak warga Indonesia
untuk bersikap proaktif dalam mengantisipasi perubahan lingkungan, memberikan
contoh kepada bangsa lain dalam memelihara identitas dan kemandirian, serta
menghadapi tantangan dari luar tanpa konflik, dengan keyakinan bahwa eksistensi
bangsa merupakan sumber yang berharga dalam mendorong nilai-nilai
kemanusiaan yang beretika.
Pancasila memiliki sifat sebagai ideologi yang terbuka, memungkinkan nilai-
nilai Pancasila untuk dikembangkan sesuai dengan perubahan zaman dalam
menghadapi kehidupan bersama dalam negara. Secara singkat, Pancasila
memiliki peran dan fungsi yang signifikan dalam konteks masyarakat Indonesia,
yakni: (a) Pancasila sebagai Pandangan Hidup, menjadi pijakan keyakinan
masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan bersama di negara ini,
mengarahkan perilaku, sikap, dan cara berpikir; (b) Pancasila sebagai Dasar
Negara, mencerminkan rangkaian nilai yang lahir dari masyarakat Indonesia dan
tumbuh sejak dulu, mengandung gagasan tentang tujuan dan cita-cita negara
yang tercermin dalam pasal-pasal konstitusi; dan (c) Pancasila sebagai Ideologi
Nasional, merangkum gagasan, nilai-nilai, dan keyakinan yang mencakup seluruh
masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan terstruktur.

Pembahasan

Pancasila, sebagai pijakan negara, merefleksikan nilai-nilai sejalan dengan


budi pekerti bangsa Indonesia, dinilai ulang berdasarkan pandangan hidup
masyarakatnya. Setiap Sila dalam Pancasila mengandung makna khusus yang
selaras dengan realitas sejak masa lalu hingga saat ini, menjadikannya fondasi
yang mengakar dalam kehidupan berkelompok. Sebagai panduan harian,
Pancasila membentuk jiwa nasionalisme, perlu disadari oleh setiap generasi
mengenai urgensi penerapan nilai-nia tersebut. Jiwa nasionalisme Indonesia
bersifat inklusif, tanpa memandang status atau perbedaan lainnya, menjadi
elemen mendasar, terutama dalam konteks masyarakat yang beragam. Pancasila
sebagai ideologi memberi dukungan untuk menjaga keberlanjutan semangat
nasionalisme dan keragaman.

Di tengah era globalisasi yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan


melalui modernisasi dan kemajuan teknologi , terjadi pergeseran nilai budaya dari
irasional menjadi lebih logis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memudahkan aktivitas dan mendorong pemikiran maju. Relevansi Pancasila
semakin jelas dalam mengikis nilai-nilai yang sejalan dengan karakter budi pekerti
Indonesia yang kaya. Namun, pengaruh negatif globalisasi terlihat dalam semakin
merosotnya nasionalisme generasi muda. Rasa cinta pada tanah air, sebagai
dasar pembentukan karakter nasional yang tak terlihat dalam individu
terpengaruh. Kendati manfaat dan kerugian globalisasi ada, perlu penekanan
pada Pancasila melalui sudut pandang nusantara untuk membangkitkan
nasionalisme di tengah arus global ini.
Sebelum zaman globalisasi seperti yang ada sekarang, Indonesia telah
terkenal sebagai masyarakat yang memiliki budaya beragam. Meskipun beraneka
ragam budaya, persatuan Bangsa Indonesia tetap dijaga melalui peranan
Pancasila dan wawasan nusantara sejak saat kemerdekaannya pada tahun 1945
hingga saat ini. Wawasan Nusantara memiliki dua tujuan: melindungi bangsa
Indonesia dan mencapai kesejahteraan umum, juga persatuan kehidupan alamiah
dan sosial Memahami wawasan nusantara menjadi penting dalam menjalankan
ideologi Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan berperan penting dalam
membentuk generasi muda Indonesia dengan nilai-nilai nasionalisme. Oleh karena
itu, menanamkan nilai-nilai ini melalui pendidikan adalah upaya krusial untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut, memfasilitasi generasi muda berinteraksi
sosial, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.
Penerapan Pancasila dan wawasan nusantara memiliki signifikansi yang
tak terbantahkan bagi generasi muda, menjadi dasar dan panduan penting dalam
upaya membangun serta memelihara persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Dalam era globalisasi yang semakin meluas, Pancasila menjelma menjadi fondasi
kokoh untuk menghadapi beragam tantangan sesuai dengan konteks sosial dan
budaya masyarakat. Pancasila merefleksikan esensi dan semangat bangsa
Indonesia, mendorong warga masyarakat untuk merenungi serta mengaplikasikan
nilai-nilai yang diusung oleh Pancasila sebagai upaya awal dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa. Implementasi Pancasila
dimulai oleh individu sebagai warga negara Indonesia, diikuti oleh aparatus
negara, dan kemudian berkembang menjadi praktek yang diadopsi oleh berbagai
lembaga kenegaraan dan sosial baik di tingkat lokal maupun nasional. Begitu pula,
wawasan nusantara memainkan peran vital dalam membangkitkan semangat
nasionalisme serta menjaga kedaulatan Indonesia.
Gambar 1.1 Kerja sama dalam rangka mempersiapkan podium sebelum upacara
merupakan salah satu bentuk implementasi wawasan nusantara di sekolah.

Kehadiran Pancasila sebagai pijakan dalam wawasan nusantara


memainkan peran penting dan memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam
menginspirasi rasa cinta tanah air. Pancasila, yang dirancang sesuai dengan
situasi masyarakat Indonesia mengikuti perubahan zaman, dapat terkikis jika
generasi muda di era globalisasi sekarang tidak mendapatkan pengajaran tentang
wawasan nusantara. Wawasan nusantara muncul sebagai respons atas
kekhawatiran akan hilangnya nilai-nilai yang telah tertanam seiring dengan nilai-
nilai Pancasila sebagai fondasi bangsa dan negara. Pancasila yang diletakkan
dalam wawasan nusantara memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga
Indonesia dari pengaruh negatif globalisasi yang dapat mempengaruhi masyarakat
Indonesia.
Terdiri dari enam dimensi mendasar, nilai-nilai dalam wawasan kebangsaan
mencakup penghargaan terhadap martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa, tekad bersama untuk hidup dalam kebangsaan yang merdeka dan
bersatu, rasa cinta pada tanah air dan bangsa, prinsip demokrasi atau kedaulatan
rakyat, semangat kesetiakawanan sosial, serta visi masyarakat adil dan sejahtera.
Semua ini menjadi dasar pokok dalam membangun persatuan dan kesatuan
bangsa. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip
dalam Pancasila sangatlah penting bagi bangsa Indonesia guna menerapkan nilai-
nilai tersebut sebagai pedoman dalam perilaku dan karakter bangsa yang
terbentuk.
Dalam upaya membangkitkan kembali semangat wawasan kebangsaan di
Indonesia, langkah yang dapat diambil adalah dengan merevitalisasi serta
menginternalisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebab,
nilai-nilai tersebut tumbuh dari akar budaya Indonesia yang bertujuan untuk
menjaga kesatuan dan persatuan. Misalnya, pada sila pertama "Ketuhanan Yang
Maha Esa", nilai-nilai ini dapat direalisasikan dengan iman pada Tuhan Yang
Maha Esa, menerapkan sikap toleransi agama, serta menghormati pandangan
agama lainnya. Pada sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", konsep
ini dapat diterjemahkan dengan mengakui kesamaan hak dan tanggung jawab
semua individu, serta memupuk sikap toleransi dan penghargaan terhadap
sesama. Pada sila ketiga "Persatuan Indonesia", prinsip ini bisa tercermin dalam
penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari, melestarikan
budaya lokal seperti adat istiadat, tarian tradisional, dan alat musik daerah, serta
berkolaborasi untuk menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Pada sila keempat "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan dan Perwakilan", nilai-nilai ini dapat diwujudkan dengan
berdiskusi dalam musyawarah saat mengambil keputusan, menghormati serta
mengakomodasi berbagai pandangan dalam duduk perundingan, dan mengambil
kesepakatan bersama melalui musyawarah. Pada sila kelima "Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", prinsip-prinsip ini dapat dihayati dengan bersikap
adil kepada sesama, mematuhi tanggung jawab serta menghargai hak-hak orang
lain, serta menegaskan prioritas kesejahteraan semua rakyat Indonesia daripada
kepentingan pribadi atau kelompok.
Gambar 1.2 Di era gempuran zaman kontemporer mahasiswa tetap melestarikan
dan mewariskan budaya lokal bangsa indonesia sebagai upaya merealisasikan
prinsip sila ke 3 pada konteks wawasan kebangsaan
Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, wawasan kebangsaan dapat
diperkuat, memastikan kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan efektif
seiring perubahan zaman. Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa, menjadi pedoman yang penting dalam kehidupan bersama. Khususnya
untuk generasi muda, pemahaman dan penerapan kembali nilai-nilai Pancasila
dapat menghidupkan kembali kejayaannya. Meski budaya global masuk, seperti
popularitas budaya Korea Selatan, penguatan wawasan kebangsaan melalui
Pancasila tetap relevan untuk menjaga eksistensi dan menghadapi dampak
globalisasi.

Kesimpulan

Globalisasi membawa budaya asing masuk ke Indonesia, terutama budaya


Korea Selatan yang menjadi tantangan. Generasi muda terkadang lebih tertarik
pada budaya asing daripada budaya lokal. Untuk menjaga wawasan kebangsaan,
diperlukan penguatan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila membantu menumbuhkan wawasan kebangsaan dengan menghargai
kesatuan bangsa tanpa memandang suku, ras, atau agama. Dengan wawasan
yang kuat, kita dapat menghadapi tantangan globalisasi lebih baik. Penanaman
nilai-nilai Pancasila bisa dilakukan melalui pembelajaran Wawasan Nusantara,
yang dapat mengintegrasikan discovery learning untuk membentuk sikap
bermoral, gotong royong, kritis, kreatif, dan mandiri. Pancasila juga diakui sebagai
dasar Negara dalam UUD 1945, mencerminkan nilai-nilai persatuan,
kekeluargaan, dan kearifan.

Daftar Pustaka

Annisa, H., & Ulfatun Najicha, F. (2021). Wawasan Nusantara Dalam


Mememcahkan Konflik Kebudayaan Nasional. Jurnal Global Citizen : Jurnal
Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 40–48.
https://doi.org/https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5615
Aminullah, R. dan Umam, M. (2020). Pancasila sebagai Wawasan Nusantara. Al-
Allam, 1.Asmaroini, A.P. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila dan
Penerapannya Bagi MasyarakatDi Era Globalisasi.JPK: Jurnal Pancasila
dan Kewarganegaraan,1(2).
Bastaman, H.D. (2008). Membangun Kembali Jati DiriBangsa. Jakarta: PT Elex
MediaKomputindo.Bria, M.E. (2017). Penguatan Wawasan Kebangsaan
Peserta Didik di Daerah PerbatasanIndonesia-Timor LesteMelalui
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Prosiding Konferensi Nasional
KewarganegaraanIII.

Bangun Prakoso, G., & Ulfatun Najicha, F. (2022). Pentingnya Membangun Rasa
Toleransi dan Wawasan Nusantara dalam Bermasyarakat. Jurnal Global
Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 67–71.
https://doi.org/10.33061/jgz.v11i1.7464

Fadhila, H. I., & Najicha, F. U. (2021). Pentingnya Memahami, dan


Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan
Masyarakat. Propatria: Jurnal Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 4(2), 204–212.

Najib, M., Imtiyaz, A., & Najicha, F. U. (2022). Indonesia Dalam Menangkal
Budaya Asing Di Era Globalisasi. 7(2), 140–144.

Nurgiansah, T. H., Dewantara, J. A., & Rachman, F. (2020). The Implementation


of Character Education in the Civics Education Syllabus at SMA Negeri 1
Sleman. Jurnal Etika Demokrasi, 5(2), 110–121.Prayitno, & Belferik. (2014).
Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan.Universitas
NegeriMedan

Dokumentasi
Gambar 1.1 Sumber :
Adiani, N. (2023). 5 Bentuk Implementasi Wawasan Nusantara di Sekolah.
adjar.id. https://adjar.grid.id/read/543725388/5-bentuk-implementasi-
wawasan-nusantara-di-sekolah?page=all
Gambar 1.2 Sumber :
Nabilla, S. (2021). Peran Mahasiswa dalam Melestarikan Budaya dan Tradisi
Lokal Indonesia. Kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/syarifanabilla4446/6189e63a2a960943424ba
0e3/peran-mahasiswa-dalam-melestarikan-budaya-dan-tradisi-lokal-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai