Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SESI 3-4

ARS 306 MANAJEMEN STRATEGIK DAN PEMASARAN RS

DOSEN
Dr. dr, Sandra Dewi, MARS

KELOMPOK 2

dr. Rizky Dwi Sukardi

dr. Vina Devi Octaviany (20210309227)

dr. Suwanda Hendrawan (20210309209)

Sofi Nur Eka

Ulfa Dwima

Fakultas Ilmu Kesehatan

Magister Administrasi Rumah Sakit

Universitas Esa Unggul

2022
analisis pengenalan anda tentang pemangku kepentingan utama bagi rumah sakit tempat anda bekerja, dan berikan penjelasan tentang
kontribusinya yang menguntungkan bagi organisasi dan harus anda peroleh dengan jalan apa ?
Ekosistem Organisasi Rumah Sakit dan Pemangku Kepentingan

Ekosistem organisasi menurut Richard L. Daft (2013) adalah sistem yang terbentuk oleh
interaksi pada komunitas dan lingkungannya. Ekosistem organisasi juga disebut dapat memotong
garis industry tradisional. Adapun konsep yang sama yang disebut pendekatan megacommunity,
dimana pemerintah, organisasi nonprofit, dan industri bergabung menjadi satu untuk
memecahkan suatu masalah yang merupakan kepentingan bersama-sama.

produsen
perantara penyedia
pembayar pembeli atau
Asuransifiskal RS layanan
Pemerintah
pusat/ daerah Bpjs klinik
Pedagang pembuat
pabrik obat
(Grosir) pabrik alat
(JKN) Farmasi puskesmas Distributor
Kesehatan
Pengusaha fasilitas tenaga Organisasi
individu kerja konsorsium pabrik alat oprasi
Koalisi prosuden terkait
pengusaha
teknologi.

Dirumah sakit tempat saya bekerja :

1. Pembayar : rumah sakit tempat saya bekerja merupakan rumah sakit ibu anak swasta
yang didirikan oleh seorang pengusaha yang mengembangkan usahanya di bidang
kesehatan salah satunya rumah sakit. peran pemerintah bukan sebagai pembayar
melainkan sebagai wadah yang mengawasi mutu sebuah rumah sakit.
2. Perantara fiscal : pasien yang datang berobat ke rumah sakit tempat saya bekerja
menggunakan perantara pembayar asuransi dan fasilitas tenaga kerja.
3. penyedia pelayanan : Rumah sakit, termasuk didalamnya seluruh tenaga kesehatan dan
staff kesehatan lainnya
4. pembeli : terdiri dari distributor dan organisasi
5. produsen dan pembuat : Pabrik Obat, Pabrik Alat Kesehatan, Pabrik Alat Operasi,
Produsen terkait teknologi semua berperan dalam penyedia fasilitas untuk menunjang
kebutuhan rumah sakit.

Kontribusi stakeholder yang menguntungkan untuk organisasi

1. Pemerintah bertanggungjawab menggerakkan peran serta masyarakat untuk mendirikan


rumah sakit (swasta) sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya pemerintah dan
pemerintah daerah harus membina dan mengawasi penyelenggaraan rumah sakit, melindungi
rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan yang profesional dan bertanggungjawab, juga
melindungi masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan sesuai perundang-undangan yang
berlaku. Bagi fakir miskin dan orang-orang yang tidak mampu pembiayaan pelayanan
kesehatan ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Manfaat yang diperoleh
pemerintah dan pemerintah daerah adalah peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat yang
berimplikasi pada peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan
pemerintah dan pemerintah daerah. Manfaat bagi SDM rumah sakit adalah terpenuhinya
kebutuhan dan harapannya, yaitu kebutuhan fisik, psikis, sosial, penghargaan dan aktualisasi
diri (Hirarki kebutuhan Maslow) yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan diri dan
keluarganya. Sedangkan manfaat bagi pasien dan keluarganya, setelah pasien sembuh dari
sakit, pasien dapat beraktivitas kembali di lingkungan keluarga dan masyarakat, melakukan
kegiatan ibadah, kegiatan ekonomi, politik, dan sebagainya sehingga berperan serta dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sesuai dengan perannya masing-masing. Setelah
mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, pasien merasa puas dan jika suatu saat
memerlukan pelayanan kesehatan, pasien tersebut akan kembali lagi menggunakan jasa
rumah sakit itu serta merekomendasikan orang lain untuk ke rumah sakit itu jika suatu saat
memerlukan pelayanan kesehatan. Dari penciptaan nilai tersebut memberikan keuntungan
bagi rumah sakit sebagai organisasi, yaitu rumah sakit terus tumbuh dan berkembang.
2. Rumah sakit yang dikelola pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum dan Badan Layanan
Umum Daerah, berhak menentukan jumlah dan jenis serta kualifikasi sumber daya manusia
sesuai dengan kualifikasi rumah sakit. Rumah sakit juga berhak menentukan remunerasi,
insentif, dan penghargaan untuk sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah memberikan pelayanan
kesehatan, rumah sakit berhak mendapatkan imbalan jasa dari pasien atau keluarganya, atau
instansi yang menanggung pengobatan pasien. Untuk fakir miskin dan pasien yang tidak
mampu membayar dibayar atau ditanggung oleh pemerintah (UU No. 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit). Dengan demikian selain rumah sakit mempunyai tugas dan
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, juga
mempunyai hak yang seimbang dengan tanggungjawabnya. Dalam hak rumah sakit terkait
dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan rumah sakit, terindikasi adanya otonomi
rumah sakit untuk menjalankan manajemen rumah sakit agar lebih efektif dan efisien.
Sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan menjalankan aktivitas yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai misi dan
tujuan rumah sakit. SDM rumah sakit menggunakan segenap tenaga, pikiran, dan waktunya
untuk bekerja di rumah sakit sesuai dengan bidang keahliannya, perlu mendapat kompensasi
yang berupa remunerasi. Dari mana rumah sakit membayar jasa SDM-nya? Untuk SDM
yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), mendapatkan gaji dari Pemerintah dan
insentif dari rumah sakit sesuai kebijakan rumah sakit. Untuk SDM yang berstatus pegawai
BLU/BLUD, sepenuhnya mendapatkan remunerasi dari rumah sakit. Rumah sakit
bertanggungjawab atas kesejahteraan SDM-nya dan peningkatan kompetensi SDM-nya
secara terus-menerus agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan
keselamatan pasien-nya. Imbalan jasa dari pasien atau keluarganya sebagai pengguna jasa
pelayanan kesehatan dari rumah sakit yang bersangkutan, baik secara langsung dari pasien
atau keluarganya maupun tidak langsung melalui klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan, digunakan untuk kegiatan operasional rumah sakit. Adapun
keuntungan rumah sakit atau kelebihan pendapatan rumah sakit setelah dikurangi seluruh
pengeluaran operasional rumah sakit dan pajak, sebagian diinvestasikan kembali ke rumah
sakit, sebagian sebagai pendapatan pemerintah pusat atau daerah, sebagian lagi untuk
meningkatkan kesejahteraan SDM rumah sakit.
3. Masyarakat berhak mendapat pelayanan kesehatan. Para pendiri negara Republik Indonesia
sudah memikirkan hal itu dan mencantumkannya di dalam Undang-Undang Dasar Tahun
1945. Tujuannya adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan cita-cita tersebut, di antaranya
dengan mendirikan rumah-rumah sakit pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Rumah sakit
sebagai organisasi atau institusi, baik rumah sakit yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun rumah sakit yang diselenggarakan oleh masyarakat yang disebut rumah sakit swasta,
berbeda dengan organisasi atau institusi lain karena rumah sakit memberikan atau dalam
istilah bisnisnya adalah menjual jasa pelayanan kesehatan yang menjadi hak setiap orang.
Namun demikian, rumah sakit juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi
dalam memberikan pelayanan kesehatan, seimbang dengan hak dan kewajiban masyarakat
yang dilayani untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Setiap orang mempunyai harapan
untuk selalu sehat, terhindar dari berbagai penyakit, tetapi harapan tersebut tidak selalu
terwujud. Bahwa mutu pelayanan kesehatan dari segi pemakai jasa meliputi dimensi
ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas
memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan
dan keramah tamahan petugas dalam melayani pasien. Harapan pasien datang ke Rumah
Sakit untuk kesembuhan, layanan yang bermutu dan pemahaman atas penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya. Indikator kinerja rumah sakit terbentuknya kepuasan pasien dan
keluarga. Hal ini meliputi indikator ekternal yaitu ;
1. Komunikas atau pelayanan komunikatif
2. Image rumah sakit
3. Insentif atau hadiah
4. Teknik pengenalan promosi
5. Kelas sosial
Indikator internal
1. Motivasi
2. Kebutuhan pasien

Anda mungkin juga menyukai